Anda di halaman 1dari 10

i.

Teori Orbital Molekul


Teori tentang ikatan kovalen ini dikembangkan oleh Hund dan Millikan. Menurut

teori ini, inti atom-atom yang berikatan dianggap berada pada posisi antar inti yang
setimbang. Orbital yang menyatakan kebolehjadian mendapatkan elektron adalah
maksimum ditentukan dengan cara analog yang digunakan pada penentuan orbital
atom. Orbital multi-inti disebut orbital molekul, yang digunakan 2 atau lebih inti.
Dalam teori orbital molekul, identitas orbital atom sudah tidak ada dan pengisian
elektron mengikuti prinsip aufbau dengan pengisian elektron dimulai dari tingkat
terendah. Demikian juga teori ini mengikuti prinsip ekslusi Pauli dan aturan Hund,
untuk tingkat degenerasi pengisian elektron dengan spin paralel.
a. Pembentukan Orbital Molekul
Orbital ikatan dan orbital anti ikatan (bonding dan antibonding)
Pendekatan yang digunakan dalam orbital molekul adalah kombinasi linier orbital
atom (KLOA), yaitu diperoleh dari mengkombinasikan orbital atom-orbital atom yang
masing-masing memiliki fungsi gelombangnya.
Orbital atom A dengan fungsi gelombang A dan orbital atom B dengan fungsi
gelombang B. Bila dikombinasikan diperoleh orbital molekul, yaitu orbital molekul
ikatan, b dan orbital molekul anti ikatan a:
b = A + B
a = A B
Orbital ikatan dikonsentrasikan antar dua inti sehingga fungsi gelombangnya
saling memperkuat, sedang pada orbital anti ikatan menghasilkan simpul antar 2 inti
karena fungsi gelombangnya saling meniadakan.
Kerapatan elektron orbitalnya merupakan kuadrat fungsi gelombang, 2:
b 2 = A2 + B2 + 2A.B
a 2 = A2 + B2 2A.B
Integralnya adalah:

S=

A.B.d

24

Gambar 37. Kombinasi linier 2 orbital atom s.


a.

2 orbital 1s

b. () dan.2 () adalah orbital ikatan


c.

() dan.2 () adalah orbital anti ikatan

b. Simetri Orbital Molekul


Beberapa kemungkinan hasil kombinasi orbital atom ditunjukkan pada
Gambar 4.18.

Gambar 38. Simetri orbital molekul sigma, dan phi,

Gambar 39. Pembentukan ikatan dan antiikatan (bonding dan antibonding)


antara orbital 2px dengan orbital 2px.

25

Gambar 40. Pembentukan ikatan (bonding) antara orbital 2pz dengan orbital 2pz
dan gambar titik yang menunjukkan kerapatan elektron.

Gambar 41. Pembentukan antiikatan * (antibonding) antara orbital 2pz dengan


orbital 2pz
dan gambar titik yang menunjukkan kerapatan elektron.
c.

Tingkat energi orbital molekul diatomik


Untuk menghasilkan orbital ikatan, maka:
1. tumpangsuh antar orbital atom harus positip.
2. energi kedua orbital atom harus mendekati sama
Bila kedua syarat di atas terpenuhi maka dihasilkan simetri seperti pada gambar
4.18.
i)

kombinasi orbital atom s dengan s menghasilkan orbital molekul ikatan s


dan orbital molekul anti ikatan s*
s = s(A) + s(B)
s* = s(A) s(B)

ii)

kombinasi orbital atom px dan px menghasilkan orbital molekul ikatan p


dan orbital molekul anti ikatan p*
p = px(A) + px(B)
*

p = px(A) px(B)
iii)

tumpangsuh orbital atom py dengan py (atau pz dengan pz) menghasilkan


orbital molekul ikatan p dan orbital molekul anti ikatan p*

26

py = py (A) + py (B)
pz = pz (A) + pz (B)
*py = py (A) - py (B)
*pz = pz (A) - pz (B)
Ditinjau dari besarnya tumpangsuh orbital atom, maka orbital p lebih stabil
dari pada orbital p , tingkat energi orbital anti ikatan p* lebih tinggi dari pada
orbital anti ikatan

*p . Urutan tingkat energi orbital molekul sampai bilangan

kuantum utama ke 2 adalah:


*

1s < 1s < 2s < 2s < 2 px <

2 py = 2 pz < *2py = *2pz < *2px

Gambar 4.19 berikut menunjukkan diagram tingkat energi obital molekul.

Gambar 42. Diagram Tingkat Energi Obital Molekul


Orde Ikatan
Orde ikatan untuk molekul diatomik adalah setengah dari selisih jumlah elektron
yang membentuk ikatan (Nb) dan jumlah elektron yang membentuk anti ikatan (Na)

Orde ikatan =

(N b - N a )
2

Urutan tingkat energi di atas digunakan untuk menentukan orde ikatan.


a.

Molekul hidrogen, H2
Merupakan sistem 2 elektron dengan 2 inti, konfigurasi orbital molekulnya adalah

27

(1s)2 dengan orde ikatan =

2-0
= 1 , diperoleh ikatan tunggal .
2

Gambar 43. Diagram Tingkat Energi H2


Ion hidrogen, H2+

b.

Untuk H2+ hanya mempunyai

sebuah elektron pada 1s, sehingga konfigurasi

orbital molekulnya adalah (1s)1 dengan orde ikatan = .

Gambar 44. Diagram Tingkat Energi H2+


Ion hidrogen , H2

c.

Untuk ion H2 mempunyai dua elektron pada 1s, dan sebuah elektron pada 1s
*

sehingga konfigurasi orbital molekulnya adalah (1s)2, ( 1s )1 dengan orde ikatan =


.

Gambar 45. Diagram Tingkat Energi H2


d.

Molekul He2

28

Merupakan sistem 4 elektron dengan konfigurasi orbital molekulnya adalah (1s)2,


*

( 1s )1 dengan orde ikatan = 0, sehingga tidak terjadi ikatan antara kedua atom
He.

Gambar 46. Diagram Tingkat Energi He2


Ion He2+

e.

Merupakan sistem 3 elektron, sehingga konfiguras orbital molekulnya adalah:


*

(1s)2, ( 1s )1 dengan orde ikatan =

2-1 1
= . Sistem ini hanya ada dalam sistem
2
2

terisolasi.
Molekul Li2 dan Be2

f.

Li2 mempunyai 6 elektron, 4 elektron membentuk orbital molekul (1s)2 dan ( 1s )2


sedang 2 elektron lainnya menghasilkan orbital molekul (2s)
*

(1s)2, ( 1s )2, (2s)2


Dalam kombinasi ini kulit elektron bagian dalam tidak mengambil bagian dan
sering disingkat dengan K, L, ........ sehingga konfigurasi Li 2 adalah
KK (2s)2
Orde ikatan Li adalah =

4-2
= 1 , berupa orbital ikatan 2s.
2

Gambar 47. Diagram Tingkat Energi Li2


Untuk Be2 yang merupakan sistem 8 elektron menghasilkan konfigurasi orbital
molekul

29

KK (1s)2, ( 1s )2 dengan orde ikatan nol.

Gambar 48. Diagram Tingkat Energi Be2


g.

Molekul O2, F2, Ne2, dan N2


Konfigurasi orbital molekul O2 adalah KK (2s)2, ( 2s )2, ( 2 px )2, ( 2 py )2,
*

( 2 pz )2 , (

*2py )1, ( *2pz )1 dengan orde ikatan = 2.

Gambar 49. Diagram Tingkat Energi O2


Sedang molekul F2 mempunyai orde ikatan 1 dan molekul Ne2 mempunyai
konfigurasi orbital molekul KK, LL karena kedua bilangan kuantum utama 1 dan 2
penuh dengan elektron.

30

Gambar 50. Diagram Tingkat Energi F2

Gambar 51. Diagram Tingkat Energi Ne2

SOAL LATIHAN
1. Apa yang dimaksud dengan kovalen? Unsur-unsur apa yang memungkinkan
mudah membentuk senyawa kovalen?
2. Bagaimana bisa terjadi dua atom hidrogen yang identik dapat membentuk
suatu ikatan?
3. Jelaskan konsep hibridisasi dan konsep resonansi dengan menggunakan
contoh yang sesuai.
4. Senyawa kovalen mempunyai titik leleh dan titik didih yang rendah, tetapi
silika yang juga merupakan senyawa kovalen mempunyai titik leleh yang
sangat tinggi? Jelaskan untuk senyawa kovalen lainnya yang juga memiliki
sifat seperti silika.

31

5. Jelaskan kecenderungan atom-atom yang

dapat melepas atau menerima

elektron ditinjau menurut (i) konfigurasi elektron valensi, dan (2) jenis ikatan
yang terbentuk.
6. Mengapa keelektronegatifan suatu unsur menentukan sifat ikatan dalam
suatu senyawa? Jelaskan.
7. Jenis ikatan apa saja yang terdapat di dalam: es, kripton, CCl 4, intan, grafit,
tembaga, magnesium nitrat, HF, dan HI?
8. Apakah yang dimaksud dengan ikatan dan ikatan ? Manakah yang lebih
kuat ikatannya?
9. Apa yang dimaksud dengan ikatan p-d- dan ikatan d-p-?
10. Buatlah sketsa tumpangsuh (overlap) antara orbital-orbital s, p, d, dan f
dengan orbital-orbital s, p, d, dan f. Jelaskan tumpangsuh yang terjadi.
11. Apakah yang dimaksud orde ikatan dan kekuatan ikatan? Bagaimana
hubungannya dengan kekuatan ikatan?
12. Gunakann teori VSEPR untuk menentukan bentuk molekul: BeCl 2, PH3, SnCl4,
SnCl62, SO2, CO2, PF3, PF4, TeBr4, SOCl2, SeCl6, XeF4, XeF2, ICl2, BrF4, BrF4+,
XeO3, dan XeO42.
13. Apakah teori orbital molekul itu?

Buatlah diagram orbital molekul dan

tentukan konfigurasi orbital molekul untuk: N 2, CO, O2, NO, N2+, N2, O2+, O2,
dan NO+. Tentukan pula orde ikatan dan sifat kemagnetannya.
14. Elektron pada kulit dalam tidak memberikan sumbangan dalam pembentukan
suatu ikatan. Berikan komentar atas pernyataan tersebut.
15. Jelaskan pernyataan berikut.
a. CO2 tidak mempunyai momen dipol, tetapi SO2 mempunyai momen dipol.
b. PF5 tidak mempunyai momen dipol, tetapi IF5 mempunyai momen dipol.
c. CH4 tidak mempunyai momen dipol, tetapi CH 2Cl2 mempunyai momen
dipol.
d. BF3 tidak mempunyai momen dipol, tetapi NF3 mempunyai momen dipol.
16. Diskusikan
a. NCl3 ada, tetapi NCl5 tidak ada
b. Bahwa pada molekul PCl5 terjadi orbital hibrida yang tidak ekivalen,
sehingga PCl5 mudah terurai menjadi PCl3 dan Cl2.
c. Mengapa es mengapung di atas air?
17. Dengan

menggunakan

konsep

hibridisasi

diskusikan

struktur

karbon

tetraklorida, boron trifluorida, dan nitrogen trifluorida.


18. Hibridisasi yang terjadi pada atom pusat metana, amonia, dan air adalah
sama, tetapi sudut ikatan yang terbentuk berbeda (berturut-turut 109,5 o,

32

107o, dan 104,5o) Jelaskan. Tentukan pula persentase karakter s dan p pada
orbital hibrida yang terjadi.
19. Tunjukkan hibridisasi serta ikatan dan ikatan yang terjadi pada CO2, NO2,
SO2, XeO2F4, dan XeOF4.
20. Mengapa senyawa PCl5 ada sedang NCl5 tidak dapat terbentuk?
21. Jelaskan mengapa senyawa-senyawa di bawah ini mempunyai bentuk berikut
a. XeF6 tetrahedral terdistorsi
b. SbF63 dan IF4 mempunyai dua lone pair yang menempati posisi cis.

33

Anda mungkin juga menyukai