PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dampak oleh PONV mungkin bersifat ringan dan sementara, namun tidak
menutup kemungkinan bisa menyebabkan dampak yang buruk pada kesembuhan
pasien. PONV berat akan membebankan pasien dengan rasa tidak nyaman, seperti
imobilisasi pada pasien paska pembedahan, keterbatasan asupan makanan dan
pengobatan secara oral, muntah yang banyak dan terus-menerus, aspirasi, delayed
recovery, dan peningkatan biaya perawatan.
Sensor utama stimulus somatik berlokasi di usus dan CTZ. Stimulus emetik
dari usus berasal dari dua tipe serat saraf aferen vagus.
1. Mekanoreseptor : berlokasi pada dinding usus dan diaktifkan oleh
kontraksi dan distensi usus, kerusakan fisik dan manipulasi selama
operasi.
2. Kemoreseptor : berlokasi pada mukosa usus bagian atas dan sensitif
terhadap stimulus kimia.
tidak nyaman. Nukleus traktus solitaries dapat juga menimbulkan mual muntah
dengan perangsangan simpatis dan parasimpatis melalui perangsangan jantung,
saluran billiaris, saluran cerna dan saluran kemih. Sistem vestibular dapat dirangsang
melalui pergerakan tiba-tiba yang menyebabkan gangguan pada vestibular telinga
tengah.
Reseptor sepeti 5-HT3, dopamin tipe 2 (D2), opioid dan neurokinin-1 (NK-1)
dapat dijumpai di CTZ. Nukleus tractus solitarius mempunyai konsentrasi yang tinggi
pada enkepalin, histaminergik, dan reseptor muskarinik kolinergik. Reseptor-reseptor
ini mengirim pesan ke pusat muntah ketika di rangsang. Sebenarnya reseptor NK-1
juga dapat ditemukan di pusat muntah. Pusat muntah mengkoordinasi impuls ke
vagus, frenik, dan saraf spinal, pernafasan dan otot- otot perut untuk melakukan
refleks muntah.
2.2.
FAKTOR RESIKO
Faktor resiko PONV dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Faktor Pasien : Pasien wanita, bukan perokok, memiliki riwayat PONV
atau Motion Sickness
2. Faktor Anestesi :
hambatan
dari
GABA
dan
menurunkan
aktifitas
dari
dengan
propofol
dapat
menurunkan
kejadian
PONV.
anestesi
general,
dimana
terdapat
penggunaan
obat
10
2.3.
PENATALAKSANAAN PONV
2.3.1. Memaksimalkan Masa Preoperative
Terdapat beberapa cara untuk mencegah dan mengatasi terjadinya PONV pada
pasien paska pembedahan dan tindakan anestesi. Upaya pertama dan utama yang
dilakukan adalah dengan mengoptimalkan masa premedikasi dan preoperatif. Ahli
anestesi akan melakukan skrining faktor resiko pasien sebelum tindakan pembedahan
dilakukan.
Apabila mungkin, maka pemilihan jenis anestesi yang diutamakan adalah
regional anestesi dibanding dengan anestesi general untuk menekan kemungkinan
terjadinya PONV. Bila tidak memungkinkan untuk dilakukan anestesi general maka
dapat dilakukan anestesi general dengan menggunakan propofol sebagai obat induksi
anestesi. Propofol memiliki keunggulan untuk mengurangi kemungkinan PONV
daripada obat induksi jenis lainnya.
Hindari penggunaan opiod pada saat intraoperatif dan paska operatif,
sejumlah penelitian menggungkap bahwa dengan tidak digunakannnya opioid dalam
masa ini dapat menurunkan PONV. Pemberian oksigen yang cukup ternyata juga
dapat mengurangi PONV hingga 50% dengan mengurangi resiko hipoksia pada
gastrointestinal.
Terapi cairan intravena yang adekuat juga dapat mengurangi resiko PONV.
Mekanisme terapi cairan IV ini belum jelas, namun diduga behubungan dengan
11
12
d. Obat Antikholinergik
Scopolamin merupakan antikolinergik yang memblok rangsangan muntah
pada reseptor muscarinic pada korteks serebral dan memberi hasil yang sangat
efektif.
e. Steroid
Dalam hal ini obat yang sering digunakan adalah deksametason.
Deksametason berguna sebagai profilaksis PONV dengan cara menghambat
pelepasan prostaglandin.
13
14
15
BAB III
16
KESIMPULAN
17
18
DAFTAR PUSTAKA
19
20