Abdullah bin Ubay bin Salul dengan gaya kemunafikkannya membujuk Rasulullah SAW agar
tidak membunuh mereka. Rasulullah SAW akhirnya mengusir mereka dari kota Madinah agar
tidak tinggal berdampingan dengan kaum Muslimin.
Untuk lebih menunjukkan ketegasan Rasulullah SAW dalam masalah ini, dia memerintahkan
untuk membunuh Ka'ab bin Al'Asyraf, seorang yahudi yang paling dengki terhadap Islam dan
kaum muslimin dan secara terang-terangan sering menyakiti kaum muslimin. Hal tersebut
semakin besar pengaruhnya karena dia orang terpandang di kaumnya, kaya raya dan penyair.
Tugas tersebut dilaksanakan oleh para Sahabat yang dipimpin oleh Muhammad bin Maslamah.
Hal ini semakin menambah kegentaran orang-orang Yahudi bahwa Rasulullah SAW tidak segan-
segan mengambil tindakan tegas jika ada yang bertindak sewenang-wenang terhadap kaum
muslimin.
Sebelum perang Bani Qainuqa pecah, kaum Muslim hidup berdampingan dengan kaum Yahudi
melalui Piagam Madinah. Dalam perjanjian damai tersebut tertuang apa saja hak-hak dan
kewajiban-kewajiban bagi kaum Muslim, kaum Yahudi, dan komunitas-komunitas pagan
Madinah, sehingga mereka menjadi satu kesatuan komunitas.
Sayangnya, kebencian kaum Yahudi terhadap Rasulullah SAW dan umat Muslim tidak
terbendung. Sehingga menurut kitab-kitab sirah, pecahnya Perang Qainuqa disebabkan karena
ketidaksukaan dan kedengkian kaum Yahudi yang semakin menjadi-jadi pascakemenangan
kaum Muslim atas orang-orang Quraisy dalam Perang Badar.
KABILAH BANI QAINUQA’
Bani Qainuqa' adalah salah satu dari kabilah Yahudi yang menetap
di Madinah dimasa Nabi Muhammad saw. Sebagian ahli sejarah meragukan akan keyahudian
mereka, meski mereka mengaku berasal dari keturunan ‘Aisu, saudara Nabi Ya'qub as. Dengan
banyaknya penggunaan nama yang sama serta kemiripan tradisi yang dimiliki Bani Qainuqa'
dengan masyarakat Arab pada umumnya membuat akar keyahudian mereka sulit untuk dilacak.
Tempat tinggal Bani Qainuqa' dan masa hijrah mereka ke Madinah juga tidak diketahui secara
pasti.
Setelah beberapa lama kabilah-kabilah Yahudi menguasai kota Madinah, kekuasaan
mereka berpindah ke tangan orang-orang Arab Bani Qilah dan orang-orang Yahudi terpaksa
melakukan perjanjian damai dengan kabilah-kabilah Arab yang lain. Ketika dua kabilah lain
bergabung dengan Aus, maka Bani Qainuqa' mengikat perjanjian dengan Khazraj. Menurut
Jawad Ali, mereka juga mengikat perjanjian dengan Aus. Menurut catatan sejarah, hubungan
Bani Qainuqa' dengan kabilah Yahudi lainnya seperti Bani Quraizhah dan Bani Nadhir sangat
panas, bahkan berkali-kali mereka saling berperang.
Bani Qainuqa' menetap di bagian selatan kota Madinah. Mereka memiliki benteng dan
pasar yang terkenal. Karena itu, pendapat yang menyebutkan bahwa mereka menetap di jantung
kota Madinah tidak benar. Berbeda dengan kabilah Yahudi lainnya, mereka tidak memiliki areal
persawahan dan perkebunan kurma di Madinah. Pekerjaan utama mereka, adalah pengrajin emas,
tukang pandai besi dan pembuat sepatu.