Anda di halaman 1dari 13

Tugas Sinopsis Buku

Nama
: Akhmad Saufan
Judul Buku : Perang Bani Quraidzah
Pengarang : Al-Mukhallaty
Penerbit
: (Koleksi Manuskrip Darul Kutub Cairo)
Gambaran Perang Bani Quraizah
a. Siapakah Bani Quraiah itu?
Menurut as-Syamani Bani Quraiah adalah: Nama seorang
pemuda Yahudi keturunan nabi Harun as.yang mendiami benteng
Khusainah di Yarib. Sehingga disandarkan nama tersebut kepada
mereka. Sedangkan menurut Abdul Malik Ibnu Yusuf, Bani Quraiah
adalah keturunan nabi Syuaib, Namun pendapat ini dibantah oleh alHafi sebab nabi Syuaib adalah keturunan Bani Hizam yang sangat
terkenal.

Meruntut

sejarah

Yahudi

di

Sinai,

Mesir.

Bisa

ditarik

kesimpulan bahwa Bani Quraiah adalah keturunan Nabi Harun di Sinai


yang hijrah diusir oleh penguasa Mesir pada saat itu.
b. Sebab terjadinya perang Perang Bani Quraiah
Penyebab terjadinya perang Bani Quraiah adalah: karena
mereka berkhianat kepada perjanjian dengan Rasulullah saw. yaitu
memutuskan

suplai

logistik

kepada

pihak

Muslimin

(Abu

Ayyasy:2009:101), sedang saat itu pihak Muslimin sedang menghadapi


perang Khandaq. Mereka berbuat demikian karena yaqin kalau mereka
melawan

pasukan

muslimin

sendiri

tidak

bisa

mengalahkanya,

sehingga mereka berkoalisi dengan kafir Quraisy Mekah yang baru saja
kalah perang di Khandaq. Huyyay Ibnu Akhtab seorang petinggi Yahudi
membujuk salah seorang tokoh Bani Quraiah yang beranama Kaab
Ibnu Asad untuk membelot dan membatalkan perjanjian dengan
Rasulullah saw.setelah melewati lobi yang alot akhirnya mereka
sepakat untuk menyerang Rasulullah. Perilaku pembelotan Bani
Quraiah diketahui oleh Rasulullah melalui malaikat Jibril.

c. Kapan terjadinya Bani Quraiah?


Perang Bani Quraiah adalah perang yang terjadi pada bulan
ulqadah tahun 5 H./Bulan April 627 M.setelah perang Khandaq atau
perang Ahzab, ketika itu Rasulullah sedang membersihkan badanya
(mandi) dirumahnya Aisyah, sebagian riwayat ada yang menyebutkan
dirumahnya Ummu Salamah, datang malaikat Jibril dan memerintahkan
ke beliau untuk segera ke Bani Quraiah, kemudian Rasulullah saw.
segera mengumpulkan pasukanya, maka diutuslah Ibnu Ummi Maktum
untuk menggantikan beliau menjadi Imam di masjid Nabawi, dan
mengutus Ali ra. untuk membawa bendera perang.
d. Jumlah Pasukan Rasulullah.
Jumlah pasukan Rasulullah dalam perang Bani Quraizah adalah
3000 orang dengan 36 pasukan penunggang kuda (kafaleri). Pasukan
Rasulullah yang berangkat ke Bani Quraiah adalah mereka yang
mengikuti perang Khandaq, karena kejadian perang tersebut selisih
beberapa saat saja dari perang Khandaq.
d. Jalanya Perang Bani Quraiah.
Setelah prajurit berkumpul, Rasulullah

menyerukan kepada

prajuritnya:






Barang siapa

yang mendengar (Aan) dan

patuh, maka salatlah

Aar kecuali di desa Bani Quraiah.HR.Bukhari juz 3:327.


Perintah ini diterjemahkan berbeda oleh sebagian pasukan Rasulullah,
sebagian ada yang mengerjakan alat Asar di Bani Quraiah, walaupun
sudah masuk waktu salat Isya, dan sebagain lainya mengerjakan alat
Asar di perjalanan. Ketika pasukan Rasulullah sampai di dekat benteng
Bani Quraiah tepatnya di sumur Anna (bi`ru Anna) mereka mendengar
cacian yang keji Bani Quraiah. Pasukan Rasulullah melaksanakan
pengepungan selama 15 hari, sebagian riwayat ada yang menyebutkan
25 hari. Melihat keteguhan pasukan muslimin, maka salah satu
2

pembesar Bani Quraiah yang bernama Kaab bin Asad mengajukan 3


pilihan kepada kaumnya:
1. Mereka menyerah dan masuk Islam sehingga mereka mendapat
jaminan keamanan atas jiwa, harta, dan anak istri mereka. Bahkan
Kaab berkata kepada kaumnyaDemi Allah, dia adalah benar-benar
nabi Allah, sebagaimana yang kalian baca di dalam kitab kalian
(Taurat).
2. Mereka membunuh anak dan istri mereka sendiri, lalu menghadapi
Muhammad dengan pedang terhunus hingga meraih kemenangan
atau biarkan saja mereka membunuh dan tidak menyisaka siapapun.
3. Langsung menyerang Rasulullah, beserta para sahabatnya dan
melanggar larangan berperang pada hari Sabtu. Sebab mereka lebih
merasa aman dengan berperang di hari Sabtu.
Tidak satupun tawaran yang mereka terima. Pasukan Rasulullah
terus melakukan pengepungan terhadap Bani Quraiah, hal inilah yang
menyiutkan nyali mereka, sehingga akhirnya Ali bin Abi alib dan
Zubair bin Awwam

berteriak lantang Wahai pasukan iman, demi

Allah, aku siap merasakan seperti yang dirasakan oleh Hamzah, atau
lebih baik aku membuka benteng mereka. Akhirnya Bani Quraiah
tunduk kepada Rasulullah. Setelah Bani Quraiah menyerah, Rasulullah
memerintahkan untuk menahan orang-orang Yahudi Bani Quraiah di
rumah Binti al-ari seorang wanita keturunan Bani an-Najjar.
Rasulullah memerintahkan Saad bin Muaa untuk memutuskan
nasib para tawanan dari Bani Quraiah. Akhirnya Saad bin Muaa
memutuskan bahwa laki-laki dari tawanan tersebut dibunuh dan yang
wanita dijadikan tawanan serta pembagian rata rampasan perang.
Keputusan ini benar kata Rasulullah, karena Bani Quraiah telah
melakukan penghianatan dengan memutus suplai bahan makanan
kepada kaum muslimin, mereka juga telah menyiapkan 1500 bilah
pedang, 2000 tumbak, 300 baju besi, dan 500 perisai untuk
3

membinasakan kaum muslimin. Semua ini baru diketahui setelah


orang-pasukan

kaum

muslim

dapat

menaklukan

benteng

dan

perkampungan Bani Quraiah (afiyurahman: 2010:279-280).


e. Harta dan Rampasan Perang
Rasulullah membagi harta rampasan

dari Bani Quraiah yang

terkumpul, setelah mengambil seperlimanya, tiga bagian untuk untuk


pasukan penunggang kuda (kavaleri) yang jumlahnya ada tiga puluh
enam orang, dan satu bagian untuk pasukan pejalan kaki. Selanjutnya
para tawanan diserahkan kepada Saad Ibnu Zaid al-Anshari untuk di
bawa ke nejad untuk dijual dan dibelikan kuda serta senjata. Beliau
juga memilih salah satu dari tawanan wanita untuk di nikahinya, yaitu
Raihanah Binti Amr Bin Khunafah ( al-Mubarak Fury:2010:280-281).
F. Meninggalnya Saad Ibnu Mua.
Sahabat Saad adalah orang yang memutuskan hukuman bagi
para penjahat perang dan pengkhianat dalam perang Bani Quraiah,
beliau adalah pembesar dari suku Aus, beliau mendapat gelar seperti
Abu Bakar ()yaitu orang yang terpercaya. Beliau meninggal
setelah selesai urusan perang Bani Quraiah karena luka yang diderita
semakin parah, Saad terkena panah dalam perang Khandaq, darahnya
terus mengalir dalam kemahnya. Setelah Saad meninggal, Rasulullah
memandikan jenazahnya, karena gugurnya Saad adalah syahid akhirat
bukan gugur di medan perang, sedangkan kalau jenazahnya yang
gugur di medan perang maka jenazahnya tidak perlu di mandikan.
Dalam

beberapa

fersi

sejarah,

meninggalnya

Saad

sampai

menggetarkan Arsy dan membuka pintu langit, hal ini karena mulianya
sahabat Saad.
f. Hikmah dari perang Bani Quraiah.
1.

Diperbolehkanya
membatalkan

membunuh

perjanjian

secara

kepada
sepihak,

memberontak pada kekuasaan yang sah.


4

orang-orang
berbuat

makar

yang
atau

2. Pentingnya berijtihad dalam masalah yang bersifat furuiyyah


(cabang), seperti kejadian perang Bani Quraiah dengan adanya
perintah Rasuljanganlah kalian melaksanakan salat Asar kecuali di
Bani Quraiah.

Rasulullah tidak menyalahkan yang melaksanakan

salat Asar walaupun masuk waktu Isya. (Mahdi Rizqullah Ahmad:


2014:605).
Strategi dan Sikap Rasul dalam Mengahadapi Konflik.
1. Strategi Rasulullah dalam Menghadapi Konflik
Keteladanan Nabi saw. banyak sekali diungkapkan dalam alQur'an, hadis dan buku-buku sejarah biografi beliau, (Sirah
Nabawiyyah). Keteladanan Nabi, tidak saja dalam kehidupan sehari-hari
beliau, akan tetapi semua tindak laku Nabi saw.selalu menjadi panutan
dan teladan, hal itu juga berlaku pada medan pertempuran. Rasulullah
menjadi panglima perang yang gagah berani, tidak hanya menyuruh
prajuritnya untuk maju di pertempuran, tetapi beliau langsung terlibat
dalam peperangan tersebut.
Perang dalam bahasa Arab disebut dengan gazwah (
) , al-


qital (


) , as-sariyyah (
) , al-muarakah (
) dan al-arb


) ) yang memiliki arti tersendiri, berikut penjelasan nya:
a. Gazwah (
) adalah: peperangan yang langsung diikuti oleh
Rasulullah saw. terjadi di daerah musuh, artinya pasukan Rasulullah
yang langsung mendatangi daerah pertahanan musuh, dengan
tujuan harta rampasan dan Nabi mengikuttinya langsung.


b. Al-qital (
) , bentuk masdarnya adalah qtilun, mengikuti wazan
filun, dalam kamus mani wazan filun mempunyai arti saling,
berarti al-qital adalah saling membunuh antara kedua belah pihak.

c. As-sariyyah (

) artinya: peperangan ini yang tidak diikuti
Rasulullah secara langsung, beliau hanya mengutus para
jenderalnya ke medan laga.
d. Al-muarakah (

) artinya: istilah yang biasa dipakai oleh ahli
sejarah untuk menyebut peperangan yang diikuti langsung oleh Nabi
saw.sama artinya dengan Gazwah.
e. Al-arb

) ) artinya: kata al-harb biasanya digunakan untuk
perang yang dilakukan sampai berkali-kali, contohnya perang Fijar
yang terjadi sampai 40 tahun di zaman jahiliyyah.
Dalam menghadapi konflik terutama di medan pertempuran,
Rasulullah memiliki strategi yang jitu, terbukti dari 27 peperangan
yang ikuti beliau secara langsung, semuanya berhasil dengan
kemenangan yang gemilang, kecuali dalam perang Uud, jumlah
syuhada atau prajurit yang gugur di medan laga yang mencapai 70
orang, ini menjadi jumlah korban terbanyak dalam episode peperangan
yang diikuti Rasulullah, hal ini terjadi karena pasukan pemanah yang
berada di atas bukit Uhud tidak mengindahkan perintah beliau, untuk
tetap bertahapan di atas bukit. Kejadian ini juga pernah terjadi ketika
perang Mesir dengan Israil yang pertama atau yang dikenal dengan
perang Arab, ketika pasukan invanteri Mesir sudah bisa memukul
mundur pasukan invanteri Israil, mereka lengah dan pasukan Israil
menggunakan kesempatan ini dengan menyerang militer Mesir dengan
cara menyerbu dengan helicopter serang, akhirnya pasukan Mesir
kocar kacir dan kalah. Pasukan pemanah yang di atas bukit Uhud
berfungsi sebagai pelindung dan tameng pasukan kavaleri. Rasulullah
saw.menjadi panglima perang yang gagah berani dan cerdik.
Kemenangan demi kemenangan yang diraih pasukan Rasul dalam
peperangan, karena startegi perang yang jitu, Strategi menurut dunia
militer Amerika adalah: ilmu pengetahuan, seni, atau rencana, tentang
6

usaha menyusun, mempersenjatai, dan menggunakan kekuatankekuatan militer suatu bangsa untuk memperkuat dan mengamankan
kepentingan bangsa itu secara efektif terhadap musuh yang ada,
musuh yang potensial maupun yang diprediksiakan (Muhammad Abu
Ayasy :2009: 40) perang dengan Bani Quraiah terjadi karena
penghianatan kaum tersebut kepada kaum muslimin madinah, yaitu
dengan memutus suplai logistik dan hal itu melanggar perjanjian
dengan Rasulullah saw. berikut strategi Rasul dalam menghadapi
konflik dengan Bani Quraiah:
a. Mengirim Utusan atau Intelijen.
Dalam setiap peperangan, Rasulullah saw. selalu mengirimkan
utusan atau intelijen (


) terlebih dahulu, hal ini dilakukan untuk
memastikan keberdaan musuh, jumlah pasukan dan informasiinformasi lain mengenai musuh, informasi ini diperlukan Rasulullah
untuk mengambil kebijakan strategi dalam menghadapi musuhnya.
Hal ini juga dilakukan operasi TNI dalam menjalankan misi yang
rahasia, Panglima TNI menerjunkan pasukan KOPASUS (Komando
Pasukan Khusus) sandi Yudha, pasukan ini adalah pasukan khusus
terbaik ke tiga di dunia yang menguasi tiga matra baik darat, laut dan
udara dan menguasai ilmu intelijen. Dalam perang Bani
QuraiahRasulullah mengutus intelijenya yaitu: Saad Ibnu Muaz dari
kabilah Aus, Saad Ibnu Ubadah dari kabilah khazraj, Abdullah Ibnu
Rawahah dan Khawat Ibnu Zubair. ke empat utusan Rasulullah ini
segera berangkat menuju ke Bani Quraiah untuk mengumpulkan
informasi dan memastikan kebenaran penghianatan Bani Quraiah
tersebut.
b. Mengirimkan Pasukan Khusus Untuk Memecah Belah Koalisi Musuh
Setelah Rasulullah mendengar penghianatan Bani Quraiah,
Beliau langsung mengutus pasukan khusus ke benteng tempat wanita
7

dan anak-anak di evakuasi untuk mejaga mereka, selain itu Rasulullah


saw. juga mengutus pasukan khusus untuk memecah belah pasukan
koalisi musuh (kafir Quraisy, Bani Quraiah dan Bani Gatafan). Usaha
ini dilakukan dengan cara membujuk salah satu dari pengikut Bani
Gatafan yang bernama Nuaim Ibnu Masud untuk memecah belah
pasukan musuh dengan cara menciptalan pertikaian diantara mereka,
usaha ini berhasil terjadilah perpecahan diantara koalisi musuh.
c. Mengangkat Pejabat Sementara Untuk Menjaga Madinah
ketika Rasulullah akan mengikuti peperangan, Beliau selalu
mengangkat pejabat sementara untuk mengurusi kota Madinah, hal ini
dilakukan agar tidak terjadi kekosongan pemimpin. Hal ini juga terjadi
pada Bani Quraiah, Rasulullah saw. mengangkat Ummu Maktum
sebagai pejabat sementara di Madinah.
d. Mengankat Jenderal Perang Untuk Membawa Bendera
Pada setiap perang Rasulullah selalu mengutus para jenderalnya
yang pemberani, untuk membawa panji atau bendera perang, sedang
dalam perang Bani Quraiah nabi mengangkat Ali Ibnu Abi alib untuk
membawa bendera perang. Bendera perang haruslah orang yang
hebat dan sakti, karena pada zaman dahulu bendera perang memiliki
arti dan lambang yang agung untuk sebuah kelompok atau negara.
Dalam beberapa kesempatan Ali Ibnu Abi alib sering mendapat
kepercayaan dari Rasulullah saw. untuk membawa bendera perang,
pilihan ini tidak salah, karena Beliau adalah seorang jenderal
pemberani, pilih tanding , sakti, pintar dan cerdik. Beliau juga dijuluki
ftiul Khaibar (penakluk benteng Khaibar) benteng terahirnya kaum
Yahudi di Yarib yang berhasil dikalahkn pasukan muslimin.
e. Mengumandangkan Yel-Yel Kata-Kata Semangat dan Menakutkan.

Sebelum berangkat ke medan perang, Rasulullah mengutus Bilal


untuk menyeru pasukanya, dengan panggilan Ya Khilullah irkabi! dan
berseru barang siapa yang tunduk dan patuh, maka janganlah kalian
salat asar kecuali di Bani Quraiah, seruan ini membangkitkan
semangat yang luar biasa, untuk mengsegerakan segera sampai ke
Bani Quraiah. Walau ditengah jalan terjadi perbedaan pendapat.
Sebagian alat asar di Bani Quraiah walau sudah masuk waktu Isya,
dan sebagian ada yang alat asar di atas kuda di tengah perjalanan.
Rasulullah juga menyuruh jenderalnya di dalam perang Bani Quraiah
dengan mengatakan, demi Allah swt. musuh akan digoncangkan
seperti telur yang diguncangkan. Kalimat ini sebenarnya majas akan
tetapi musuh yang mendengarkan menjadi ciut nyalinya.
d. Melakukan Pengepungan Sebagai Perang Urat Syaraf.
Pada perang Bani Quraiah, pasukannya tidak langsung
menyerang ke dalam benteng, karena benteng-benteng buatan kaum
Yahudi terkenal kuat dan kokoh, sebagian pendapat mengatakan
pengepungan selama lima belas hari, ada juga yang mengatakan dua
puluh lima hari. Pengepungan ini merupakan urat syaraf (psy war)
untuk menakut-nakuti musuh. Selama pengepungan ini pihak Bani
Quraiahtidak ada yang beranikeluar benteng, hanya sesekali pasukan
pemanah melepaskan anak panahnya ke arah pasukan muslimin.
Karena keteguhan pasukan muslimin dan semangat yang terus
membara, maka pihak Bani Quraiah menjadi ciut nyalinya.
e. Rasulullah Memimpin Langsung Perang.
Rasulullah memimpin sendiri sejumlah perang yang terjadi di
saat itu, beliau adalah pemimpin yang selalu memberikan contoh
secara langsung, tidak hanya memberikan perintah ke prajuritnya
saja. Hal ini akan bisa membangkitkan semangat juang yang tinggi di
kalangan prajurit setia nya. Walaupun nabi seorang Rasul dan
9

Pemimpin, tapi Beliau tak segan ikut turun ke bawah melihat dan
memberikan arahan kepada prajuritnya.
Sikap Rasulullah Dalam Menghadapi Konflik.
a. Tegas Terhadap Penjahat Perang dan Penghianat.
Rasulullah adalah teladan yang rendah hati dan tidak pendendam
akan tetapi beliau sangat tegas, Pada perang Bani Quraiah beliau
menyetujui hukuman mati kepada sekitar enam ratus laki-laki kaum
Yahudi dari Bani Quraiah jumlah korban yang banyak ini bukan korban
saat berkecamuknya perang, akan tetapi sebagai hukuman kepada
penghianat. Hal ini yang membuat kaum Yahudi sampai saat ini masih
menyimpan dendam dan teringat terhadap kejadian di perang Bani
Quraiah, padahal hal itu adalah hukuman buat para penghianat.
Dalam suatu kesempatan, beberapa tokoh kita, salah satunya adalah
Dr. Daud Rasyid, Ma. Dikirim untuk mewakili ulama Indonesia dalam
acara Seminar Internsional Tiga Agama ke VI, Mei 2008di Qatar. Salah
satu tokoh Yahudi yang hadir pada acara tersebut mengatakankami
mengakui sejarah hidup Rasulullah dan kepribadianya, Namun, sampai
sekarang, kami bangsa Yahudi masih belum terima dengan perlakuan
Rasulullah terhadap saudara kami Bani Quraiah. Dibanding kasus
holocaust, jumlah yang mati dari pihak Yahudi tidak seberapa, itupun
sekali lagi tegaskan, dalam perang Bani Quraiah adalah hukuman buat
penghianat bukan pembantaian, Memang ulah kaum Yahudi di dunia ini
tidak pernak baik, suka berhianat dan licik, mereka telah terusir
sebanyak tiga kali di dunia ini, terusir dari Sinai Mesir, terusir dari
Madinah dan terusir dari Eropa (German). Tentu hal ini ada sebab yang
melatar belakanginya.
B. Pribadi yang Pemaaf.

10

Rasulullah saw. adalah pribadi yang pemaaf, bukan pendendam


dan penyayang kaumnya, pada perang dengan Bani Quraiah beliau
mengampuni orang-orang yang mau masuk Islam, diantaranya adalah
Rifaah bin Samwal al-Quraizi. Beliau juga mengampuni anak-anak
yang belum dewasa, diantaranya adalah Atiyyah al-Qurai.
c. Bersikap Adil.
Rasulullah selalu bersiap adil terhadap umatnya, contoh sikap
beliau dalam perang dengan Bani Quraiah adalah saat membagi harta
rampasan perang, Beliau mengambil seperlimanya, tiga bagian
diperuntukkan pasukan penunggang kuda dan satu bagian diberikan
kepada pasukan pejalan kaki (Mubarakfury: 210:280). Pasukan
penunggang kuda mendapatkan lebih banyak jatahnya, karena kuda
mendapatkan dua bagian, sedangkan penunggangnya mendapatkan
satu bagian. Harta rampasan perang itu milik Allah dan Rasulnya, pada
kemenangan pertama diperang Badar terjadi perbedaan pendapat
tentang pembagian harta rampasan perang, maka turunlah ayat:











.














Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang pembagian
harta rampasan perang. Katakanlahharta rampasan perang itu milik
Allah dan Rasul (menurut ketentuan Allah dan Rasulnya), maka
bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah hubungan diantara
sesamamu, dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, jika kamu orangorang yang beriman. (QS: al-Anfal).
d. Kesimpulan dan Penegasan.
Sampai saat ini, kaum Yahudi masih belum melupakan kejadian
perang Bani Quraiah, mengingat banyaknya yang meninggal pada

11

perang tersebut. Sebagian pendapat mengatakan empat ratus orang,


ada yang menyebutkan tujuh ratus sampai dengan sembilan ratus
orang. Perlu digaris bawahi bahwa jumlah yang meninggal pada perang
Bani Quraiah adalah konsekuensi dari hukuman bagi pihak yang
melanggar perjanjian. Jadi bukan pembantaian dalam kisah perang
Bani Quraiah. Hal ini perlu di jelaskan kepada masyarakat umum,
terutama orang Barat, yang menuduh Rasulullah adalah seorang
pembantai yang berlumuran darah. Karena perang Bani Quraiah
sendiri aslinya tidak terjadi pertumpahan darah, hanya urat syaraf saja.
Begitu diketahui bahwa mereka menyiapkan rencana pembunuhan
terhadap Rasulullah saw., terbukti dengan banyaknya pedang, tumbak
panah dan baju besi yang disiapkan mereka, selain itu mereka juga
bersekongkol dengan kafir Quraisy Maka hukuman yang tepat bagi
penghianat dan penjahat perang adalah hukuman mati. Kita juga
harus meyakini bahwa keputusan Saad adalah keputusan dari Allah.
Sedang dalam al-Qur'an dijelaskan larangan menghianati Rasul











.


Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamumenghianati Allah
dan Rasulnya dan

juga amanat yangdipercayakan kepadamu,

sedangkan kamu mengetahui. )QS. al-Anfal:27.(


Demikianlah perintah tegas dari Allah swt. bandingkan dengan korban
pembantaian Yahudi di German oleh Hitler Nazi ! yang menyisakan
sedikit warga Yahudi saat pembantaian, jawabanya adalah: orang
Yahudi paling susah diatur, suka mengingkari perjanjian, dan licik.
Piagam Madinah yang disepakati bersama hanya bertahan tiga tahun
saja. Bangsa Yahudi juga mengalami pengusiran tiga kali, diusir dari

12

Sinai Mesir oleh Firaun, diusir oleh Rasulullah dari Madinah karena
mengingkari perjanjjian dan berhianat, dan diusir dari German.

13

Anda mungkin juga menyukai