Oleh :
Amini Kanthi Rahayu, SP1 dan Dina Ernawati, SP2
POPT Pertama dan Calon POPT
Latar Belakang
Tanaman karet berasal dari bahasa latin Havea brasiliensis yang berasal dari
Negara Brazil, dan tanaman ini merupakan sumber utama bahan tanaman karet alam
dunia. Tanaman ini merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang cukup besar.
Tinggi pohon dewasa mencapai 15-25 m. Batang tanaman biasanya tumbuh lurus dan
mempunyai percabangan yang tinggi diatas. Batang karet mengandung getah yang
dinamakan lateks (Siregar, 2009).
diemenatis),
tungau
karet
(Tarsonemus
translucens),
uret
tanah
(Helotrichia serrata), belalang (Sexava sp.), Rayap (Captotermus sp., dan Microtermes
sp.) Sedangkan penyakit tanaman karet banyak sekali, salah satunya adalah penyakit
jamur akar putih yang disebabkan oleh jamur Rigidoporus lignosus.
Penyebab penyakit (patogen) ini mengakibatkan kerusakan pada akar tanaman.
Gejala pada daun terlihat pucat kuning dan tepi atau ujung daun terlipat kedalam.
Kemudian daun gugur dan ranting menjadi mati. Pada perakaran tanaman sakit tampak
benang-benang jamur berwarna putih dan agak tebal. Jamur kadang-kadang
membentuk badan buah mirip topi berwarna jingga kekuning-kuningan pada pangkal
akar tanaman (Gambar 2). Pada serangan berat akar tanaman membusuk, sehingga
tanaman mudah tumbang dan mati. Penyakit ini sering dijumpai pada tanaman karet
umur 1-5 tahun terutama pada pertanaman yang bersemak, banyak tunggul atau sisa
akar tanaman dan pada tanah gembur dan berpasir (Ratmonando, 2010).
Asal mula terjadinya penyakit jamur akar putih ini antara lain lahan dari lahan
yang dipenuhi sisa tanaman hutan/bekas tanaman karet yang tidak dicabut atau dibakar
yang menjadi sarang koloni JAP, tanaman yang terinfeksi tidak diisolasi sehingga akar
yang terkena JAP dapat kontak langsung dengan tanaman karet yang sehat, spora
yang terbawa angin/air hujan, areal yang memang pernah endemic penyakit JAP, dan
klon karet yang tidak toleran terhadap JAP (Suprianto, 2013).
Tabel 1. Luas serangan penyakit JAP wilker BBPPTP Surabaya triwulan I 2013.
Sumber data : Bidang Proteksi BBPPTP Surabaya
No.
Provinsi
1
2
3
4
5
6
7
8
Banten
Jawa Barat
Jawa Tengah
DIY
Jawa Timur
Bali
NTB
NTT
Total
Colle
Collectotricum
sp.
0.00
1,299.50
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
1,299.50
OPT Lain
OPT
lainnya
0.00
0.00
5.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
5.00
Provinsi
1
2
3
4
5
6
7
8
Banten
Jawa Barat
Jawa Tengah
DIY
Jawa Timur
Bali
NTB
NTT
Total
LA (ha)
14,305.00
6,471.10
77.00
0.00
0.00
490.00
0.00
0.00
21,343.10
Gambar 5. Grafik Perbandingan Luas serangan JAP antara triwulan I dengan triwulan II
Sumber data : Bidang Proteksi BBPPTP Surabaya
Dari Gambar 5. diatas dapat diketahui bahwa luas serangan akibat JAP ini di
Jawa Barat mengalami penurunan yaitu sebesar 51.15 ha. Hal ini dimungkinkan karena
musimnya masih musim kemarau sehingga kelembaban tanah masih rendah,
sedangkan yang lain karena pengendalian yang dilakukan sudah seimbang. Propinsi n
yang lain serangannya masih sama, sehingga pengendalian harus ditingkatkan dan
diwaspadai adanya serangan tinggi pada triwulan III dan IV.
3. Pada tanah yang akan ditanami sebaiknya ditaburi belerang 100-200 gr/pohon
selebar 100 cm. dan pemupukan yang rutin supaya tanaman sehat.
4. Membersihkan sumber infeksi, antara lain dengan:
-
Penanaman baru. dengan membongkar tunggul yang besar dan dibakar akan
mengurangi sumber infeksi infeksi baru
Peremajaan
rentan
terhadap
patogen
JAP,
misalnya
dengan
Crotalaria
Pembukaan leher akar, merupakan simpul pada jala-jala akar dan merupakan
tempat-tempat yang penting bagi penjalaran jamur akar.
Tricho-Jap
Merupakan biofungisida berbahan aktif Trichoderma koningii yang bersifat
antagonis terhadap R. lignosus dan jenis patogen jamur lainnya (Suprianto,
2013).
PUSTAKA
Anonim,
tt.
Jamur
Akar
Putih
Tanaman
Karet.
http://agrikencanaperkasa.com/index.php/solusi/22-jamur-akar-putih-taamankaret. diakses tanggal 19 Desember 2013.
Purwono, 2010. Budidaya Kelapa Sawit. http://setyobudipurwono.wordpress.com/.
Diakses tanggal 19 Desember 2013.