Anda di halaman 1dari 2

BAB V

PEMBAHASAN
V.1.

Pembuatan Larutan KMnO4


Pada praktikum kali ini, kita akan melakukan pembuatan
larutan KMnO4 yang akan digunakan untuk membuat larutan baku KMnO4
dan menetapkan kadar FeSO4 untuk mengetahui normalitas dari
Na2C2O4 dan FeSO4. Langkah yang pertama dilakukan adalah disiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan dan alat-alat tersebut dibersihkan
dengan alkohol. Selanjutnya, dimasukkan KMnO4 sebanyak 0.825 g ke
dalam gelas kimia yang telah dibungkus dengan aluminium foil, agar
KMnO4 tersebut tidak terkena sinar matahari yang akan menyebabkan
terjadinya penguraian MnO2 dan terbentuk endapan (presipitat) berwarna
coklat.
Selanjutnya, KMnO4 tersebut dilarutkan dengan air suling
sebanyak 250 ml. Kemudian, dipanaskan selama 15 menit sampai
mendidih dan ditutup dengan aluminium foil. Setelah itu, didinginkan
pada suhu kamar. Kemudian, disaring dengan menggunakan kertas
saring/ glass wool. Tujuan penyaringan ini, yaitu untuk memisahkan
endapan yang terbentuk dari larutan KMnO4. Kemudian, larutan KMnO4
tersebut ditampung didalam botol coklat yang telah dicuci dengan
alkohol, agar botol tersebut bebas dari senyawa-senyawa pengganggu
lainnya. Penyimpanan larutan KMnO4 didalam botol coklat dimaksudkan
agar cahaya matahari tidak menembus ke dalam botol.
Adapun reaksi yang terjadi pada saat pembuatan larutan
KMnO4, yaitu:
4 KMnO4 + 2 H2O
4 KOH + 4 MnO2 + 3O2
V.2.

Pembakuan
Setelah larutan KMnO4 dibuat, selanjutnya larutan
tersebut dibakukan dengan menggunakan natrium oksalat (Na2C2O4).
Penggunaan natrium oksalat ini karena natrium oksalat merupakan bahan
pembakuan yang baik untuk membakukan KMnO4 dan dapat diperoleh
dalam keadaan yang murni.. Reaksi ini dapat dilakukan tanpa
penambahan indikator, karena KMnO4 yang merupakan zat pengoksidasi
yang sangat kuat mampu bertindak sebagai indikator. Oleh karena itu
pada reaksi ini tidak ditambahkan indikator apapun dan langsung
dilakukan titrasi.
Langkah yang pertama dilakukan, yaitu ditimbang 40 mg
Na2C2O4 dan dilarutkan dalam 50 ml air. Setelah itu, dicampur dengan
1.4 ml H2SO4 untuk menjaga konsentrasi ion hidrogen yang tetap dalam
larutan titrasi, untuk mencegah pembentukan mangan dioksida dan
mencukupi kebutuhan ion hidrogen mereduksi permanganat (Wunas, Y :
2011).
Selanjutnya, larutan tersebut dipanaskan sampai pada
suhu 70. Hal ini karena reaksi akan berjalan lambat dalam suhu ruangan
sehingga larutan biasanya dipanaskan sampai 70 C (suhu tidak boleh
kurang dari 60). Namun pada suhu yang lebih tinggi, reaksi mulai
melambat, tetapi kecepatannya meningkat saat ion Mn2+ terbentuk.

Setelah itu, dititrasi dengan KMnO4 secara perlahan-lahan


dan diaduk secara tetap sampai timbul warna merah muda selama 15
detik. Titrasi dihentikan saat titrat yang tak berwarna berubah menjadi
merah muda. Warna ungu tua ion permanganat menjadikan permanganat
sendiri sebagai indikator. pada titrasinya. Satu tetes berlebih sudah dapat
menghasilkan warna yang terang pada titik akhir titrasi.
Adapun reaksi yang terjadi pada pembakuan ini, yaitu :
MnO4- + 8 H+ + 5 eMn2+ + 4 H2O
x2
C2O4
2 CO2 + 2
x5
2 MnO4- + 16 H+ + 5 C2O4
Atau
5NaC2O4 + 2KMnO4 + 8H2SO4

V.3.

2 Mn2+ + 8 H2O + 10 CO2


2MnSO4 + 5Na2SO4 + K2SO4 +
10 CO2 + 8H2O

Penetapan Kadar CaCO3

Penetapan kadar CaCO3 dilakukan dengan melarutkan 1.5


gr dengan 25 ml H2SO4 dan 25 ml air. Setelah itu, dititrasi dengan KMnO4
sampai timbul warna merah m uda yang tetap.
Adapun sumber-sumber kesalahan pada titrasi
permanganometri, antara lain terletak pada: Larutan pentiter KMnO4 pada
buret. Apabila percobaan dilakukan dalam waktu yang lama, larutan
KMnO4 pada buret yang terkena sinar akan terurai menjadi MnO2
sehingga pada titik akhir titrasi akan diperoleh pembentukan presipitat
coklat yang seharusnya adalah larutan berwarna merah rosa.
Penambahan KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan seperti Na2C2O4
Pemberian KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan Na2C2O4 yang telah
ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan cenderung menyebabkan
reaksi antara MnO4- dengan Mn2+. MnO4- + 3Mn2+ + 2H2O 5MnO2
+ 4H+. Penambahan KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan seperti
Na2C2O4. Pemberian KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan Na2C2O4
yang telah ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan mungkin akan
terjadi kehilangan oksalat karena membentuk peroksida yang kemudian
terurai menjadi air.

Anda mungkin juga menyukai