Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Rancang Sipil Volume 1 Nomor 1, Desember 2012

21

STUDI ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG


Jhonson Tambunan
Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Simalungun

ABSTRAK
Analisis daya dukung tiang pancang sangat diperlukan untuk mendapatkan perencanaan
pondasi yang memenuhi persyaratan. Banyak metode perhitungan untuk menganalisis daya
dukung tiang pancang, namun perlu dipertimbangkan metode mana yang lebih memenuhi, untuk
itu perlu dilakukan analisis daya dukung dari beberapa metode berdasarkan data lapangan
dengan menggunakan data sondir dan dibandingkan satu sama lainnya, sehingga didapatkan
hasil yang lebih realistis.
Data yang digunakan untuk menganalis daya dukung pondasi tiang pancang
menggunakan data pondasi tiang pancang pada gedung Rumah Sakit Prima Medan meliputi data
struktur gedung untuk analisis pembebanan, data penyelidikan tanah dengan sondir untuk
menentukan daya dukung pondasi dengan metode Meyerhoff, Begeman, E.E.De Beer, umum, dan
Trofimenkove.
Hasil perhitungan kapasitas daya dukung tiang tunggal mununjukkan Metode Meyerhoft
dan metode Umum lebih realistis, karena nilainya mendekati nilai rata-rata daya dukung tiang
tunggal sebesar 95,95 ton. Jumlah tiang pancang dari masing-masing metode berbeda satu sama
lainnya, nilai daya dukung tunggal yang rendah akan menghasilkan jumlah tiang yang lebih
besar, hal ini terjadi pada metode Meyerhof, umum dan Trofimenkove. Jumlah tiang pancang
sangat mempengaruhi nilai daya dukung tiang kelompok, semakin banyak tiang pancang yang
digunakan, maka nilai daya dukung tiang kelompok juga semakin besar dan semakin aman untuk
memikul beban konstruksi, akan tetapi kurang ekonomis.
Kata kunci : pondasi tiang pancang, daya dukung, metode perhitungan

ABSTRACT
Analysis of pile bearing capacity is needed to get a plan that meets the requirements of
the foundation. Many calculation methods for analyzing the carrying capacity of the stake, but to
consider which method is more fulfilling, for it is necessary for the analysis of the carrying
capacity of several methods based on field data by using data sondir and compared with each
other, so we get more realistic results.
The data used to analyze the carrying capacity of pile foundation pile foundation used
data on Prima Field Hospital building includes the building structure for the analysis of data
loading, data sondir soil investigation to determine the carrying capacity of the foundation by the
method of Meyerhoff, Begeman, EEDe Beer, general , and Trofimenkove.
The results of calculation of the bearing capacity of a single pole shown Meyerhoft
method is more realistic and general methods, because its value is close to the average value of a
single pile bearing capacity of 95.95 tons. Amount of the stake of each method are different from
each other, the carrying value of a single low will produce a larger number of poles, this is the
case in the method of Meyerhof, general and Trofimenkove. Greatly affect the amount of the stake
value of the bearing capacity of pile groups, the more piles are used, then the carrying capacity of
pile groups are also getting bigger and more safe to assume the burden of construction, but less
economical.
Key words: pile foundation, bearing capacity, method of calculation

Jurnal Rancang Sipil Volume 1 Nomor 1, Desember 2012

22

1. PENDAHULUAN
Pembangunan suatu pondasi sangat penting fungsinya pada suatu kontruksi.
Secara umum pondasi didefinisikan sebagai bangunan bawah tanah yang meneruskan
beban yang berasal dari berat bangunan itu sendiri dan bangunan luar yang bekerja ke
lapisan tanah di bawahnya.
Perencanaan pondasi perlu diperhitungkan besarnya beban yang bekerja dan juga
daya dukung tanah setempat. Apabila pondasi yang direncanakan tidak mencapai tanah
keras, maka akan terjadi penurunan yang tidak merata yang mengakibatkan kerusakan
pada bangunan.
Pondasi tiang pancang ini berfungsi untuk mendukung beban bangunan serta
meneruskan beban - beban menuju ke tanah dasar. Kapasitas daya dukung pondasi tiang
pancang harus lebih besar dari besar beban yang terjadi sehingga dapat menahan
bangunan secara aman.
Arifin, (2008), dasar perhitungan pondasi tiang pancang dan pondasi bor pile di
antaranya daya dukung singel pile dan group pile, analisa gaya geser negatif, Karena
mengakibatkan beban tambahan, secara umum pondasi tiang pancang atau pondasi bor
pile mempunyai ketentuan antara lain : untuk meneruskan gaya vertikal yang bekerja
padanya untuk di teruskan kelapisan tanah pendukung; dengan adanya hubungan antara
kepala tiang yang satu dengan lainnya mampu menahan bentuk ke arah mendatar. Dalam
desain hendaknya diperhatikan perubahan daya dukung yang mungkin terjadi di
lapangan, oleh karena itu hendaknya konstruksi didesain untuk berbagai kemungkinan
faktor aman baik selama masa konstruksi, pasca konstruksi, dan angka keamanan selama
masa penggunaan konstruksi (Alwan dan Indarto, 2010).
Pertiwi, (2006) menyatakan bahwa apabila nilai daya dukung (Pult) sondir lebih
kecil dari daya dukung (Pult) Jack, maka nilai koreksi lebih kecil 1 dan jika sebaliknya
Pult sondir lebih besar dari Pult Jack, maka nilai koreksi lebih besar 1. Hasil penelitian
Manoppo (2010) menunjukkan perbedaan yang cukup besar antara nilai kapasitas dukung
tiang pancang kelompok Qu.kel.lab. dari percobaan di laboratorium dibandingkan dengan
kapasitas dukung kelompok Qu.kel.teori perhitungan teori dari Meyerhof dan Ranjan. Untuk
itu diperlukan faktor koreksi ataupun penelitian lebih lanjut dengan uji beban di lapangan
dengan skala ukuran tiang pancang yang lebih besar dan lebih banyak untuk memperoleh
hasil yang lebih baik. Sedangkan Nugroho, (2011), secara umum penambahan lapisan
perkuatan berupa geotekstil dan grid bambu memberikan kontribusi yang signifikan
untuk meningkatan daya dukung pondasi. Dari data pengujian dapat disimpulkan secara
sederhana bahwa daya dukug selimut tiang pada tanah kering yang mengalami

Jurnal Rancang Sipil Volume 1 Nomor 1, Desember 2012

23

pembasahan (perendaman) dalam 1 hari kekuatannya turun antara 35 % 60 % dan bila


mengalami perendaman sampai 3 hari kekuatannya hilang hingga lebih dari 65 %
(Ukiman, 2011).
Perhitungan daya dukung tiang pancang sangat diperlukan untuk mendapatkan
perencanaan pondasi yang memenuhi persyaratan. Banyaknya data yang diperlukan
dengan metode perhitungan yang tidak sedikit, maka dalam artikel ilmiah ini perlu
dilakukan analisis perhitungan dari berbagai metode dan dibandingkan hasil satu sama
lainnya, sehingga didapatkan perbedaan nilai daya dukung antara metode yang satu
dengan yang lainnya.
2. METODETODOLOGI
Bahan untuk menganalis daya dukung pondasi tiang pancang menggunakan data
pondasi tiang pancang. Beberapa metode pengumpulaan data antara lain :
-

Metode observasi dengan mengambil data yang berhubungan dengan data teknis
gedung dan pondasi tiang pancang diperoleh langsung dari lokasi proyek.

Pengambilan data yang diambil meliputi gambar lengkap (denah, potongan, detail
detail), denah pondasi, detail pondasi lengkap dengan ukurannya, data penyelidikan
tanah yaitu data sondir.

Membaca studi kepustakaan dengan membaca dan mengutip isi buku yang
berhubungan

dengan

permasalahan

yang

ditinjau

untuk

melengkapi

dan

menyelesaikan tulisan artikel ini.


Data Gedung
Denah gedung seperti pada Gambar 1, data gedung untuk perhitungan adalah :
-

Fungsi Bangunan : Rumah Sakit

Mutu Material

: Mutu beton (fc') K- 350 =


400 =

35 Mpa Mutu baja (fy)

400 Mpa
3

Berat Jenis Beton : 2.4 ton/m

Standart

: SNI ( Standart Nasional Indonesia)

U-

Jurnal Rancang Sipil Volume 1 Nomor 1, Desember 2012

24

Gambar 1. Denah Gedung


Data Pondasi Tiang Pancang
Pondasi tiang pancang yang digunakan pada gedung adalah seperti terlihat pada
Gambar 2 dengan data sebagai berikut:
-

Kedalaman pondasi tiang pancang (h)

pondasi tiang pancang (d)

= 16 m,

= 40 cm

Gambar 2. Detail pondasi tiang pancang


Data Sondir
Grafik hubungan antara kedalaman dengan tahanan ujung konus (qc) atau CR dan
jumlah hambatan lekat (JHL) atau TSF dapat dilihat pada Gambar 3.
Tahapan Analisis Data
Analisis daya dukung tiang pancang dilakukan berdasarkan data-data tanah
maupun data struktur. Berdasarkan metode Meyerhoff, metode Begeman, metode E.E.De

Jurnal Rancang Sipil Volume 1 Nomor 1, Desember 2012

25

Beer, metode umum, dan metode Trofimenkove didapatkan nilai daya dukung pondasi
tiang tunggal untuk kemudian digunakan untuk menentukan jumlah tiang pancang dan
daya dukung tiang kelompok. Berdasarkan hasil dari semua metode dianalisis perbedaan
dan persamaan satu sama lainnya, kemudian disimpulkan (Gambar 4).

Gambar 3. Grafik data sondir

Jurnal Rancang Sipil Volume 1 Nomor 1, Desember 2012

26

Mulai

Pengumpulan data
1. Data tanah
2. Data struktur

Perhitungan dan Analisa Pembebanan

SAP 2000

Metode Meyerhoff
Metode Begeman
Metode E.E.De Beer
Metode Umum
Metode Trofimenkove

Perhitungan Daya Dukung Tiang

Perhitungan Jumlah Tiang

Perhitungan Daya Dukung Tiang Kelompok

Perbandingan Daya Dukung dari


Beberapa Metode

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan

Gambar 4. Diagram alir penelitian


3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Analisa Pembebanan
Hasil perhitungan dan analisa pembebanan baik gaya normal maupun momen
yang bekerja pada pondasi kolom 1, kolom 3, kolom 5, dan pondasi pada kolom 7 dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Perhitungan Gaya Normal dan Momen Pada Kolom
Nama

Dimensi kolom

Gaya normal

Momen

kolom

(m)

( ton )

( tm )

0.8 x 0.8

489.21

12.43

0.9 x 0.9

649.81

12.86

0.9 x 0.9

647.63

12.84

0.8 x 0.8

486.93

12.44

Jurnal Rancang Sipil Volume 1 Nomor 1, Desember 2012

27

3.2. Daya Dukung Tiang Pancang


Hasil evaluasi

daya daya dukung tiang pancang tunggal dan tiang

pancang

kelompok berdasarkan data sondir dengan menggunakan beberapa metode Meyerhoff,


metode Begeman, metode E.E.De Beer, metode umum, dan metode Trofimenkove
dengan menggunakan persamaan-persamaan 1, 2, 3, 4 dan Persamaan 5. Hasil
perhitungannya seperti terlihat pada Tabel 2.
Metode Meyerhof
Perhitungan daya dukung tiang pancang menurut metode Meyerhof menggunakan
Persamaan 1.
Pu

= 1/3 . qc . Ap + 1/5 . K . JHP

(1)

Metode Begeman
Daya dukung tiang pancang metode Begeman didapat dengan Persamaan 2.
Pall

qc. A JHP.Q
+
3
5

(2)

Metode E.E.De Beer


Menurut metode E.E.De Beer, perhitungan daya dukung tiang pancang dapat
dilakukan dengan menggunakan Persamaan 3.
Pu

= qc . A

(3)

Metode Umum
Hasil perhitungan daya dukung tiang pancang menurut metode Umum dapat
dihitung dengan Persamaan 4.
Pall

kb.qc. A + ks.JHP.Q
FK

(4)

Metode Trofimenkove
Persamaan 5 digunakan untuk menghitung daya dukung tiang pancang metode
Trofimenkove.

kb.qc. A + (
Pall

FK

JHP
).Q
D

(5)

Jurnal Rancang Sipil Volume 1 Nomor 1, Desember 2012

28

Tabel 2. Hasil perhitungan daya dukung tiang pancang


Metode

Meyerhof

Begeman

E.E.De Beer

Umum

Trofimenkove

109,88

81,29

71,01

102,3

115,25

P Tiang
Tunggal (ton)

Jlh

P grup

Jlh

P grup

Jlh

P grup

Jlh

P grup

Jlh

P grup

Tiang

(ton)

Tiang

(ton)

Tiang

(ton)

Tiang

(ton)

Tiang

(ton)

Kolom 1

502,37

531,88

10

504,17

520,6

526,92

Kolom 3

718,94

12

692,59

14

688,94

669,35

754,08

Kolom 5

718,94

12

692,59

14

688,94

669,35

754,08

Kolom 7

502,37

531,88

10

504,17

520,6

526,92

Kolom

3.3. Perbandingan Beberapa Metode


Berdasarkan perhitungan daya dukung tiang tunggal didapatkan bahwa metode
Meyerhoft dan metode umum lebih realistis, karena setelah dirata-ratakan ternyata ratarata daya dukung tiang tunggal didapat sebesar 95,95 ton mendekati nilai daya dukung
tiang tunggal metode Meyerhoft dan metode umum (Gambar 5).
Jumlah tiang pancang dari masing-masing metode berbeda satu sama lainnya,
karena nilai daya dukung tiang tunggal yang berbeda-beda pula. Kolom kiri (kolom 1 dan
7) jumlah tiangnya sama demikian juga kolom tengah (kolom 3 dan 5) memiliki jumlah
tiang pancang yang sama pula. Nilai daya dukung tunggal yang rendah akan
menghasilkan jumlah tiang yang lebih besar dibandingkan nilai daya dukung tunggal
yang tinggi. Hal ini terjadi pada metode Meyerhof, umum dan Trofimenkove (Gambar 6).
Jumlah tiang pancang sangat mempengaruhi nilai daya dukung tiang kelompok (Gambar
7), semakin banyak tiang pancang yang digunakan, maka nilai daya dukung tiang
kelompok juga semakin besar dan semakin aman untuk memikul beban konstruksi, hanya
tidak ekonomis.
140
Daya dukung (ton)

120
100
80
60
40
20

-ra
ta
Ra
ta

me

nk
av
e

m
Tr
o fi

Um
u

De
B

ee
r

an
E.
E.

Be
ge
m

Me
ye
rh
of

Gambar 5. Perbandingan perhitungan daya dukung tiang tunggal

Jurnal Rancang Sipil Volume 1 Nomor 1, Desember 2012

29

16
14
Jumlah Tiang

12
Kolom 1

10

Kolom 3

Kolom 5

Kolom 7

4
2
0
Meyerhof

Begeman

E.E.De Beer

Umum

Trofimenkave

Gambar 6. Jumlah tiang pancang untuk masing-masing metode

Daya Dukung Tiang Kelompok (ton)

800
700
600
Kolom 1
Kolom 3
Kolom 5

500
400
300

Kolom 7

200
100
0
Meyerhof

Begeman

E.E.De Beer

Umum

Trofimenkave

Gambar 7. Nilai daya dukung tiang kelompok


4. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil perhitungan kapasitas daya dukung tiang tunggal dengan menggunakan metode
Langsung dan Meyerhof (1956) diperoleh P netto = 109.88 ton, metode Begeman
diperoleh P netto = 81.29 ton, metode E.E.De Beer diperoleh P netto = 71.01 ton,
metode Umum diperoleh P netto = 102.30 ton, metode Trofimenkove (1974)
diperoleh P netto = 115.25 ton. Metode Meyerhoft dan metode Umum lebih realistis,
karena nilainya mendekati nilai rata-rata daya dukung tiang tunggal sebesar 95,95
ton.
2. Jumlah tiang pancang dari masing-masing metode berbeda satu sama lainnya, karena
nilai daya dukung tiang tunggal yang berbeda-beda pula. Nilai daya dukung tunggal
yang rendah akan menghasilkan jumlah tiang yang lebih besar dibandingkan nilai
daya dukung tunggal yang tinggi, hal ini terjadi pada metode Meyerhof, umum dan
Trofimenkove. Jumlah tiang pancang sangat mempengaruhi nilai daya dukung tiang
kelompok, semakin banyak tiang pancang yang digunakan, maka nilai daya dukung

Jurnal Rancang Sipil Volume 1 Nomor 1, Desember 2012

30

tiang kelompok juga semakin besar dan semakin aman untuk memikul beban
konstruksi, akan tetapi kurang ekonomis.

DAFTAR PUSTAKA
Alwan, I., dan Indarto, (2010), Pengaruh Variasi Kadar Air Terhadap Daya Dukung
Pondasi Tiang Type Friction Pile pada tanah Ekspansif, Jurusan Teknik Sipil,
Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya.
Arifin, (2008), Analisa Perbandingan Biaya Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang dan Bor
Pile Jembatan Suramadu, Neutron, Vol.8, No.2: 1-13
Manoppo, F., J., (2010), perilaku tiang pancang miring pada daya dukung tiang pancang
kelompok akibat beban vertikal di tanah pasir, Media Teknik Sipil, Vol. X, No. 2,
Hal 81 84
Nugroho, S.,A., (2011), Studi Daya Dukung Pondasi Dangkal pada Tanah Gambut
dengan Kombinasi Geotekstil dan Grid Bambu, Jurnal Teknik Sipil, Vol. 18 No. 1,
: 31-40.
Pertiwi, D., (2006), Korelasi Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang dengan Menggunakan
Data-data Sondir dan Jack in Pile, Jurnal Aksial, Majalah Ilmiah Teknik Sipil, Vol.
8, No. 1 : 36-42.
Ukiman, (2011), Penurunan Daya Dukung Tahanan Selimut Pondasi Tiang pada Tanah
yang Mengalami Pembasahan, Orbith, Vol. 7 No. 3: 383-387.

Anda mungkin juga menyukai