Makalah Logika Vi
Makalah Logika Vi
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak kehadirannya di muka bumi ini, manusia sudah menggunakan akal
pikirannya untuk melakukan dan menyelesaikan suatu masalah. Walaupun
pada saat kehadirannya pertama kali di muka bumi jalan pikiran manusia
tidak serevolusioner sekarang ini. Seiring dengan berkembangnya zaman,
berkembang pula cara berpikir manusia.
Dalam kehidupan seperti sekarang ini, setiap orang hampir setiap saat
dihadapkan dengan logika dan/atau sebaliknya. Secara sederhana dipahami
logika itu berpikir secara logis, atau masuk akal. Tidak sedikit kehidupan kita
dan sekitar kita menyaksikan dan merasakan sesuatu yang tidak logis, baik
menyangkut perihal kemasyarakatan, pemerintahan, kebangsaan, maupun
persoalan kelompok dan individu dalam masyarakat, tidak ketinggalan perihal
di dunia pendidikan, politik, ekonomi, hingga birokrasi.
Logika tidak lepas dari penalaran. Sesuatu yang logis biasanya akan
mudah dipahami oleh nalar kita, tetapi sesuatu yang tidak logis kadang
bertentangan dengan nalar dan hati kita. Dalam banyak hal, kita sering
mengalami berbagai kejadian yang kita pikir tidak logis, misalkan di dunia
pendidikan sudah sekolah ke jenjang tertinggi tetapi tidak ada institusi atau
dinas pemerintah dan swasta yang dapat menerima dirinya untuk bekerja
sehingga harus puas di terminal pengangguran.
Selebihnya masih terdapat sederet soal yang kadang kita hadapi secara
tidak logis dalam kehidupan. Di satu sisi ada yang mengatakan bahwa
sekarang ini adalah satu zaman yang diwarnai oleh perihal serba-serbi tidak
masuk akal.Namun adapula yang berpendapat bahwa sesuatu yang tidak
masuk akal itu indah. Sebab menurutnya sesuatu yang masuk akal, logis dan
masuk dalam nalar itu "linier", sedangkan sesuatu yang irasional itu yang
luar biasa.
Namun demikian, atas dasar realitas itulah diperlukan suatu logika dalam
kehidupan manusia, agar kita mengetahui kapan saatnya berpikir/bernalar
logis, kapan saatnya kita berpikir/bernalar tidak logis. Sebab setiap tempat
dan waktu ada logikanya, setiap logika ada waktu dan tempatnya. Jika
memahami hakikat kedua konsep ini dengan baik dan benar, justru kita dapat
menempatkan diri dalam segala keadaan secara proporsional di tengah manusia yang bervariasi tingkat logika dan pemikirannya.
Dengan demikian, untuk menambah pengetahuan tentang penalaran dan
logika maka kami menggangkat Penalaran dan
bahasan dalam makalah ini, dengan harapan dapat menjadi referensi ataupun
manfaat-manfaat positif lainnya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa permasalahan
sebagai berikut :
1. Apakah pengertian penalaran?
2. Bagaimana hakikat penalaran?
3. Apakah pengertian logika?
4. Bagaimana pembagian materi dalam logika?
5. Apa saja metode-metode dalam logika?
6. Bagaimana logika sebagai cabang filsafat?
7. Apa saja macam-macam logika?
8. Apa kegunaan logika?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai adalah :
1. Mengetahui dan memahami pengertian penalaran.
2. Mengetahui dan memahami hakikat penalaran.
3. Mengetahui dan memahami pengertian logika.
4. Mengetahui dan memahami pembagian materi dalam logika.
5. Mengetahui dan memahami metode-metode dalam logika.
6. Mengetahui dan memahami logika sebagai cabang filsafat.
7. Mengetahui dan memahami macam-macam logika.
8. Mengetahui dan memahami kegunaan logika.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Penalaran
Dalam kamus umum Bahasa Indonesia, penalaran berasal dari kata nalar
yang berarti pertimbangan baik buruk, budi pekerti dan akal budi. Dari
pengertian tersebut terdapat kata akal yang merupakan sarana untuk berfikir.
Penalaran merupakan kemampuan berfikir cepat, tepat dan mantap. Penalaran
juga diartikan kemampuan manusia untuk melihat dan memberikan
tanggapan tentang apa yang dia lihat. Karena manusia adalah makhluk yang
mengembangkan pengetahuan dengan cara bersungguh-sungguh, dengan
pengetahuan ini dia mampu membedakan mana yang baik dan mana yang
buruk. Selain itu penalaran merupakan proses berfikir dan menarik
kesimpulan berupa pengetahuan.
Manusia adalah satu-satunya makhluk yang memiliki kemampuan
melakukan
penalaran.
Dengan
kemampuan
menalar
manusia
dapat
pengetahuan. Adapun hakikat dari penalaran adalah berfikir secara logis dan
sistematis dengan mengikuti alur tertentu berdasarkan pengamatan dan
penginderaan dalam menemukan suatu kebenaran.
Pengetahuan yang digunakan dalam penalaran bersumber pada rasio dan
fakta. Pendapat yang mengatakan rasio sebagai sumber kebenaran melahirkan
faham rasionalisme, sdangkan pendapat yang menyatakan fakta yang
tertangkap memlalui penginderaan dan pengalaman sebagai sumber
kebenaran melahirkan faham empirisme. Pengetahuan ilmiah dibangun
pengetahuan ilmiah.
Penalaran yang merupakan suatu kegiatan berpikir penalaran mempunyai
ciri-ciri:
1. Adanya suatu pola pikir yang secara luas dapat disebut logika. Dalam hal
ini maka dapat dikatakan bahwa tiap bentuk penalaran mempunyai
logikanya sendiri. atau dapat juga disimpulkan bahwa kegiatan penalaran
merupakan suatu proses berfikir logis, di mana berfikir logis disini harus
diartikan sebagai kegiatan berfikir menurut suatu pola tertentu.
2. Bersifat analitik dari proses berfikirnya. Penalaran merupakan suatu
kegiatan berfikir yang menyandarkan diri kepada suatu analisis dan
kerangka berpikir yang dipergunakan untuk analisis tersebut adalah
logika
penalaran
yang
bersangkutan.
Artinya
penalaran
ilmiah
yang
telah
diperolehnya.
Dengan
mengolah
dan
Adanya kausualitas
Yaitu adanya keterkaitan. Pekerjaan otak selanjutnya setelah mengerti
permasalahan adalah membangun hubungan yang ada antara berbagai
fakta.
3.
Adanya kesimpulan
Pekerjaan akal yang ketiga adalah membangun kesimpulan. Kesimpulan
ini didapat atas serangkaian kegiatan mulai dari mengerti hubungan
permasalahan dan fakta yang dari keduanya dapat ditarik kesimpulan.
(Premis mayor)
(Premis minor)
(Kesimpulan)
2. Induksi
Induksi merupakan cara berpikir di mana ditarik kesimpulan umum
dari berbagai kasus yang bersifat individual, selain itu metode induksi
ialah cara penanganan terhadap suatu objek tertentu dengn jalan menarik
kesimpulan yang bersifat umum atau bersifat lebih umum berdasarkan atas
pemahaman atau pengamatan terhadap sejumlah hal yang bersifat khusus.
Logika induktif merupakan suatu ragam logika yang mempelajari
asas-asas penalaran yang betul dari sejumlah hal khusus sampai pada suatu
kesimpulan umum yang bersifat boleh jadi. Kesimpulan yang bersifat
umum ini penting artinya sebab mempunyai dua keuntungan. Keuntungan
yang pertama ialah bahwa pernyataan yang bersifat umum ini bersifat
ekonomis. Kehidupan yang beranekaragam dengan berbagai corak dan
segi dapat direduksikan menjadi beberapa pernyataan. Pengetahuan yang
dikumpulkan manusia bukanlah merupakan koleksi dari berbagai fakta
melainkan esensi dan fakta-fakta tersebut. Demikian juga dalam
pernyataan
mengenai
fakta
yang
bermaksud
membuat
reproduksi
dipaparkan,
dari
obyek
Pengetahuan
tertentu,
tidak
melainkan
hanya
bersifat
probabilitas
mengambil
keputusan.
Menurut
Louis
O.
Kattsoff,
logika
10
11
diformalkan untuk keperluan penalaran yang betul tidak saja dapat menangani
perbincangan-perbincangan yang rumit dalam suatu bidang ilmu, melainkan
ternyata juga mempunyai penerapan. Misalnya dalam penyusunan program
komputer dan pengaturan arus listrik, yang tidak bersangkutan dengan
argumen.
Pengertian ilmu logika secara umum adalah ilmu yang mempelajari
aturan-aturan berpikir benar. Jadi dalam logika kita mempelajari bagaimana
sistematika atau aturan-aturan berpikir benar. Subjek inti ilmu logika adalah
definisi dan argumentasi. Yang selanjutnya dikembangkan dalam bentuk
silogisme.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kegunaan logika adalah
sebagai berikut:
Membantu setiap orang mempelajari logika untuk berpikir secara
rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis, dan koheren atau untuk
menjaga kita supaya selalu berpikir benar.
Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan
objektif.
Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara
tajam dan mandiri.
Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan
menggunakan asas-asas sistematis.
Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahankesalahan berpikir kekeliruan serta kesesatan.
Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.
Sebagai ilmu alat dalam mempelajari ilmu apapun, termasuk filsafat.
12
Kegunaan dari kita belajar logika adalah daya analisis kita semakin
bertambah dan dimana apabila ada suatu masalah, kita dapat mengambil
keputusan dengan benar. Disamping itu belajar logika juga sangat bermanfaat
dalam manajemen waktu, dan juga logika merupakan dasar ilmu psikologi
yang paling mendasar. Intinya dengan belajar logika kemampuan berpikir dan
daya analisis kita semakin berkembang.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Penalaran merupakan kemampuan manusia untuk melihat dan
memberikan tanggapan tentang apa yang dia lihat. Penalaran juga
13
pengetahuan.
Hakikat dari penalaran adalah berfikir secara logis dan sistematis
dengan mengikuti alur tertentu
3.1.4
3.1.5
3.1.6
induksi.
Logika sebagai
cabang
mengerti
filsafat
adalah
permasalahan,
bahwasannya
adanya
logika
3.1.8
ilmiah.
Kegunaan logika adalah membantu manusia berpikir lurus, efisien,
tepat, dan teratur untuk mendapatkan kebenaran dan menghindari
kekeliruan.
3.2 Saran
Disarankan agar setiap tindakan kita didasarkan pada penalaran dan logika,
sehingga kita dapat menempatkan diri dalam segala keadaan secara
proporsional di tengah manusia yang bervariasi tingkat logika dan
pemikirannya.
14