Oleh :
KELOMPOK XI
PROPOSAL
PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN II
HALAMAN SAMPULN
PERENCANAAN, INTERVENSI DAN EVALUASI KESEHATAN
KELURAHAN GEBANG KECAMATAN PATRANG
KABUPATEN JEMBER
Oleh: Kelompok 11
Ketua
Sekretaris
Anggota
(NIM 122110101123)
(NIM 122110101125)
(NIM 122110101008)
(NIM 122110101012)
(NIM 122110101024)
(NIM 122110101027)
(NIM 122110101035)
(NIM 122110101066)
(NIM 122110101098)
(NIM 122110101100)
(NIM 122110101112)
(NIM 122110101141)
(NIM 122110101159)
(NIM 122110101194)
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan
Pengalaman Belajar Lapangan I
Perencanaan, Intervensi Dan Evaluasi Kesehatan
Kelurahan Gebang Kecamatan Patrang
Kabupaten Jember
Pembimbing Akademik
Pembimbing Lapang
Hamimah
NIP. 19591212 198307 2 001
Mengetahui,
Pembantu Dekan I FKM
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T. yang telah melimpahkan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penyusunan Laporan Pengalaman Belajar
Lapangan I yang berjudul, Perencanaan, Intervensi Dan Evaluasi Kesehatan
Kelurahan Gebang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember ini dapat diselesaikan
dengan baik dan tepat pada waktunya. Tujuan penyusunan proposal Pengalaman
Belajar Lapangan I ini adalah untuk mengenal kondisi kesehatan masyarakat
Kelurahan Gebang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember.
Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam penyusunan proposal Pengalaman Belajar Lapangan I ini:
1. Drs. Husni Abdul Gani, M.S selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Jember,
2. Abu Khoiri S.KM, M.Kes Selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas Kesehatan
Masyarakat,
3. Dr. Isa Marufi, S.KM., M.Kes. selaku Ketua Koordinator Pengalaman Belajar
Lapangan 1 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember,
4. Ninna Rohmawati, S.Gz., M.PH selaku Dosen Pendamping Pengalaman Belajar
Lapangan 1 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember,
5. Hamimah selaku Pembimbing Lapangan,
6. Teman-teman anggota kelompok dan seluruh teman Fakultas Kesehatan
Masyarakat semester VI yang telah membantu dalam proses penyusunan
proposal ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL........................................................................................................vii
BAB 1. PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................4
1.3 Tujuan...................................................................................................................4
1.3.1 Tujuan Umum................................................................................................4
1.3.1 Tujuan Khusus...............................................................................................4
1.4 Manfaat................................................................................................................5
1.4.1 Bagi Mahasiswa............................................................................................5
1.4.2 Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat............................................................5
1.4.3 Bagi Masyarakat Kelurahan..........................................................................6
1.4.4 Bagi Dinas Kesehatan...................................................................................6
1.4.5 Bagi Puskesmas.............................................................................................6
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................7
2.1 Program Prioritas dan Perencanaan Program.......................................................7
2.1.1 Pengertian program prioritas.........................................................................7
2.1.2 Pengertian perencanaan.................................................................................7
2.1.3 Batasan perencanaan kesehatan.....................................................................7
2.1.4 Aspek Perencanaan........................................................................................7
2.1.5 Macam Perencanaan......................................................................................7
2.1.6 Prinsip-prinsip dalam perencanaan.............................................................10
2.1.7 Langkah-langkah perencanaan....................................................................10
2.2 Pelaksanaan Program.........................................................................................10
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB 1. PENDAHULUAN
hidup
sehat
bagi
setiap
orang
agar
terwujud
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis
(UU Kesehatan no. 36 tahun 2009).
Derajat kesehatan masyarakat yang optimal adalah tingkat kondisi
kesehatan yang tinggi dan mungkin dicapai pada suatu saat yang sesuai dengan
kondisi dan situasi serta kemampuan yang nyata dari setiap orang atau masyarakat
dan harus selalu diusahakan peningkatannya secara terus menerus. Menurut UU
No.36 Tahun 2009 tentang kesehatan, dalam pasal 152 menyatakan bahwa
pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat bertanggung jawab melakukan upaya
pencegahan, pengendalian, pemberantasan penyakit menular serta akibat yang
ditimbulkannya.
Pada umumnya, suatu program kesehatan diadakan sebagai realisasi dari
rencana program kesehatan di bidang kesehatan yang akan memberikan dampak
pada peningkatan derajat kesehatan suatu masyarakat. Tujuan utama dari suatu
program kesehatan adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kemandirian
masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan, dengan titik berat pada upaya
peningkatan kualitas hidup dan pencegahan penyakit, disamping pengobatan dan
1
pemulihan.
Peran serta masyarakat adalah ikut sertanya seluruh anggota masyarakat
dalam memecahkan permasalahan-permasalahan masyarakat tersebut. Partisipasi
masyarakat di bidang kesehatan berarti keikut sertaan seluruh anggota masyarakat
dalam memecahkan setiap permasalahan. Di dalam hal ini masyarakat sendirilah
yang
aktif
memikirkan,
merencanakan,
melaksanakan,
melaksanakan
dan
sebesar
41%
sedangkan
masyarakat
yang
angka
sudah mengikuti
program ini sebesar 59%. Hal ini mengindikasikan beberapa sebab sehingga timbul
permasalahan tersebut, salah satunya yaitu kurangnya kesadaran masyarakat akan
2
manfaat pemberian ASI untuk tumbuh kembang anak bisa dikatakan cukup baik,
selain itu, terdapat peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat sebanyak 93% atau
280 responden memiliki kebiasaan mencuci tangan sebelum makan., namun masih
adanya sebanyak 43 dari 300 responden memiliki kebiasaan merokok setiap harinya
dengan persentase sebesar 15 %.
Adapun dari segi Aspek Pelayanan Kesehatan, masalah yang muncul antara
lain kurangnya kepersertaan dalam jaminan kesehatan dari pemerintah hanya sebesar
51% di Kelurahan Gebang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember.
Dari permasalahan yang telah dikemukakan pada pelaksanaan analisis
situasi yang telah dilaksanakan membutuhkan realisasi usaha-usaha untuk mencapai
derajat kesehatan yang lebih baik lagi, sehingga peran serta mahasiswa Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Jember pada umumnya dan masyarakat
Kelurahan Gebang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember. Adapun kegiatan secara
umum yang akan dilakukan dalam PBL II ini meliputi penetapan prioritas masalah,
perencanaan dan pembuatan program serta kegiatan sebagai upaya penyelesaian
3
masalah yang ada di Kelurahan Gebang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember yang
ditetapkan melalui intervensi program kesehatan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka diperoleh rumusan masalah sebagai
berikut:
a.
c.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari pelaksanaan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) II ini
adalah mahasiswa mampu membuat perencanaan, melaksanakan program (intervensi)
dan mengevaluasi program kesehatan di Kelurahan Gebang, Kecamatan Patrang,
Kabupaten Jember.
1.3.1 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari pelaksanaan Pengalaman Belajar Lapangan
(PBL) II ini adalah :
a. Merencanakan program yang sesuai dengan permasalahan kesehatan masyarakat
di Kelurahan Gebang, Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember berdasarkan hasil
analisis situasi, meliputi:
Perencanaan adalah suatu proses kegiatan yang urut yang harus dilakukan
untuk mengatasi permasalahan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan
dengan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia secara berhasil guna dan berdaya
guna (Depkes, 2006)
2.1.3 Batasan perencanaan kesehatan
Perencanaan merupakan inti kegiatan manajemen, karena semua kegiatan
manajemen diatur dan diarahkan oleh perencanaan tersebut. Dengan perencanaan itu
memungkinkan para pengambil keputusan atau manajer untuk menggunakan sumber
daya mereka secara berhasil guna berdaya guna. Banyak batasan perencanaan yang
telah dibuat oleh para ahli. Salah satunyayakni, perencanaan adalah suatu kegiatan
atau proses penganalisasian dan pemahaman sistem, penyusunan konsep dan kegiatan
yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan demi masa depan yang baik.
Dari batasan ini dapat ditarik kesimpulan-kesimpilan antara lain:
a. Perencanaan harus didasarkan kepada analisi dan pemahaman sistem dengan baik.
b. Perencanaan pada hakikatnya menyusun konsep dan kegiatan yang akan
dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan misi organisasi.
c. Perencanaan secara implisit mengemban misi organisasi untuk mencapai hari
langkah-langkah
melakukan
proses
perencanaan (proces
of
planning). Dalam Ilmu administarsi kesehatan, ketiga aspek ini tidak sama.
Uraian dari masing-masing aspek ini adalah sebagai berikut adalah :
dengan
perencanakegiatan
yang
lain.
Hasil
pekerjaan
perencanaan
organisasiyang
(Mechanic
ditugaskan
atau
of
yang
planning)
adalah suatu
bertanggung
jawab
untuk
berbagai
pekerjaan
perencanaan.
Sehingga
dapat
jangka
panjang
(long-range
planning),
adalah
jangka
pendek
(short-range
planning),
adalah
2. Perencanaan operasional
Perencanaan operasional (operational planning), adalah perencanaan
yang dihasilkan lebih menitikberatkan pada aspek pedoman pelaksanaan yang
akan dicapai sebagai petunjuk pada waktu melaksanakan kegiatan.
3. Perencanaan harian
Perencanaan harian (day to day planning), adalah rencana yang
dihasilkan telah disusun secara rinci. Rencana harian ini biasanya disusun
untuk program yang telah bersifat rutin.
d. Ditinjau dari filosofi perencanaan
1. Perencanaan memuaskan
Perencanaan memuaskan (satisfying planning), apabila filosofi yang
dianut pada waktu melakukan perencanaan tidak terlalu mementingkan
keuntungan golongan, melainkan kepuasan semua pihak yang terlibat.
2. Perencanan optimal
Perencanaan optimal (optimizing planning), apabila filosofi yang
dianut pada waktu melakukan perencanaan sangat mementingkan pencapaian
tujuan. Pada perencanaan ini ukuran-ukuran kuantitas menjadi penting, oleh
karena itu perhatian lebih diutamakan pada bagian-bagian yang produktif.
3. Perencanan adaptasi
Perencanaan adaptasi (adaptivizer planning), apabila filosofi yang
dianut pada waktu melakukan perencanaan cenderung berupaya untuk selalu
menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi yang dihadapi.
e. Ditinjau dari orientasi waktu
1. Perencanaan berorientasi masa lalu-kini
Perencanaan berorientasi masa lalu-kini (past-present planning),
apabila rencana yang dihasilkan semata-mata bertitik tolak dari pengalaman
yang pernah diperoleh pada masa lalu saja. Perencanaan model ini biasanya
dilakukan apabila menghadapi keadaan darurat serta waktu yang dimiliki
11
sangat singkat, misalnya dalam keadaan wabah. Perencanaan masa lalu- kini
disebut pula dengan nama ameliorative planning.
2.
b.
Mempertimbangkan kelayakan.
c.
d.
e.
14
Implementasi
Pelaksanaan program kesehatan merupakan kegiatan yang dilakukan
guna mewujudkan perencanaan yang selesai dikerjakan dengan menggerakkan
semua sumber daya yang dimiliki organisasi melalui aktivitas koordinasi dan
supervisi (Supriyanto, 2003 dalam nuryadi dkk 2013)
b.
Koordinasi
Merupakan proses komunikasi, integrasi, sinkronisasi, dan simplifikasi
kegiatan pada organisasi dengan mekanisme kerjasama tim (intern organisasi
maupun lintas sektor) agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan
efisien (KISS-ME) (Supriyanto,2003 dalam nuryadi dkk 2013)
Tujuan koordinasi antara lain:
1. Terlaksananya penggalangan kerja sama tim lintas program dalam rangka
pengembangan manajemen sederhana, terutama dalampembagian tugas dan
pembuatan rencana kerja harian
15
kejelasan
pembagian
tugas
merupakan
petunjuk
b.
komunikasi
antar
departemen
sehingga
mengurangi
c.
a.
b.
petunjuk dan saran setelah menemukan alasan dan keluhan pelaksanaan dalam
mengatasi permasalahan yang dihadapi. Juga merupakan upaya pembinaan dan
pengarahan untuk meningkatkan gairah dan prestasi kerja. Supervisi harus
17
18
19
Penilaian
pada
tahap
awal
program
Penilaian pada awal tahap program dilakukan saat merencanakan suatu
program (formative evaluation). Tujuannya adalah untuk meyakinkan bahwa
rencana yang akan disusun benarbenar telah sesuai dengan yang ditemukan,
dalam arti dapat menyelesaikan masalah tersebut (need assessment)
b.
c.
Penilaian
pada
tahap
akhir
program
Penilaian pada tahap akhir program dilakukan pada saat program telah
selesai dilaksanakan (sumative evaluation). Tujuannya adalah untuk mengukur
(out put) serta dampak (impact ) yang dihasilkan.
2.3.3 Ruang lingkup evaluasi
Gambaran ruang lingkup evaluasi meliputi hal-hal sebagai berikut
(Supriyanto,2003):
a. Macam evaluasi : macam evaluasi yang dipilih akan menentukan kapan evaluasi
tersebut bisa atau dapat dilaksanakan. Terdiri dari evaluasi formative dan evaluasi
summative.
b. Program yang perlu dievaluasi
20
dengan
usaha-usaha
yang
perlu
dilakukan
dalam
rangka
21
melakukan
pengukuran-pengukurankuantitatif/kualitatif
jumlahitas
proses
datadata/penemuan
pengambilan
teknis
keputusan
perlu
yang
telah
dikonsultasikan
dilakukan
secermat
atas
mungkin
b.
c.
d.
e.
f.
Norms
23
Relevansi
Menurut Prayitno (2001) relevansi dipakai untuk memeriksa rasionalisasi
relevansi suatu program yaitu memeriksa relevansi antara masalah, kebijaksanaan,
tujuan atau jawaban masalah, kegiatan, unit kerja, dsb. Relevansi juga dapat
dipakai untuk menilai pengadaan/penghentian suatu program.
1.
2.
Kecukupan (Adequacy)
Adequacy (kecukupan), menunjukkan berapa besar perhatian telah
diberikan dalam program kegiatan untuk mengatasi masalah. Adequacy juga
berhubungan sampai seberapa besar masalah telah dapat diatasi melalui program
kegiatan yang dilaksanakan. Evaluasi adequacy lebih banyak berkaitan dengan
keluaran (output) terhadap kebutuhan atau sasaran seharusnya atau masalah
kesehatan yang harus ditanggulangi.Adequacy dibedakan atas Adequacy of effort
dan Adequacy of performance.
1. Adequacy of effort
24
X 100%
2. Adequacy of performance
Performance = Kegiatan (proses) + Pencapaian (keluaran)
Pencapaian Hasil Kegiatan
Sasaran (Kebutuhan )
Adequacy of Performance =
X 100%
50 75%
> 75%
d.
Progress
Progress atau pengamatan kemajuan adalah perbandingan antara rencana
dan kenyataan yang ada. Untuk maksud ini perlu dilakukan analisa usaha yang
telah dilakukan dan sumber-sumber yang digunakan dalam pelaksanaan
dibandingkan dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan progress
adalah monitoring atau pengawasan jalannya usaha kegiatan, atau melihat
kemajuan yang telah dicapai. Progress atau monitoring dilaksanakan pada saat
kegiatan program sedang berjalan, karena itu identitas dan tindakan koreksi
terhadap penyebab hambatan akan selalu dijumpai pada evaluasi progress
(Supriyanto, 2003).
e.
Efisiensi
Efisiensi menggambarkan hubungan antara hasil yang dicapai suatu
program kesehatan dengan usaha-usaha yang diperkirakan dalam pengertian:
25
Hasil Kegiatan
100
Jumlah Sumber Daya yang Terpakai
Dikatakan efisiensi bila hasil sama penggunaan lebih kecil atau dengan
sumber daya sama hasil lebih besar. Oleh karena itu, efisiensi teknis harus
membandingkan dua kegiatan atau satu kegiatan dengan standard.
Efisiensi Biaya Satuan=
Total Biaya
Jumlah Pelayanan
Efisiensi biaya satuan adalah total biaya untuk memproduksi jasa dibagi
jumlah pelayanan. Dikatakan efisien dengan membandingkan dua kegiatan yang
sama tetapi beda Puskesmas atau membandingkan dengan standard biaya satuan
yang telah ditetapkan. Efisiensi bidang manajemen kesehatan dapat didefinisikan
melakukan sesuatu dengan benar (doing thing right), artinya seseorang yang
melakukan pelayanan kepada pasien sesuai dengan kemampuan profesi yang
dimiliki atau protap yang ada. Bidan yang melakukan pemeriksaan Antenatal
Care (ANC) sesuai dengan prosedur standard yang telah ditetapkan dapat
dikatakan efisien.
f.
Efektivitas
Efektivitas menggambarkan akibat atau efek yang diinginkan dari suatu
program, kegiatan, institusi dalam usaha mengurangi masalah kesehatan.
Efektivitas juga dipergunakan untuk mengukur derajat keberhasilan dari suatu
usaha tersebut dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas adalah
tingkat pencapaian tujuan program (target) yang telah ditetapkan yang diukur dari
26
Performance
Efektifitas = ----------------%
x 100
= kurang efektif
= efektif
= sangat efektif
Dampak (Impact)
Menggambarkan akibat keseluruhan dari program, kegiatan, institusi
27
Kegiatan
1.
Menentukan
masalah
dan
penyebabnya
Menentukan
prioritas
masalah
dan
alternatif
penyelesaian
2.
III
IV
28
3.
4.
5.
masalah
melalui MMD
(Musyawarah
Masyarakat
Desa)
Perencanaan
program
intervensi
Pelaksanaan
program
intervensi
Evaluasi
program
intervensi
29
PBL I
Identifikasi Masalah
Perencanaan Program
PBL II
Pelaksanaan/Intervensi Program
Evaluasi Program
Keterangan :
: dilakukan di PBL I
: dilakukan di PBL II
penentuan
masalah
dan
faktor-faktor
penyebabnya
dibuat
Lingkungan : fisik,Masalah
sosio-kultural
Kesehatan Masyarakat : Mortalitas, morbiditas, disabilitas
Pelayanan Kesehatan
Perilaku
31
33
Sarana :
1) Daftar hadir atau presensi
2) Meja presensi
3) Meja dan kursi untuk peserta, undangan dan tim pelaksana MMD
4) Papan flipchart
5) Spidol
6) Viewer
7) Laptop
8) Layar
9) Kalkulator
10) Alat tulis
11) Kertas ukuran 10 x 15 cm dan 3 x 5 cm
12) Lembar prioritas masalah kesehatan.
c.
2) Moderator
: M. Alamal Hakam
3) Pembawa acara
: Intan Mustiko P
4) Notulen
: Firta Lutfia I
5) Penulis flipchart
: Dewi Febrina
6) Kesekertariatan
: Eva Nurlailatul F
7) Petugas konsumsi
: Defi Astiaken
Ahmad Fahnur Juli
8) Dokumentasi
: Leidy Nasional
9) Penghitung hasil
: Winda Yulia S
10) Perlengkapan
: Heri Purnawanto
34
: Wita Nurcahyaningsih
Risya Ervina P
Miftaqul Mudawamah
Voting Priority
Sebelum memulai tahap voting, notulen telah menampilkan masalah
kesehatan yang ditemukan melalui analisis situasi pada layar. Setelah itu
moderator memandu pembagian kertas 10x15 cm untuk diisi oleh peserta.
Peserta diminta untuk menuliskan ide-ide atau masalah kesehatan yang belum
35
tercantum di layar. Setelah ide ide baru ditampilkan pada layar. Moderator
meminta peserta untuk memberikan alasan atas ide-ide baru yang telah
disampaikan sebelumnya. Selanjutnya, pada tahap ini setiap peserta diminta
untuk membuat daftar ide masalah kesehatan yang paling penting dari semua
permasalahan yang didapatkan dari hasil analisis situasi pada PBL I yang
ditampilkan di layar pada kertas ukuran 3 x 5 cm dengan menulis nomor ide
atau uraian idenya. Pilih 5 masalah yang paling penting, kemudian kertas
dikumpulkan dan diserahkan pada pencatat dan dituliskan pada flipchart.
Dari 5 masalah kesehatan yang didapat, dilanjutkan dengan meminta
peserta melakukan rangking ulang dari ide yang dipilih menurut urutan
prioritas masalah yang paling penting diberi nilai yang terendah (pada MMD
ini adalah nilai 1), kemudian lainnya menyesuaikan. Pilih jumlah yang paling
kecil untuk menentukan prioritas masalah. Hal-hal yang perlu diperhatikan
oleh moderator:
1) Peserta diminta memikirkan kembali apa yang telah selesai ditulis.
2) Memberikan sanksi bagi yang mengacaukan jalannya proses NGT
modifikasi.
3) Peserta yang telah selesai menulis tidak diperkenankan mempengaruhi
peserta yang lain.
4) Pencatat tidak diperkenankan untuk mengaklasifikasi atau menambah
atau mengurangi ide peserta.
5) Hindarkan diskusi setiap ide yang ditulis.
b.
Discussion of Vote
Pada tahap ini peserta mendiskusikan lagi hasil prioritas yang telah
didapat pada tahap sebelumnya untuk mendapatkan komentar, masukan, atau
pertimbangan dari peserta NGT modifikasi mengenai prioritas masalah yang
akan diintervensi berdasarkan sumber daya yang dimiliki oleh masyarakat dan
36
mahasiswa PBL, mengingat sumber daya yang ada baik tenaga, biaya maupun
waktu.
Tahap ini merupakan kesempatan bagi peserta untuk mendiskusikan
ide ide yang telah ditulis pada flip chart, dengan pedoman:
1) Peserta diminta mendiskusikan masalah yang telah ditulis untuk
klarifikasi. Moderator meminta peserta yang menyampaikan masalah
tersebut dan memberikan penjelasan.
2) Hindarkan penggabungan atau penghilangan masalah.
3) Masalah yang luas atau abstrak dirumuskan untuk menjadi lebih spesifik.
c.
Proses Musyawarah
Pemecahan masalah dari prioritas masalah riil yang muncul, dapat
dilakukan dengan cara musyawarah bersama. Menurut Randall B. Dunham,
1998 dikutip dalam Supriyanto (2003), kegiatan dalam proses musyawarah ini
adalah sebagai berikut:
1) Peserta diminta mengusulkan satu alternatif penyelesaian masalah masingmasing masalah riil pada kertas.
2) Hasil penulisan alternatif pemecahan masalah masing-masing peserta
dibacakan kemudian ditulis pada flipchart oleh notulen.
3) Dari hasil penulisan alternative penyelesaian masalah pada flipchart
kemudian dimusyawarahkan bersama untuk mencapai kesepakatan
alternative mana yang dipilih untuk nantinya dilaksanakan.
3. Tujuan
4. Uraian kegiatan
5. Sasaran
6. Waktu dan tempat
7. Metode
8. Media dan peralatan yang digunakan
9. Pelaksanaan
10. Rasionalisasi anggaran
11. Koordinasi
12. Supervisi
13. Kriteria evaluasi
3.7 Metode Pelaksanaan Program Intervensi
Pelaksanaan program merupakan kegiatan yang dilakukan guna mewujudkan
perencanaan yang telah dibuat dengan menggerakkan semua sumber daya yang
dimiliki organisasi melalui aktivitas koordinasi dan supervisi. Desain/ metode
pelaksanaan program kesehatan yang dilakukan di Kelurahan Gebang Kecamatan
Patrang Kabupaten Jember dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Nama Kegiatan
Menggunakan nama kegiatan yang bermakna, tepat, singkat sehingga
mudah diingat. Bahasanya cukup dikenal dan dipahami, tidak mengandung
makna ganda
b. Sasaran/ Peserta
Sasaran peserta kegiatan harus disesuaikan dengan kegiatannya yaitu
masyarakat Kelurahan Gebang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember
anggotanya. Penulisan dituliskan pula tanggal dan waktu koordinasi dan apa
yang dikoordinasikan. Proses Koordinasi meliputi:
1. Komunikasi dilaksanakan pada saat sebelum dan selama pelaksanaan program
dijalankan. Sebelum program dijalankan diperlukan komunikasi dengan
pihak-pihak yang nantinya akan membantu dan mendukung kelancaran
program tersebut. Salah satu contohnya tokoh masyarakat sebagai orangorang yang menjembatani antara mahasiswa dengan masyarakat. Sehingga
informasi yang diberikan ke masyarakat dapat diterima secara jelas dengan
waktu yang efisien.
2. Integrasi
Merupakan suatu cara menjalankan program dimana program
dilaksanakan sesuai dengan apa yang telaha direncanakan sebelumnya.
3. Sinkronisasi
Adanya pembagian tugas yang jelas antara setiap anggota dalam
menjalankan program yang dijalankan. Dapat diimplementasikan dalam suatu
kepanitiaan yang dibentuk dalam pelaksanaan program dengan tetap
menjalankan koordinasi antar satu bagian atau bidang dengan bagian lain.
4. Simplifikasi
Program-program yang sudah direncanakan dijalankan sesuai dengan
rencana yang telah disusun sebelumnya. Dilaksanakan secara maksimal untuk
memperoleh hasil yang memuaskan.
Sedangkan unyuk mekanisme koordinasi adalah sebagai berikut :
1. Melaksanakan koordinasi dasar
Koordinasi dasar dilakukan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan dalam melaksanakan program, baik dari rantai pemerintahan yang
terkecil sampai ke tingkat pemerintahan yang tinggi. Contohnya: Ketua RT,
RW, Kepala Lingkungan dan Lurah.
2. Meningkatkan koordinasi potensial
40
Dari keenam kriteria evaluasi di atas, hanya empat yang dapat diukur dalam
pelaksanaan program yaitu relevancy, adequacy, progress dan effectiveness.
Relevancy diukur dari tingkat kesesuaian permasalahan yang timbul di masyarakat
dengan kebijakan yang ada. Adequacy diukur dari adequacy of performance yaitu
dengan membandingkan hasil kegiatan dan target. Progress diukur dari peningkatan
atau penurunan pengetahuan dan perilaku sebelum dan setelah pelaksanaan kegiatan.
effectiveness diukur dengan membandingkan hasil post-test dan pre-test. Kriteria
penilaian yang digunakan dalam evaluasi kegiatan PBL II di Kelurahan Gebang
Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember adalah adequacy of performance, efektifitas,
dan progress kegiatan.
43
DAFTAR PUSTAKA
Yennike,
Christyana.
2013.
Perencanaan,
Implementasi,
dan
dan
Ilmu
Pengetahuan
Alam
(FMIPA)
USU.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19622/4/Chapter%20II.pdf
{diakses pada 15 Juni 2015 pukul 21.05}
Phradithia, S. 2008. Analisis Kebutuhan Tenaga Sanitarian Berjenjang SKM
Puskesmas Kelurahan Di Provinsi DKI Jakarta. Universitas Indonesia. Fakultas
Kesehatan Masyarakat. Serial online http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/123609S-5429-Analisis%20kebutuhan-Analisis.pdf
{diakses pada 15 Juni 2015 pukul 20.15}