SAP Dan Materi
SAP Dan Materi
DISOSIASI DISORDER
Disusun Oleh
Antonius Ari Wibowo
1001140003
1001140006
1001140017
1001140020
Novi Agusta
1001140031
1001140036
1001140056
: 30 menit
Hari / tanggal
Sasaran
: Keluarga Pasien
Waktu
Tempat
: Moderator
Membuka Acara
: Fasilitator
: Leader
: Observer
: Peserta
4) Fasilitator : Putu Manik S.A, Novi Agusta, Yuni Maya Sari dan Cindy Hafsari
Putri
Tugas :
WAKTU
KEGIATAN
PENYULUHA
N
5 Menit Pembukaan
PERAWAT
Mengucapkan
salam
Memperkenalka
n diri
Menjelaskan
MASYARAKAT
Mendengar
kan
Mendengar
kan
Mendengar
tujuan
pendidikan
kesehatan
Menyebutkan
materi yang
kan
Mendengar
kan
diberikan
Menvalidasi
Menyebutk
an masalah
masalah
2.
15
Menit
Penyampaia
n materi
keluarga pasien
Menjelaskan
Menyimak
Menyimak
Menyimak
pengertian
Disosiasi
Disorder
Menjelaskan
tentang
penyebab
Disosiasi
Menyimak
Bertanya
Menjawab
Disorder
Menjelaskan
tentang tanda
dan gejala
Disosiasi
Disorder
Memberikan
kesempatan
3.
10
Menit
Penutup
untuk bertanya
Evaluasi :
menanyakan
pertanyaan
kembali materi
yang sudah
kan
dijelaskan
kepada Keluarga
pasien
Membuat
kesimpulan
Menutup
penyuluhan
Doa penutup
Mendengar
Mendengar
kan
Membalas
salam
dan
mengucapkan
salam
IX. Evaluasi : (Terlampir)
Kriteria Evaluasi
1. Keluarga pasien mampu mengulangi penjelasan yang telah
disampaikan oleh perawat
2. Keluarga Pasien mampu menjawab pertanyaan yang diajukan
perawat
Tanya Jawab
1. Apa yang di maksud dengan Disosiasi Disorder?
2. Apa saja penyebab Disosiasi Disorder?
3. Apa saja tanda dan gejala Disosiasi Disorder?
MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian Disosiasi Disorder
Gangguan disosiatif adalah gangguan yang ditandai dengan adanya perubahan
individu tentang identitas, memori, atau kesadarannya. Individu yang mengalami
gangguan ini memperoleh kesulitan untuk mengingat peristiwa-peristiwa penting yang
pernah terjadi pada dirinya, melupakan identitas dirinya bahkan membentuk identitas
baru.Ganggguan ini muncul akibat peristiwa traumatic dalam kehidupan dan digunakan
sebagai pertahan diri menghadapi peristiwa tersebut.
Gangguan disosiatif mencakup 4 gangguan yakni :
a.
b.
c.
d.
Amnesia Psikogenik/disosiatif
Fugue Disosiatif
Kepribadian Ganda
Gangguan Depersonalisasi
Identitas personal terbentuk selama masa kecil, dan selama itupun, anak-anak lebih
mudah melangkah keluar dari dirinya dan mengobservasi trauma walaupun itu terjadi
pada orang lain.
Hilang ingatan (amnesia) terhadap periode waktu tertentu, kejadian dan orang
Masalah gangguan mental, meliputi depresi dan kecemasan
Persepsi terhadap orang dan benda di sekitarnya tidak nyata (derealisasi)
Identitas yang buram
Depersonalisasi
Gangguan disosiatif selalu dihubungkan dengan penyulit yang signifikan. Orangorang dengan kondisi seperti ini sering tidak dapat mengelola emosi dan stress dengan
baik. Dan reaksi disosiatifnya dapat menyebabkan teman-temannya menganggap dirinya
aneh.
independent - dan 'keluar' dalam waktu yang berlainan. DID biasanya bermula dari
saat kecil, tapi jarang ter-diagnosed sampe dewasa.penyakit ini jauh lebih rumit
dibandingkan penyakit dissociative yang lain, dan kadang tidak bisa disembuhkan
secara total. Penyakit ini lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria.cukup
sering DID disertai penyakit lain, misalnya depression, borderline personality
disorder, dan samatization disorder. penderita juga biasanya mengalami sakit kepala,
substance abuse, fobia, halusinasi, percobaan bunuh diri, begitu juga dengan gejala
dissociative lainnya seperti amnesia dan depersonalization.
d. Gangguan Depersonalisasi
Gangguan depersonalisasi ditandai dengan perasaan terpisah yang lama atau
berulang dari tubuh atau proses mental seseorang (depersonalisasi) dan oleh perasaan
di luar peninjau pada kehidupan seseorang. Gangguan depersonalisasi dapat
disebabkan oleh masalah psikologis (stress yang berat), neurologis (depersonaisasi
biasanya merupakan gejala awal adanya masalah neurologis seperti misalnya tumor
otak atau epilepsy) dan penyakit sistemik (gangguan tiroid atau pancreas).
Orang dengan gangguan depersonalisasi mengalami persepsi
yang
menyimpang pada identitas, tubuh, dan hidup mereka yang membuat mereka tidak
nyaman, gejala-gejala kemungkinan sementara atau lama atau berulang untuk
beberapa tahun. Orang dengan gangguan tersebut seringkali mempunyai kesulitan
yang sangat besar untuk menggambarkan gejala-gejala mereka dan bisa merasa takut
atau yakin bahwa mereka akan gila. Gejala pada depersonalisasi adalah gejala
psikologi ketiga yang paling sering terjadi (setelah perasaan gelisah dan perasaan
depresi) dan seringkali terjadi setelah seseorang mengalami bahaya yang mengancam
nyawa, seperti kecelakaan, penyerangan, atau penyakit atau luka serius. Gangguan
depersonalisasi tidak dipelajari secara luas, dan penyebab dan kejadiannya pada
masyarakat tidak diketahui.
Gangguan depersonalisasi bisa jadi kecil, gangguan penyampaian dengan
sedikit nyata berpengaruh pada perilaku.Beberapa orang bisa menyesuaikan atau
bahkan menghambat dampaknya. Yang lainnya terus menerus digoda dengan
kegelisahan pada sikap pandang mereka, khawatir bahwa mereka akan menjadi gila
atau memikirkan melebihi persepsi menyimpang pada tubuh mereka dan perasaan
mereka terpisah dari diri mereka sendiri dan orang lain. Penderitaan mental bisa
melumpuhkan mereka.
4. Faktor Resiko
Orang-orang dengan pengalaman gangguan psikis kronik, seksual ataupun emosional
semasa kecil sangat berisko besar mengalami gangguan disosiatif.Anak-anak dan dewasa
yang juga memiliki pengalaman kejadian yang traumatic, semisalnya perang, bencana,
penculikan, dan prosedur medis yang infasif juga dapat menjadi faktor resiko terjadinya
gangguan disosiatif ini.
6. Pencegahan
Anak- anak yang secara fisik, emosional dan seksual mengalami gangguan, sangat
beresiko tinggi mengalami gangguan mental yang dalam hal ini adalah gangguan
disosiatif. Jika terjadi hal yang demikian, maka bersegeralah mengobati secara sugesti,
agar penanganan tidak berupa obat anti depresan ataupun obat anti stress, karena
diketahui bahwa jika menanamkan sugesti yang baik terhadap usia belia, maka nantinya
akan didapatkan hasil yang maksimal, dengan penangan yang minimal.
DAFTAR PUSTAKA
Jeffrey S. Nevid, dkk. 2003. Psikologi Abnormal Edisi kelima. Jakarta :
Penerbit Erlangga
http://abnormalanxiety.blogspot.co.id/p/panic-attack.html
http://nuroelsiiwell94ok.blogspot.co.id/2013/07/gangguan-disosiasi.html
http://www.idmedis.com/2015/11/makalah-gangguan-disosiatif-gangguanidentitas.html