Makalah Batuan Beku
Makalah Batuan Beku
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Bagian luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan, dimana bagian lautan lebih besar
daripada bagian daratan. Akan tetapi daratan adalah bagian dari kulit bumi yang dapat diamati
langsung dengan dekat, maka banyak hal-hal yang dapat diketahui secara cepat dan jelas. Salah
satu diantaranya adalah kenyataan bahwa daratan tersusun oleh jenis batuan yang berbeda satu
sama lain dan berbeda-beda materi penyusun serta berbeda pula dalam proses terbentuknya.
Petrology yaitu ilmu yang khusus membahas tentang batuan. Batuan beku sebenarnya telah
banyak dipergunakan orang dalam kehidupan sehari-hari hanya saja kebanyakan orang hanya
mengetahui cara mempergunakannya saja, dan sedikit yang mengetahui asal kejadian dan selukbeluk mengenai batuan beku ini. Secara sederhanabatuan beku adalah batuan yang terbentuk dari
pembekuan magma.Penggolongan batuan beku telah bayak dilakukan dari dahulu hingga sekarang,
namun karena tidak adanya kesepakatan antara ahli petrologi dalam mengklasifikasikan betuan beku
mengakibatkan sebagian klasifikasi dibuat atas dasar yang berbeda-beda. Penggolongan batuan beku
dapat didasarkan pada tiga patokan utama, yaitu berdasarkan genetik batuan, berdasarkan senyawa
kimia yang terkandung dan bersarkan susunan mineraloginya.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis membatasi dengan hanya mengkaji masalah masalah sebagai berikut:
Apakah yang dimaksud dengan batuan beku?
Bagaimana batuan beku terbentuk?
Apa saja pembagian genetik batuan beku?
Apa saja komposisi kimia pembentuk batuan beku?
Apa saja mineralogi yang membentuk batuan beku?
Bagaimana deskripsi batuan beku?
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dibuat tujuan masalah sebagai berikut:
Menjelaskan apa itu batuan
Menjelaskan bagaimana proses terbentuknya batuan beku
Menjelaskan pembagian batuan beku berdasarkan genetiknya
Menjelaskan komposisi kimia pembentuk batuan beku
Menjelaskan pembentuk batuan beku berdasarkan mineraloginya
Menjelaskan deskripsi batuan beku?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. BATU
Batuan ialah segala macam material padat yang menyusun kulit bumi/kerak bumi, baik
yang telah padu maupun lepas.
2.
3.
4.
2.
merupakan kumpulan massa dari sejumlah tubuh-tubuh intrusi yang berkomposisi agak berbeda.
Perbedaan ini mencerminkan bervariasinya magma pembentuk batholit. Beberapa batholit
mencapai lebih dari 1000 km panjangnya dan 250 km lebarnya. Dari penelitian geofisika dan
penelitian singkapan di lapangan didapatkan bahwa tebal batholit antara 20-30 km. Batholite
tidak terbentuk oleh magma yang menyusup dalam rekahan, karena tidak ada rekahan yang
sebesar dimensi batolit. Karena besarnya, batholit dapat mendorong batuan yang di1atasnya.
Meskipun batuan yang diterobos dapat tertekan ke atas oleh magma yang bergerak ke atas secara
perlahan, tentunya ada proses lain yang bekerja. Magma yang naik melepaskan fragmen-fragmen
batuan yang menutupinya. Proses ini dinamakan stopping. Blok-blok hasil stopping lebih padat
dibandingkna magma yang naik, sehingga mengendap. Saat mengendap fragmen-fragmen ini
bereaksi dan sebagian terlarut dalam magma. Tidak semua magma terlarut dan mengendap di
dasar dapur magma. Setiap frgamen batuan yang berada dalam tubuh magma yang sudah
membeku dinamakan Xenolith.
Stock, seperti batolit, bentuknya tidak beraturan dan dimensinya lebih kecil dibandingkan
dengan batholit, tidak lebih dari 10 km. Stock merupakan penyerta suatu tubuh batholit atau
bagian atas batholit.
Dyke, disebut juga gang, merupakan salah satu badan intrusi yang dibandingkan dengan
batholit, berdimensi kecil. Bentuknya tabular, sebagai lembaran yang kedua sisinya sejajar,
memotong struktur (perlapisan) batuan yang diterobosnya.
Jenjang Volkanik, adalah pipa gunung api di bawah kawah yang mengalirkan magma ke
kepundan. Kemudian setelah batuan yang menutupi di sekitarnya tererosi, maka batuan beku
yang bentuknya kurang lebih silindris dan menonjol dari topografi disekitarnya.
Bentuk-bentuk yang sejajar dengan struktur batuan di sekitarnya disebut konkordan
diantaranya adalah sill, lakolit dan lopolit.
Sill, adalah intrusi batuan beku yang konkordan atau sejajar terhadap perlapisan batuan
yang diterobosnya. Berbentuk tabular dan sisi-sisinya sejajar.
Lakolit, sejenis dengan sill. Yang membedakan adalah bentuk bagian atasnya, batuan
yang diterobosnya melengkung atau cembung ke atas, membentuk kubah landai. Sedangkan,
bagian bawahnya mirip dengan Sill. Akibat proses-proses geologi, baik oleh gaya endogen,
maupun gaya eksogen, batuan beku dapt tersingka di permukaan.
Lopolit, bentuknya mirip dengan lakolit hanya saja bagian atas dan bawahnya cekung ke
atas.
Batuan Beku Ekstrusif
Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya
berlangsung dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang
memiliki berbagai struktur yang memberi petunjuk mengenai proses yang
terjadi pada saat pembekuan lava tersebut. Struktur ini diantaranya:
Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan
Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah poligonal
seperti batang pensil.
Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-gumpal. Hal ini
diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.
Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan beku.
Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.
Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain seperti
kalsit, kuarsa atau zeolit
OKSIDA
SiO2
TiO2
Al2O3
Fe2O3
FeO
MnO
MgO
CaO
Na2O
K2O
H2O+
P2O5
GRANIT
72,08
0,37
13,86
0,86
1,72
0,06
0,52
1,33
3,08
0,46
0,53
0,18
DIORIT
51,86
1,50
16,40
2,73
6,97
0,18
6,21
3,40
3,36
1,33
0,80
0,35
GABRO
48,36
1,32
16,84
2,55
7,92
0,18
8,06
11,07
2,26
0,56
0,64
0,24
PERIDOTIT
43,54
0,81
3,99
2,51
9,8
0,21
34,02
3,46
0,56
0,25
0,76
0,05
Komposisi kimia dari beberapa jenis batuan beku yang terdapat pada tabel di atas,
hanya batuan intrusi saja. Dari sini terlihat perbedaan presentase dari setiap senyawa oksida,
salah satu contoh ialah dari oksida SiO2 jumlah terbanyak dimiliki oleh batuan granit dan
semakin menurun ke batuan peridotit (batuan ultra basa). Sedangkan MgO dari batuan granit
(batuan asam) semakin bertambah kandungannya kearah batuan peridotit (ultra basa).
Kandungan senyawa kimia batuan ekstrusi identik dengan batuan intrusinya, asalkan
dalam satu kelompok. Hal ini hanya berbeda tempat terbentuknya saja, sehingga menimbulkan
pula perbedaan didalam besar butir dari setiap jenis mineral.
Batuan Intrusi
Batuan Ekstrusi
Granit
Syenit
Diorit
Tonalit
Monsonit
Gabro
Riolit
Trahkit
Andesit
Dasit
Latit
Basal
Dasar pembagian ini biasanya adalah kandungan oksida tertentu dalam batuan seperti
kandungan silika dan kandungan mineral mafik (Thorpe & Brown, 1985).
Pembagian batuan beku menurut kandungan SIO2 (silika) pada tabel di bawah :
Nama Batuan
Kandungan Silika
Batuan Asam
Batuan Menengah
Batuan basa
Batuan Ultra basa
Lebih besar 66 %
52 66 %
45 52 %
Lebih kecil 15 %
keadaan yang serba sama, sedangkan tekstur porfiritik memberikan arti bahwa terjadi dua
generasi pembentukan mineral. Dan tekstur afanitik menggambarkan pembekuan yang cepat.
Dalam klasifikasi batuan beku yang dibuat oleh Russel B. Travis, tekstur batuan beku yang
didasarkan pada ukuran butir mineralnya dapat dibagi menjadi :
a. Batuan Dalam
Batuan Dalam bertekstur faneritik yang berarti mineral-mineral yang menyusun batuan
tersebut dapat dilihat tanpa bantuan alat pembesar.
b. Batuan Gang
Batuan Gang bertekstur porfiritik dengan massa dasar faneritik.
c. Batuan Gang
Batuan Gang bertekstur porfiritik dengan massa dasar afanitik.
d. Batuan Lelehan
Batuan Lelehan bertekstur afanitik, dimana individu mineralnya tidak dapat dibedakan
atau tidak dapat dilihat dengan mata biasa.
5.
6.
a.
1)
Variasi senyawa kimia pada batuan granit yang didominasi oleh silica. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat table 4.7.
Tabel 4.7.
Komposisi kimia dari batuan granit.
Senyawa Kimia
1
2
3
SiO2
73,86
70,18
72,70
TiO2
0,20
0,39
0,26
AI2 O3
13,75
14,47
13,39
Fe2O3
0,78
1,57
1,25
FeO
1,13
1,78
0,20
MnO
0,05
0,12
0,09
MgO
0,26
0,88
0,30
CaO
0,72
1,99
1,89
Na2O
3,51
3,48
2,00
K2O
5,13
4,11
3,94
H2O+
0,47
0,84
0,01
P2O5
0,14
0,19
2)
Aphantik
Kelompok batuan ini terdiri dari batuan ekstrusi yang berupa lava dan batuan instrusi
yang berupa dike kenampakan di lapangan batuan lava ini berupa aliran dengan ketebalan yang
bervariasi dan penyebaran yang luas. Sedangkan dike terlihat bertekstur porfiritik atau kacaan,
karena peralihan antara tipe plutonik dengan vulkanik.
Tekstur kelompok ini bertekstur porfiritik yaitu percampuran antara yang kasar (penokris)
seperti dari kuarsa feldspar dan homblende dengan masa dasar yang berbentuk halus dari
mikrokristalin sampai kacaan. Tekstur aliran dikarenakan perjalanan magma asal ke permukaan
bumi dan kemudian menyebar kesegala arah. Tekstursperulitik biasanya diobsidian yang
berbentuk sciatut yang melingkar.
Komposisi mineralogy dari penyusun mineral utama terdiri dari kuarsa, potassium
feldafar dari jenis ortoklasdan sanidin, plagioklas dari jenis oligloklas sedangkan mineral
feromagnesia dari biotit dan horiblende. Mineral pengiringnya terdiri dari magnetit dan apatit.
Sedangkan mineral sekunder terdiri dari hasil alterasi dari feldspar dan mineral/eromagnesia.
Tabel 4.8;
Komposisi kimia batuan riolit
Senyawa kimia
biO2
73,66
TiO2
0,22
Al2O2
13,46
Fe2O3
1,26
FeO
0,75
MnO
0,03
MgO
0,32
CaO
1,13
NaO
2,09
K2O
5,35
H2O
P2O5
0,78
0,07
Hasil analisa ini berasal dari Nockolda (1954), memperlihatkan kandungan dan
persentase setiap senyawa oksida dari batuan riolit secara umum kandungan dan persentase
kimia dari batuan instrusi maupun batuan ekstrusi tidak jauh berbeda.
b. Kelompok Syenit
1)Phaneritik.
Gyenit biasa terdapat sebagai stok dan bose, tidak pernah ditemukan sebagai tubuh yang
besar seperti batolit dari granit. Terbentuknya tubuh Gyenit bisa barasosiasi dengan granit
sebagai fasies tipis.
Tekstur yang biasa ditemukan adalah equigranular, holokristallin, peneritik, dan batuan
plutorik. 3 butiran Kristal cukup besar, hal ini terlihat sebagai pegmatik.
Komposisi irineralogi dan kimia bila dibandingkan dengan granit, maka Gyenit
memperlihatkan kandungan alkali ke silica lebih tinggi, Ini disebabkan oleh berlimpahnya
mineral alkali feldspar. Mineral utama terdiri dari potassium feldspar dari jenis ortoklas dan
mikrolin, plagioklas dari jenis albit oligoklas dan mineral feromagnesia dari homblende
sebagian be dan piroksen. Mineral pengiring terdiri dari asphen, oksida besidan apatit.
Sedangkan mineral sekunder merupakan hasil alterasi dari feldspar yang kemudian membentuk
variasi dari mineral lempung. Variasi mineralogy dari batuan gyenit dapat dilihat pada table 4.9
Tabel 4.9;
Komposisi mineralogy batuan gyenit
Mineral
1
2
Potasium feldspar
30 80%
72%
Soda plagloklas
6 25%
12%
Mafik mineral
10 40%
Biotit
2%
Homblende
7%
Idino pirokrin
4%
Ilmenit
2%
1%
Variasi kimia pada batuan syenit diperlihatkan pada table 4.10. Dimana kandungan alkali (Na2O
dan J2O) sangat tinggi, hal ini disebabkan terlampau banyaknya kandungan mineral potassium
feldspar.
Tabel 4.10;
Komposisi kimia batuan syenit
Senayawa kimia
1
SiO2
61,86
TiO2
0,68
Al2O3
6,91
Fe2O4
2,32
59,41
0,83
17,18
2,19
FeO
MnC
MgO
CaO
Na2O
K2O
H2O+
P2O5
2,63
0,11
0,96
2,34
5,46
5,91
0,62
0,19
2,83
0,08
2,02
4,06
3,92
6,53
0,63
0,38
2)Aphantit;
Batuan kelompok ini biasanya disebut trukit, terjadi sebagai aliranlava yang meliputi
daerah yang luas, juga terdapat sebagai korok vulkanik yang berteksrur poroiritik.
Tekstur batuan seperti tekstur porpiritik dengan fenokris berjumlah lebih banyak daripada masa
dasar. Sebagai masa dasar dari mikrokristalinyang sulit untuk didentifikasi. Tekstur lain yang
biasa terdapat adalah tekstur aliran.
Struktur lain banyak terdapat di batuan kelompok ini, sedangkan struktur vesikuler
biasanya terdapat di atas permukaan dari suatu aliran.
Komposisi mineral dari mineral utama terdiri dari potassium feldspar dari jenis sanidin,
ortoklas dan mikrolin, plagloklas, biotit, homblende dan mineral sugit biasa sebagai variasi dan
bila jumlahnya banyak, maka akan mempengarihi panamaan dari batuan dan biasanya diletakkan
di depan dari trakit sebagai cimtoh augit trakit.
Kandungan mineral pada batuan syenit ialah plagioklas dari jenis albithormblende, biotit,
K-feldspar dari jenis ortoklas dan mikrokiin, nefelin dan mineral bijihnyamagnetit. Bila batuan
tersusun mengandung nefelin, nya menjadi nefelin syenit. Ukuran Kristal dari mineral itu
berukuran kasar feneritik atau dapat disebut holokristalin. Batuan terakhir porpirl dalam sayatan
tipis ini terlihat kandungan mineralnya ialah K feldspar dari jenis ortoklas berbentuk subhedral
sampai euhadral. Kalsit dapat berbentuk butiran ataupun hasil ubahan, kuarsa berbentuk
ahhedral. Sebagai mineral pengiringnya adalah magnetit berbentuk kubur dan hematite yang
pada umumnya berbentuk anhedral, dalam sayatan ini berwarna nitara (opak). Sebagai mineral
ubahan ialah seririt dan kalsit yang berasal dari ortoklas atau plagioklas.
Variasi senyawa kimia dari batuan traki dapat dilihat pada table 4.12 yaitu terdiri dari
alkali trakit dan calcalkali crakit.
Tabel 1.12;
Komposisi kimia dari batuan kelompok trakit
Senyawa kimia
1
2
SiO2
61,95
58,31
MO2
0,73
0,66
Al2O3
18,03
18,06
Fo2O3
2,33
2,54
FeO
1,61
2,02
MnO
0,13
0,14
MgO
0,63
2,07
CaO
1,89
4,26
Na2O
6,55
3,85
K2O
6,53
7,38
H2O
P2O5
0,54
0,18
0,53
0,20
c. Kelompok Diorit
1. Phanertilik.
Kelompok diorite ini, bila bertekstur phaneritik disebut diorite dan bila aphanitik disebut
andesit kelompok ini berada di tengah antara kelompok batuan asam dan kelompk batuan basa.
Sehingga komposisi kimia ataupun mineralogy berada di tengah dari kedua kelompok itu.
Diorit terdapat sebagai stok, dike ataupun sill juga sebagian kecil berasosiasi dengan
yang besar dari batuan asam atau basal.
Tekstur dari diorite adalah holokistallin, equigrabulur dan phanentik dan banyak pula
yang bertekstur porpiritik dengan penokris berbentuk euhedral.
Komposisi mineralogy dimana penyusunmineral utama adalah plagioklas dari jenis
oligloklas andesine dan homblende. Bia terdapat mineral augit memberikan arah bahwa batuan
itu sedikit bersifat basa, sedangan mineral ortoklas mencerminkan batuan tersebut bersifat asam.
Mineral pengiringnya yaitu kuarsa bisa terdapat apuk banyak dan bisa tidak terdapat sama sekali.
Tabel 4.13. memperlihatkan posisi mineral dari batuan kelompok diorite
Tabel 4.13;
Komposisi mineralogy dari batuan kelompok diorite
Mineral
Dient kuarsa
Dorit
Kuarsa
20%%
2%
Andesine
56%
64%
Potassium feldspar
6%
3%
Biotit
4%
5%
Amphibi
8%
12%
Pirokam
2%
11%
magnetit
2
2%
Komposisi kimia dari kelompok diorite ini tidak ada yang menonjol seperti pada table
4.14. Hanya sebagian kecil saja perbedaan halini disebabkan pengaruh dari magma yang bersifat
anam atau basa.
Tabel 4.14;
Komposisi kimia dari batuan diorite dan andesit
Senyawa kimia
1
2
3
Sio2
1,86
56,77
55,49
TiO2
1,60
0,84
0,91
Al2O3
16,40
16,67
18,46
Fe2O3
2,73
3,16
1,39
FeO
6,97
4,40
7,07
MnO
0,18
0,13
0,16
MgO
6,12
4,17
8,10
CaO
8,40
6,74
7,47
Na2O
3,36
3,39
4,09
K2O
1,33
2,12
1,60
H2O+
0,80
1,36
2,13
P2O5
0,35
0,25
0,28
2) Aphantik
Andesit banyakterdapat sebagai lava, tetapi juga terjadi sebagai instrusi sekunder, seoerti
sebagai dike Gunung api di jawa pada umumnya bersifat andesit.
Tekstur dari batuan andesit biasanya porpiritik dengan penokris yang euhedral, sedangkan
massa dasar biasanya mjkrolaristalin sampai kacaan. Tekstur aliran terjadi dari partikel di dalam
porpiritik dimana plagioklas dikelilingi oleh barisan paralel.
Komposisi mineralogy dari batuan andesit sama dengan batuan diorite, dimana pada
andesit lebih banyak kuarsa dan plagioklas dari jenis andesine Penokris dari plagioklas dan masa
dasar dari biotit homblende, piroksen dan mikrolit plagioklas.
Komposisi kimia dari batuan andesit tidak banyak berbeda dengan batuan diorite, seperti
terlihat pada table 4.14. Hanya beberapa senyawa terlihat tinggi hal ini disebabkan oleh pengaruh
dari magma asal.
Pengamatan secara mikroskopik pada batuan kelompok phaneritik terlihat pada foto 6
halaman 115 yaitu foto mikrograp tenalit. Sedangkan foto 7 halaman 116 dari batuan diorite,
mineral penyusunnya ialah plagioklus dari andesine, sedikit kuarsa, homblende, biotit dan
magnetit. Batuan aphanitiknya terdiri dari homblende andesit.
Sama besarnya ada yang halus dan ada yang besar. Tekstur demikian disebut porpiritik. Mineral
yang berukuran kasar atau , dari plagioklas dari jenis andesin, dan homblende. Sedangkan
sebagai matrik ialah mikrolit plagioklas, homblende, bijih dan perisit. Dalam foto ini terlihat
adanya struktur aliran yang dibentuk oleh mikrolit plagioklas yang mengelilingi fenokris
plagioklas. Diasit (foto 9 halaman 117) memperlihatkan mineral fenokrisnya dari plagioklas dan
homblende, sedangkan sebagai matriknya terdiri dari kuarsa, feldspar dan sedikit olotit dimana
matrik di sini sangat hlaus.
d. Kelompok Gabro
1. Phanerttih
Gabro dapat terbentuk sebagai lakolit, stok, dike, dan sil, dan biasanya sebagai batuan
platonic. Kelompok ini memiliki beberapa nama batuan berdasarkan mineral yang
dikandungnya. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.15.
Tekstur yang biasa terdapat adalah tekstur equigranular, holokristalin, phanentik, dan
pegmatik. Dimana butiran kristal berukuran kasar-kasar.
Struktur yang berkembang pada umumnya struktur masif dan sistem join. Struktur aliran
terlihat dari mineral feldspar dengan arah liniasi yang sub parallel. Di dalam sayatan tipis ada hal
yang menarik dari reaksi rim dan biasa disebut struktur korona. Hal ini di sebabkan perbedaan
komposisi mineral yang mengelilingi dari pusat. Suatu contoh inti dari olivine mungkin
sekelilingnya dari rim orto piroksin, contoh yang lain inti aupit dan rim semakin keluar dari
homblende dan terluar ditempati oleh kiorit.
Komposisi mineralogi dan kimia dari gabro adalah batuan basa dimana persentase silika
relative rendah, sedangkan persentase besi, magnesium relative sangat tinggi, dan sodium dan
potassium sangat rendah. Mineral plagioklas dan mineral feromagnesa lebih banyak
mengandung kalsium dibandingkan dengan kelompok batuan sebelumnya.
Tabel 4.15
Penamaan batuan kelompok berdasarkan kandungan mineralnya
Labradorit
Plagioklas
Bytownit-Anortit
Piroksin
Tanpa
olivin
Dengan olivin
Augit
Augit dan ortopiroksen
Orto gabro
Hipersten
gabro
Eukrit
Olivin eukrit
Ortopiroksen
Norit
Olivin gabro
Olivin
hipersten
gabro
Olivin norit
Hipersten
eukrit
Tanpa piroksen
(anorthosit)
troksolit
(anorthosit)
Olivin
hipersten
eukrit
Allivalit
Senyawa kimia
Si O2
Ti O2
AL2 O3
Fe O3
FeO
MnO
MgO
CO
Na2O
K3O
Fl2O
P2 O5
2
48,24
0,97
17,88
3,16
5,90
0,13
7,51
10,90
2,55
0,89
1,54
0,28
Tabel 4.17
Kandungan mineral dari batuan gabro
Mineral
%
labrodorit
65
biotit
1
amphibol
3
Orto piroksen
6
Klino piroksen
14
olivin
7
magnetit
2
ilmenit
2
2.
Aphanitik
Batuan aphanitik dari kelompok gabro disebut basal. Basal sebagian besar terbentuk sebagai
lava pada saat sekarang. Bentuk yang paling banyak terdapat berupa lembaran di permukaan
bumi dan mendomonasi dari batuan beku yang berhubungan dengan sabuk orogenik (orogenic
belt). Penyebaran dari lava basal sangat luas sekali bahkan sampai 200.000 mil persegi dan
dengan ketebalan maksimum 6000 ft. Suatu contoh sangat baik adalah lava dari gunung di
Hawaii, dan contoh di Indonesia adalah lava gunung galunggung.
Tekstur yang banyak terdapat pada basal adalah holokristalin, juga terdapat kacaan. Tekstur
porpiritik disusun dari Kristal subhedral dan euhedral sebagai fenokris sedangkan sebagai masa
dasar dari mikrokristalin dan kacaan. Tekstur aliran terlihat di bawah mikroskop berupa penokris
yang dikelilingi oleh mikrokristalin secara teratur.
Struktur yang banyak terdapat pada saat sekarang adalah sturktur aliran. Sebagai contoh lava
dari gunung di hawai. Permukaan pada aliran lava sering di temukan struktur rongga
(versikular). Struktur meniang berbentuk polgoral yang tegak lurus. Dan struktur bantal dari lava
dimana pendinginannya terdapat di bawah permukaan air, struktur ini berbentuk lava sub
spheroldal.
Komposisi mineralogi dan kimiawi dari basal banyak kesamaannya dengan gabro terutama di
dalam komposisi khals. Tabel 4.18 analisis kimiawi dari batuan basal dari tholeltik dan high
alkalin.
Tabel 4.18
Komposisi kimiawi dari batuan basal
Senyawa kimia
Si C2
TO2
Al2O3
Fe2O3
FeO
1
50,33
2,03
14,01
2,88
9,00
2
49,43
1,00
18,85
1,58
8,08
MnO
MgO
0,18
6,84
0,18
5,93
CaO
Na2O
K2O
H2O
P2O5
10,42
2,23
0,84
0,91
0,23
10,14
3,60
0,99
0,58
0,20
Komposisi mineral terdiri dari plagioklas dan piroksin dengan atau tanpa olivine Kristalkristal berbentuk dengan di dalam masa dasar mikrokristalin. Panokris terjadi dari mineral augit,
hipersten,hornblende, sedikit liolit, kadang-kadang olivin dan terbanyak plagioklas. Sebgai
mineral pengirignya terdiri dari magnetit, ilmenit, sparit. Basal sangat mudah terkena alterasi
dengan sedikit uap air dan air panas di daerah vulkanik akan menghasilkan oksida besi dari
mineral magnetit (mineral bijih) dan mineral bijih dan kaya akan Fe dan Mg, yaitu mineral
olivine.
Pengamatan secara mikroskopik dari batuan kelompok gabro seperti terlihat pada foto 10
dan 11. Fotomikrograp dari gabro yang disusun oleh mineral-mineral plagioklas dari jenis labra.
Sedangkan mineral dari homblendo, piroksin dari jenis augit, dan mineral yang khas untuk
batuan basa ialah olivine, biasanya mineral olivine mudah sekali terubah menjadi oksida besi dan
mineral lainnya. Sebagai mineral ubahannya ialah klorit, oksida besi yang berwarna coklat dan
serpantin. Batuan ini bertekstur holokristalin yang equigranular. Batuan norit (foto 12) ,disusun
oleh mineral-minerl hipersten berbentuk subhedral-anhedral, norit, plagioklas klasik. Sebagai
mineral pendampingnya dari mineral bijih yaitu magnetit dan pirit yang berbentuk subhedral
sampai anhedral. Mineral ubahannya mineral mafik ialah biotit dan klorit sedangkan dari mineral
felsik ialah seridit. Batuan diabas (foto 13) memperlihatkan fotomikrograp denhan mineralmineral penyusunnya ialah plagioklas dari jenis labradorit, piroksin, dari jenis augit, dimana
mineral yang disebut diatas sebagai fenokris dengan bentuk subhedral euhedral. Sebagai mineral
penggiringnya ialah biotit dan dari mineral piroksin terutama bagian tepi atau sekeliling mineral
tersebut dan juga piroksin yang berbentuk mikro.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Batuan ialah segala macam material padat yang menyusun kulit bumi/kerak bumi, baik
yang telah padu maupun lepas.
Material padat dapat terjadi dari agregat mineral yang tersusun oleh 1 macam mineral maupun
dari berbagai mineral.
Batu adalah material padat dari agregat mineral yang telah padu.
Batuan beku merupakan batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan
membeku.
Batuan beku berdasarkan genetiknya yaitu batuan ekstruksi dan batuan instrusi.
Batuan beku berdasarkan komposisi kimianya yaitu Salah satu klasifikasi batuan beku dari
senyawa oksidanya, sepreti SiO2, TiO2, AlO2, Fe2O3, FeO, MnO, MgO, CaO, Na2O, K2O, H2O+,
P2O5.