Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
Hipertensi telah menjadi suatu masalah global yang terlihat dari prevalensi yang terus
meningkat seiring dengan perubahan gaya hidup seperti merokok, obesitas, inaktivitas
fisik, dan stress psikososial. Hipertensi dikenal juga sebagai silent killer atau pembunuh
terselubung karena hipertensi tidak menimbulkan gejala atau bersifat asimtomatik. Pada
umumnya, sebagian penderita tidak mengetahui bahwa dirinya menderita hipertensi.
Oleh sebab itu, penyakit ini sering ditemukan secara kebetulan pada waktu penderita
datang ke dokter untuk memeriksa penyakit lain (WHO, 2013).
Hampir di setiap negara, hipertensi menduduki peringkat pertama sebagai penyakit
yang paling sering dijumpai. Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan
darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik
diatas 90 mmHg. Dalam kriteria tekanan darah menurut JNC 7 di bagi menjadi 4
kategori ,yaitu normal, prehipertensi, hipertensi derajat 1, dan hipertensi derajat 2
(Mohammed, 2013).
Menurut data Riskesdas tahun 2007, prevalensi hipertensi di Indonesia adalah 31,7
%. Di Bali prevalensinya mencapai 29,1 %. Prevalensi hipertensi di wilayah pedesaan
lebih tinggi dibandingkan prevalensi hipertensi di wilayah perkotaan dengan angka
prevalensi menurut pengukuran 30,6% di daerah pedesaan dan 27,7% di daerah
perkotaan. (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2007; Irza, 2009).
Puskesmas Abang I adalah salah satu puskesmas di Kabupaten Karangasem yang
memiliki wilayah kerja seluas 47,19 km2, membawahi 8 desa dan 53 dusun dengan
jumlah penduduk saat ini diperkirakan mencapai 35.794 jiwa.
Dari laporan Puskesmas Abang I tahun 2014, hipertensi masih merupakan 10 macam
penyakit terbanyak yang ada di wilayah kerja puskesmas Abang I, yaitu menempati
urutan kelima dengan jumlah 836 kasus. Dari 836 kunjungan, pasien yang mengalami
hipertensi berjumlah 230 orang, ini menandakan bahwa pasien berkunjung lebih dari
satu kali. Dengan jumlah pasien laki-laki sebanyak 115 orang dan perempuan 115
orang.
Jumlah tersebut mengalami peningkatan sejak tahun 2012 yang berdasarkan data
yang tersedia di Puskesmas Abang I, pada tahun 2012 terdapat 480 kasus yang

berkunjung ke Puskesmas Abang I dan pada tahun 2013 sebanyak 513 kasus yang
berkunjung ke Puskesmas Abang I. (Abang I, 2014)
Pada pelaporan data, salah satu desa di wilayah kerja Abang yaitu desa Nawakerti,
didapatkan data jumlah penderita hipertensi pada tahun 2015 bulan Pebruari menempati
urutan teratas dengan total 104 pasien, dengan jumlah pasien baru 48 orang dan pasien
lama 56 orang, didominasi oleh pasien dengan usia di atas 60 tahun. (Abang I, 2015).
Berdasarkan permasalahan di atas, maka kami melakukan penyuluhan untuk
memberikan informasi tentang penyakit hipertensi dan diet untuk mencegah hipertensi
khususnya pada kelompok masyarakat usia pralansia dan lansia yang berisiko tinggi.

BAB II
PERENCANAAN PKM
2.1 Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi yang kami lakukan tentang kasus hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas Abang I adalah:
A. Hipertensi pada umumnya dibagi menjadi hipertensi primer/esensial dan sekunder.
Penyebab hipertensi esensial sampai saat ini tidak diketahui dengan pasti. Hipertensi
primer tidak disebabkan oleh faktor tunggal dan khusus, melainkan disebabkan
berbagai faktor yang saling berkaitan. Adapun faktor risiko hipertensi terdiri dari
faktor yang dapat dimodifikasi dan faktor yang tidak dapat dimodifikasi. Faktorfaktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi antara lain faktor genetik, umur, dan
jenis kelamin. Faktor-faktor risiko hipertensi yang dapat dimodifikasi meliputi
obesitas, stres, merokok dan diet. Hipertensi sekunder disebabkan oleh faktor primer
yang diketahui seperti kerusakan ginjal, gangguan obat tertentu, stres akut,
kerusakan vaskuler, dan lain-lain.
B. Perilaku perorangan/masyarakat yang dapat meningkatkan risiko hipertensi adalah:
Merokok
Stres
Aktifitas yang kurang sehingga menimbulkan obesitas
Konsumsi kopi, alkohol, garam serta lemak jenuh yang tinggi
Konsumsi serat yang kurang
C. Kelompok masyarakat yang berperilaku seperti tersebut diatas bervariasi mulai dari
wanita hingga pria khusunya usia pralansia dan lansia. Masing-masing memiliki
risiko yang berbeda-beda.
D. Latar belakang perilaku yang meningkatkan risiko hipertensi adalah:
Kurangnya pengetahuan tentang faktor risiko hipertensi.
Suhu yang dingin meningkatkan kecenderungan masyarakat mengonsumsi
kopi dan alkohol.
Kurangnya aktivitas fisik pada sebagian masyarakat
E. Perilaku perorangan/masyarakat yang diharapkan akan dapat mengurangi risiko
hipertensi:
Meningkatnya pengetahuan masyarakat usia pralansia dan lansia tentang
faktor-faktor yang dapat menyebabkan hipertensi.
Mengurangi konsumsi makanan serta minuman yang dapat meningkatkan
faktor risiko hipertensi.

Meningkatkan kesadaran masyarakat usia pralansia dan lansia tentang


pentingnya melakukan aktivitas fisik secara teratur.
F. Kelompok masyarakat yang diharapkan berperilaku seperti tersebut diatas adalah
masyarakat usia pralansia dan lansia.
G. Hambatan-hambatan yang dihadapi oleh masyarakat usia pralansia dan lansia yang
bersangkutan untuk mengubah perilakunya saat ini menjadi perilaku yang
diharapkan :
Taraf pendidikan relatif rendah
Pengaruh kebiasaan yang sudah melekat.
H. Hal-hal yang mendorong ke arah terjadinya perubahan perilaku :
Penyuluhan mengenai hipertensi dan diet yang baik untuk mencegah
hipertensi oleh tenaga kesehatan.
Salah satu permasalahan yang kami temui di wilayah kerja Puskesmas Abang I pada
tahun 2014 adalah kecenderungan meningkatnya angka kejadian hipertensi terutama
pada usia pralansia dan lansia. Berikut ini kami tampilkan kejadian hipertensi selama
tahun 2014 dan kami membandingkan kejadian tersebut setiap 3 bulan.
Triwulan

Januari-Maret
14

April-Juni
14

Juli-September

Oktober-

14

Desember 14

240

287

Kejadian
Hipertensi (usia >

121

188

45 tahun)
Tabel 2.1 Kejadian hipertensi pada usia > 45 tahun di wilayah Puskesmas Abang I per 3 bulan
(Data Register Poli Umum tahun 2014)

2.2 Analisis Masalah


Berdasarkan data yang diperoleh dari register poliklinik umum Puskesmas
Abang I tahun 2014, terdapat kecenderungan yang terus meningkat. Penyakit hipertensi
termasuk 10 besar penyakit utama di Puskesmas Abang I tahun 2014. Sebanyak 836
kasus hipertensi pada tahun 2014 yang melakukan pengobatan di Puskesmas Abang I.

Dari data yang kami dapatkan, jadi kami telah melakukan rapid assessment terlebih
dahulu terhadap 10 sampel kelompok sasaran penyuluhan kami untuk mengetahui
apakah mereka benar-benar mengetahui atau tidak tentang penyakit hipertensi. Setelah
kami melakukan rapid assessment, dari hasil yang kami dapatkan, ternyata dari 10
responden, 8 responden memang tidak mengetahui langsung tentang penyakit
hipertensi.
Mengingat adanya kejadian hipertensi yang meningkat, dan sebagian besar dari
sampel tersebut ternyata tidak mengetahui tentang penyakit hipertensi dan diet serta
pencegahan yang benar untuk mencegah terjadinya hipertensi, maka hal ini harus kita
perbaiki dengan melakukan PKM ini. Selain itu juga untuk tahun 2014 ini dari pihak
puskesmas (dalam hal ini USILA) juga baru sekali mengadakan kegiatan penyuluhan ke
desa Nawakerti sebelumnya.
2.3 Tujuan Penyuluhan
Tujuan penyuluhan ini yaitu untuk memberikan pengetahuan yang benar kepada
pralansia dan lansia tentang hipertensi serta diet yang baik pada hipertensi. Adapun halhal yang akan disampaikan dalam penyuluhan ini adalah:
1. Definisi dan faktor resiko hipertensi
2. Penanganan dan pencegahan hipertensi
3. Diet untuk penderita hipertesi
2.4 Kelompok Sasaran
Yang menjadi kelompok sasaran dalam kegiatan PKM ini adalah usia pralansia dan
lansia yang berisiko tinggi menghidapi hipertensi yang datang ke Pustu Nawakerti
(Puskesmas Pembantu). Jumlah peserta yang diharapkan hadir dalam penyuluhan ini
adalah sebanyak 20 orang.

2.5 Strategi Penyuluhan


2.5.1 Persiapan Penyuluhan
Persiapan penyuluhan terdiri dari beberapa bagian antara lain: penguasaan
materi penyuluhan, penguasaan cara-cara komunikasi atau penyampaian
5

pesan. Penguasaan materi penyuluhan dilakukan dengan cara membaca buku


pedoman tentang hipertensi dan literatur-literatur yang berkaitan dengan topik
penyuluhan. Penguasaan komunikasi dan penggunaan alat peraga dilakukan
dengan membaca pedoman tata cara penyuluhan, bertanya pada pemegang
program Promkes di Puskesmas Abang I dan latihan. Persiapan tempat, waktu
dan peserta dilakukan dengan menginformasikan, meminta izin, dan kerja
sama dari pihak Puskesmas Abang I agar kegiatan penyuluhan dapat
terlaksana dengan baik.
2.5.2 Rencana Pelaksanaan Penyuluhan
Adapun pelaksanaan penyuluhan direncanakan sebagai berikut :
1. Kegiatan dimulai dengan registrasi peserta, kemudian dilakukan pre test
kepada semua peserta yang hadir dengan cara menggunakan kertas manila.
Di kertas manila tersebut akan dibuat empat kolom pertanyaan mengenai
hipertensi, gejala hipertensi, faktor risiko hipertensi serta pencegahan dan
diet untuk mencegah hipertensi yang akan disampaikan secara lisan karena
sebagian besar peserta tidak bisa membaca dan menulis. Peserta akan
diberikan kertas berwarna merah, kuning dan hijau. Sebelumnya itu,
peserta akan dievaluasi apakah mereka buta warna atau tidak supaya
peserta tahu kertas berwarna yang mana harus ditempelkan berdasarkan
pilihan jawaban mereka. Kami akan menyuruh peserta untuk mengangkat
kertas berwarna sesuai dengan warna apa yang kami suruh tunjukkan.
Setelah dievalusi buta warna atau tidak, baru kami akan mulai dengan soal
pretest dimana peserta akan diminta untuk menempelkan kertas berwarna
merah pada kertas manila jika jawaban mereka YA dan kertas berwarna
kuning jika jawaban mereka TIDAK. Untuk pertanyaan yang ada tiga
pilihan jawaban, peserta akan diminta untuk menempelkan kertas berwarna
merah jika pilihan jawaban mereka adalah A, kertas berwarna kuning
untuk pilihan jawaban B dan kertas berwarna ijo untuk pilihan jawaban
C disebelah kolom pertanyaan di kertas manila. Waktu yang diberikan
untuk pre test selama 10 menit. Dari hasil pre test ini dapat diketahui sejauh
mana pengetahuan awal peserta mengenai hipertensi, gejala hipertensi,
faktor risiko hipertensi serta pencegahan dan diet untuk mencegah
hipertensi . Setelah itu dilaksanakan penyuluhan sesuai dengan materi
6

penyuluhan. Setelah penyuluhan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab


sehingga peserta dapat menanyakan hal-hal yang belum dipahami.
Selanjutnya dilakukan post test dengan cara yang sama seperti pretest
denagan menanyakan pertanyaan yang sama kepada semua peserta yang
hadir. Hal ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan peserta
tentang materi yang disampaikan setelah penyuluhan. Kemudian dilakukan
pemberian vitamin dan leaflet pada semua peserta. Kegiatan ini
berlangsung selama 2 jam.
2. Acara dilanjutkan dengan penutupan, yaitu ucapan terima kasih kepada
pihak puskesmas, serta peserta yang telah menyukseskan acara ini.
2.6

Isi Penyuluhan

Materi penyuluhan yang disampaikan pada kegiatan ini yaitu:


1. Definisi dan faktor resiko hipertensi
2. Penanganan dan pencegahan hipertensi
3. Diet untuk penderita hipertesi
2.7 Metode dan Media
Penyuluhan dilakukan dengan metode ceramah disertai pemberian leaflet tentang
hipertensi dan diet penderita hipertensi kepada para peserta penyuluhan dan dilakukan
sesi tanya jawab dengan para peserta. Sebelum dan saat pengukuran juga akan
dilakukan edukasi personal secara lisan.
2.8 Pelaksanaan Penyuluhan
Penyuluhan dilaksanakan di Puskesmas Pembantu Nawakerti dengan lokasi waktu
sebagai berikut :
Waktu
10 Maret 2015,
09.00 WITA
10 Maret 2015,
09.15 WITA
10 Maret 2015,
10.45 WITA
10 Maret 2015,
11.00 WITA

Kegiatan
Perkenalan diri
dan Pre-test
Penyuluhan,
tanya jawab dan
Post-test
Penutupan

Metode
Ceramah

Evaluasi

Diskusi

Ceramah
Ceramah

Fasilitator
Acuan
Lisa

Slide
Kumu
leaflet
Lisa
Slide
Anggita
leaflet
Anggita
Kumu
Lisa
Anggita

Slide
leaflet
Slide
leaflet

dan
dan
dan
dan

2.9

Rencana Penilaian
1.

Indikator penilaian
a. Kehadiran peserta
b. Peserta aktif bertanya, yaitu minimal terdapat 3 pertanyaan
c. Peningkatan pengetahuan mengenai hipertensi dan diet untuk mencegah
hipertensi sebesar 50%
d. Acara berlangsung sesuai jadwal

2.

Waktu penilaian
Sebelum dan sesudah penyuluhan.

3.

Cara penilaian
a. Melihat jumlah peserta yang hadir melalui daftar hadir peserta
b. Melakukan sesi tanya jawab dan mencatat setiap pertanyaan yang diajukan
c. Melakukan pre test dan post test pada semua peserta yang mengikuti
penyuluhan dan kemudian hasil pre test dan post test akan dibandingkan
dan dilihat apakah ada peningkatan pengetahuan peserta terhadap materi
yang diberikan.
d. Melihat kesesuaian lama berlangsungnya acara dengan jadwal.
e.

BAB III
PELAKSANAAN PKM
3.1 Waktu dan Tempat Kegiatan
Hari/tanggal

: Selasa, 10 Maret 2015

Waktu

: 09.00 11.00 WITA

Tempat

: Puskesmas Pembantu, Br.Dinas Banjar Bau Kawan, Desa


Nawakerti, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem.

3.2 Peserta
Peserta yang hadir adalah warga Desa Nawakerti khususnya usia lansia dan pralansia.
3.3 Pelaksana Penyuluhan
Sebagai penceramah adalah ketiga-tiga mahasiswa Fakultas Kedokteran UNUD yang
sedang melaksanakan kepaniteraan klinik madya di bagian IKK/IKP dan bertugas di
Puskesmas Abang I.
3.4 Proses Kegiatan
Pada hari berlangsungnya kegiatan kami bersama pemegang program Usila berangkat
bersama-sama ke lokasi penyuluhan. Sebagian besar peserta sudah datang sebelum jam
09.00 pagi. Jadi kami memulai acara kami sesuai jadwal. Pada mulanya kami
memperkenalkan diri kami dan kami memberikan penyuluhan menggunakan slide
dimana kami mengucapkan secara lisan kepada peserta yang hadir. Kemudian
dilanjutkan dengan pengukuran tekanan darah serta pemberian leaflet dan vitamin dari
pihak penyelenggara. Saat penyuluhan maupun pengukuran, peserta diberikan
pertanyaan tentang hipertensi, namun tidak semua pertanyaan dapat dijawab oleh
peserta. Setelah penyuluhan dengan slide, peserta datang satu persatu ke tempat
pengukuran untuk diukur tensinya dan edukasi terhadap peserta tetap dilanjutkan secara
personal sebelum dan setelah melakukan pengukuran tekanan darah.
Selama kegiatan berlangsung, peserta aktif bertanya. Adapun jenis pertanyaannya
sebagai berikut:
1. Batas normal tekanan darah dan batas seseorang dikatakan hipertensi.
2. Hal-hal yang harus dihindari pada penderita hipertensi.
3. Gejala hipertensi.
9

4. Peningkatan usia dan hubungannya dengan hipertensi.


Kegiatan penyuluhan, pengukuran tekanan darah serta pembagian vitamin dan
leaflet dilakukan secara simultan. Kegiatan berakhir pukul 11.00 dan ditutup dengan
ucapan terima kasih dari pihak penyelenggara.

10

BAB IV
EVALUASI KEGIATAN
4.1 Evaluasi Kegiatan
Evaluasi terhadap pemahaman tentang pengetahuan mengenai hipertensi dan diet untuk
mencegah hipertensi pada kegiatan ini dilakukan pada beberapa aspek yaitu dari segi
proses dan segi hasil berupa pre test dan post test dengan menggunakan menulis
pertanyaan diatas kertas manila yang kemudiannya diucapkan secara lisan oleh
penceramah kepada peserta-peserta.
Dari segi proses kegiatan ini, dilihat dari kehadiran masyarakat, jumlah peserta
yang mengikuti penyuluhan telah mencapai target yang diharapkan, yaitu 20 orang.
Perhatian dan respon peserta penyuluhan secara umum baik-baik saja. Kegiatan ini juga
sudah berlangsung sesuai jadwal.
Pada kegiatan ini, dilakukan pre-test sebelum dilakukannya penyuluhan dan posttest di akhir kegiatan dengan menggunakan kertas manila yang sebelumnya sudah
dituliskan 4 pertanyaan mengenai penyakit hipertensi kepada 20 peserta yang hadir.
Sebelum penyuluhan dimulai, dari 20 peserta tersebut 5 peserta menjawab keempat
pertanyaan dengan benar, 7 peserta menjawab dua pertanyaan dengan benar dan 8
peserta tidak menjawab semua pertanyaan dengan benar. Setelah penyuluhan, dari 20
peserta, 13 peserta menjawab semua pertanyaan dengan benar dan 7 peserta dapat
menjawab tiga pertanyaan dengan benar. Proses diskusi telah berlangsung secara dua
arah, karena para peserta telah bertanya secara aktif kepada pembicara dan menjawab
pertanyaan yang diajukan sehingga terdapat komunikasi timbal balik antara peserta dan
pembicara.
Pendapat peserta secara lisan tentang kegiatan penyuluhan ini sangat baik dan
mereka berharap di kemudian hari akan ada penyuluhan seperti ini dengan tema yang
berbeda dan tentunya lebih menarik.
4.2 Hambatan PKM
Dalam pelaksanaan penyuluhan secara umum telah berjalan dengan lancar dan tidak ada
hambatan yang berarti dari pelaksanaan kegiatan penyuluhan.

11

4.3 Manfaat PKM


Beberapa manfaat yang kami rasakan sebagai penyuluh dari pelaksanaan kegiatan PKM
ini adalah sebagai latihan untuk menjadi penyuluh yang baik di masyarakat, mulai dari
perencanaan, persiapan materi (pengumpulan materi dan penguasaan materi), persiapan
alat dan sarana penunjang, dan keterampilan berkomunikasi di depan orang banyak agar
menarik dan dapat dimengerti oleh pendengar.
Manfaat bagi peserta adalah diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan mereka
tentang hipertensi dan diet yang baik untuk mencegah hipertensi, serta agar mereka
dapat mensosialisasikan pengetahuan yang mereka dapatkan kepada orang lain.

LAMPIRAN

Gambar 1. Memberikan penyuluhan


dengan menggunakan slide di laptop yang
diucapkan secara lisan oleh penceramah
kepada peserta

Gambar 2. Memberikan edukasi


perseorangan menggunakan leaflet setelah
pengukuran tekanan darah kepada salah
seorang peserta
12

Gambar 3. Para peserta yang duduk


mendengarkan ceramah dari mahasiswa
yang memberikan penyuluhan

Gambar 4. Melakukan pengukuran


tekanan darah kepada peserta

Gambar 5. Soal-soal pretest yang dijawab


oleh para peserta

Gambar 6. Soal-soal post test yang


dijawab oleh para peserta

13

DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2007
Mohammed

AR

2013.

Hypertension.

Available

at:

www.clevelandclinicmeded.com/medicalpubs/diseasemanagement/nephrology/arterialhypertension/. Akses: 05 Maret 2015.


Syukraini Irza. 2009. Analisis Faktor Risiko Hipertensi Pada Masyarakat Nagari Bungo
Tanjung , Sumatera Barat.
WHO. 2013. A global brief on Hypertension.

14

Anda mungkin juga menyukai