Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN

PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

Disusun oleh:
Kelompok XI
Agung Karuniawan PT/05984
Anisa Rosleina PT/06040
Robith Rifki PT/06055
Luthfi Mufidah Herlina PT/06103
Pitrianto Meri Utomo PT/06145
Rendi Krisna Putra R PT/06187

Asisten Pendamping : Denis Febta Dianingratri

LABORATORIUM KOMUNIKASI DAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT


BAGIAN SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014

i
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan praktikum Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan ini


disusun untuk memenuhi syarat dalam mata kuliah Penyuluhan dan
Komunikasi Pembangunan di Fakultas Peternakan Universitas Gadjah
Mada Yogyakarta yang telah disahkan oleh dosen pengampu dan asisten
pendamping Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan.

Yogyakarta, November 2014

Mengetahui
Dosen Pengampu Asisten Pendamping

Endang Sulastri, S.Pt.,MA.,Ph.D. Denis Febta Dianingratri


NIP.196509171991031001 NIM. 11/317686/PT/06161

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan praktikum dan laporan Manajemen Agrobisinis yang
merupakan rangkaian dari mata kuliah Penyuluhan dan Komunikasi
Pembangunan. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Ali Agus., DAA., DEA., selaku Dekan Fakultas Peternakan
Uiversitas Gadjah Mada.
2. Ir. F. Trisakti Haryadi, M.Si., Ph.D, Budi Guntoro S.Pt., M.Sc., Ph.D,
Endang Sulastri, S.Pt., MA., Ph.D, dan Siti Andarwati S.Pt., MP selaku
dosen mata kuliah Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan.
3. Asisten Laboratorium Komunikasi dan Pembangunan Masyarakat yang
telah membimbing selama praktikum sampai terselesaikannya laporan.
4. Semua pihak yang telah membantu terlaksanakannya laporan ini.
Kami sadar bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kami selalu menerima segala kritik dan saran
yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi kita serta dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Yogyakarta, November 2014


Penyusun

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... ii
KATA PENGANTAR................................................................................. iii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ...................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ vi
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1
Latar Belakang ................................................................................ 1
Tujuan.............................................................................................. 3
Metode............................................................................................. 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 5
Pengembangan Program Penyuluhan............................................. 5
Perubahan Sikap sebagai Asas Pengembangan Program.............. 6
Metode dan Teknik Penyuluhan...................................................... 8
Model Perencanaan Program dan Evaluasi Penyuluhan............. ... 9
BAB III. PERENCANAAN DAN EVALUASI PENYULUHAN .................. 12
Pengumpulan Fakta ........................................................................ 12
Analisis Kebutuhan Sasaran............................................................ 13
Penyusunan Program Penyuluhan.................................................. 14
Alat Bantu yang Digunakan............................................................. 16
Pelaksanaan Penyuluhan................................................................ 17
Evaluasi Penyuluhan....................................................................... 17
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 22
Kesimpulan...................................................................................... 22
Saran............................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 23

iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Penyusunan program penyuluhan di kelompok ternak Ngudi ..... 15
Mulyo
Tabel 2.Distribusi persentase jawaban responden terhadap setiap….. 17
pertanyaan di kuesioner

v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Gambar keadaan di peternakan Ngudi Mulyo Bantul ........... 23
Lampiran 2. Tabulasi Kuisioner ………. .................................................... 24

vi
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Peternakan merupakan salah satu sektor yang dapat mendukung
ketahanan pangan. Konsep pengembangan agribisnis peternakan
merupakan salah satu cara mengembangkan sektor peternakan yang
sekaligus dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pengembangan agribisnis peternakan ini harus didukung data dan
informasi yang akurat, sehingga dapat menghasilkan perencanaan
pengembangan di sektor peternakan yang tepat sasaran. Pengembangan
sub sektor peternakan tidak hanya membutuhkan identifikasi posisinya
semata. Lebih jauh lagi setelah dilakukan klasifikasi kemudian diperlukan
perumusan strategi pengembangan subsektor peternakan sehingga
diperoleh alternatif strategi pengembangan. Strategi tersebut dapat
dimulai dengan adanya penyuluhan kepada pelaku peternakan (peternak).
Penyuluhan (extension) merupakan suatu istilah yang telah dikenal
dan diterima dengan baik oleh mereka yang berkarya di organisasi dan
pelayanan penyuluhan, namun pengertian penyuluhan itu sendiri sering
belum diketahui dan dipahami secara luas. Istilah penyuluhan (extension)
mulai dikenal di Amerika Serikat dalam upaya membantu petani melalui
proses pendidikan non formal. Maka dapat dikatakan pendidikan
penyuluhan adalah suatu ilmu perilaku yang mengacu pada proses
pendidikan persuasif yang berkelanjutan dengan tujuan memengaruhi
komponen-komponen perilaku manusia ke arah yang diinginkan melalui
konfiksi, komunikasi, dan difusi menggunakan metode, prinsip dan filosofi
yang melibatkan baik sistem sasaran maupun sistem agen pembaharu
dalam proses belajar (Stufflebeam dan Shinkfield, 2005).
Sistem penyuluhan yang sedang ditata kembali dan direvitalisasi
kembali diarahkan kepada terwujudnya sistem penyuluhan yang
profesional, dinamis dan efisien dengan beberapa karakteristik sistem

1
penyuluhan yang ingin dicapai yaitu sistem yang digerakkan oleh
kepemimpinan petani dan bertumpu pada kekuatan kerjasama serta
bertumpu pada otonomi daerah. Selain itu juga adanya keterpaduan
program berwawasan agribisnis dan kelestarian lingkungan. Ada
beberapa filosofi penting yang digunakan dalam pendidikan penyuluhan
yaitu pentingnya individu, melalui proses mendidik, prosesnya demokratis,
bekerja bersama, dan terus menerus.
Tujuan penyuluhan adalah terwujudnya perubahan perilaku melalui
proses pendidikan. Esensi dari perubahan perilaku adalah hasil dari
interaksi dua komponen kekuatan yakni pendukung perubahan dan
penghambat perubahan. Pengaruh interaksi dari dua kekuatan tersebut
membentuk dan mengontrol karakteristik perubahan yang diklasifikasikan
sebagai pasif, dinamis, dan semi dinamis. Beberapa hal yang menjadi
gambaran penyuluhan antara lain kegiatan yang diwali praktek kemudian
dihubungkan secara teori atau pemahaman dasar, kurikulumnya fleksibel
tergantung pada kebutuhan sasaran, sasarannya bersifat heterogen dan
memiliki tujuan yang bervariasi, dan pengajarannya bersifat horizontal dan
berorientasi pada masalah atau kebutuhan sasaran.
Berdasarkan kunjungan ke kelompok ternak, didapatlkan bahwa
kelompok ternak Ngudi Mulyo merupakan kelompok ternak yang bergerak
di bidang peternakan bebek. Kelompok ternak Ngudi Mulyo didirikan pada
tanggal 17 Agustus 2000. Latar belakang didirikannya kelompok ternak
Ngudi Mulyo yaitu sebagai wadah peternak untuk mengembangkan usaha
di bidang peternakan bebek yang didampingi oleh dinas terkait di
kabupaten Bantul. Bagi sebagian besar anggota kelompok Ngudi Mulyo
memandang bahwa peternakan bebek merupakan pekerjaan sampingan
selain menjadi petani. Hal tersebut dikarenakan peternakan merupakan
pekerjaan pengisi waktu luang yang mana ketika selesai panen di sawah
maka petani beralih ke beternak bebek. Selain itu bagi sebagian besar
anggota kelompok, beternak bebek bersifat temporer atau tidak
berkelanjutan karena di dalam memelihara bebek peternak masih

2
mengandalkan iklim seperti cuaca, lingkungan yang mendukung seperti
ketersediaan air dan lain-lain. Jika hal tersebut diabaikan, maka peternak
akan mengalami kerugian yang diakibatkan banyaknya ternak mati akibat
serangan pengakit. Hal tersebut merupakan masalah utama di kelompok
ternak Ngudi Mulyo. Permasalahan lain yang dikeluhkan peternak yaitu
harga pakan yang tinggi, pemasaran yang masih terbatas dan
produktivitas masih rendah karena adanya ketergantungan terhadap iklim.
Oleh karena itu, agar para peternak dapat mengembangkan usahanya
secara maksimal perlu adanya inovasi dan pengetahuan mengenai
teknologi dengan upaya diadakannya penyuluhan guna membantu dalam
penyampaian informasi kepada peternak.

Tujuan
Tujuan dilakukan kegiatan praktikum Penyuluhan dan Komunikasi
Pembangunan yaitu mahasiswa dapat membuat dan melaksanakan
kegiatan penyuluhan berpedoman pada prinsip-prinsip penyuluhan dan
kaidah ilmiah dengan menerapkan metode dan teknik komunikasi yang
efektif dan efisien, memberikan pengalaman belajar kepang prakte
penyuluhan dan mahasiswa tentang prektek penyuluhan dan komunikasi
pertanian, dan memperoleh pengayakan pengalaman belajar tentang
penyuluhan dan komunikasi peternakan diluar perkuliahan.

Metode
Metode yang digunakan pada kegiatan praktikum Penyuluhan dan
Komunikasi Pembangunan berdasarkan teknik komunikasinya yaitu
menggunakan metode komunikasi secara langsung kepada peternak
dengan cara menggelar pertemuan kemudian dilakukan pemaparan
materi dan tanya jawab. Berdasarkan jumlah sasarannya metode yang
digunakan dalam praktikum Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan
yaitu dengan metode pendekatan secara kelompok kepada kelompok
peternak Ngudi Mulyo. Berdasarkan indera penerima metode yang

3
digunakan dalam praktikum Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan
yaitu dengan metode yang diterima oleh indera penglihatan berupa
pemutaran slide, poster dan leaflet, sedangkan metode yang diterima oleh
indera pendengaran yaitu berupa pemutaran video.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pengembangan Program Penyuluhan


Penyuluhan Pertanian adalah suatu sistem pendidikan nonformil di
luar sekolah bagi para petani dan keluarganya agar terjadi perubahan
perilaku yang lebih rasional dengan belajar sambil berbuat (learning by
doing) sampai mereka tahu mau dan mampu berswakarsa untuk
memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi baik secara sendiri-
sendiri maupun secara bersamaan guna terus memajukan usaha tani dan
menaikan sejumlah mutu, macam serta jenis dan nilai produksi sehingga
tercapai suatu kenaikan pendapatan yang lebih bermanfaat bagi dirinya
sendiri, keluarga dan kesejahteraan masyarakat (Mardikanto, 2009).
Kegiatan penyuluhan diartikan dengan berbagai pemahaman seperti,
penyebarluasan (informasi), penerangan atau penjelasan, pendidikan non
formal (luar-sekolah), perubahan perilaku, rekayasa sosial, pemasaran
inovasi (teknis dan sosial), perubahan sosial (perilaku individu, nilai-nilai,
hubungan antar individu, kelembagaan, dll), pemberdayaan masyarakat
(community empowerment), penguatan komunitas (community
strengthening) (Arip, 2009).
Van Den Ban dan Hawkins (2008) menyatakan bahwa konsep
dasar penyuluhan pertanian adalah suatu bentuk pengaruh sosial yang
disadari. Komunikasi yang disengaja melalui informasi adalah untuk
membantu petani membentuk pendapat yang sehat dan membuat
keputusan yang benar serta mengubah perilaku petani menjadi lebih baik.
Pembangunan pertanian terutama dalam subsektor peternakan yang
diterapkan diera orde baru cenderung sangat sentralistik dan terfokus
hanya untuk memajukan produksi beras. Selain itu politik pertaniandan
peternakan saat itu cenderung menganggap petani sebagai obyek
pembangunan dan bersifat Top Down. Revolusi hijau telah berhasil pada
produktivitasnya akan tetapi memiliki eksternalitas negatif, erosi tanah

5
yang berat, punahnya keanekaragaman hayati, pencemaran air, bahaya
residu bahan kimia dan hasil-hasil pertanian dan peternakan. Pemahaman
tentang pembangunan bidang pertanian dan peternakan seharusnya
dikembangkan atas dasar paradigma bahwa secara holistik pertanian
merupakan suatu sistem sosial-kultural-teknis untuk menghasilkan dan
memanfaatkan biomassa secara berkesinambungan dan berkelanjutan
(Arifin, 2009).
Pada awalnya, semua pembangunan pertanian dan pedesaan
diatur oleh pemerintah pusat. Rembug desa hanyalah formalitas dan
masyarakat desa kurang dilibatkan dalam proses awal perencanaa,
pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Semua serba seragam tetapi tidak
ada dinamika demokrasi yang menumbuhkan partisipasi, kemandirian dan
rasa memiliki, namun seiring berjalanannya waktu maka diterapkannya
model peyuluhan baru yang disebut dengan Bottom Up (Penyuluhan
Partisipatif). Penyuluhan partisipatif merupakan pendekatan penyuluhan
dari bawah ke atas (bottom up) untuk memberikan kekuasaan kepada
petani agar dapat mandiri, yaitu kekuasaan dalam peran, keahlian, dan
sumberdaya untuk mengkaji desanya sehingga tergali potensi yang
terkandung, yang dapat diaktualkan, termasuk permasalahan yang
ditemukan (Mardikanto, 2009).
Perubahan Sikap Sebagai Asas Pengembangan Program
Tujuan penyuluhan pertanian adalah mengubah perilaku (behavior)
petani dan anggota keluarganya yaitu mengubah pengetahuan, sikap,
serta keterampilannya. Perubahan pengetahuan, sikap, serta
keterampilannya. Perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilani ini
akan merupakan “pintu gerbang” terjadinya penghayatan
(Characterization, habitually) dan penerapan (adopsi) dari inovasi
(pembaharuan) pertanian yang disuluhkan atau yang menjadi misinya.
Tanpa terjadi perubahan perilaku ini tidak akan terjadi proses
penghayatan atau penerapan dalam diri petani dan anggota keluarganya.
Adapun misi atau pesan penyuluh pertanian adalah bertani lebih baik

6
(better farming), berusahatani lebih menguntungkan (better business),
hidup lebih sejahtera (better living) dan membentuk masyarakat tani yang
lebih sejahtera (better community) (Padmowiharjo, 2001).
Secara umum, peran penyuluh hanya dibatasi pada kewajibannya
untuk menyampaikan inovasi dan mempengaruhi sasaran penyuluhan
melalui metoda dan teknik-teknik tertentu sampai sasaran penyuluhan itu
dengan kesadaran dan kemampuannya sendiri mengadopsi inovasi yang
disampaikan. Akan tetapi, dalam pengembangannya, peran penyuluh
tidak hanya terbatas pada fungsi menyampaikan iinovasi dan
mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh
sasaran penyuluhannya, akan tetapi, ia harus mampu menjadi jembatan
penghubung antara pemerintah atau lembaga penyuluhan yang
diwakilinya dengan masyarakat sasaran, maupun untuk menyampaikan
umpan balik atau tanggapan masyarakat kepada pemerintah/lembaga
penyuluhan yang bersangkutan. Sebab, hanya dengan menempatkan diri
pada kedudukan atau posisi seperti itulah ia akan mampu melaksanakan
tugasnya dengan baik (Mardikanto, 2009).
Penyuluhan merupakan proses perubahan perilaku manusia
(petani) yang dilakukan melalui suatu sistem pendidikan. Dengan
demikian, efektivitas atau keberhasilan suatu kegiatan penyuluhan dapat
diukur dari seberapa jauh telah terjadi perubahan perilaku (petani)
Penerima manfaatnya, baik yang menyangkut: pengetahuan, sikap, dan
ketrampilannya. Yang kesemuanya itu dapat diamati pada (1) Perubahan-
perubahan pelaksanaan kegiatan bertani yang menca-kup macam dan
jumlah sarana atau teknik bertaninya, (2) Perubahan-perubahan tingkat
produktivitas dan pendapatannya dan (3) Perubahan dalam pengelolaan
usaha (perorangan, kelompok, koperasi), serta pengelolaan pendapatan
yang diper-oleh dari usahataninya. Meskipun demikian, bukan berarti
bahwa kegiatan penyuluhan pertanian merupakan satu-satunya penyebab
terjadinya perubahan-perubahan yang terjadi. Kegiatan penyuluhan
pertanian merupakan salah satu diantara sekian banyak variabel yang

7
menyebabkan terjadinya perubahan perilaku petani dan peru-bahan-
perubahan yang menjadi tujuan akhir dari penyuluhan pertanian. Artinya,
penyuluhan yang baik tidak selalu menjamin tercapainya tujuan
pembangunan, dan kegagalan pembangunan pertanian tidak selalu hanya
disebabkan karena buruknya pelaksanaan penyuluhan pertanian.
Metode dan Teknik Penyuluhan
Metode adalah cara yang sistematis untuk mencapai suatu tujuan
yang telah direncakan. Setiap orang “belajar” lebih banyak melalui cara
yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan dalam menangkap pesan
yang diterimanya, ada yang cukup dengan mendengar saja, atau melihat
dan juga ada yang harus mempraktikkan dan kemudian
mendistribusikannya. Ibrahim, et. al. (2003) menggolonggakan metode
penyluhan menjadi 3 (tiga) golongan berdasarkan jumlah sasaran yang
dapat di capai, yaitu (1) Metode berdasarkan pendekatan perseorangan.
Dalam metode ini, penyuluh berhub ungan dengan baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan sasaran secara perorangan. (2) Metode
berdasarkan pendekatan kelompok. Dalam hal ini, penyuluh berhubungan
denga sekelompok orang yang menyampaikan pesannya. (3) Metode
berdasarkan pendekatan massal. Metode ini dapat menjangkau sasaran
yang lebih luas (massa).
Sedangkan Salikin (2003) menggolongkan metode berdasarkan
teknik komunikasi dan berdasarkan indera penerimaan sasaran.
Berdasarkan teknik komunikasi, metode penyuluhan dibagi menjadi 2
golongan, yaitu (1) Metode penyuluhan langsung. Artinya para petugas
penyuluhan, langsung bertatap muka dengan sasaran. Misalnya
anjangsana, kontak personal, demonstrasi, dan (2) Metode penyuluhan
tidak langsung. Dalam hal ini pesan yang disampaikan tidak secara
langsung dilakukan oleh penyuluh tetapi melalui perantara atau media.
Misalnya pertunjukan film atau slide, siaran melalau radio atau televisi dan
penyebaran bahan tercetak. Adapun penggolongan metode berdasarkan
indera penerima dibagi menjadi tiga golongan yaitu Metode yang

8
dilaksanakan dengan jalan memperhatikan. Pesan yang diterima melalui
indera penglihatan. Misalnya penempelan poster, pemutaran film dan
pemutaran slide dan Metode yang disampaikan melalui indra
pendengaran. Misalnya siaran pertanian melalui radio dan hubungan
telephone serata alat-alat audiotif lainnya.
Metode dan teknik penyuluhan dikatakan tepat apabila terjadi
perubahan perilaku penerima manfaat, yaitu berupa perubahan ekonomi,
sosial politik maupun lingkungan fisik penerima manfaat seperti kenaikan
produksi dan pendapatan, perbaikan dan efektivitas kelembagaan,
perbaikan dan pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup,
kepastian hukum, perbaikan indeks mutu hidup, meningkatnya
kemandirian, dan lain-lain (Mardikanto, 2009).
Model Perencanaan Program dan Evaluasi Penyuluhan
Program penyuluhan pertanian merupakan rencana yang disusun
secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat
pengendali pencapaian tujuan penyuluhan. Program penyuluhan
pertanian yang disusun setiap tahun membuat rencana penyuluhan tahun
berikutnya dengan memperhatikan siklus anggaran pada masing-masing
tingkatan dengan cakupan pengorganisasian, pengelolaan sumberdaya
sebagai pelaksanaan penyuluhan. Program Penyuluhan Pertanian
disusun dengan memperhatikan keterpaduan dan kesinergian program
penyuluhan pada setiap tingkatan. keterpaduan mengandung maksud
bahwa program penyuluhan pertanian disusun dengan memperhatikan
program pertanian penyuluhan tingkat kecamatan, tingkat kabupaten/kota
tingkat propinsi dan tingkat nasional, dengan berdasarkan kebutuhan
pelaku utama dan pelaku usaha. sedangkan yang dimaksud dengan
kesinergian yaitu bahwa program penyuluhan pertanian pada tiap
tingkatan mempunyai hubungan yang bersifat saling mendukung. Dengan
demikian semua program penyuluhan pertanian selaras dan tidak
bertentangan antara program penyuluhan pertanian dalam berbagai
tingkatan (Stufflebeam dan Shinkfield, 2005).

9
Ada banyak model perencanaan yang dikembangkan oleh para
ahli, yakni Model Leagans (1955), Model Federal Extension Service
(1956), Mode KOK (1962), Model Kelsey dan Hearne (1963), Model
Raudabaugh (1967) dan Model Pesson (1966). Model Pesson inilah yang
banyak digunakan dalam perencanaan program penyuluhan yang
didalamnya ada delapan tahap proses perumusan program penyuluhan
yang dikemukakan, yaitu: (a) pengumpulan data, (b) analisis keadaan, (c)
identifikasi masalah, (d) perumusan tujuan, (e) penyusunan rencana
kegiatan, (f) pelaksanaan rencana kegiatan, (g) menentukan kemajuan
kegiatan, dan (h) rekonsiderasi.
Evaluasi merupakan suatu kegiatan yang penting, namun sering
dikesampingkan dan konotasinya negatif, karena dianggap mencari
kesalahan, kegagalan dan kelemahan dari suatu kegiatan penyuluhan
pertanian. Manfaat dari hasil evaluasi penyuluhan antara lain: menentukan
tingkat perubahan perilaku petani, untuk perbaikan program, sarana,
prosedur, pengorganisasian dan pelaksanaan penyuluhan pertanian dan
untuk penyempurnaan kebijakan penyuluhan pertanian. Pelaporan hasil
kegiatan penyuluhan pertanian sangat penting sebagai penyampaian
informasi, sebagai bahan pengambilan keputusan atau kebijakan oleh
pimpinan atau penanggung jawab kegiatan, pertanggungjawaban,
pengawasan dan perbaikan perencanaan berikutnya (Isaac dan
Michael ,2004).
Evaluasi terdisi atas beberapa jenis diantaranya (1) Evaluasi
Penyuluhan Pertanian, merupakan alat untuk mengambil keputusan dan
menyusun pertimbangan-pertimbangan. Dari hasil evaluasi penyuluhan
pertanian dapat diketahui yaitu adanya perubahan perilaku petani,
hambatan yang dihadapi petani, efektivitas program penyuluhan pertanian
serta seberapa jauh pemahaman masalah dan penyempurnaan kegiatan.
(2) Evaluasi Program Penyuluhan, setiap program kegiatan yang
direncanakan seharusnya diakhiri dengan evaluasi dan dimulai dengan
hasil evaluasi kegiatan sebelumnya. Evaluasi yang dilakukan

10
dimaksudkan untuk melihat kembali apakah suatu program atau kegiatan
telah dapat dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan tujuan yang
diharapkan. Dan (3) Evaluasi Hasil Penyuluhan Pertanian (Mardikanto,
2009).

11
BAB III
PERENCANAAN DAN EVALUASI PENYULUHAN

Pengumpulan Fakta
Pengumpulan fakta yang dilakukan yaitu dengan cara
mewawancarai secara langsung peternak dan berdiskusi secara terbuka
mengenai kondisi kelompok ternak Ngudi Mulyo. Kelompok ternak Ngudi
Mulyo merupakan kelompok ternak yang bergerak di bidang peternakan
bebek. Kelompok ternak Ngudi Mulyo didirikan pada tanggal 17 Agustus
2000. Latar belakang didirikannya kelompok ternak Ngudi Mulyo yaitu
sebagai wadah peternak untuk mengembangkan usaha di bidang
peternakan bebek yang didampingi oleh dinas terkait di kabupaten Bantul.
Tujuan utama didirikannya kelompok ternak Ngudi Mulyo yaitu untuk
meningkatkan pendapatan keluarga.
Awal mula didirikannya kelompok ternak Ngudi Mulyo jumlah
anggota yang bergabung sebanyak 40 anggota kelompok ternak, yang
mana 1 anggota kelompok memelihara 50 sampai 100 ekor bebek. Seiring
berjalannya waktu minat warga terhadap keikutsertaan pada kelompok
ternak Ngudi Mulyo mulai bertambah menjadi 45. Berdasarkan sistem
administrasinya, kelompok ternak Ngudi Mulyo melakukan pembagian
tugas terhadap masing masing anggota kelompok. Sistem administrasi
tersebut meliputi kesekretariatan dan keuangan. Adapun untuk
pembagian kepengurusan organisasi yaitu sebagai ketua, sekretaris,
bendahara, bagian pemasaran dan distribusi.
Diskusi yang dilakukan meliputi kondisi kelompok ternak dan ternak
berdasarkan sosial, ekonomi dan teknologi. Selain berdiskusi dengan
peternak hal lain yang dilakukan untuk mengumpulkan fakta yaitu dengan
mengunjungi secara langsung lokasi peternakan bebek Ngudi Mulyo yang
berlokasi di Bantul. Hasil diskusi dan pengamatan yang dilakukan di
kelompok ternak Ngudi Mulyo secara singkat dapat dijelaskan bahwa
berdasarkan pengamatan sosial dengan adanya kelompok ternak Ngudi

12
Mulyo dapat memberi dampak yang positif bagi peternak yang sebagian
besar peternak berprofesi sebagai petani terutama dalam hal interaksi
terhadap sesama peternak, memperoleh pengalaman dalam beternak
bebek serta menambah relasi sehingga dapat dimanfaatkan untuk proses
pemasaran produk. Berdasarkan segi ekomoni adanya kelompok ternak
Ngudi Mulyo dapat meningkatkan pendapatan bagi peternak. Berdasarkan
pengamatan dari segi teknologi yaitu adanya sistem integrasi antara
peternakan dan perikanan dengan adanya kolam lele. Selain itu, faktor
terpenting dalam pemeliharaan ternak yaitu manajemen pakan.
Manajemen pakan yang diterapkan oleh kelompok ternak Ngudi Mulyo
yaitu dengan memberikan ransum sebanyak 2 kali sehari dengan ransum
yang diracik oleh peternak sendiri. Manajemen lain dalam pemeliharaan
ternak yaitu penanganan terhadap ternak yang mati. Kelompok ternak
Ngudi Mulyo menerapkan penanganan pada ternak yang mati dengan
cara dikubur atau dibakar dengan tujuan bangkai tersebut tidak akan
menulari ternak yang lain akibat penyakit yang dibawanya.

Analisis Kebutuhan Sasaran


Berdasarkan hasil pengumpulan fakta, analisis kebutuhan terhadap
kelompok ternak Ngudi Mulyo diperoleh bahwa bagi sebagian besar
anggota kelompok Ngudi Mulyo memandang bahwa peternakan bebek
merupakan pekerjaan sampingan selain menjadi petani. Hal tersebut
dikarenakan peternakan merupakan pekerjaan pengisi waktu luang yang
mana ketika selesai panen di sawah maka petani beralih ke beternak
bebek. Selain itu bagi sebagian besar anggota kelompok, beternak bebek
bersifat temporer atau tidak berkelanjutan karena di dalam memelihara
bebek peternak masih mengandalkan iklim seperti cuaca, lingkungan yang
mendukung seperti ketersediaan air dan lain-lain. Jika hal tersebut
diabaikan, maka peternak akan mengalami kerugian yang mengakibatkan
banyaknya ternak mati akibat serangan pengakit. Hal tersebut merupakan
masalah utama di kelompok ternak Ngudi Mulyo. Permasalahan lain yang

13
dikeluhkan peternak yaitu harga pakan yang tinggi, pemasaran yang
masih terbatas dan produktivitas masih rendah karena adanya
ketergantungan terhadap iklim. Oleh karena itu, kelompok 11 mengambil
tema penyuluhan mengenai biosecurity di dalam memelihara ternak
unggas terutama ternak bebek sehingga diharapkan peternak bisa
beternak bebek tanpa bergantung pada faktor iklim.

Penyusunan Program Penyuluhan


Penyusunan program penyuluhan yang direncanakan dalam
membantu melaksanakan program penyuluhan yaitu dengan mengunjungi
kelompok ternak yang akan dijadikan sasaran penyuluhan, sehingga
materi penyuluhan sesuai dengan kebutuhan kelompok ternak. Kunjungan
penyuluh ke kelompok ternak yaitu untuk melihat secara langsung
keadaan peternakan yang ada di kelompok ternak Ngudi Mulyo, survei
kepada peternak mengenai keluhan dan pencapaian yang ingin dicapai di
kelompok ternak Ngudi Mulyo sehingga penyuluh dapat menyimpulkan
materi apa yang dibutuhkan dalam penyuluhan. Beberapa permasalahan
telah didapat dalam wawancara kepada narasumber. Selanjutnya, diskusi
kelompok dilakukan untuk menentukan tema penyuluhan yang paling baik
dan paling dibutuhkan peternak. Akhirnya disepakati tema yang perlu
diangkat dalam penyuluhan adalah tentang biosecurity.
Langkah berikutnya yaitu membuat alat bantu penyuluhan berupa
pembuatan poster yang berisi materi mengenai biosecurity. Membuat alat
bantu penyuluhan berupa pembuatan leaflet yang berisi materi mengenai
biosecurity. Membuat alat bantu penyuluhan berupa tayangan video
mengenai biosecurity pada unggas, sehingga sasaran penyuluhan dapat
mengerti dan memahami materi yang disampaikan oleh penyuluh, karena
video yang ditayangkan dapat diterima langsung oleh indera penglihatan
dan pendengaran. Selain itu, tim penyuluh berupaya membuat tayangan
slide untuk menunjang penyampaian materi penyuluhan kepada kelompok
ternak Ngudi Mulyo.

14
Penyusunan program penyuluhan yang berikutnya yaitu dengan
mendatangkan beberapa profesional dan praktisi untuk mendukung
pemaparan materi penyuluhan dan sebagai gambaran para peternak
dalam memelihara ternak sehingga dapat meningkatkan semangat
peternak untuk bersaing dalam komoditi peternakan. Selanjutnya
diteruskan dengan melakukan praktek secara langsung sesuai dengan
materi penyuluhan yang disampaikan. Diharapkan dengan adanya praktek
langsung, sasaran penyuluhan dapat memahami materi yang disampaikan
dan apabila terdapat perbedaan persepsi bisa langsung ditanyakan
kepada penyuluh atau narasumber sehingga tujuan penyuluhan yaitu
perubahan perilaku, sikap dan keterampilan dapat di capai. Program
penyuluhan yang lain yaitu dengan adanya pendampingan dan kontroling
bagi peternak yang ingin mencoba untuk melakukan praktek mengenai
materi penyuluhan, dengan begitu diharapkan kedepannya dapat
memberikan dampak positif bagi peternak.
Secara singkat penyusunan program penyuluhan yang dilakukan di
kelompok ternak Ngudi Mulyo yaitu dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Penyusunan program penyuluhan di kelompok ternak Ngudi
Mulyo
No Program penyuluhan Keterangan
1 Kunjungan ke kelompok ternak Untuk mengetahui kendala atau
harapan para peternak
2 Membuat alat bantu penyuluhan Membantu dalam proses
penyuluhan
3 Mendatangkan narasumber Sebagai media informasi
4 Praktek langsung Membantu dalam pemahaman
materi
5 Pendampingan dan kontroling Upaya untuk keberlanjutan
Materi yang disampaikan selama penyuluhan tidak lepas dari
upaya untuk memberikan jalan solusi terhadap masalah biosecurity.
Beberapa solusi yang disampaikan adalah peternak diharapkan
melakukan kontrol terhadap lalu lintas orang. Selain itu juga lebih baik
peternak melakukan kontrol terhadap pakan dan minum dilihat dari sisi
kualitas dan sanitasinya. Lalu dianjurkannya kepada peternak untuk

15
melakukan vaksinasi dan recording secara rutin dan teratur. Hal lainnya
adalah peningkatan sanitasi dengan melakukan kontrol kandang dan
pengananan limbah.Itulah beberapa solusi yang diberikan dari masalah
yang diagkat dalam penyuluhan, yaitu tentang biosecurity.

Alat Bantu yang Digunakan


Alat bantu yang digunakan dalam praktikum Penyuluhan dan
Komunikasi Pembangunan yaitu berupa poster, tayangan slide yang terdiri
dari materi penyuluhan, leaflet untuk membantu informasi tambahan bagi
sasaran penyuluhan, dan video mengenai materi yang akan disampaikan
mengenai biosecurity.

Gambar 1. Leaflet Biosecurity

Gambar 2. Poster Biosecurity

16
Pelaksanaan Penyuluhan
Penyuluhan dilakukan dengan cara mengumpulkan para peternak
yang tergabung dalam kelompok ternak Ngudi Mulyo dalam satu tempat
pertemuan sehingga terjadi tatap muka antara penyuluh dengan sasaran
penyuluhan. Penyuluhan dilakukan dengan cara memaparkan materi
penyuluhan yang disampaikan oleh penyuluh dan beberapa narasumber
kepada peternak, setelah kegiatan penyampaian materi oleh narasumber
dilanjut dengan sesi tanya jawab antara peternak dan narasumber.
Sehingga pelaksanaan penyuluhan berjalan dua arah. Tujuannya yaitu
untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peternak terhadap materi
yang disampaikan oleh narasumber. Dari beberapa tanggapan peternak
terhadap materi yang disampaikan oleh narasumber terlihat bahwa
peternak antusias dalam menganggapi materi yang diberikan.

Evaluasi Penyuluhan
Penyuluhan yang disampaikan dapat dievaluasi berdasarkan
kuesioner yang diberikan kepada peserta penyuluh yang menyebutkan
bahwa materi penyuluhan yang disampaikan dapat memberikan
tambahan informasi dan strategi yang digunakan dalam penyampaian
penyuluhannsudah lengkap untuk memahami isi penyuluhan. Selain itu
alat bantu yang telah disediakan, berupa video, poster dan leaflet sangat
dalam menunjang proses penyuluhan. Disebutkan bahwa isi dari video,
leaflet dan poster yang disediakan mampu menjelaskan isi materi
penyuluhan.
Tabel 2. Distribusi persentase jawaban responden terhadap setiap
pertanyaan di kuesioner (n=9)
No Pernyataaan-pernyataan SS S R TS STS
1 Apakah penyuluhan tersebut 33,33 66,67 0 0 0
memberikan tambahan
informasi?
2 Apakah strategi yang 33,33 66,67 0 0 0
digunakan sudah lengkap
untuk memahami isi
penyuluhan?

17
3 Bagaimana penguasaan 22,22 55,56 22,22 0 0
penyuluh saat pertemuan
penyuluhan kelompok?
4 Menurut anda, apakah video 11,11 77,78 11,11 0 0
yang disajikan oleh penyuluh
menarik?
5 Menurut anda, bagaimana isi 11,11 77,78 11,11 0 0
video yang disajikan oleh
penyuluh?
6 Menurut anda, apakah poster 11,11 33,33 44,44 0 0
yang disajikan oleh penyuluh
menarik?
7 Menurut anda, bagaimana isi 33,33 44,44 22,22 0 0
poster yang disajikan oleh
penyuluh?
8 Menurut anda, apakah leaflet 0 77,78 22,22 0 0
yang disajikan oleh penyuluh
menarik?
9 Menurut anda, bagaimana isi 11,11 66,67 22,22 0 0
leaflet yang disajikan oleh
penyuluh?
10 Menurut anda, apakah 33,33 55,56 33,33 0 0
penyuluhan yang dilakukan
oleh penyuluh membantu
anda (sebagai peternak)?
Sumber : Data primer terolah (2014)

Keterangan :
SS : Sangat Setuju/bagus/menarik/jelas/membantu
S : Setuju/bagus/menarik/jelas/membantu
R : Ragu-ragu/biasa
TS : Tidak Setuju/bagus/menarik/jelas/membantu
STS : Sangat Tidak Setuju/bagus/menarik/jelas/membantu
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari pertanyaan
pertama yang menanyakan apakah penyuluhan tersebut memberikan
tambahan informasi diperoleh hasil tertinggi pada penyataan setuju
sebesar 66,7%. Hasil ini membutktikan bahwa penyuluhan yang dilakukan
dapat memberikan informasi bagi peternak. Pertanyaan kedua yang
menanyakan apakah strategi yang digunakan sudah lengkap untuk
memahami isi penyuluhan diperoleh hasil tertinggi pada jawaban setuju
sebesar 66,7%. Hasil ini membuktikan bahwa Strategi yang digunakan
oleh penyuluh dalam menyampaikan materi penyuluhan dirasa cukup baik

18
bagi peternak. Pertanyaan ketiga yang menanyakan bagaimana
penguasaan penyuluh saat pertemuan penyuluhan kelompok diperoleh
hasil tertinggi pada jawaban setuju sebesar 55,56%. Hasil ini
membuktikan Penyuluh cukup menguasai materi yang disampaikan
kepada peternak.
Pertanyaan keempat yang mananyakan apakah video yang
disajikan oleh penyuluh menarik bagi peternak diperoleh hasil tertinggi
pada jawaban setuju sebesar 77,78%. Hasil ini membutktikan bahwa
materi yang disampaikan penyuluh melalui video sudah cukup menarik
perhatian dan video dapat memudahkan peternak dalam menerima
informasi. Pertanyaan kelima yang menanyakan tentang bagaimana isi
video yang disajikan oleh penyuluh diperoleh hasil tertinggi pada jawaban
setuju sebesar 77,8%. Hasil ini membuktikan bahwa isi video materi dapat
dikatakan bagus dan video tersebut berisi materi tentang penanganan
masalah yang ada di di kelompok ternak. Petanyaan keenam yang
menanyakan tentang apakah poster yang disajikan oleh penyuluh menarik
diperoleh hasil tertinggi pada jawaban ragu-ragu atau biasa sebesar
44,44%. Hasil ini membuktikan bahwa penampilan poster yang dibuat
masih belum bisa menarik perhatian bagi peternak.
Pertanyaan ketujuh yang menanyakan tentang bagaimana isi
poster yang disajikan oleh penyuluh diperoleh hasil tertinggi pada setuju
sebesar 44,44%. Hasil ini membuktikan bahwa poster yang disampaikan
oleh penyuluh dapat diterima oleh peternak seutuhnya, dengan kata lain
sudah dapat diterima oleh peternak. Pertanyaan kedelapan yang
menanyakan tentang apakah leaflet yang disajikan oleh penyuluh menarik
diperoleh hasil tertinggi pada jawaban setuju sebesar 77,78%. Hasil ini
membuktikan bahwa leaflet yang disebar sudah baik dan menarik
sehingga mampu diterima dengan baik oleh peternak. Pertanyaan
kesembilan yang menanyakan tentang bagaimana isi leaflet yang
disajikan oleh penyuluh diperoleh hasil tertinggi pada jawaban setuju
sebesar 66,67%. Hasil ini membuktikan bahwa isi yang ada pada leaflet

19
mudah dipahami dan diterima oleh peternak, dan pertanyaan terakhir
mengenai apakah penyuluhan yang dilakukan oleh penyuluh membantu
anda (sebagai peternak) diperoleh hasil tertinggi pada jawaban setuju
sebesar 55,56%. Hasil ini membuktikan bahwa penyuluhan tetang
biosecurity itik ini mampu membantu permasalahan peternak akan
kesehatan itik tersebut.
Hasil tanggapan atau jawaban dari peternak diatas dapat dikatakan
bahwa penyuluhan yang dilakukan dapat memberika manfaat bagi
peternak terutama dalam memberikan informasi baru tentang biosecurity
pada itik. Menurut Ban et al., (1999) penyuluhan merupakan keterlibatan
seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan
tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa
membuat keputusan yang benar.
Berdasarkan evaluasi penyuluhan menggunakan kuesioner,
peternak termasuk ke dalam kategori sangat paham. Menurut Alim (2010)
penyuluhan pertanian bukanlah satu-satunya penyebab terjadinya
perubahan, tetapi merupakan salah satu diantara sekian banyak variabel
yang menyebabkan terjadinya perubahan perilaku petani dan perubahan-
perubahan yang menjadi tujuan akhir dari penyuluhan pertanian ataupun
peternakan. Dengan adanya penyuluhan dan bimbingan diharapkan
petani termotivasi selanjutnya mau mempertimbangkan inovasi yang
diadopsi, yaitu (1) secara teknis memungkinkan, (2) secara ekonomi
menguntungkan, (3) secara sosial memungkinkan dan (4) sesuai dengan
kebijaksanaan pemerintah.
Sebagai bagian integral dalam membina profesionalisme Penyuluh
Pertanian secara berkelanjutan diperlukan Evaluasi Kinerja Penyuluh
Pertanian. Melalui evaluasi ini diharapkan dapat diketahui masalah-
masalah dan potensi yang ada sebagai bahan analisa untuk perbaikan
kinerja Penyuluh Pertanian kedepan. Hasil yang diharapkan dari evaluasi
kinerja Penyuluh Pertanian yaitu diketahuinya prestasi kerja Penyuluh
Pertanian sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai masukan untuk

20
pengambilan kebijakan penyelenggaraan penyuluhan pertanian
(Permentan, 2013).
Setelah dilakukan penyuluhan tentang biosecurity pada itik kepada
masyarakat maka dilakukan evaluasi program penyuluhan.Adapun
evaluasi penyuluhan yang kami lakukan yaitu adanya beberapa istilah
ilmiah peternakan yang dianggap sebagai istilah awam bagi masyarakat
peternak, oleh karena itu seharusnya dalam penyampaian materi
penyuluhan menggunakan bahasa sederhana yang mampu dicerna oleh
masyarakat. Evaluasi yang kedua yaitu penyuluhan yang dilakukan tidak
hanya dalam bentuk penyampaian materi dan pemutaran video
pembuatan pupuk kompos, namun disertai dengan proses praktek
langsung proses pembuatan pupuk kompos, sehingga para peternak bias
berperan langsung (praktek) dan harapannya bias menyerap
penyampaian ilmu yang optimal karena disertai dengan penerapannya
langsung. Sebagai pendidik penyuluh harus mampu meningkatkan
pengetahuan dan wawasan para peternak sehingga mereka bisa
mendapatkan informasi yang berguna dan mutakhir mengenai
perkembangan dan teknik-teknik peternakan (Yunasaf, 2011).

21
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa
praktikum penyuluhan dan komunikasi pembangunan yang dilakukan
berjalan sesuai rencana dan berjalan lancar. Materi yang diberikan
kepada kelompok ternak Ngudi Mulyo mengenai biosecurity, materi
penyuluhan ini dipilih berdasarkan survei yang dilakukan di kelompok
ternak Ngudi Mulyo. Adapun alat bantu yang disediakan oleh penyuluh
dalam menunjang pelaksanaan penyuluhan membantu peternak dalam
pemahaman materi.
Saran
Kelompok Ternak
Semoga kelompok ternak bebek Ngudi Mulyo di Bantul
kedepannya bisa lebih melebarkan kiprahnya di dunia peternakan
nasional dengan memperbaiki sistem sanitasi yang baik dan benar
sehingga persentase kematian ternak minimal.
Kegiatan Praktikum
Kegiatan praktikum penyuluhan dan komunikasi pembangunan
yang dilakukan telah berjalan dengan baik.

22
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zufar, 2009. Tantangan Penyuluhan dan Keberhasilan
Pembangunan Pertanian. Diakses 6 Juli 2009.

Arip, 2009. Alat Peraga Penyuluh Pertanian.


http://masarip.blog.friendster.com/category/bahan-mgajar.html.
Diakses pada tanggal 10 Mei 2010 pada pukul 16.00 WIB.

Ban, a.w. van den., dan H.S. Hawkins. 1999. Penyuluhan Pertanian
Cetakan Pertama. Yogyakarta: Kanisius.

________________. 2008. Penyuluhan Pertanian. Kanisius. Yogyakarta .

Ibrahim, et al, 2003. Komunikasi dan Penyuluhan Pertanian. Bayu Media


Publishing dan UMM Press. Malang.

Isaac Stepen & Michael (2004) Hand book in Reasearch and


Evaluastion Second edition Edits Publishers Sandiego California
92107.

Mardikanto. T,2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. LPP UNS dan UNS


Press Surakarta.

Salikin, A. Karyawan., 2003. Sistem Pertanian Berkelanjutan. Kanisius.


Yogyakarta.Stufflebeam, DL & Shinkfield, A.J., (2005). Systematic
evaluation. Massachuccetts: Kluwer-Nijohoff Publishing.

Padmowiharjo, S. (2001). Evaluasi Penyuluhan Pertanian. Jakarta.


Universitas Terbuka.

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 91/Permentan/OT.140/9/2013.


Tentang Pedoman Evaluasi Kinerja Penyuluh Pertanian dengan
Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Menteri Pertanian Republik
Indonesia.

Yunasaf, U dan D.S. Tasripin. 2011. Peran Penyuluh dalam Proses


Pembelajaran Peternak Sapi Perah di KSU Tandangsari
Sumedang. Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran.
Bandung.

23
LAMPIRAN
Lampiran 1. Gambar keadaan di peternakan Ngudi Mulyo Bantul

24
Lampiran 2. Tabulasi Kuesioner
KEAMANAN
No. Nama
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Total
1 responden 1 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 36,00
2 responden 2 4 4 3 4 3 5 5 4 5 3 40,00
3 responden 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 37,00
4 responden 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39,00
5 responden 5 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 36,00
6 responden 6 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 44,00
7 responden 7 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 44,00
8 responden 8 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 45,00
9 responden 9 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 43,00

25

Anda mungkin juga menyukai