Anda di halaman 1dari 11

ABSTRAK

Praktikum kali ini bertujuan untuk mengenal bentuk sel, menentukan waktu
lisis darah, menentukan larutan isotonic, hipotonik, hipertonik. Menghitung
jumlah eritrosit, dan leukosit,menghitung kadar hematokrit, menghitung jumlah
jenis leukosit. Dengan menggunakan alat hemositometer,hemometer dan papan
bilik. Hemasitometer adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk melakukan
perhitungan sel secara cepat dan dapat digunakan untuk konsentrasisel yang
rendah. Hemometer alat yang digunakan untuk mengukur atau menghitung kadar
hemoglobin darah dengan metode sahli. Dan papan bilik digunakan untuk
menghitung jumalah eritrosit dan leukosit

A. Pendahuluan
B.
Darah adalah

dan sirkulair dengan diameter dan


suatu

jaringan berbentuk cair yang beredar


melalui jantung, arteri, dan vena yang
berfungsi untuk memasukkan oksigen
dan bahan makanan keseluruhan tubuh
serta mengambil karbondioksida dan
metabolik dari jaringan. Darah juga
merupakan salah satu diantara 3 cairan
tubuh yang utama ( caiaran yang
lainnya adalah caiaran intraselluler).
Darah terdiri atas plasma darah dan
sel- sel darah. Sel- sel darah terdiri atas

ketebalan yang bervariasi, tergantung


pada status gizi dengan spesies hewan.
Eritrosit

anjing

sangat

bikonkav,

eritrosit ruminansia sedikit bikonkav.


Jumlah

eritrosit

diantara

sangat

bervariasi

berbagai

hewanmammalia

maupun

jenis
non

mammalia. Jumlah eritrosit sangat


bervariasi diantara jenisnya, bahkan
berbedadiantara

individu

dalam

jenisnya, karena cairan plasma selalu

sel darah merah (eritrosit ), sel darah

keluar masuk dinding kapiler.


C.
Faktor lain yang juga

putih

platelet

dapat mempengaruhi jumlah eritrosit

( thrombosit ). Eritrosit didalam aliran

yaitu, umur, jenis kelamin,latihan (olah

darah mammalia merupakan sel yang

raga), status gizi, laktasi,kehamilan,

tidak berinti dan tidak bergerak.

pelepasan epinephrine, volume darah

Bentuknya seperti cakram, bikonkav,

(hemodilusi / hemokonsentrasi), fase

(leukosit

),

dan

siklus estrus, ketinggian tempat dan

isotonis mammalia adalah 0,9 % NaCl.

faktor lingkungan lainnya.


D.
Untuk
mempertahankan

Larutan yang mempunyai tekanan

ukurannya

tetap

konstan,

eritrosit

harus tetap berada disuatu lingkungan


yang osmolaritasnya sama dengan
plasma darah. Karean didalam tubuh
yang sehat, 60% dari berat badan
manusia adalah air.
E.
Cairan
merupakan

faktor

tubuh
penting

dalam

berbagai proses fisiologis didalam


tubuh. Untuk menjaga agar cairan
tubuh

relative

konstan

dan

komposisinya stabil maka kesehatan


sangat perlu untuk diperhatikan.
F.
Apabila
tekanan
osmotic
plasma

turun

dari dalam sel dengan cara osmotis,


sehingga eritrosit mengkerut. Peristiwa
ini disebut krenasi / plasmolysis.
G.
H. Tujuan Percobaan
I.
Setelah dilakukannya
percobaan ini,diharapkan mahasiswa
dapat

mengenal

menentukan

waktu

menentukan
hipotonik,
jumlah

bentuk
lisis

larutan
hipertonik.

sel,
darah,

isotonic,
Menghitung

eritrosit,

dan

leukosit,menghitung kadar hematocrit,

lingkungan yang hipotonik terhadap isi


sel, maka akan terjadi masuknya cairan

bentuknya tidak berinti dan bulat

plasma kedalam sel melalui membrane

cekung. Leukosit tidak teratur dan

semi

terjadi

berinti. Trombosit tidak teratur dan

ini

tidak berinti. Nilai normal Hb pada

menyebabkan meregangnya membrane

wanita 12-16 gr/dl sedangkan pada

sel, kemudian robek dan isi sel keluar

pria 14-18 gr/dl. Normal leukosit

dan

di

dewasa

4000-1000/mm3,

Normal

sekelilingnya, peristiwa ini disebut

eritosit

wanita

jt/mm3

bahwa

permeable

pembengkakan

hemoglobin

sehingga

hipertonis, menyebabkan keluarnya air

menghitung jumlah jenis leukosit.


J.
K. Hipotesis
L.
Sel
darah
merah

dikatakan

banyak,

osmotis lebih tinggi disebut larutan

berada

dalam

sehingga
sel.

Hal

menyebar

hemolisat. Larutan yang mempunyai


tekanan osmotic sama dengan isi sel
disebut

larutan

isotonis.

Larutan

4,2-5,4

sedangkan pada pria 4,6-6,2 jt/mm3.


M.
N. Metodologi kerja
O.
Alat dan Bahan

P.

Alat yang digunakan

0,9%, 0,6%, 0,4%,0,2%, aqua dest dan

dalam percobaan ini adalah darah

larutan sabun. Ditambahkan 2 tetes

kelinci,

NaCl

darah ( darah mammalia yang sudah

fisiologis,objek glas, tabung reaksi,

diberi Na sitrat ) pada masing masing

mikroskop,

tabung reaksi dan dicampur perlahan

praktikan,

hemometer,

hayem,larutan

lahan

0,1

Na

tabung.dijalankan Stopwatch pada saat

sitrat,larutan sabun.
Q.
R.
Prosedur Percobaan :
Mengenal bentuk sel
S.
Dibersihkan objek glas

meneteskan darah ke dalam tabung.

dan penutupnya menggunakan kapas

tabung reaksi sudah bening.


U.
Menetapkan
larutan

Turk,

hemositometer,
,larutan

giemsa,

HCl

N,

alcohol dan kertas saring. Diteteskan


larutan fisiologis sebanyak 1- 2 tetes.
percobaan

dengan

mengetahui

alcohol

cara mengambil sedikit darah dengan


tusuk
selnya.

dan

ukuran sel darah putih, granula dan inti

gigi.

mikroskop,

dibawah

pada sel darah putih.


Menetapkan waktu lisis darah
T.
Diatur 8 buah tabung

isotonic,

bersih. Ditambahkan sel darah dengan

pengaduk glas kemudiantutup dengan


bentuk

hentikan

secara terpisah pada objek glas yang

glas. Dicampurkan keduanya dengan

mikroskop.diperhatikan

lisis,

larutan NaCl 5%,0,9% dan 0,4%

tetes pada larutan fisiologis pada objek

diamati

akhir

hipotonik, hipertonik.
V.
Diteteskan 1- 2 tetes

lanset. Diteteskan darah sebanyak 1

glas.,

menggoyang

stopwatch pada saat larutan dalam

kemudian tusuklah dengan dengan

cover

cara

Dicatat waktu lisis darah. Untuk

Dibersihkan ujung jari manis dari


orang

dengan

Diamati

dibawah

dibandingkan

Ditentukan

ukuran

mana

larutan

isotonic, hipotonik, hipertonik.


W.
Menghitung jumlah eritrosit dan
leukosit
X.

Diusaplah bagian yang

reaksi dirak dan tandai sesuai dengan

akan

larutan yang akan dimasukkan di

dengan kapas alcohol. Setelah darah

dalamnya.

keluar,

Dimasukkan

ke

dalam

tabung 2ml larutan NaCl 5%, 2%,

diambil

darahnya

ditempelkan

eritrosit(dengan

(manusia)

ujung

tanda

pipet
merah

didalamnya)

diisap

sampai

1kemudian masukkanke dalam tabung

angka

kemudian

diencerkan

sahli meniup/menghisap darahnya agar

dengan larutan hayem sampai batas

darah yang ada dalam pipet bersih dan

seratus satu, diikat pipa karet pada

darah dapat masuk semuanya ke dalam

karet pada pipetnya dan dikocok

tabung sahli. Ditunggubeberapa menit

perlahan lahan dengan membentuk

sampai terbentuk asam hematin yaitu

goyangan angka delapan. Sebelum

terjadinya perubahan warna dari merah

darah diisikan pada bilik hitung,

darah

dipersipkan

bilik

ditambahkan aqua dest sedikit demi

hitung di bawah mikroskop. Untuk

sedikit sampai warnanya sesuai dengan

menghitung

jumlah

warna larutan standard. Dibaca angka

pipet

pada permukaan atas dari tabung sahli.


AA.
AB.
Hasil Percobaan
Mengenal bentik sel
AC. Euritrosit : tidak berinti (1)
AD. Leukosit : berinti (2)
AE. Trombosit : euritrosit (3)
AF.
AG.
AH.
Menetapkan waktu lisis darah

0,5

darah

terlebih

dahulu

leukosit,ditempelkan

ujung

leukosit (yang bertanda butiran putih


pada pipetnya) diisap darah sampai
angka

0,5,kemudian

diencerkan

dengan larutan Turk sampai angka 11.


Diikat pipa plastic pada pipetnya agar
darah

tidak

perlahan-

keluar

lahan

dan

dikocok

dengan

putaran

membentuk angka delapan sampai


homogen.

Kotak

yang

digunakan

menjadi

AI.
AJ.

untuk menghitung leukosit adalah

arutan

kotak besar yang ada pada kiri/kanan

%
AO.
AP.

atas dan ujung kiri/kanan bawah.


Y.
Menghitung kadar hemoglobin

,2

darah
Z.

Diisi

tabung

sahli

dengan HCl 0,1N sampai batas angka


2. Diisap darah yang sudah keluar
dengan pipet sahli smapai batas anka

AT.
AU.
,4

coklat.kemudian

AK.
L AL.

AM.
AN.

Waktu k
Lisis
AQ.
0 AR.
04

AS.
:

26
AV.
0 AW.
03 :01

AX.

Bentu

AY.
AZ.

BA.
0 BB.

,6
BD.
BE.

CP.
CQ.

02: 01
BF.
0 BG.

,9

02

BI.
BJ.

41
BK.
2 BL.

CU.
CV.

BH.

qua
dest
BX.
BY.

CW.
CX.

CY.

,4

CZ.
Menghitung jumlah eritrosit dan

10.500 + 21.400 / 2 = 15.950 /cc


DD. Jumlah eritrosit : 202 x 106/cc
DE. Jumlah eritrosit : 688 x 106/ cc
DF. Jumlah eritrosit rata rata :

BW.

202.000.0000 + 688.000.000 / 2 =
BZ.
L CA.
10

Sabun

30

CC.
CD.
Menetapkan

CB.
:

larutan

isotonis,

445.000.000/ cc
DG.
DH.
Menghitung kadar hemoglobin
DI.
Hb : 10,6 gr/%
DJ.
DK.
Pembahasan
DL. Pada
percobaan

hipotonis,hipertonik
CG.
Jeni CH.

praktikum
CI.
K CJ.

s larutan

adar

uk

CK.
CL.

(%)
CM.
CN.

CO.

ntonis

Hip

21.400 / cc
DC. Jumlah leukosit rata rata :

51 :80

arutan

CE.
CF.

CT.

10.500 /cc
DB. Jumlah leukosit : 428 x 50 =

BR.

BU.
A BV.

leukosit
DA. Jumlah leukosit : 210 x 50 =

09 :00
BS.
BT.

CR.
CS.

ertonis
BM.

54
BP.
5 BQ.

Hip

otonis

02
BN.
BO.

BC.

Iso

,9

melakukan
Bent

anfisman
uji

ini,

coba

kami
dengan

menggunakan sampel darah. Dengan


melakukan beberapa percobaan yaitu
mengenal
menettapkan

bentuk
waktu

sel

darah,

lisis

darah,

menetapkan larutan isotonic, hipotonik


dan hipertonik, menghitung jumlah

eritrosit dan leukosit, serta menghitung

darah, dalam percobaan ini waktu lisis

kadar hemoglobin darah.


DM. Dari percobaan

darah ditentukan oleh jenis larutan


ini

didapatkan beberapa data mengenai


darah dari masing masing percobaan
tersebut.

Dalam

percobaan

yang

pertama dengan mengenali bentuk sel


darah

yang

menunjukkan

eritrosit

Mengandung Hb, yaitu zat warna


darah yang berfungsi mengikat O2.
Eritrosit

berbentuk

bulat

cekung

(bikonkaf), tidak berinti, memiliki


fungsi Mengangkut O2

dan CO2.

Jumlah eritrosit pada manusia 4- 5 juta


(per mm3 darah) dan di buat di hati dan
limpa(saat

dalam

rahim), Sum-sum

tulang (t.pipih). pada leukosit bentuk

sehingga dapat mempengaruhi waktu


lisis dengan bentuk yang berbeda dari
masing masing jenis larutan. Pada
larutan NaCl 0.2%, 0.4%, dan 0.6%
dengan konsentrasi yang tinggi maka
waktu lisis pada darah semakin cepat.
Pada NaCl 0.9% darah tetap stabil dan
bentuk yang sama seperti biasa karna
larutan isotonis mempunyai komposisi
yang sama dengan cairan tubuh.
Sadangkan pada larutan NaCl 2% dan
5%

terjadi

krenasi

pada

darah.

Semakin besar konsentrasi NaCl maka


waktu yang di butuhkan darah untuk

berinti,

krenasi semakin lama.


DO. Percobaan yang ketiga

berfungsi membunuh kuman. Jumlah

adalah menetapkan larutan isotonis,

leukosit pada manusia 8000 9000

hipotonik

(per mm3 darah) dan di buat di Sum-

percobaan ini Larutan NaCl 0,9%

sum merah (t.pipa), limpa dan kelenjar

bersifat isotonis karena darah akan

limfe.

trombosit

tetap stabil dan bentuk yang sama

berbentuk tidak teratur dan tidak

seperti biasa karna larutan isotonis

berinti,

sebagai

mempunyai komposisi yang sama

pembekuan darah. Jumlah trombosit

dengan cairan tubuh., Pada larutan

pada manusia 100-250 ribu (per

hipertonis NaCl 5% sel darah akan

mm3 darah) dan di buat di sum - sum

mengkerut. Kerutan yang terjadi pada

tulang.

darah ini dikarenakan NaCl dengan

darah

tidak

teratur

Sedangkan
memiliki

DN.

dan

pada
fungsi

Percobaan kedua adalah

percobaan menetapkan waktu lisis

konsentrasi

dan

hipertonik..

tergolong

Dalam

pekat,

jika

dibanding dengan cairan isi sel darah

perhitungan darah yang di lakukan di

merah, sehingga menyebabkan air

hasilkan

yang ada didalam sel darah merah

19.950.000/cc dan pada eritrosit adalah

akan banyak keluar dan akibatnya sel

445.000.000/cc. dari data yang di

darah merah akan mengkerut. , dan

hasilkan terdapat perbedaan yang jauh

apabila

eritrosit

NaCl

dari nilai normal leukosit dan eritrosit

dengan

konsentrasi

eritrosit

yang seharusnya. Hal ini bisa terjadi

cenderung

diberikan
0,4%

mengalami

leukosit

hemolisis,

mungkin

dikarenakan cairan di luar sel berdifusi

praktikan

ke dalam sel akibat adanya perbedaan

menghitung leukosit dan eritrosit yang

potensial air (PA) dimana PA larutan

terdapat pada papan bilik. Kemudian

NaCl lebih tinggi dari pada PA sel

percobaan

darah merah. Jumlah air yang masuk

menghitung kadar hemoglobin dalam

ke dalam eritrosit semakin bertambah

darah. Kadar hemoglobin normal pada

sampai akhirnya melampaui batas

wanita 12-16 gr/dl sedangkan pada

kemampuan membran eritrosit dan

pria 14-18 gr/dl. Data yang dari hasil

menyebabkan

pecah

percobaan menunjukkan untuk Hb

sehingga sitoplasma eritrosit keluar.


DP.
Selanjutnya adalah

adalah 10,6 gr%. Hal ini mungkin

menghitung
eritrosit

membran

jumlah

pada

itu

leukosit

darah.

dan

Leukosit

merupakan sel darah putih sedangkan


eritrosit merupakan sel darah merah.
Dari masing masing sel darah ini
dapat

dihitung

percobaan

yang

jumlah
telah

selnya,
dilakukan

menunjukan jumlah leukosit. Leukosit


normal pada manusia dewasa 400010.000/mm3, Normal eritosit wanita
4,2-5,4

jt/mm3.

Sedangkan

pada

karena

sebanyak

ketidak

dalam

melihat

selanjutnya

telitian
dan

adalah

disebabkan kondisi fisik pemilik darah


sedang

tidak

stabil

atau

normal

(kondisi ketahanan tubuh menurun).


DQ.
DR.
Kesimpulan
DS. Darah merupakan salah
satu diantara 3 cairan tubuh yang
utama ( cairan yang lainnya adalah
caiaran intraselluler). Darah terdiri atas
plasma darah dan sel- sel darah. Selsel darah mempunyai bentuk yang
berbeda,terdiri atas sel darah merah
(eritrosit ) berbentuk bulat cekung

(bikonkaf) dan tidak berinti, sel darah

hipertonik dapat di simpulkan bahwa

putih (leukosit) berbentuk tidak teratur

pada kadar NaCl yang rendah darah

dan berinti, dan platelet ( thrombosit)

mengalami hemolisis dan pada kadar

berbentuk tidak teratur dan tidak

NaCl yang tinggi darah mengalami

berinti. Pada percobaan menetapkan

krenasi.

larutan

isotonik,

hipotonik

dan

DT.
DU.
DV.
DW.
DX.

Vitamin C terhadap Jumlah


Daftar Pustaka
Moerfiah

Eritrosit

dan

Kadar

2013. Penuntun

Hemoglobin pada Tikus Wistar

Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia.

Galur sparague Dawley yang

Bogor. Laboratorium farmasi

Dipajan

DY.

Kimball, J. W., Biologi

Jilid 2, ed.2, Erlangga,


Jakarta, 1990
DZ.

Kuantitatif

Data

Citra

Sel

Darah, Jurusan Teknik Elektro


Universitas

Gajah

Mada,

Yogyakarta, 1994
EA.

A (1995), Fisiologi Sel dan

Jurnal

-45
Isnanto, R.R., Analisis

Kuantitatif
Darah,

Data

Citra

Jurusan

Universitas

Sel

Teknik

Gajah

Mada,

Yogyakarta, 1994
ED.

Siregar H, Yusuf I, Gani

UV

Kedokteran YARSI 12 (1): 42

EC.

Isnanto, R. R., Analisis

Sinar

Sutami H. Siti Biologi

Jilid 2. IPB . Bogor


EE.Guyton , A.C. 1990. Fisiologi

Cairan Tubuh. Bagian Ilmu

Manusia

Faal

Penyakit . Edisi 3. Jakarta :

Fakultas

Kedokteran,

Universitas Hasanudin.
EB.

dan

Mekanisme

EGC

Suhartono, E, Fujiati

EF. Hardjoeno,

dan Roselina, P.2004 Pengaruh

Interpretasi

dkk
Hasil

.2003.
Tes

Laboratorium

Diagnosa

EG.

Tahir, Syahrial. 1998 .

Makasar : Lembaga Penerbitan

Intrumentasi

Universitas Hasanudin

Departemen

Republik Indonesia.

Jakarta

Kesehatan

EH.
EI.
EJ.
EK.
EL.
EM.
EN.
EO.
EP.
EQ.
ER.
ES.
ET.
EU.
EV.
EW.
EX.

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA


EY.
EZ.

DARAH

FA.

Disusun oleh :

FB.
FC.
FD.
161)

Kelompok 6

Ketua

: Agustinus Ratu Baon


Anggota

(0661 12 169)

: 1. Nadia Rani Diastuti (0661 12

FE.

2. Dea Yuniar A.P

FF.

3. Yesi Restina

FG.
144)

(0661 12 152)
(0661 12 134)

4. Wantia Ade Putri

(0661 12

FH.
FI.

Dosen Pembimbing

FJ.

: 1. Dra. Moerfiah, M.Si


2. Dr. E. Mulyati Effendi, M.Si

FK.

Asisten Dosen

FL.

: 1. Antony Basit Erlangga


2. Evi Julianti Gani

FM.

3. Rian Agustian
FN.
FO.

FP.LABORATORIUM FARMASI
FQ.
FR.

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM
FS.UNIVERSITAS PAKUAN
FT.BOGOR
FU.

FV.

2013

Anda mungkin juga menyukai