Anda di halaman 1dari 7

DISSOCIATIVE IDENTITY DISORDER

(FORMERLY MULTIPLE PERSONALITY DISORDER)


Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Abnormal

Disusun oleh kelompok 5A


1. Wiwi Wijastuti

190110110019

2. Ni Nyoman Putri S.

190110110039

3. Riska Rahmania P.

190110110059

4. Widya Andini

190110110069

5. Nurwita Kumala D.

190110110071

6. Exa Alifa

190110110101

7. Julia Puspawati

190110110107

8. Fairuz Ghina M. S.

190110110129

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2012/2013

Diagnostic Features

Fitur penting dari DID (Dissociative Identity Disorder) adalah adanya


kehadiran dari dua atau lebih identitas yang berbeda atau bagian kepribadian
(kriteria

A)

yang

berulang

mengendalikan

perilaku

(kriteria

B). Ada

ketidakmampuan untuk mengingat informasi pribadi yang penting, yang mana hal
ini terlalu besar untuk dijelaskan oleh kasus kelupaan biasa (kriteria C). Gangguan
ini tidak disebabkan oleh efek-efek fisiologis langsung dari suatu zat atau kondisi
medis umum (kriteria D). Pada anak-anak, gejala-gejala ini tidak dapat dikaitkan
dengan teman bermain khayalan atau fantasi bermain lainnya.
Dissociative

Identity

Disorder

mencerminkan

kegagalan

untuk

mengintegrasikan berbagai aspek identitas, memori, dan kesadaran. Setiap bagian


kepribadian mungkin dialami seolah-olah itu memiliki sejarah pribadi yang
berbeda, citra diri, dan identitas, termasuk juga nama yang terpisah. Biasanya ada
sebuah identitas utama yang memberikan nama pada individu-individu yang lain,
dia pasif, tergantung, bersalah, dan tertekan. Identitas alternatif sering memiliki
nama yang berbeda dan karakteristik yang kontras dengan identitas utama.
Identitas tertentu mungkin muncul dalam keadaan tertentu dan mungkin berbeda
dalam usia dan jenis kelamin, kosakata, pengetahuan umum, atau mempengaruhi
dominan. Identitas alternatif berpengalaman sebagai yang dapat mengambil
kendali secara berurutan, mengorbankan yang lain, dan mungkin menolak
pengetahuan satu sama lain, bersikap kritis terhadap satu sama lain, atau tampak
berada dalam konflik terbuka. Kadang-kadang, satu atau lebih identitas yang kuat,
mengalokasikan waktu untuk identitas yang lain. Identitas yang agresif atau
bermusuhan terkadang mengganggu kegiatan atau tempat identitias yang lain
dalam situasi yang tidak nyaman.
Individu dengan disorder ini biasanya mengalami adanya gaps pada
ingatan personal history, baik pada ingatan yang sudah lama atau yang baru.
Amnesia yang terjadi sering 'tidak simetris'. Identitas yang pasif cenderung hanya
akan memiliki memori terbatas, sedangkan identitas yang lebih agresif,
mengontrol, dan "melindungi" individu memiliki seluruh memori. Identitas yang
sedang tidak mengontrol individu, mencapai tingkat kesadaran dengan

membentuk halusinasi visual atau auditori (mis., mendengar suatu 'instruction'


melalui pendengarannya). Bukti mengalami amnesia mungkin saja tidak bisa
dideteksi baik dari laporan orang lain yang menjadi saksi namun menyanggah diri
mereka sendiri, atau bukti yang ditemukan sendiri oleh individu (mis., individu
tidak bisa mengingat kapan pernah membeli baju yang ia temukan di rumah).
individu tidak hanya akan kehilangan memori secara berkala dan terus-menerus,
tetapi juga seluruh memori biographical pada masa anak-anak, remaja, atau
bahkan dewasa. Transisi antara indentitas (kepribadian) biasanya dipicu oleh
psychosocial stress. Transisi tersebut biasanya terjadi dalam hitungan detik, tapi,
beberapa kasus terjadi secara berangsung-angsur. Perilaku yang biasanya
diasosiasikan dengan perubahan identitas adalah kedipan mata yang cepat,
perubahan wajah, suara, tingkah laku, atau gangguan ketika individu mengingat
sesuatu. Pelaporan DID ini berkisar dari 2 identitas sampai 100. Setengah kasus
dari pelaporan tersebut adalah individu dengan 10 identitas atau kurang.

Associated Features and Disorders


Associated descriptive features and mental disorders
Individu dengan dissociative identity disorder terus menerus melaporkan
pengalaman beberapa perbuatan kejam secara fisik dan seksual, khususnya selama
masa kanak-kanak. Kontroversi disekitar keakuratan laporan tersebut, karena
ingatan masa kanak-kanak kemungkinan distorsi subjek dan individu dengan
disorder cenderung dapat dihipnotis dan khususnya mudah mendapatkan pengaruh
sugestif. Disamping itu, tanggung jawab untuk perilaku kejam secara fisik dan
seksual mungkin mudah untuk menyangkal atau mengubah perilaku mereka.
Individu dengan dissociative identity disorder mungkin memuat simptom
posttraumatic (seperti mimpi buruk, kilas balik, dan respon yang mengejutkan)
atau Posttraumatic Stress Disorder. Self-mutilation dan kecenderungan bunuh diri
dan perilaku agresi mungkin muncul.

Beberapa individu mungkin memiliki pola yang berulang dari hubungan


yang melibatkan perilaku kejam secara fisik dan seksual. Beberapa identitas
mungkin mengalami simptom konversi (seperti pseudoseizures) atau memiliki
kemampuan yang tidak biasa untuk mengontrol sakit atau simptom fisikal.
Individu

dengan kelainan

ini

mungkin juga memiliki simptom yang

mempertemukan kriteria dari Mood, Substance related, Sexual, Eating, atau Sleep
Disorder. Perilaku self-mutilative, impulsivity, dan perubahan tiba-tiba dan intens
dalam hubungan mungkin menjamin sebuah diagnosis berbarengan dengan
Borderline Personality Disorder.

Associated Laboratory Findings


Individu dengan Dissociative Identity Disorder menunjukkan variasi
dalam fungsi fisiologis melewati keseluruhan identitas, misalnya perbedaan
ketajaman visual, toleransi terhadap rasa sakit, gejala asma, sensitivitas terhadap
alergi, dan respon glukosa dalam darah terhadap insulin.

Associated Physical Examination Findings and General Conditions


Kemungkinan adanya bekas luka akibat dari menyakiti diri sendiri atau
siksaan fisik. Individu dengan gangguan ini kemungkinan mengalami migrain dan
tipe lain dari sakit kepala, sindrom iritasi usus, dan asma.

Spesific Culture, Age, and Gender Features


Di Amerika, gangguan ini diindikasi merupakan gangguan DID
merupakan culture-spesific syndrome. Pada anak-anak preadolescent, ketelitian
sangat diperlukan dalam membuat diagnose karena manifestasinya kemungkinan
lebih sedikit berbeda daripada pada remaja dan dewasa. Tiga dari Sembilan
frekuensi DID terjadi pada wanita dewasa daripada pria dewasa dan anak-anak.
Wanita cenderung memiliki lebih banyak identitas dibandingkan dengan pria,

rata-rata identitasnya berjumlah 15 atau lebih, dimana pria rata-rata memiliki 8


identitas.

Prevalence
Peningkatan tajam kasus Dissociative Identity Disorder yang dilaporkan di
Amerika Serikat dalam beberapan tahun belakangan mengarah pada interpretasiinterpretasi yang begitu berbeda. Beberapa meyakini bahwa awareness yang lebih
tinggi pada diagnosis-diagnosis para profesional kesehatan mental mengakibatkan
teridentifikasinya kasus-kasus yang sebelumnya tidak terdiagnosa. Berbeda
dengan pandangan tersebut, beberapa yang lain meyakini bahwa sindrom pada
individu yang begitu suggestible terdiagnosa secara berlebihan.

Course
Dissociative Identity Disorder juga terlihat memiliki serangkaian klinis
berfluktuasi yang bisa menjadikannya kronis dan berulang kembali. Periode
waktu rata-rata dari kemunculan gejala pertama sampai diagnosis adalah 6 sampai
7 tahun. Gangguan ini bisa jadi kurang termanifestasi oada individu yang berusia
lebih dari 40 tahun, tetapi dapat mungkin muncul kembali selama episode stress
atau trauma atau karena penyalanggunaan obat.

Familial Pattern
Beberapa studi menunjukkan bahwa Dissociative Identity Disorder lebih
umum terjadi pada individu yang memiliki hubungan biologis tingkat
pertamadengan orang yang sebelumnya sudah terkena gangguan ini.

Differential Diagnosis

Dissociative Identity Disorder harus dibedakan dari gejala-gejala yang


disebabkan oleh akibat langsung fisiologi dari keadaan medik umum. Ketentuan
ini berdasarkan pada sejarah, penentuan laboratorium, atau pemeriksaan fisik.
Dissociative Identity Disorder dapat dibedakan dari gejala-gejala disosiatif
seharusnya untuk serangan-serangan bagian-bagian tertentu secara kompleks,
meskipun dua gangguan mungkin terjadi bersamaan. Munculnya seranganserangan biasnya dalam waktu singkat dan tidak terlibat secara kompleks dan
mendiamkan stuktur dari identitas dan perilaku biasanya ditemukan dalam
dissociative identity disorder. Selain itu, sejarah dari kekerasan fisik dan seksual
sedikit umum dalam individu dengan serangan bagian tertentu secara kompleks.
Studi EEG, khususnya kurang tidur dan dengan pengantar nasopharyngeal,
mungkin membantu mengklarifikasi perbedaan diagnosis.
Gejala yang disebabkan oleh pengaruh fisiologis secara langsung dari
suatu zat dapat dibedakan dari dissociative identity disorder dari keadaan bahwa
zat tersebut dikatakan

secara etiologi berhubungan dengan gangguan yang

muncul.
Diagnosis dari dissociative identity disorder (DID) lebih diutamakan
dibandingkan dissociative amnesia, dissociative fugue, dan depersonalization
disorder. Individu dengan DID dapat dibedakan dari hal-hal dengan
ketidaksadaran diri dan gejala ketidaksadaran diri karena kerasukan yang dapat di
diagnose sebagai dissociative disorder not otherwise specified dengan keadaan
bahwa yang mengalami ketidaksadaran diri dan gejala ketidaksadaran diri karena
kerasukan biasanya di jelaskan dengan adanya jiwa secara eksternal atau sesuatu
yang lain yang memasuki tubuh dan mengambil alih control.
Terdapat kontroversi mengenai perbedaan diagnosis antara Dissociative
Identity Disorder dan berbagai gangguan mental lainnya, termasuk Skizofrenia
dan Gangguan Psikotik lainnya, Bipolar Disorder, With Rapid Cycling, Gangguan
Kecemasan, Gangguan somatisasi, dan Gangguan Kepribadian. Beberapa dokter
percaya bahwa Dissociative Identity Disorder telah terdiagnosis (misalnya,
kehadiran lebih dari satu kepribadian yang terpisah bisa disalah artikan sebagai

delusi atau komunikasi dari satu kepribadian dengan kepribadian yang lain bisa
disalah artikan sebagai halusinasi pendengaran, yang menyebabkan kebingungan
dengan gangguan psikotik; pergeseran antara identitas dapat disalahartikan
sebagai fluktuasi suasana hati sehingga menyebabkan kebingungan dengan
Bipolar Disorder. Faktor-faktor yang dapat mendukung diagnosis Dissociative
Identity Disorder adalah adanya perbedaan symptomatology yang jelas dengan
perubahan mendadak dalam kepribadian, amnesia yang reversibel dan nilai yang
tinggi pada pengukuran disosiasi dan hypnotizability pada individu yang tidak
mempunyai karakteristik mental gangguan yang lain
Dissociative Identity Disorder harus dibedakan dengan orang yang
berpura-pura sakit dalam situasi di mana mungkin ada keuntungan finansial atau
forensik dan dari gangguan tiruan di mana mungkin ada pola perilaku mencari
bantuan.

Diagnostic Criteria
1. Kehadiran dari dua atau lebih identitas atau kepribadian yang berbeda
(masing-masing dengan pola kekritisan relativnya mengenai perasaan,
yang berkenaan, dan pemikiraan mengenai lingkungan dan dirinya
sendiri).
2. Setidaknya dua dari keadaan identitas atau kepribadian ini mengambil alih
dari perilaku individu.
3. Ketidakmampuan me-recall infomasi personal yang penting terlalu luas
untuk dapat dijelaskan melalui kelupaan yang biasa.
4. Gangguan ini tidak disebabkan oleh efek-efek fisiologis langsung dari

suatu zat (mis.,

pingsan atau kekacauan perilaku selama alcohol

intoxication) atau sebuah kondisi medis yang umum (mis,. Kejang parsial
yang kompleks). Catatan : Pada anak-anak, gejala-gejala ini tidak dapat
dikaitkan dengan teman bermain khayalan atau fantasi bermain lainnya.

Anda mungkin juga menyukai