menggunakan pengukuran untuk membandingkan sifat dari berbagai zat dan untuk mempelajari perubahan yang terjadi dalam suatu percobaan. Peralatan laboratorium yang biasa digunakan untuk pengukuran yaitu buret, pipet, tabung volumetrik, labu ukur untuk mengukur volume, timbangan untuk mengukur massa, dan termometer untuk mengukur suhu. Alat-alat ini dapat mengukur sifat-sifat mkroskopik yang dapat ditentukan secara langsung. Sifat-sifat makroskopik yaitu pada tingkat atom harus ditentukan dengan metode tidak langsung (chang, 2005).
Alat-alat laboratorium yang digunakan dalam percobaan bermacam-macam diantaranya
alat pemanas yang terdiri dari pembakar gas, kaki tiga, segitiga perselin, kasa, gegep, pemanas air, alat-alat perselin (cawan porselin dan pinggan porselin). Selain itu juga digunakan alat-alat gelas. Sebelum digunakan alat-alat gelas harus diperiksa dan kemudian dibersihkan. Alat-alat gelas diantaranya gelas wadah, sedangkan untuk mereaksikan zat digunakan gelas ukur, labu ukur (labu takar), pipet ukur (pipet gondok dan pipet mohr), dan buret. Sedangkan alat-alat lain seperti, pengaduk gelas, erlenmeyer, corong, semprot, kertas saring, timbangan dan lain-lain. Alat-alat gelas ini juga memiliki kegunaan dan fungsi masing-masing yang berguna untuk memudahkan praktikan dalam melaksanakan praktikum (Subroto, 2000 : 110).
Kebanyakan peralatan untuk percobaan-percobaan di dalam laboratorium tersebut
terbuat dari gelas (kaca). Meskipun alat-alat tersebut telah siap dipakai, namun dalam
pemasangan
alat
untuk
suatu
percobaan
kadang
kala
diperlukan
sambungan-sambungan dengan gelas atau alat lain untuk membuat peralatan
khusus sesuai kebutuhan (Imam, 2010). Dalam melakukan percobaan di laboratorium atau bekerja dalam laboratorium terutama laboratorium kimia, seseorang akan selalu dihadapkan pada hal-hal yang berhubungan dengan bahan-bahan kimia, peralatan yang dapat berbahaya dan merugikan diri sendiri, orang lain maupun lingkungan sekitar bila tidak digunakan dengan baik. Seperti
pekerjaan lainnya, bekerja dalam laboratorium kimia
mempunyai resiko kecelakaan kerja. Resiko ini dapat disebabkan karena factor ketidaksengajaan, ketelodoran dan sebab-sebab lain yang diluar kendali manusia.
Terutama disebabkan karena kesalahan penggunaan alat dan bahan, sehingga
menjadi sangat penting untuk mengetahui setiap kemungkinan bahaya (Setiawati, 2009).