190110110019
2. Ni Nyoman Putri S.
190110110039
3. Riska Rahmania P.
190110110059
4. Widya Andini
190110110069
5. Nurwita Kumala D.
190110110071
6. Exa Alifa
190110110101
7. Julia Puspawati
190110110107
8. Fairuz Ghina M. S.
190110110129
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2012/2013
Diagnostic Features
A)
yang
berulang
mengendalikan
perilaku
(kriteria
B). Ada
ketidakmampuan untuk mengingat informasi pribadi yang penting, yang mana hal
ini terlalu besar untuk dijelaskan oleh kasus kelupaan biasa (kriteria C). Gangguan
ini tidak disebabkan oleh efek-efek fisiologis langsung dari suatu zat atau kondisi
medis umum (kriteria D). Pada anak-anak, gejala-gejala ini tidak dapat dikaitkan
dengan teman bermain khayalan atau fantasi bermain lainnya.
Dissociative
Identity
Disorder
mencerminkan
kegagalan
untuk
dengan kelainan
ini
mempertemukan kriteria dari Mood, Substance related, Sexual, Eating, atau Sleep
Disorder. Perilaku self-mutilative, impulsivity, dan perubahan tiba-tiba dan intens
dalam hubungan mungkin menjamin sebuah diagnosis berbarengan dengan
Borderline Personality Disorder.
Prevalence
Peningkatan tajam kasus Dissociative Identity Disorder yang dilaporkan di
Amerika Serikat dalam beberapan tahun belakangan mengarah pada interpretasiinterpretasi yang begitu berbeda. Beberapa meyakini bahwa awareness yang lebih
tinggi pada diagnosis-diagnosis para profesional kesehatan mental mengakibatkan
teridentifikasinya kasus-kasus yang sebelumnya tidak terdiagnosa. Berbeda
dengan pandangan tersebut, beberapa yang lain meyakini bahwa sindrom pada
individu yang begitu suggestible terdiagnosa secara berlebihan.
Course
Dissociative Identity Disorder juga terlihat memiliki serangkaian klinis
berfluktuasi yang bisa menjadikannya kronis dan berulang kembali. Periode
waktu rata-rata dari kemunculan gejala pertama sampai diagnosis adalah 6 sampai
7 tahun. Gangguan ini bisa jadi kurang termanifestasi oada individu yang berusia
lebih dari 40 tahun, tetapi dapat mungkin muncul kembali selama episode stress
atau trauma atau karena penyalanggunaan obat.
Familial Pattern
Beberapa studi menunjukkan bahwa Dissociative Identity Disorder lebih
umum terjadi pada individu yang memiliki hubungan biologis tingkat
pertamadengan orang yang sebelumnya sudah terkena gangguan ini.
Differential Diagnosis
muncul.
Diagnosis dari dissociative identity disorder (DID) lebih diutamakan
dibandingkan dissociative amnesia, dissociative fugue, dan depersonalization
disorder. Individu dengan DID dapat dibedakan dari hal-hal dengan
ketidaksadaran diri dan gejala ketidaksadaran diri karena kerasukan yang dapat di
diagnose sebagai dissociative disorder not otherwise specified dengan keadaan
bahwa yang mengalami ketidaksadaran diri dan gejala ketidaksadaran diri karena
kerasukan biasanya di jelaskan dengan adanya jiwa secara eksternal atau sesuatu
yang lain yang memasuki tubuh dan mengambil alih control.
Terdapat kontroversi mengenai perbedaan diagnosis antara Dissociative
Identity Disorder dan berbagai gangguan mental lainnya, termasuk Skizofrenia
dan Gangguan Psikotik lainnya, Bipolar Disorder, With Rapid Cycling, Gangguan
Kecemasan, Gangguan somatisasi, dan Gangguan Kepribadian. Beberapa dokter
percaya bahwa Dissociative Identity Disorder telah terdiagnosis (misalnya,
kehadiran lebih dari satu kepribadian yang terpisah bisa disalah artikan sebagai
delusi atau komunikasi dari satu kepribadian dengan kepribadian yang lain bisa
disalah artikan sebagai halusinasi pendengaran, yang menyebabkan kebingungan
dengan gangguan psikotik; pergeseran antara identitas dapat disalahartikan
sebagai fluktuasi suasana hati sehingga menyebabkan kebingungan dengan
Bipolar Disorder. Faktor-faktor yang dapat mendukung diagnosis Dissociative
Identity Disorder adalah adanya perbedaan symptomatology yang jelas dengan
perubahan mendadak dalam kepribadian, amnesia yang reversibel dan nilai yang
tinggi pada pengukuran disosiasi dan hypnotizability pada individu yang tidak
mempunyai karakteristik mental gangguan yang lain
Dissociative Identity Disorder harus dibedakan dengan orang yang
berpura-pura sakit dalam situasi di mana mungkin ada keuntungan finansial atau
forensik dan dari gangguan tiruan di mana mungkin ada pola perilaku mencari
bantuan.
Diagnostic Criteria
1. Kehadiran dari dua atau lebih identitas atau kepribadian yang berbeda
(masing-masing dengan pola kekritisan relativnya mengenai perasaan,
yang berkenaan, dan pemikiraan mengenai lingkungan dan dirinya
sendiri).
2. Setidaknya dua dari keadaan identitas atau kepribadian ini mengambil alih
dari perilaku individu.
3. Ketidakmampuan me-recall infomasi personal yang penting terlalu luas
untuk dapat dijelaskan melalui kelupaan yang biasa.
4. Gangguan ini tidak disebabkan oleh efek-efek fisiologis langsung dari
intoxication) atau sebuah kondisi medis yang umum (mis,. Kejang parsial
yang kompleks). Catatan : Pada anak-anak, gejala-gejala ini tidak dapat
dikaitkan dengan teman bermain khayalan atau fantasi bermain lainnya.