Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN INDIVIDUAL PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (LP-PPL)

DI SDN-9 LANGKAI PALANGKARAYA


TAHUN AJARAN 2016/2017

Disusun oleh :
ECENG FRISTA WARA
13.23.015006
JurusanPGSD S-1

LEMBAGA PELAKSANAANPRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGK RAYA
TAHUN AKADEMIK 2016/2017

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan
karunia-NyaSaya sebagai praktikan di SDN-9Langkai Palangka Raya dapat
melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan II (PPL II) dengan baik dan sesuai
denhgan waktu yang diberikan.
Dalam melaksanakan PPL II dan menyusun laporan ini, merupakan salah satu
tugas dan persyaratan dalam melaksanakan PPL. Dalampelaksanaannya saya selaku
praktikan banyak mendapat bantuan moral dan spiritual dari berbagai pihak yang
telah banyak membantu dan memberikan arahan serta petunjuk dalam melakanakan
kegiatan ini. Laporan ini tentunya diharapkan menambah pengetahuan dan wawasan
bagi para calon guru implementasi materi perkuliahan di lapangan.
Pada kesempatan ini, praktikan ingin menyampaikan terimakasih sebesarbesarnya kepada:
1. Kepala LP-PPLDr. IinNurbudiyani, M.Pd beserta jajaran Staf di LP-PPL
2. Suniati, S.Pd ., M.Pdselaku Dosen Pembimbing
3. Harawaty, S.Pd., M.Si selaku Kepala SDN-9 Langkai Palangka Raya
4. Rusina W. Nanjan,S.Pd selaku Koordinator Guru Pamong
5. Semua guru-guru dan karyawan di SDN-9Langkai Palangka Raya
6. Rekan-rekan peseta PPL II di SDN-9LangkaiPalangka Raya
7. Seluruh siswa/(i) SDN-9 Langkai Palangka Raya
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih belum sempurna
dan masih banyak kekurangan. Saya harap kritik dan saran yang bersifat membangun
guna penyempurnaan lebih lanjut.
Akhirnya praktikan berharap semoga laporan ini banyak manfaat bagi kita semua
Amin.

PalangkaRaya, September 2016

ECENG FRISTA WARA


NIM : 13.23.015006

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI SELAMA PELAKSANAAN
PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN
A. Penyusunan RPP .....................................................................1
B. Proses Penampilan....................................................................................... 3
C. BimbinganBelajar........................................................................................ 5
D. Partisipasidalamkehidupansekolah / TempatLatihan................................... 6
E. Proses Bimbingan......................................................................................... 8
BAB II FAKTOR PENYEBAB DARI MASALAH YANG DIALAMI
A. Penyusunan RPP ............................................................. 9
B. Proses Penampilan....................................................................................... 9
C. BimbinganBelajar........................................................................................ 10
D. Partisipasidalamkehidupansekolah / TempatLatihan................................... 10
E. Proses Bimbingan......................................................................................... 11
BAB III UPAYA PENANGULANGAN MASALAH
A. Penyusunan RPP ..........................................................................................12
B. Proses Penampilan....................................................................................... 13
C. BimbinganBelajar........................................................................................ 13
D. Partisipasidalamkehidupansekolah / TempatLatihan................................... 14
E. Proses Bimbingan......................................................................................... 14
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.................................................................................................. 16
B. Saran ............................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BABI
MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI SELAMA PELAKSANAAN PPL

A. Penyusunan RPP
Agar kegiatan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dan teratur, seorang
guru dituntut untuk mempersiapkan perangkat-perangkat pembelajaran. Persiapan
mengajar yang dibuat berupa rencana pembelajaran agar pengajar bisa memiliki acuan
dalam memberikan materi kepada peserta didik. Rencana pembelajaran tersebut
merupakan suatu sarana yang dapat membantu pencapaian kepada hasil belajar yang
akan dicapai peserta didik.
Dalam penyusunannya tentu tidak semudah yang kita kira dan masih sangat
membutuhkan bimbingan, karena itu penyusunan RPP harus sesuai dengan
pelaksanaan pembelajaran kita di dalam kelas, terkadang karena kurangnya
pemahaman praktikan terhadap RPP, praktikan sering melenceng dari RPP yang sudah
praktikan susun pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Dalam pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dari RPP yang
pertama sampai yang terakhir terdapat kesulitan yang dialami oleh praktikan, tetapi
dapat diatasi karena dibantu oleh guru pamong dan dosen pembimbing. Dalam
pembuatan RPP, pertama praktikan menulis RPP dibuku kotor. Jika sudah disetujui
oleh guru pamong dan dosen Pembimbing, maka praktikan menyalin RPP ke buku
bersihdan harus ditulis tangan di kertas/ buku folio bergaris kemudian diserahkan ke
guru pamong dan nantinya akan dijadikan sebagai arsib laporan individu.Sebelum
mengajar harus menyiapkan satu RPP sebagai acuan dalam mengajar. Dengan adanya
RPP kegiatan belajar mengajar tidak akan dapat menyimpang dari materi yang
diajarkan.
Masalah yang menjadi hambatan bagi praktikan dalam penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Penyusunan RPP Pertama: RPP MATEMATIKA kelas III, Praktikan mengalami
kesulitan dalam memahami langkah-langkahmetode inkuiri.
2. Penyusunan RPP Kedua: RPPMATEMATIKAkelas IV, Praktikan mengalami
kesulitan dalam pembuatan media kartu angka.
3. Penyusunan RPP Ketiga: RPP BAHASA INDONESIA kelas VI, tidak ada masalah
dalam penyusunan RPP, karena pokok bahasan dengan media pembelajaran yang
dipilih praktikan cocok untuk diterapkan.

4. Penyusunan RPP Keempat : RPP IPS kelas VI, Praktikan mengalami kesulitan
dalam memperjelas lankah-langkah metode pembelajaran inkuiri.
5. Penyusunan RPP Kelima : RPP BAHASA INDONESIA kelas V,tidak ada masalah
dalam penyusunan RPP, karena media yang digunakan sudah sesuai dengan meteri
pembelajarannya.
6. Penyusunan RPP Keenam : RPP BAHASA INDONESIA kelas III,tidak ada
masalah dalam penyusunan RPP, hanya saja mencari contoh teks bacaan anak yang
menarik.
7. Penyusunan RPP Ketujuh : RPP IPS kelas IV, tidak ada masalah dalam
penyusunan RPP, karena pokok bahasan dengan media pembelajaran yang dipilih
praktikan cocok untuk diterapkan.
8. Penyusunan RPP Kedelapan : RPP IPS kelas V, praktikan kesulitan saat membuat
soal evaluasi karena harus disesusuikan dengan indikator pencapaian.
9. Penyusunan RPP Kesembilan : RPP BAHASA INDONESIA kelas VI, dalam
penyusunan RPP ini praktikan mengalami kesulitan dalam langkah-langkah
pembelajarannya serta menentukan model/metode yang sesuai materi
10. penyusunan RPP Kesepuluh : RPP IPA kelas II, RPP sudah baik dan tidak ada
masalah dalam penyusunan RPP, karena pokok bahasan dengan media
pembelajaran yang dipilih praktikan cocok untuk diterapkan.
11. penyusunan RPP Kesebelas (Mandiri I) : RPP BAHASA INDONESIA kelas III,
tidak ada masalah dalam penyusunan RPP, karena pokok bahasan dengan media
pembelajaran yang dipilih praktikan cocok untuk diterapka sehingga pembelajaran
menyenangkan.
12. penyusunan RPP Keduabelas (Mandiri II) : RPP IPA kelas IV, tidak ada masalah
dalam penyusunan RPP, karena pokok bahasan dengan media pembelajaran yang
dipilih praktikan cocok untuk diterapkan.
A. Proses Penampilan
Penampilan dalam KBM merupakan proses yang menentukan kegiatan
belajar mengajar, proses penampilan yang dimaksud adalah merupakan puncak
dari proses penampilan, karakter dan keunikan masing - masing merupakan sebuah

pengalaman tersendiri bagi praktikan. Dimana terjadi interaksi atau hubungan


timbal balik antara guru dengan peserta didik.
Penampilan praktikan merupakan hal terpenting dalam memimpin proses
belajar mengajar, tentunya praktikan berusaha untuk memotivasi peserta didik agar
peserta didik dapat membangun sendiri konsep-konsep yang ada. Proses
penampilan ini membutuhkan kesiapan, penguasaan materi serta kemampuan
dalam penyampaian materi sehingga terciptanya suasana belajar yang nyaman.
praktikan sebagai pengajar menempatkan posisi dirinya sebagai fasilitator,
membantu peserta didik dalam kegiatan belajar serta menciptakan suasana kelas
yang kondusif.
Pada awal proses penampilan, praktikan masih merasa canggung dan gugup
dikarenakan baru pertama kali berada di depan peserta didik yang sesungguhnya
sehinggga kurang dapat menguasai kelas dan pola mengajar yang selalu menuntut
peserta didik untuk selalu memperhatikan sehingga terkesan tegang.
Adapun permasalahan-permasalahan yang dihadapi praktikan saat proses
penampilan antara lain:
1. Penampilan Mengajar Pertama kelas III (Tiga) mata pelajaran Matematika sub
pokok bahasan Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan penjumlahan
dan pengurangan :Praktikan merasa cukuptegang dan sikap canggung untuk
berinteraksi dengan peserta didik padahal Praktikan sebelumnya sudah pernah
melaksanakan mengajar pada saat PPL I, akan tetapi suasana mengajar sangatlah
berbeda ketika berhadapan langsung dengan peserta didik.Sehingga pada saat
proses belajar mengajar praktikan kesulitan dalam mengkondisikan
kelaskarenapeserta didik sangatribut, dan tidak bisa menghargai gurunya didepan.
Semua itu karena praktikan kurangnya pengalamanmengkondisikan kelas dengan
baik.
1. Pada pertemuan kedua kelas IV (Empat) mata pelajaran Matematikasub pokok
bahasanMembandingkan dan mengurutkan bilangan: Praktikan sudah mulai bisa
bagaimana cara mengkondisikan kelas sehingga materi yang disampaikan mulai
bisa diterima oleh peserta didik.

2. Pada pertemuan ketiga kelas V (Lima) mata pelajaran Bahasa Indonesiasub Pokok
Bahasan Menceritakan hasil pengamatan: praktikan sudah bisa mengkondisikan
kelas dengan baik dan proses pembelajaran mulai bisa dipahami dan dapat
diterima peserta didik, karena peserta didik sangat menghargai dan menghormati
gurunya didepan.
3. Pada pertemuan keempat kelas VI(Enam) mata pelajaran IPSsub pokok
bahasanKenampakan Alam di Asia: Praktikantidak mendapat kesulitan dalam
mengajar karena peserta didik kelas VI cukup memahami dan mendengar apa yang
dijelaskan.
4. Pada pertemuan kelima kelas V (Lima) mata pelajaranMatematikasub pokok
bahasan Operasi Hitung Satuan Waktu: peserta didik sangat antusias untuk
menjawab pertanyaan, pada saat praktiktikan memahami jawabanpeserta didik
peraktikan menerima dan menghargai dengan baik. Sehingga suasana belajar
terasa tenang dan peserta didik dapat menyelesaikan tugas yang diberikan dengan
nilai yang baik.
5. Pada pertemuan keenam kelas III (Tiga) mata pelajaran Bahasa Indonesia, sub
pokok bahasan Mengomentari tokoh-tokoh cerita anak : praktikan mengalami
kesulitan dalam mengkondiri kelas karena kelas III masih kental dalam dunia
bermain sehingga penyampaian materi dan suasana belajar kurang efektif
6. Pada pertemuan ketujuh kelasIV(Empat) mata pelajaranIPS sub pokok bahasan
pelestarian sumber daya alam: Peserta didik sangat antusias dalam mengikuti
pelajaran dan proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan lancar.
7. Pada pertemuan kedelapan kelas V (Lima) mata pelajaran IPS sub pokok bahasan
Kenampakan Alam di Indonesia: dalam pelajaranini peserta didik sangat senang
karena media yang digunakan cukup menarik perhatian mereka (petadan atlas)
sehingga semuanya ikut serta aktif dalam pembelajaran, walaupun ada sebagian
peserta didik yang ribut, namun sebagian peserta didik ada yang ribut, tetapi
peraktikan bisa mengkondisikan kelas tersebut.
8. Pada pertemuan kesembilan kelas VI (Enam) mata pelajaran Bahasa Indonesiasub
pokok bahasan Identifikasi unsur cerita :dalam pelajaran ini peserta didik sangat

ribut hingga mengganggu konsentrasi praktikan, tapi praktikan bisa


mengkondisikan kelas dan proses belajar mengajar berjalan dengan baik.
9. Pada pertemuan kesepuluh kelas II(Dua) mata Pelajaran IPAsub bahasan
Pertumbuhan pada tumbuhan: dalam pembelajaran inin praktikan kesulitan
mengkondiri kelas karena mereka sibuk dengan dunia bermaindan kurang
memperhatikan materi yang disampaikan oleh prantikan, namun semuanya bisa
diatasi oleh praktikan dengan adanya media yang sudah disiapkan oleh praktikan.
10. Pada pertemuan kesebelas (Mandiri I) kelas III(Tiga) mata pelajaran Bahasa
Indonesia sub bahasan tentang Mengomentari tokoh cerita anak:peserta didik
sangat antusias saat praktikan masuk kelas, proses belajar mengajar pun berjalan
dengan baik peserta didik interaktif dalam proses pembelajaran tidak takut
menanyakan hal-hal yang tidak mereka mengerti.
11. Pada pertemuan kedua belas (Mandiri II) kelas IV (Empat) mata pelajaran IPA sub
bahasan Memahami hubungan antar struktur orga tubuh dengan fungsinya, serta
pemeliharaannya: peserta didik semuanya sangat antusia dalam mengikuti proses
pembelajaran karena media yang digunakan sangat menarik dan peserta didik
semuanya bisa menjawab pertanyaan lisan yang diberikan oleh praktikan.
B. Bimbingan Belajar/Ekstrakulikuler
Selain proses kegiatan belajar mengajar di kelas, praktikan harus turut
berperan serta dalam kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan di sekolah. Dikaitkan
dengan salah satu tugas guru selain untuk mengajar dan menyampaikan materi,
juga mempunyai tugas untuk mendidik peserta didik, proses mendidik peserta
didik tidak hanya dilihat dan diukur dari segi afektif dan segi kognitif. Untuk itu,
sekolah mengadakan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang bertujuan untuk
mengembangkan bakat dan minat peserta didik, peran guru di sini diharapkan agar
berperan aktif dalam mendidik dan mengembangkan bakat peserta didik. di SDN-9
LANGKAI ini banyak sekali kegiatan ekstrakulikulernya diantaranya
menggambar, puisi, olah vocal, sepak bola, merani, bermainalat musik tradisional
dan masih banyak yang lainya. Karena keterbatasan tenaga praktikan untuk

mengikuti kegiatan eskul itu kemudian sekolah memberi keringanan untuk


memilih salah satu eskul saja.
C. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah/Tempat Latihan
Dalam pelaksanaan kegiatan PPL tugas praktikan bukan hanya mengajar di
kelas saja, akan tetapi praktikan dituntut mengenal seluruh kegiatan dan
lingkungan di dalam sekolah. Keterlibatan ini diharapkan akan menunjukkan
bagaimana dunia sekolah sebenarnya.
Partisipasi yang dapat dilakukan adalah untuk membina hubungan silaturahmi
dengan Kepala Sekolah, Guru guru dan staf pegawai serta peserta didik yang
akan lebih sering berinteraksi dengan kita. Selain melaksanakan kegiatan belajar
mengajar, praktikan dilibatkan beberapa tanggung jawab praktikanselain mengajar
di kelas adalah :
1. Upacara Bendera
Upacara bendera yang rutin dilakukan setiap hari senin, dan dilaksanakan
oleh seluruh kelas dari kelas I - VI. Pada saat upacara bendera, praktikan berada di
belakang barisan peserta didik . tetapi sebelum upacara dimulai praktikan
membantu mengatur seluruh barisan peserta didik dari kelas I-VI.
2. Senam Pagi
Senam pagidilaksanakan setiap hari rabu dan hari jumat praktikan
mengatur seluruh barisan peserta didik dari kelas IVI untuk berbaris yang rapi.
Setelah barisan rapi praktikan mengikuti kegiatan senam tersebut sambil melihat
jika ada peserta didik yang main-main saat senam. Setelah selesai senam peserta
didik diminta untuk berbaris kembali yang rapi kemudian mengumpulkan koin
amal.
3. Mengatur baris berbaris
Mengatur baris berbaris tidak hanya dilakukan setiap upacara bendera dan
senam pagi tetapi dilakukan setiap hari untuk mendengarkan arahan dari guru
sebelum peserta didik masuk ke dalam ruangannya masing-masing. Masalah yang
sering dihadapi pada saat melaksanakan Upacara Bendera, melaksanakan senam

pagi dan masuk ruangan yaitu sulitnya mengatur peserta didik dalam baris
berbaris.
4. Piket Harian
Melaksanakan tugas piket harian yang dilaksanakan dalam setiap
minggunya. Jadwal piket praktikan adalah setiap hari Selasa, danJumat. Tugas
praktikan selama piket adalah mengatur baris berbaris, bersih-bersih ruang guru,
ruang kepsek, menyiram bunga di halaman, menyampaikan tugas kepada peserta
didik yang diberikan oleh guru jika berhalangan hadir serta memukul lonceng
jika alat pengeras suara tidak hidup.
Beberapa masalah yang dihadapi adalah pada awal pelaksanaan piket harian
dimana praktikan mengalami kebingungan mengenai tugas dan peranan yang
harus dilakukan dan terkadang praktikan pun tidak bisa meng-handle beberapa
peserta didik yang kurang disiplin apalagi pada saat melaksanakan upacara
bendera, senam pagi dimana peserta didik susah untuk di atur baris berbaris.
Selain itu juga praktikan kesulitan menangani peserta didik yang tidak disiplin
waktu, selalu terlambat datang dengan berbagai macam alasan. praktikan juga
sedikit sulit memberikan pengertian kepada peserta didik yang berada di luar kelas
,serta sering ijin ke wc saat jam pelajaran karena mungkin dia tidak menyukai
pelajaran tersebut.
5. Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat terpisahkan
dari kehidupan persekolahan. Mengingat ekstrakurikuler yang ada di SDN-9
Langkai, ekstrakulikuler yang ada di SDN 9 LANGKAI antara lain sepak bola,
tarian dayak, dan kecapi.Ada juga latihan baris-berbaris, tentang latihan barisberbaris (LBB) praktikan dituntut untuk melatih peserta didik. Hanya saja pada
ekstrakulikuler tarian dayak dan kecapi dilaksanakan di sanggar khusus.
D. Proses Bimbingan
1. Dengan Guru Pamong

Dalam mengikuti program pengalaman lapangan di SDN-9 Langkai


praktikan dibimbing oleh guru pamong. Guru pamong tugasnya antara lain
memberikan bimbingan kepada praktikan dalam proses belajar mengajar,
memperkenalkan praktikan kepada peserta didik yang akan di ajarnya, memeriksa,
mengomentari dan menilai setiap rencana pembelajaran yang disusun oleh setiap
praktikan, menginformasikan hasil penilaian yakni tentang hal-hal sudah dan yang
belum serta memberi saran mengenai bagaimana cara mengatasi kekurangan
tersebut.
2. Dengan Dosen Pembimbing
Bimbingan dengan dosen pembimbing, hal-hal yang dikoordinasikan
mengenai RPP dan materi yang diajarkan, sistem pengajaran yang baik, kesulitankesulitan selama PPL di sekolah latihan, masalah-masalah yang menghambat
selama PPL di sekolah latihan, informasi-informasi terbaru baik dari sekolah
latihan maupun LP-PPL, serta pelaksanaan ujian praktik mengajar.
3. Dengan Supervisor
Bimbingan dengan Supervisor dilakukan dirungan LP-PPL, Praktikan
menanyakan tentang hal-hal yang belum dimengerti oleh praktikan yang tertera
dalam buku panduan yang diberikan saat pembekalan PPL II.

BAB II
FAKTOR PENYEBAB DARIMASALAH YANG DIALAMI
Pada bagian ini praktikan akan menguraikan beberapa faktor yang
berkaitan dengan masalah yang telah dipaparkan pada BAB I. Adapun faktor
penyebab dari masalah yang dihadapi oleh praktikan selama melaksanakan PPL di
SDN-9 LANGKAI adalah sebagai berikut :
A. Penyusunan RPP
Faktor penyebab terjadinya kesulitan pada penyusunan Rencana Pembelajaran
diantaranya :
1. Kurangnya pengetahuan praktikan dalam pembuatan dan penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran yang sesuai.
2. Praktikan kurang dapat mengerti bagaimana cara memahami karakteristik peserta
didik di kelas.
3. Praktikan belum memahami strategi agar peserta didik merasa tertarik dan
memperhatikan serta tidak cepat bosan selama proses pembelajaran berlangsung.
4. Kurangnya kemampuan praktikan dalam mengelola alokasi waktu pada saat
pembelajaran berlangsung.

5. Wawasan praktikan yang masih kurang ketika membuat LKPD (Lembar Kegiatan
Peserta didik) yang dapat dimengerti oleh peserta didiknya.
6. Wawasan praktikan yang masih kurang dalam mengaitkan konsep materi pelajaran
yang dikaitkan dengan fenomena pada kehidupan sehari-hari.
B. Proses Penampilan
Pada proses penampilan ini praktikan terkadang merasa canggung dan
kebingungan untuk penampilan awal di depan kelas karena kurangnya pengalaman
mengajar dan itu semua disebabkan karena berbagai hal yang salah satunya adalah
kesiapan mental yang kurang, kesetabilan emosi, penguasaan materi, serta
kemampuan atau teknik penyampaian materi, itu semua yang akan
menimbulkanterciptanya suasana belajar kondusif atau tidak.
Masalahmasalah yang dihadapi praktikan dalam proses penampilan
disebabkan beberapa faktor antara lain:
1. Praktikan mengalami kesulitan dalam memotivasi minat belajar peserta didik yang
bermasalah karena karakteristikyang berbeda-beda.
2. Dalam menyampaikan materi kurang tersampaikan dengan jelas karena praktikan
kurang menguasai materiyang akan disampaikan.
3. Rendahnya tingkat apresiatif sebagian peserta didik terhadap praktikan ataupun
mata pelajaran yang dipelajari terjadi karena adanya anggapan dari beberapa peserta
didik bahwa praktikan bukan guru yang sesungguhnya.
4. Masalah yang paling rumit diatasi oleh praktikanyaitu, peserta didik yang
menganggap sepele dan bersikap kurang wajar terhadap praktikan, itu semua
disebabkan karena adanya penilaian yang berbeda dari peserta didik antara guru
tetap dengan praktikan.
C. Bimbingan Belajar/Ekstrakulikuler
Kurangnya keberanian peserta didik untuk mengembangkan dan menyalurkan
minat dan bakat yang dimilikinya, disebabkan karena kurangnya strategi dan
pendekatan dari guru dalam memotivasi peserta didik agar tertarik pada kegiatan
ekstrakurikuler.

Yang menjadi faktor utama penyebab terbatasnya partisipasi praktikan dalam


ekstrakulikuler ini adalah keterbatasan waktu sehingga praktikan hanya bisa
membantu mengarahkan dan memotivasi saja, dari kegiatan ekstrakulikuler yang
ada di sekolah.

D. Partisipasi dalam Kehidupan sekolah/Tempat Latihan


Dalam berpartisipasi di dalam lingkungan sekolah tidak terlalu banyak
kesulitan dan faktor penyebab seperti halnya proses KBM,kesulitan beradaptasi
dengan peserta didik yang jumlahnya banyak sedangkan waktu yang tesedia tidak
mungkin cukup untuk mengenal satu persatu peserta didik.
Kegiatan upacarabendera yang dilaksanakan setiap hari senin dan senam pagi yang
dilaksanakan setiap hari rabu dan jumat pagi dapat diikuti oleh praktikan.
Berkenaan dengan kegiatan tugas piket harian, praktikan saling membantu dan
mengisi. Puji Tuhan selama ini praktikan selalu mengikuti kegiatan tersebut
terkecuali sakit dan keperluan mendadak, dengan cukup kedisiplinan dan rasa
tanggung jawab meskipun pernah terlambat datang kesekolah karena kendala
transportasi. Namun kendala yang paling utama yakni mengenai sulitnya praktikan
mengarahkan kedisipilanan seperti kepada peserta didik yang terlambat. Hal ini
dikarenakan anggapan peserta didik terhadap praktikan bahwa praktikan bukanlah
guru yang sebenarnya.
E. Proses Bimbingan
Proses bimbingan antara praktikan dengan Guru Pamong berjalan dengan
baik, walaupun konsultasi dengan Dosen Pendamping tidak berlangsung sesering
seperti dengan Guru Pamong, namun praktikan merasa cukup puas dengan
kesempatan konsultasi dengan Dosen Pendamping. Karena kualitas bimbingan
sangat baik sehingga praktikan mendapat banyak pengetahuan dan pengalaman dari
Dosen Pendamping.

Masalah yang timbul dalam hubungan dengan supervisor adalah keterbatasan


waktu dan kesempatan yang beliau miliki untuk berkonsultasi dengan para
praktikan diSDN-9 LANGKAI.

BAB III
UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH
Dalam upaya menanggulangi permasalahan dan faktor-faktor penyebab yang
telah diidentifikasi, praktikan melakukan segala upaya secara maksimal dan optimal
walaupun pada pelaksanaannya masih terdapat kekurangan yang perlu diperbaiki.
Berikut upaya yang praktikan lakukan untuk mengatasi kendala-kendala yang
terjadi :
A. Penyusunan RPP
Pada awalnya praktikan merasa sedikitkesulitan dalam menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Akan tetapi hal ini dapat segera diatasi dengan
adanya konsultasi dan bimbingan dengan guru pamong dan dosen pembimbing,
dimanaguru pamongdan dosen pembimbing selalu memberikan berbagai arahan dan
masukan berkaitan dengan penyusunan RPP. Dengan demikian, praktikan tidak lagi
merasa kesulitan dalam menyusun RPP.
Masalah yang muncul dalam penyusunan RPP seperti yang telah dikemukakan
sebelumnya diatasi dengan hal-hal sebagai berikut:
1. Mendiskusikan terlebih dahulu rancangan RPP sebelum proses pembelajaran dengan
Guru Pamong dan Dosen Pendamping, apabila ada koreksi dari Guru Pamong dan
Dosen Pendamping segera diperbaiki.
2. Memahami bahan ajar secara optimal, hal ini dimaksudkan supaya ketika membuat
indikator sudah paham indikator apa saja yang akan dicapai pada proses
pembelajaran.

3. Banyak bertukar pikiran dengan Guru Pamong dan Dosen Pendamping, rekan PPL
tentang model dan metode yang dapat menarik perhatian, motivasi dan minat
peserta didik.
4. Memperhatikan alokasi waktu dengan RPP yang telah dirancang.
5. Melakukan bimbingan yang optimal dengan Guru Pamong dan Dosen Pendamping
sehingga penyusunan RPP dapat berlangsung secara maksimal.
6. Menggunakan jenis evaluasi yang dapat mencakup semua indikator dalam
pembelajaran tersebut.
7. Menggunakan media pembelajaran yang dapat membantu meningkatkan
pengetahuan, minat, motivasi peserta didik dalam belajar.
B. Proses penampilan
Upaya yang dilakukan untuk menanggulangi masalah-masalah yang timbul
adalah:
1. Praktikan mempersiapkan perangkat pembelajaran secara optimal, sehingga ketika di
kelas tidak bingung tentang apa saja yang harus dilakukan pada proses belajar
mengajar.
2. Sebelum pembelajaran dimulai, sebaiknya mengkondisikan terlebih dahulu peserta
didiknya.
3. Ada aturan-aturan di kelas baik itu yang berkaitan dengan peserta didik yang suka
ribut atau pun datang ke kelas terlambat, dan hal lainnya.
4. Khusus untuk peserta didik yang selalu sibuk dengan kegiatannya sendiri sebaiknya
didekati dan diberikan perhatian khusus.
5. Mengusahakan supaya pembelajaran tidak menegangkan, di sela-sela pelajaran
diselingi hal-hal yang bisa membuat peserta didik merasa senang dengan pelajaran
misalnya dengan games.
6. Mempersiapkan mental dan fisik dengan baik sebelum tampil di depan kelas.
7. Memberikan penghargaan kepada peserta didik berupa pujian untuk meningkatkan
motivasi peserta didik.
8. Mengupayakan penggunaan bahasa yang mudah dan sederhana saat penyampaian
materi pelajaran sehingga dapat dimengerti oleh peserta didik.
C. Bimbingan belajar / Ekstrakurikuler

Agar kegiatan ekstrakurikuler dapat berjalan dengan baik, praktikan berdiskusi


secara langsung dan memberikan bimbingan kepada peserta didik, memberi nasehat
dan motivasi kepada peserta didik agar dapat mengembangkan minat dan bakatnya,
dan memanfaatkan sarana yang ada.

D. Partisipasi dalam kehidupan sekolah


Agar praktikan dapat melakukan segala kegiatan seperti upacara bendera
setiap hari senin, senam pagi yang dilaksanakan setiap hari rabu dan jumat pagi,
piket harian setiap hari senin, selasa, rabu, kamis,jumat, dan sabtu. Untuk
menanggulangi peserta didik yang kurang memperhatikan kedisiplinan karena
melihat status praktikan bukan sebagai guru sesungguhnya di sekolah mereka, maka
praktikan lebih bertindak tegas dengan segala sesuatu yang lebih bersifat tertulis.
Misalnya dengan mencatat peserta didik yang terlambat ataupun yang
melanggar dan menyerahkannya kepada guru/kepala sekolah sehingga peserta didik
pun menjadi enggan untuk melakukan pelanggaran terhadap peraturan yang telah
ditetapkan oleh sekolah meskipun petugas piket harian adalah guru praktikan
E. Proses Bimbingan
1. Dengan Guru Pamong PPL
Guru Pamong selalu meluangkan waktunya untuk bertukar pikiran,
pengalaman, dan mengontrol sejauh mana penampilan praktikan di kelas dan
memberikan saran, kritik serta koreksinya berdasarkan pengamatannya
terhadap penampilan praktikan. Hal ini memberikan masukan yang sangat
berarti dalam perbaikan penampilan praktikan pada pertemuan-pertemuan
selanjutnya.
2. Dengan Dosen Pendamping
Upaya yang dilakukan adalah dengan berusaha menghubungi Dosen
Pendamping PPL walaupun Dosen Pendamping tidak dapat memantau

kegiatan PPL secara intensif, tetapi beliau selalu menyempatkan diri untuk
memberikan bimbingan.
3. Dengan supervisor
Upaya yang dilakukan adalah dengan berusaha membuat janji
pertemuan untuk membahas masalah-masalah yang dihadapi dan masukanmasukan terhadap masalah-masalah yang terjadi selama pelaksanaan PPL.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pelaksanaan PPL memberikan pengalaman dan pengetahuan yang sangat
berharga bagi praktikan, dan dapat merasakan bagaimana pengalaman langsung
mengajar. PPL juga memberikan kesempatan kepada praktikan untuk mendapatkan

ilmu dari berbagai kalangan terutama guru-guru yang selalu berbagi pengalaman
mereka yang jauh lebih berpengalaman dalam hal mengajar dan menghadapi
berbagai karakteristik peserta didik di sekolah.
Dalam kegiatan PPL ini ada beberapa masalah yang timbul, namun
praktikan dapat mengatasi setiap masalah yang terjadi sehingga tidak
menimbulkan masalah yang besar. Upaya penanggulangan masalah dapat
dilakukan dengan berbagai cara. Dengan cara bertukar pikiran, pendapat dan
saling mengoreksi antara satu sama lain baik itu dengan pihak terkait yang ada di
sekolah ini akan menjadi solusi bagaimana memecahkan permasalahan yang
terjadi di lapangan.
Permasalahan yang dihadapi praktikan selama kegiatan PPL meliputi: (1)
penyusunan rencana pelaksanaan pengajaran, (2) Penyusunan Program
Pengajaran, (3) Proses Penampilan Mengajar, (4) Ekstra Kurikuler, (5) Partisipasi
dalam Kehidupan Sekolah, dan (6) Proses Bimbingan. Namun demikian, secara
umum masalah yang dihadapi dapat diatasi dengan baik. Sejauh ini masalah yang
ada masih dirasakan wajar dan dapat dikendalikan sehingga dapat diatasi dengan
baik.
Kesimpulan dari hasil PPL praktikan selama menjalankan berbagai
kegiatan sebagai Mahasiswa Praktikan di SDN-9 LANGKAI adalah :
1. Dengan Program Pengalaman Langsung (PPL) praktikan mendapatkan banyak
pengetahuan mengenai penyusunan rencana pelaksanaan pengajaran yang sesuai di
sekolah.
2. Dengan Program Pengalaman Langsung (PPL) praktikan mendapatkan banyak
masukan dalam proses penampilan mengajar dan cara mengkondisikan peserta didik
dengan baik.
3. Program Pengalaman Langsung (PPL) bagi praktikan dapat mengetahui kondisi
ekstrakurikuler yang dilakukan peserta didik disekolah serta sejauh mana kontribusi
yang dapat diberikan saat pelaksanaan ekstrakurikuler berlangsung.

4. Program Pengalaman Langsung (PPL) dapat menambah wawasan dan pengalaman


secara praktis yang harus dihadapi oleh seorang tenaga pendidik terhadap peserta
didiknya dalam proses belajar mengajar.
5. Bimbingan dan arahan yang intensif dari dosen luar biasa dan dosen tetap sangat
menunjang dalam kelancaran praktikan selama kegiatan belajar mengajar di kelas.
B. Saran
1. Untuk LP-PPL
a. Melakukan pengawasan secara intensif dan berkelanjutan selama praktikan
melakukan praktek program lapangan ini.
b. Menjalin komunikasi dan koordinasi dengan pihak sekolah sehingga penyelenggaraan
kegiatan PPL semakin lancar.
c. Memberikan penghargaan kepada pihak sekolah yang telah bekerja sama dengan LPPPL sehingga terjalin kerja sama yang baik.
2.
Untuk Pihak Sekolah
a. Senantiasa memberikan bimbingan pada praktikan baik dalam melaksanakan tugas
mengajar, maupun dalam melaksanakan tugas ekstrakurikuler dan partisipasi dalam
kehidupan sekolah.
b. Meningkatkan komunikasi antara pihak sekolah dengan praktikan demi kelancaran
proses pendidikan.
c. Dengan adanya kegiatan PPL diharapkan hubungan kerja sama antara lembaga
institusi sekolah dan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya terus terjalin dengan
baik, khususnya dalam membantu Mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Palangkaraya untuk mengembangkan diri melalui pengalaman praktis kependidikan
di lingkungan sekolah.
3. Untuk Mahasiswa Praktikan
a) Praktikan harus dapat menyesuaikan sikap terhadap lingkungan dengan situasi
dan kondisi sekolah agar lebih mudah dalam kelancaran Program Pengalaman
Lapangan. Mempersiapkan diri secara matang, baik secara fisik, maupun mental.
b) Mempersiapkan lebih awal untuk kegiatan Program Pengalaman Langsung (PPL)
ini sehingga ketika kegiatan Program Pengalaman Langsung (PPL) berlangsung
praktikan sudah siap.

c) Memiliki inisiatif dan motivasi dalam hal pengajaran, seperti dalam penggunaan
metode dan media pembelajaran sehingga peserta didik mengalami proses
pembelajaran yang menyenangkan.
d) Melakukan bimbingan secara rutin dengan Guru Pamong, Dosen Pendamping
PPL, dan Supervisor.
e) Menciptakan hubungan yang harmonis dengan rekan sesama praktikan juga
dengan guru-guru di sekolah yang bersangkutan.

DAFTAR USTAKA
Lembaga Pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan. 2016. Panduan Program
Pengalaman Lapangan (PPL) Keguruan dan Pendidikan. Palangkaraya: Tidak
Diterbitkan

Anda mungkin juga menyukai