Biasanya multipel.
Abses.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Identitas klien: selain nama klien, juga orangtua; asal kota dan daerah, jumlah
keluarga.
2.
3.
* Pernah sakit batuk yang lama dan benjolan bisul pada leher serta
tempat kelenjar yang lainnya dan sudah diberi pengobatan antibiotik tidak
sembuh-sembuh?
*
Riwayat imunisasi/vaksinasi.
Riwayat pengobatan.
5.
Riwayat keluarga.
Aspek psikososial.
Merasa dikucilkan.
*
Masalah berhubungan dengan kondisi ekonomi, untuk sembuh perlu waktu
yang lama dan biaya yang banyak.
*
Lingkungan:
*
Lingkungan kurang sehat (polusi, limbah), pemukiman yang padat, ventilasi
rumah yang kurang, jumlah anggota keluarga yang banyak.
6.
1)
Anoreksia, mual, tidak enak diperut, BB turun, turgor kulit jelek, kulit kering dan
kehilangan lemak sub kutan, sulit dan sakit menelan, turgor kulit jelek.
3)
Pola eliminasi
Perubahan karakteristik feses dan urine, nyeri tekan pada kuadran kanan atas dan
hepatomegali, nyeri tekan pada kuadran kiri atas dan splenomegali.
4)
Sesak nafas, fatique, tachicardia,aktifitas berat timbul sesak nafas (nafas pendek).
5)
Kadang terdapat nyeri tekan pada nodul limfa, nyeri tulang umum, takut, masalah
finansial, umumnya dari keluarga tidak mampu.
7)
Pola seksualitas/reproduktif
PEMERIKSAAN FISIK
1.
Sesak nafas: terjadi bila sudah lanjut, dimana infiltrasi radang sampai setengah
paru.
Nyeri dada: ini jarang ditemukan, nyeri timbul bila infiltrasi radang sampai ke
pleura.
Bila mengenai pleura terjadi efusi pleura (perkusi memberikan suara pekak)
2.
Uji tuberkulin
Foto rontgent
Gambaran klinis:
Tanpa gejala.
Demam lama.
BB turun/tidak naik.
Malnutrisi.
Malaise.
Batuk lama.
Diare berlanjut/berulang.
Pemeriksaan mikrobiologis
- Bakteriologis
Memastikan TB.
Hasil normal: tidak menyingkirkan diagnosa TB.
Hasil +: 10 62% dengan cara lama.
Cara
5.
Tidak khas.
LED dapat meninggi.
6.
Sumber infeksi
Lain-lain
Bronkoskopi.
Bronkografi.
Serologi.
dll.
2.
Bronchodilator
3.
Expectoran
4.
OBH
5.
Vitamin
6.
Antibiotik
Menurut Soetjiningsih:
Periode terintegrasi.
Fase tenang.
4 6 tahun:
DIAGNOSA PERAWATAN
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan adanya faktor resiko :
Berkurangnya keefektifan permukaan paru, atelektasis
Kerusakan membran alveolar kapiler
Sekret yang kental
Edema bronchial
Resiko infeksi dan penyebaran infeksi berhubungan dengan :
Daya tahan tubuh menurun, fungsi silia menurun, sekret yang menetap
Kerusakan jaringan akibat infeksi yang menyebar
Malnutrisi
Terkontaminasi oleh lingkungan
Kurang pengetahuan tentang infeksi kuman
Dx. I.
Independen
Kaji dyspnoe, takipnoe, bunyi pernafasan abnormal. Meningkatnya respirasi,
keterbatasan ekspansi dada dan fatique.
TB paru dapat menyebabkan meluasnya jangkauan dalam paru-paru yang berasal
dari bronchopneumonia yang meluas menjadi inflamasi, nekrosis, pleural efusion
dan meluasnya fibrosis dengan gejala-gejala respirasi distress.
Evaluasi perubahan tingkat kesadaran, catat tanda-tanda sianosis dan perubahan
kulit, selaput mukosa dan warna kuku.
Akumulasi sekret dapat mengganggu oksigenasi di organ vital dan jaringan
Demontrasikan/anjurkan untuk mengeluarkan nafas dengan bibir disiutkan,
terutama pada klien dengan fibrosis atau kerusakan parenkhim.
Meningkatnya resistensi aliran udara untuk mencegah kolapsnya jalan nafas
dan mengurangi residu dari paru-paru
Anjurkan untuk bedrest/mengurangi aktivitas
Mengurangi konsumsi oksigen pada periode respirasi
Kolaborasi
Monitor BGA
Menurunnya oksigen ( PaO2 ), saturasi atau meningkatnya PaCo2
menunjukkan perlunya penanganan yang lebih adekuat atau perubahan therapi.
Memberikan oksigen tambahan
Membantu mengoreksi hipoksemia yang secara sekunder mengurangi
ventilasi dan menurunnya tegangan paru.
Dx. II.
Independen
Review patologi penyakit fase aktif/tidak aktif, menyebarnya infeksi melalui
bronkhus pada jaringan sekitarnya atau melalui aliran darah atau sistem limfe dan
potensial infeksi melalui batuk, bersin, tertawa, ciuman atau menyanyi.
Membantu klien agar klien mau mengerti dan menerima terhadap terapi yang
diberikan untuk mencegah komplikasi.
Mengidentifikasi orang-orang yang beresiko untuk terjadinya infeksi seperti
anggota keluarga, teman, orang dalam satu perkumpulan.
Memberitahukan kepada mereka untuk mempersiapkan diri untuk mendapatkan
terapi pencegahan.
Anjurkan klien menampung dahaknya jika batuk
Kebiasaan ini untuk mencegah terjadinya penularan infeksi.
Gunakan masker setap melakukan tindakan
Untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi
Monitor temperatur
Febris merupakan indikasi terjadinya infeksi.
Ditekankan untuk tidak menghentikan terapi yang dijalani
Periode menular dapat terjadi hanya 2 3 hari setelah permulaan kemoterapi tetapi
dalam keadaan sudah terjadi kavitas atau penyakit sudah berlanjut sampai tiga
bulan.
Kolaborasi
Pemberian terapi untuk anak
INH, Etambutol, Rifampisin
INH adalah obat pilihan bagi penyakit TB primer dikombinasikan dengan obatobat lainnya. Pengobatan jangka pendek INH dan Rifampisin selama 9 bulan dan
etambutol untuk 2 bulan pertama.
Pyrazinamid ( PZA ) / aldinamide, Paraamino Salicyl ( PAS ), Sycloserine,
Streptomysin
Obat-obat sekunder diberikan jika obat-obat primer sudah resisten.
Monitor sputum BTA
Klien dengan 3 kali pemeriksaan BTA negatif, terapi diteruskan sampai batas
waktu yang ditentukan.
Dx. III.
Independen
Kaji kemampuan belajar klien misalnya : tingkat kecemasan, perhatian, kelelahan,
tingkat partisipasi, lingkungan yang memungkinkan klien untuk belajar, seberapa
banyak yang telah diketahui, media yang tepat dan siapa yang dipercaya.
Kemampuan belajar berkaitan dengan keadaan emosi dan kesiapan fisik.
Keberhasilan tergantung pada sebatasmana kemampuan klien.
Mengidentifikasi tanda-tanda yang dapat dilaporkan pada dokter misalnya :
hemoptisis, nyeri dada, demam, kesulitan nafas, kehilangan pendengaran, vertigo.
Mengindikasikan perkembangan penyakit atau efek samping dari pengobatan yang
membutuhkan evaluasi secepatnya.
Menekankan pentingnya asupan diet TKTP dan intake cairan yang adekuat.
Mencukupi kebutuhan metabolik, mengurangi kelelahan, intake cairan yang
memadai membantu mengencerkan dahak.
Berikan informasi yang spesifik dalam bentuk tulisan untuk klien dan keluarga
misalnya : jadwal minum obat.
Informasi tertulis dapat mengingatkan klien tentang informasi yang telah
diberikan. Pengulangan informasi dapat membantu mengingatkan klien.
Menjelaskan dosis obat, frekwensi, tindakan yang diharapkan dan perlunya therapi
dalam jangka waktu lama. Mengulangi penyuluhan mengenai potensial interaksi
antara obat yang diminum dengan obat / subtansi lain.
Meningkatkan partisipasi klien dan keluarga untuk mematuhi aturan therapi dan
mencegah terjadinya putus obat.
Jelaskan tentang efek samping dari pengobatan yang mungkin timbul, misalnya :
mulut kering, konstipasi, gangguan penglihatan, sakit kepala, peningkatan tekanan
darah.
Dapat mencegah keraguan terhadap pengobatan dan meningkatkan kemampuan
klien untuk menjalani terapi.
Merujuk pemeriksaan mata saat memulai dan menjalani therpi etambutol.
Efek samping utama etambutol adalah menurunkan ketajaman penglihatan dan
juga mengurangi kemampuan untuk mempersepsikan warna hijau.
Memberikan dorongan pada klien dan keluarga untuk
mengungkapkan kecemasan/keprihatinannya serta memberikan jawaban yang jujur
atas pertayaannya. Jangan berusaha menyangkal pernyataanya.
Memberikan kesempatan untuk mengubah pandangannya yang salah dan
meredakan kecemasannya. Penyangkalan terhadap perasaannya akan
memperburuk mekanisme koping yang merugikan kesehatannya.
Review tentang cara penularan TB ( misalnya : umumnya melalui inhalasi udara
yang mengandung kuman, tapi mungkin juga menular melalui urine jika infeksinya
mengenai sistem urinaria ) dan resiko kambuh kembali.
Pengetahuan yang cukup dapat mengurangi resiko penularan / kambuh kembali.
Komplikasi yang berhubungan dengan tidak adekuatnya penyembuhan TB
meliputi : formasi abses, empisema, pneumothorak, fibrosis, efusi pleura,
empyema, bronkhiektasis, hemoptisis, ulcerasi GI, fistula bronkopleural, TB laring,
dan penularan kuman.
Dx. IV.
Independen
Kaji dan komunikasikan status nutrisi klien dan keluarga seperti yang dianjurkan :
1.
2.