Anda di halaman 1dari 15

BABI.

KEKUATANDANKEUTAMAAN
KARAKTER

Ki Hadjar Dewantara menegaskan bahwa tujuan pendidikan


adalah memerdekakan manusia. Manusia yang merdeka adalah
manusia dengan karakter yang kuat (Dewantara, 2004).
Pembentukan karakter juga merupakan isu penting dalam
pendidikan mengingat tujuan pendidikan adalah pembentukan
watak atau karakter (Santoso, 1979).
kekuatan karakter bersumber pada keberadaan manusia sebagai
makhluk spiritual. Manusia memiliki daya-daya spiritual yang
memberikan kebebasan kepadanya untuk melampaui apa yang
ada di sini dan saat ini.

2.KepribadiandanKarakter

Karakter bukan kepribadian meskipun keduanya berkaitan erat.

Allport (1937:48) mendefinisikan kepribadian sebagai organisasi


dinamis dari keseluruhan sistem psiko-fisik dalam diri individu yang
menentukan penyesuaian dirinya yang unik terhadap lingkungannya).
dinamis. Artinya, kepribadian manusia terus bergerak dan
berkembang, tidak berhenti atau terhenti pada satu titik. Kepribadian
manusia tampil dalam perilaku yang melibatkan aspek psikis seperti
berpikir, mempercayai dan merasakan sesuatu. Kepribadian juga tampil
dalam perilaku yang melibatkan aspek fisik manusia seperti berjalan,
berbicara dan melakukan tindakan-tindakan motorik.

Allport (1961) melihat manusia sebagai keseluruhan yang utuh


berdasarkan pembentukan sifat-sifat dasarnya. Oleh karena itu,
dalam memahami kepribadian seseorang perlu diketahui sejarah
hidup, latar belakang budaya, ambisi, cita-cita, karakter, motif,
dan sifatnya serta keterkaitan semua itu dalam pembentukan
kepribadiannya. Pemahaman tentang unsur-unsur kepribadian
berdasarkan analisis terhadap unsur-unsurnya masing-masing itu
baru merupakan langkah awal untuk membantu pemahaman

tentang keseluruhan kepribadian. Pada akhirnya, sintesis dari


unsur-unsur itulah yang merupakan gambaran kepribadian.
karakter adalah segi-segi kepribadian yang ditampilkan keluar
dari, dan disesuaikan dengan nilai dan norma tertentu. Karakter,
dengan demikian, adalah kumpulan sifat mental dan etis yang
menandai seseorang. Kumpulan ini menentukan orang seperti apa
pemiliknya.

3.KekuatandanKeutamaanKarakter
Identifikasi karakter yang merupakan pengenalan terhadap keutamaan
tertentu pada diri seseorang dapat dilakukan melalui pengenalan
terhadap ciri-ciri keutamaaan yang tampil dalam perilaku khusus dan
respons secara umum dari orang itu. Peterson dan Seligman (2004)
mengembangkan klasifikasi keutamaan beserta pendekatan metodik
untuk mengidentifikasinya. Mereka mengatakan bahwa karakter yang
kuat adalah karakter yang bercirikan keutamaan-keutamaan yang
merupakan keunggulan manusia. Di sini keutamaan sebagai kekuatan
karakter dibedakan dari bakat dan kemampuan.
4.MembedakanKeutamaan,KekuatanKarakterdanTema
Situasional
Peterson dan Seligman (2004) mengemukaan tiga level konseptual dari
karakter, yaitu keutamaan, kekuatan dan tema situasional dari karakter.
Pembedaan ini berguna untuk kepentingan pengenalan, pengukuran dan
pendidikan karakter. Komponen karakter yang baik tampil dalam level
abstraksi yang berbeda sehingga pengenalannya dalam kenyataan
praktis pun memerlukan pendekatan yang berbeda. Cara mengenali
keutamaan berbeda dengan cara mengenali kekuatan karakter, juga
berbeda dengan cara mengenali tema situasional.
Hubungan antara keutamaan, kekuatan dan tema situasional karakter
bersifat hierarkis. Keutamaan berada di level atas, lalu kekuatan di
level tengah, dan tema situasional di level bawah. Dalam keseharian,
kita terlebih dahulu mengenali tema situasional dari karakter. Ketika
orang menampilkan serangkaian perilaku dalam situasi tertentu, kita
dapat mengenai tema situasional tertentu dari karakter, tetapi kita

belum dapat menyimpulkan bahwa orang itu memiliki kekuatan


tertentu. Kita dapat lebih memastikan kekuatan apa yang dimiliki orang
itu jika kita dapat mengenali bahwa orang itu juga menampilkan
perilaku- perilaku sesuai tema situasional tertentu dalam beberapa
situasi. Kemudian, jika dalam
4
berbagai situasi dan dalam rentang waktu yang relatif lama, seseorang
menunjukkan berbagai kekuatan tertentu secara konsisten, baru kita
dapat mengenali keutamaan orang itu.
Keutamaan merupakan karakteristik utama dari karakter (Peterson &
Seligman, 2004). Para filsuf dan agamawan menjadikan keutamaan
sebagai nilai moral oleh karena itu keutamaan dianggap sebagai dasar
dari tindakan yang baik. Berbagai perilaku dapat dinilai berdasarkan
keutamaan yang secara umum terdiri dari: kebijaksanaan, courage
(kesatriaan), kemanusiaan, keadilan, pengendalian atau pengelolaan
diri, dan transendensi. Enam kategori besar keutamaan ini muncul
secara konsisten dalam survei sejarah sehingga dinilai sebagai
keutamaan universal. Peterson dan Seligman (2004) pun menegaskan
bahwa enam keutamaan ini universal dan mungkin memiliki dasar pada
manusia secara biologis. Enam keutamaan ini harus ada di atas batas
nilai standar pada individu yang dipercaya sebagai orang yang memiliki
karakter yang baik.
Kekuatan karakter adalah unsur psikologis, lebih tepatnya, proses yang
mendefinisikan keutamaan. Dengan kata lain, keutamaan dapat dicapai
melalui pencapaian kekuatan karakter. Untuk kepentingan pengukuran
dan pendidikan karakter, kekuatan karakter adalah karakteristik yang
dijadikan indikator untuk mengenali adanya satu atau lebih keutamaan
pada diri seseorang. Peterson dan Seligman (2004) memberi contoh
berikut ini. Keutamaan kebijaksanaan dapat dicapai melalui kekuatan
seperti kreativitas, rasa ingin tahu, cinta pembelajaran, keterbukaan
pikiran, dan perspektif (memiliki gambaran besar mengenai
kehidupan). Untuk memiliki keutamaan kebijaksanaan, orang harus
memiliki kekuatan-kekuatan ini. Kekuatan karakter ini memiliki
kesamaan peran dan pengaruh dalam keterlibatannya menghasilkan

pengetahuan. Perolehan dan penggunaan pengetahuan melibatkan


kekuatan-kekuatan ini. Tetapi, kekuatan-kekuatan ini juga berbeda satu
sama lain. Sekali lagi, kita mengenali semua kekuatan ini di setiap
tempat dan dihargai meski jarang orang menampilkannya. Selain itu,
tidak harus semua kekuatan tampil untuk dapat menyebut seseorang
berkarakter baik. Orang yang memiliki satu atau dua kekuatan ini saja
dapat dikatakan berkarakter baik, bahkan dapat disebut memiliki
keutamaan kebijaksanaan.
Tema situasional dari karakter adalah kebiasaan khusus yang
mengarahkan orang untuk mewujudkan kekuatan karakter dalam situasi
tertentu. Pengenalan rinci terhadap tema situasional membutuhkan
pengenalan terhadap situasi dari satu tempat ke tempat lain. Sebagai
contoh, survei oleh The Gallup Organization mengenali ratusan tema
yang relevan dengan kinerja prima di tempat kerja, di antaranya empati,
inklusivitas (menghargai perbedaan dan terbuka pada siapa saja), dan
positivitas (berpikir positif) yang mencerminkan kebaikan hati yang
tercakup dalam kekuatan cinta dan kecerdasan sosial, serta tercakup
5
dalam keutamaan kemanusiaan (Peterson dan Seligman, 2004).
Munculnya tema situasional bergantung pada karakteristik tempat
beradanya seseorang. Tema situasional dapat muncul dalam lingkungan
yang meleluasakan individu tampil apa adanya, jujur dan tulus. Dari
sini dapat dipahami bahwa lingkungan juga berperanan penting dalam
memfasilitasi munculnya kekuatan karakter melalui pemunculan tema
situasional. Semakin banyak dan sering tema situasional ditampilkan
semakin terbentuk kekuatan karakter. Dalam pendidikan karakter,
perancangan lingkungan yang memfasilitasi tampilnya tema situasional
menjadi faktor penting untuk pembentukan karakter yang baik.
5.Kriteriakarakteryangkuat
Apa yang menjadi kualitas dari kekuatan karakter pribadi dan
bagaimana mengenalinya?
Peterson dan Seligman (2004) mengemukakan kriteria dari karakter
yang kuat sehingga kita dapat mengenalinya dalam kehidupan sehari-

hari. Berikut ialah kriteria dari karakter yang kuat.


KeutamaandanKekuatanKarakterYangMembentuknya
Dalam usaha membentuk karakter, diperlukan pemahaman mengenai
apa yang saja keutamaan dan kekuatan karakter yang sejauh ini sudah
dikembangkan oleh manusia. Peterson dan Seligman (2004) berusaha
untuk membuat daftar kekuatan karakter pribadi. Daftar ini masih terus
dilengkapi dan tidak tertutup terhadap penambahan. Seperti teori ilmiah
lainnya, teori tentang kekuatan karakter adalah subyek yang siap untuk
diubah sesuai dengan bukti yang ditemukan dari waktu ke waktu.
Berikut ini 24 kekuatan karakter yang tercakup dalam 6 kategori
keutamaan.

KebijaksanaandanPengetahuan

Kebijaksanaan dan pengetahuan merupakan keutamaan yang berkaitan


dengan fungsi kognitif, yaitu tentang bagaimana mendapatkan dan
menggunakan pengetahuan. Ada enam kekuatan yang tercakup dalam
keutamaan ini, yaitu (1) kreativitas, orisinalitas dan kecerdasan praktis,
(2) rasa ingin tahu atau minat terhadap dunia, (3) cinta akan
pembelajaran, (4) pikiran yang kritis dan terbuka, dan (5) perspektif
atau kemampuan memahami beragam perspektif yang berbeda dan
memadukannya secara sinergis untuk pencapaian hidup yang baik.
Kreativitas memberikan kemampuan untuk berpikir dengan cara baru
dan produktif dalam membuat konsep dan menyelesaikan pekerjaan.
Bersama dengan kekuatan orisinalitas dan kecerdasan praktis,
kreativitas memungkinkan orang yang memilikinya untuk dapat
menemukan solusi atau produk orisinal serta mampu menemukan caracara yang cerdik untuk untuk menyelesaikan masalah-masalah yang
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Keingintahuan mencakup minat, dorongan untuk mencari kebaruan,
keterbukaan terhadap pengalaman. Kekuatan ini menjadikan orang
memiliki minat dalam pengalaman
7

yang sedang berlangsung baik untuk kepentingan diri sendiri maupun


orang lain, serta melakukan penjelajahan dan penemuan.
Keterbukaan pikiran mencakup kemampuan membuat penilaian dan
berpikir kritis. Kekuatan ini memampukan orang yang memilikinya
untuk berpikir mendalam dan menyeluruh tentang berbagai hal,
memeriksa mereka dari semua sisi, serta menimbang semua bukti
memadai.
Cinta pembelajaran memampukan orang yang memilikinya menguasai
keterampilan, topik, dan cabang pengetahuan baru, baik dengan cara
belajar sendiri maupun secara formal dalam lembaga pendidikan.
Dengan kekuatan ini, orang mau terus belajar dan terus menerus
mengembangkan dirinya menjadi lebih.
Kekuatan perspektif menjadikan orang yang memilikinya mampu
memberikan nasihat bijak kepada orang lain serta memiliki cara untuk
melihat dunia yang masuk akal bagi diri sendiri dan orang lain. Dengan
keutamaan ini, orang dapat memahami berbagai perspektif yang ada
dan menemukan benang merah di antara perspektif.
KemanusiaandanCinta
Kemanusiaan dan cinta merupakan keutamaan yang mencakup
kemampuan interpersonal dan bagaimana menjalin pertemanan dengan
orang lain. Keutamaan ini terdiri atas kekuatan (1) baik dan murah hati,
(2) selalu memiliki waktu dan tenaga untuk membantu orang lain,
mencintai dan membolehkan diri sendiri untuk dicintai, serta (3)
kecerdasan sosial dan kecerdasan emosional.
Kekuatan Kemanusiaan adalah kekuatan interpersonal yang melibatkan
kecenderungan dekat dan berteman dengan orang lain. Kekuatan cinta
membuat orang mampu menjalin hubungan dekat dengan orang lain,
khususnya yang bercirikan kegiatan berbagi dan peduli yang saling
membalas.
Kekuatan kebaikan hati mencakup kedermawanan, pemeliharaan,
perawatan, kasih sayang, dan altruistik menjadikan orang mau berbagi
kesenangan dan kebaikan dengan orang lain. Orang dengan kekuatan

ini menjadi berbuat baik sebagai bagian dari pengembangan dirinya.


Kecerdasan sosial mencakup kecerdasan emosional dan kecerdasan
intrapersonal memampukan orang yang memilikinya memahami motif
dan perasaan orang lain, serta memahami motif dan perasaan diri
sendiri. Orang dengan kekuatan ini dapat menempatkan diri sesuai
dengan kebutuhan orang lain tanpa mengorbankan kebutuhan diri
sendiri. Mereka mengembangkan dirinya sekaligus juga
mengembangkan orang lain.
8
Kesatriaan(Courage)
Keutamaan kesatriaan (courage) merupakan kekuatan emosional yang
melibatkan kemauan kuat untuk mencapai suatu tujuan meskipun
mendapat halangan atau tentangan, baik eksternal maupun internal.
Keutamaan ini mencakup empat kekuatan, yaitu (1) untuk menyatakan
kebenaran dan mengakui kesalahan, (2) ketabahan atau kegigihan, tegus dan
keras hati, (3) integritas, kejujuran, dan penampilan diri dengan wajar,
serta (4) vitalitas, bersemangat dan antusias.
Kekuatan Keberanian mencakup kekuatan emosional yang melibatkan
pelaksanaan kehendak untuk mencapai tujuan dalam menghadapi
oposisi eksternal dan internal membuat orang tahan menghadapi
ancaman dan tantangan. Orang dengan kekuatan ini kehendaknya tidak
menyusut ketika berhadapan dengan kesulitan-kesulitan yang dihadapi
seperti rasa nyeri atau keletihan. Kekuatan ini memampukan orang
bertindak atas keyakinan meskipun tidak populer.
Ketabahan atau kegigihan mencakup ketekunan dan kerajinan adalah
kekuatan yang memampukan orang untuk menyelesaikan apa sudah
dimulai, bertahan dalam suatu rangkaian pencapaian tindakan
meskipun ada hambatan. Orang dengan kekuatan ini mampu
menyesuaikan kata-kata dan perbuatan, serta berpegang pada prinsip
dalam berbagai situasi, bahkan situasi yang menghambat dan
mengancam.
Integritas yang mencakup otentisitas (keaslian), kejujuran dan

penampilan diri yang wajar adalah kekuatan yang membuat orang


mampu menampilkan diri secara tulus. Orang dengan kekuatan ini
mengambil tanggung jawab atas perasaan dan tindakannya. Ia mau
bertanggung jawab untuk semua perbuatannya dan menjalankan tugastugas secara jujur.
Vitalitas mencakup semangat, antusiasme, semangat, dan penuh energi
adalah kekuatan yang membuat orang dapat menjalani kehidupan
penuh dengan kegembiraan, semangat dan energi. Orang dengan
kekuatan ini merasa hidup, aktif dan penuh daya juang.
Keadilan
Keutamaan keadilan (justice) mendasari kehidupan yang sehat dalam
suatu masyarakat. Ada tiga kekuatan yang tercakup di sini, yakni 1)
kewarganegaraan atau kemampuan mengemban tugas, dedikasi dan
kesetiaan demi keberhasilan bersama, 2) kesetaraan (equitydan
fairness) perlakuan terhadap orang lain atau tidak membeda-bedakan
perlakuan yang diberikan kepada satu orang dengan yang diberikan
kepada orang lain, dan 3)
9
kepemimpinan. Keadilan adalah kekuatan sipil yang mendasari
kehidupan masyarakat yang sehat.
Kewarganegaraan mencakup tanggung jawab sosial, loyalitas dan
kesiapan kerja dalam tim membuat orang dapat bekerja dengan baik
sebagai anggota kelompok yang setia kepada kelompok.
Kesetaraan adalah kekuatan yang membuat orang memperlakukan
semua orang sama di hadapan keadilan, bukan membiarkan keputusan
atau perasaan pribadi yang bias tentang orang lain. Kekuatan ini
menghindarkan orang dari prasangka primordial seperti rasisme dan
stereotipe. Orang dengan kekuatan ini mementingkan kesejahteraan
orang lain seperti kesejahteraannya sendiri.
Kepemimpinan adalah kekuatan yang mendorong orang sebagai
anggota kelompok atau sebagai pemimpin untuk menyelesaikan tugas

dan pada saat yang sama menjaga hubungan yang baik dengan orang
lain dalam kelompok. Orang dengan kekuatan ini dapat menempatkan
diri dan bekerja secara prima baik sebagai pemimpin maupun sebagai
bawahan.
PengelolaanDiri
Pengelolaan diri (temperance) adalah keutamaan untuk melindungi diri
dari segala akibat buruk yang mungkin terjadi di kemudian hari karena
perbuatan sendiri. Di dalamnya tercakup kekuatan (1) pemaaf dan
pengampun, (2) pengendalian diri, (3) kerendahan hati, dan (4) kehatihatian (prudence). Keutamaan ini melindungi terhadap kemungkinan
hidup berlebihan atau berkurangan, serta menjaga orang berada di
situasi yang tepat. Kata lain yang dapat digunakan untuk keutamaan ini
adalah ugahari.
Pengampunan dan belas kasihan adalah kekuatan yang memberikan
orang kemampuan untuk mengampuni mereka yang telah berbuat salah,
menerima kekurangan orang lain, memberikan orang kesempatan
kedua, dan tidak pendendam. Kekuatan ini membuat orang percaya
kepada kemampuan manusia untuk berbuat baik dan menghindarkan
diri dari pesimisme terhadap kebaikan manusia.
Pengendalian diri adalah kekuatan yang memampukan orang
mengetahui apa yang masuk akal dan tidak masuk akal untuk dilakukan
sehingga dapat memilih hal-hal yang masuk akan untuk dilakukannya.
Kekuatan ini membuat orang dapat disiplin, mengendalikan selera dan
emosi mereka. Orang dengan kekuatan ini dapat menentukan tindakantindakan yang tepat bagi dirinya sehingga tidak merugikan diri sendiri
dan orang lain.
10
Kerendahan hati atau kesederhanaan adalah kekuatan yang membuat
orang mengedepankan prestasi daripada pengakuan atas keberhasilan.
Orang dengan kekuatan ini tidak melakukan kebaikan hanya untuk diri
mereka sendiri. Prestasi bagi orang dengan kekuatan ini bukan tentang
diri sendiri, melainkan untuk sebanyak mungkin orang. Mereka tida
menilai diri sendiri sebagai lebih atau khusus dibandingkan orang lain.

Kehati-hatian adalah kekuatan yang membuat orang selalu berhati-hati


dalam memilih seseorang, tidak mengambil risiko yang tidak
semestinya, tidak mengatakan atau melakukan hal-hal yang nantinya
mungkin akan disesali.
Transendensi
Transendensi merupakan keutamaan yang menghubungkan kehidupan
manusia dengan seluruh alam semesta dan memberi makna kepada
kehidupan. Di dalam keutamaan ini tercakup kekuatan (1) penghargaan
terhadap keindahan dan kesempurnaan; (2) kebersyukuran (gratitude)
atas segala hal yang baik, (3) penuh harapan, optimis, dan berorientasi
ke masa depan, semangat dan gairah besar untuk menyongsong hari
demi hari; (4) spiritualitas: memiliki tujuan yang menuntun kepada
kebersatuan dengan alam semesta, serta (5) menikmati hidup dan selera
humor yang memadai. Keutamaan Transendensi adalah kekuatan yang
menempa orang untuk dapat memahami koneksi yang ada di alam
semesta, memahami daya-daya yang lebih besar dari manusia, serta
memperoleh dan memberikan makna.
Penghargaan terhadap keindahan dan keunggulan yang mencakup
kekaguman, keheranan, peningkatan kesadaran adalah kekuatan yang
membuat orang mampu menghargai keindahan, keunggulan,
keterampilan, dan kinerja yang baik dalam berbagai ranah kehidupan.
Pada diri sendiri, orang dengan kekuatan ini terdorong juga untuk
menghasilkan keindahan, keunggulan, keterampilan dan kinerja yang
baik. Kekuatan ini juga membuat orang mampu menangkap inspirasi
atau gugahan untuk menampilkan diri lebih baik.
Syukur adalah kekuatan yang menbuat orang dapat menyadari dan
berterima kasih atas hal baik yang terjadi, serta meluangkan waktu
untuk mengungkapkan terima kasih. Orang dengan kekuatan ini
menerima apa yang ada dalam kehidupan sebagai anugrah dan berkah
sehingga selalu berusaha menampilkan perilaku yang baik sebagai
ungkapan terima kasihnya.
Harapan mencakup optimisme, menjalani hidup secara positif dari
waktu ke waktu, dan pikiran yang berorientasi ke masa depan adalah

kekuatan yang membuat orang selalu mengharapkan yang terbaik di


masa depan dan bekerja untuk mencapainya. Orang dengan
11
kekuatan ini selalu optimistik menjalan hidup, berusaha terus menerus
untuk lebih baik, dan percaya bahwa yang baik selalu dapat dicapai
dalam hidup.
Spiritualitas mencakup religiusitas, iman, dan adanya tujuan hidup
adalah kekuatan yang membuat orang memiliki keyakinan koheren
tentang tujuan yang lebih tinggi, makna hidup, dan makna alam
semesta. Orang dengan kekuatan ini menampilkan perilaku yang
konsisten dan koheren sebagai bagian dari usaha mencapai tujuan
hidupnya dan berusaha menyesuaikan diri dan aktivitasnya dengan
daya-daya yang lebih besar di alam semesta.
Kekuatan menikmati hidup dan humor membuat orang dapat menjalani
hidup yang penuh suka-cita, menyukai tertawa dan menggoda orang
untuk menghasilkan keceriaan, membawa dirinya dan orang lain
kepada situasi yang membuat tersenyum, serta melihat sisi terang dari
kehidupan. Orang dengan kekuatan ini menjalani hidup secara ringan
meski dalam situasi-situasi yang sulit dan berat.
Tabel4.1:KekuatandanKeutamaanKarakter
No.

Keutamaan

Kekuatan

1.

Kognitif: Kebijaksanaan dan pengetahuan

kreativitas, rasa ingin tahu, keterbukaan pik


(memiliki gambaran besar mengenai kehi

2.

Interpersonal: Kemanusiaan

cinta kasih, kebaikan hati (murah hati, derm


menyenangkan dan cinta altruisitik), serta m

3.

Emosional: Kesatriaan

keberanian untuk menyatakan kebenaran da


integritas (otentisitas, jujur), serta berseman

4.

Kewarganegaraan (Civic): Berkeadilan

citizenship(tanggung jawab sosial, kesetiaa


(memperlakukan orang setara dan adil), ser

5.

6.

Menghadapi dan mengatasi hal-hal yang tak


menyenangkan: Pengelolaan- diri
(Temperance)

pemaaf dan pengampun, kerendahatian, hat


regulasi-diri.

Spiritual: Transendensi

apresiasi keindahan dan kesempurnaan, pen


berorientasi ke masa depan), spritualitas (re
menikmati hidup dan humor,

7.KarakterdanSpiritualitas
Kekuatan dalam keutamaan transendensi ditandai oleh kemampuan
untuk membayangkan apa yang mungkin ada di luar situasi yang
dialami kini dan di sini. Pembayangan itu dapat menggerakkan manusia
untuk melampaui situasi kini dan di sini, mewujudkan apa yang
dibayangkannya itu menjadi situasi nyata yang memberikan kebaruan
bagi dunia. Kemampuan membayangkan apa yang mungkin ada dan
kemampuan melampaui situasi kini dan di sini mensyaratkan adanya
kemampuan memahami keterkaitan semua unsur alam semesta. Daya
yang memungkinkan manusia untuk melakukan itu semua disebut
spiritualitas.
Dalam salah satu pengertiannya, spiritualitas merujuk kepada sesuatu
yang teramat religius, sesuatu yang berkaitan dengan roh (spirit) dan
hal-hal yang sakral. Pembicaraan tentang spiritualitas merujuk kepada
hal-hal yang berhubungan dengan roh dan hal-hal sakral lainnya yang
dianggap berkaitan dengan roh, misalnya Tuhan dan makhluk-makhluk
di luar manusia yang memiliki sifat dan kekuatan gaib. Di dalamnya
juga terkandung pengertian tentang bagaimana kita bersikap dan
memperlakukan hal-hal yang gaib dan sakral itu.
Pandangan lain menunjukkan bahwa spiritualitas tidak terpisah dari
kehidupan sehari- hari. Ia adalah pengalaman yang terjadi di tengah
keseharian hidup manusia. Spiritualitas memberikan kedalaman dan
integritas kepada kehidupan manusia sebagai makhluk yang hidup
dalam kebudayaan, tempat, dan waktu tertentu. Perbedaan-perbedaan
yang ada antarmasyarakat hanya gejala yang tampil di permukaan. Di
bagian yang lebih dalam, setiap masyarakat memiliki dasar spiritualitas
yang universal. Spiritualitas terpancar dari dalam semua struktur sosial
yang ada dalam setiap masyarakat dan dalam tampilan fisik. Setiap

peristiwa fisik dapat membawa manusia kepada aspek spiritual jika


manusia meningkatkan kepekaannya. Dengan menghayati kehidupan
sehari-hari, seseorang dapat merasakan pengalaman spiritual yang
mendalam.
13
Narayanasamy (dalam McSherry, 1998) menegaskan bahwa tidak ada
satu pun definisi dari spiritualitas yang otoritatif. Burnard (1988, dalam
McSherry, 1998) melihat spiritualitas dapat merujuk kepada pengertian
yang berbeda pada orang yang berbeda. Menurutnya semua individu
memiliki spiritualitas yang khas dan khusus bagi diri mereka, terlepas
dari orientasi religius dan kepercayaan yang dianutnya. Meskipun
begitu, Burnard menilai definisi spiritualitas yang dikemukakan oleh
Murray dan Zentner (1989, dalam McSherry, 1998) mendekati
pengertian yang universal dan komprehensif. Mereka mendefinisikan
spiritualitas demikian:
. . . aqualitythatgoesbeyondreligiousaffiliation,thatstrivesfor
inspirations,reverence,awe,meaningandpurpose,eveninthosewho
donotbelieveinanygod.Thespiritualdimensiontriestobein
harmonywiththeuniverse,andstrivesforanswersabouttheinfinite,
andcomesintofocuswhenthepersonfacesemotionalstress,physical
illnessordeath.
. Spiritualitas melampaui afiliasi terhadap agama tertentu. Spiritualitas
merupakan suatu kualitas yang juga dapat dicapai bahkan oleh mereka
yang tidak percaya kepada Tuhan. Pada intinya, dimensi spiritual
manusia selalu berusaha melakukan penyelarasan dengan alam semesta
dan menjawab pertanyaan tentang yang tak terbatas. Definisi ini
menunjukkan spiritualitas sebagai hal yang kompleks dan memiliki
kaitan dengan banyak variabel. Segala hal yang ada di alam semesta ini
terkait dengan spiritualitas.
Dengan demikian, spiritualitas dapat dipahami sebagai dasar kekuatan
dan keutamaan karakter manusia. Kekuatan yang terkandung dalam
keutamaan transendensi merupakan kekuatan yang menghubungkan
kehidupan manusia dengan seluruh alam semesta dan memberi makna

kepada kehidupan. Sebagaimana disebutkan di atas, dalam keutamaan


transendensi ada penghargaan terhadap keindahan dan kesempurnaan.
Penghargaan ini memberikan dasar bagi manusia untuk menjalani
hidup secara bermakna, optimis, dan selalu memperjuangkan kebaikan.
Penghargaan ini juga menyebabkan kekuatan karakter yang lain
menjadi penting dalam rangka memperjuangkan kehidupan yang indah
dan sempurna. Tanpa penghargaan akan kehidupan yang indah dan
sempurna, kita tidak dapat mengembangkan kekuatan karakter pada diri
kita sebab kita akan cenderung pesimis, masa bodoh, semena- mena,
dan membiarkan saja hal-hal buruk terjadi, jika kita memaknai hidup
sebagai hal yang buruk, jelek, dan kacau-balau. Kita memperjuangkan
kehidupan yang baik jika kita percaya bahwa dalam hidup kita ada
yang baik, indah, dan sempurna yang perlu diperjuangkan terus.
14
Dengan pemaknaan terhadap hidup yang baik, indah dan mengandung
kesempurnaan, kita membangun rasa syukur dan terima kasih atas
segala hal baik, indah dan sempurna itu. Kita pun dapat hidup dengan
penuh harapan, optimis dan berorientasi ke masa depan. Dengan itu
kita memaknai adanya tujuan kehidupan di masa depan. Kita
meningkatkan spiritualitas, menambah daya untuk mencapai tujuan
yang menuntun kepada kebersatuan dengan alam semesta. Harapan,
rasa optimis, dan rasa syukur memberi kita kemampuan untuk
memaafkan dan mengampuni sebab kita tetap dapat melihat
kemungkinan segala sesuatu akan menjadi lebih baik lagi di masa
depan. Kita pun dapat menikmati hidup dan mempunyai selera humor
yang memadai sebab pikiran-pikiran positif yang kita hasilkan selalu
membantu kita menemukan hal yang baik, indah, dan sempurna dalam
hidup kita. Dengan kenikmatan dan kepuasan hidup, kita menghasilkan
semangat dan gairah besar dalam diri kita untuk menyongsong hari
demi hari. Integritas yang mencakup kejujuran dan kesiapan
menghadapi berbagai situasi secara teguh menjadi benang yang
menjalin semua keutamaan lain dalam menjalani kehidupan agar terus
bergerak ke arah yang lebih baik.
Karakter selalu didasari oleh spirtualitas. Daya-daya spiritual menjadi
kekuatan kita untuk bertahan dan setia menuju satu tujuan. Daya-daya

itu menghindarkan kita dari godaan dan menguatkan kita saat berada
dalam situasi yang sulit. Pikiran bahwa apa yang kita hadapi saat ini
dan di sini selalu dapat kita lampaui memberikan harapan kepada kita
untuk menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Dengan daya-daya
spiritual, manusia dapat melampaui dirinya, berkembang terus sebagai
makhluk yang selftrancendence(selalu mampu berkembang
melampaui dirinya). Dengan demikian, ketika kita berbicara tentang
karakter maka kita juga berbicara tentang spiritualitas, tentang dayadaya yang menguatkan dan mengembangkan manusia untuk mencapai
kehidupan yang lebih baik.
8.KeutamaanKarakterdanKebahagiaan
Pembentukan karakter erat sekali hubungannya dengan pencapaian
kebahagiaan. Pada akhirnya, orang dengan watak atau karakter yang
kuat adalah orang yang berbahagia, mandiri, dan memberi sumbangan
positif kepada masyarakatnya.
Jika dipahami bahwa inti pendidikan adalah pembentukan karakter
maka seharusnyalah dicamkan pula bahwa setiap pendidikan adalah
pembentukan karakter. Dengan demikian tidak diperlukan pendidikan
karakter khusus di luar pendidikan secara keseluruhan; juga tak
diperlukan pelatihan pembentukan karakter. Tetapi belakangan kita
menyaksikan pendidikan secara umum seperti dipisahkan dari
pembentukan karakter sehingga diperlukan usaha khusus untuk
menyelenggarakan pendidikan karakter sebelum nanti pembentukan
karakter kembali menjadi inti dari pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai