Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Suatu sistem tenaga listrik sangat kompleks. Ia memerlukan suatu bentuk
peralatan switsing agar dapat mengendalikan secara efisien suatu jaringan transmisi
di bawah kondisi normal maupun keadaan darurat. Bilamana pada suatu instalasi
listrik di rumah diperlukan saklar guna menyaakan dan memaikan lampu misalnya,
guna melakukan hal serupa pada jaringan transmisi diperlukan pemutus daya
berkemampuan tinggi (Kadir, A. 2009).
PLN Area Pengatur Distribusi (APD) Yogyakarta, merupakan salah satu unit
di bawah PT PLN Distribusi Jawa Tengah-D.I Yogyakarta yang bertanggungjawab
dalam pengaturan sistem tenaga listrik 20 KV di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya.
SCADA (Supervisory Control And Data Aquition) menjadi sarana pendukung utama
dalam pengaturan sistem tenaga listrik di PLN Distribusi Yogyakarta. Keandalan
sistem tenaga listrik sangat bergantung pada keandalan dari sistem SCADA yang
mengaturnya.
Sehubungan dengan bertambahnya jaringan dan kebutuhan akan kehandalan
dalam penyaluran tenaga listrik, saat ini di PT PLN APD Yogyakarta selain SCADA
yang mengatur Gardu Induk (GI) untuk PMT Incoming 150 KV dan PMT Out going
20 KV sudah dipasang juga sistem SCADA di jaringan yang dapat mengontrol
maupun memonitor perangkat Load Break Switch (LBS) motorized, Recloser,
FIOHL (Fault Indicator Over Head Line) yang berada di Jaringan Tegangan
Menengah (JTM) 20KV. Fungsi dari pengaturan SCADA di Gardu Induk ataupun
1

2
Jaringan Tegangan Menengah adalah untuk memudahkan manuver beban dan dapat
mempercepat pemulihan (restorasi) gangguan. Semua sub sistem yang ada sistem
supply ataupun backupnya adalah yang sangat diperlukan untuk dapat beroperasinya
secara kontinyu perangkat tersebut diatas dalam hal ini perlu diperhatikan
keandalannya (realibitas) sebab itu perlu dilakukan monitoring kondisi sistem
supply secara real time apabila terjadi kelainan yang sifatnya minor maupun mayor
pada sistem supply, maka sistem monitoring akan segera mengirimkan sinyal alarm
ke Master Station di bagian mana peralatan yang terganggu sistem supplynya.
Selain SCADA yang tak kalah penting dalam sistem distribusi tegangan
20KV adalah sistem proteksi yang terpasang pada jaringan, baik itu di gardu induk
maupun di keypoint (recloser, LBS). Peralatan tersebut merupakan peralatan yang
dapat dikontrol menggunakan SCADA. Selain mengontrol peralatan proteksi
SCADA juga dapat digunakan sebagai pembaca metering baik itu arus dan tegangan
serta beban yang terdapat dalam sebuah sistem jaringan 20KV.
1.2. Waktu dan Tempat
1. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan kerja praktek oleh mahasiswa mulai tanggal 1 Agustus sampai
dengan 31 Agustus 2015.
2. Lokasi Tempat Kerja Praktek
Lokasi tempat kerja praktek di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I
Yogyakarta DCC Yogyakarta, Jl. Gedong Kuning 3 Banguntapan Yogyakarta.
1.3.

Tugas Khusus
1.3.1. Pengoperasian sistem distribusi menggunakan SCADA
1.3.2. Recommissioning relay proteksi

3
1.3.3. Integrasi PMT (pemasangan penyulang baru)
1.3.4. Integrasi status Relay Not Ready (RNR) pada relay yang terpasang pada
sistem proteksi.
1.4.

Judul Kerja Praktek


Pengoperasian SCADA dan sistem proteksi jaringan 20KV di PT PLN DCC

Yogyakarta .
1.5.
Tujuan Kerja Praktek
1.5.1. Tujuan Umum
Mahasiswa yang telah menjalankan kerja praktek diharapkan dapat lebih
memmahami secara mendalam tentang teori di bidang Teknik Elektro yang diperoleh
di bangku kuliah dan dapat menerapkannya di dunia nyata.
1.5.2. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat meningkatkan keahlian khususnya dalam bidang disiplin ilmu
Teknik Elektro konsentrasi Otomasi Industri.
2. Mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan, dan wawasan mahasiswa sebagai
bekal untuk memasuki lapangan kerja yang sebenarnya.
3. Mempunyai ketrampilan dalam melakukan pengamatan, pengumpulan data dan
informasi secara menyeluruh, pengorganisasiannya, serta selanjutnya dapat
menyajikan sesuai panduan teknis pembuatan laporan Kerja Praktek.
1.6. Manfaat Kerja Praktek
1.6.1. Bagi Mahasiswa
1. Mengetahui secara langsung proses pengoperasian sistem SCADA di PLN APD
Yogyakarta
2. Mengetahui secara langsung bentuk dan cara kerja peralatan proteksi yang
terpasang pada jaringan 20KV
3. Sebagai persiapan diri dan bekal sebelum terjun ke dunia kerja yang sebenarnya.
4. Kesempatan memperdalam ilmu dan memahami profesi dalam suatu model nyata.

1.6.2. Bagi Perguruan Tinggi


1. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk terjun ke dunia kerja.
2. Terjalin hubungan baik antara perguruan tinggi dengan perusahaan, sehingga
memungkinkan terjadinya kerjasama dalam bidang ketenagakerjaan.
3. Sebagai bahan evaluasi dalam peningkatan mutu kurikulum di masa mendatang.
1.6.3. Bagi Pihak Industri
1. Sebagai salah satu perwujudan kerja sama antara pihak industri dengan
masyarakat atau institusi pendidikan.
2. Peran serta perusahaan dalam rangka peningkatkan kualitas sumber daya manusia,
sehingga tercipta tenaga kerja terdidik yang dapat bersaing.

Anda mungkin juga menyukai