Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

FISIKA TERAPAN
BUNYI

DISUSUN OLEH :
Ario Wiranto

NIM: 5423164750 / ANGKATAN: 2016

Fachri Syahriyal

NIM: 5423164765 / ANGKATAN: 2016

Muamar Zulfikar

NIM: 5423164854 / ANGKATAN: 2016

M. Nurharatra R.

NIM: 5423164704 / ANGKATAN: 2016

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA


JAKARTA
2016

Table of Contents
KATA PENGANTAR........................................................................................3
BAB I.........................................................................................................4
Pendahuluan............................................................................................4
1.1 Latar Belakang..............................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................4
1.3 Tujuan...........................................................................................4
BAB II........................................................................................................5
PEMBAHASAN...........................................................................................5
Pengertian Bunyi...................................................................................5
Rambatan Bunyi....................................................................................7
Pemantulan Bunyi.................................................................................8

KATA PENGANTAR

Makalah ini akan membahas tentang bunyi secara ilmiah dan


mendalam, mempelajari karakteristik bunyi, serta melakukan kajian untuk
mengenali gejala dan ciri - ciri gelombang bunyi dan penerapannya.

Makalah ini dibuat untuk memperdalam pemahaman guna


menerapkan bunyi dalam konsep perteknikan dan juga membahas konsep
yang sudah ada maupun konsep - konsep yang memungkinkan di
kedepannya terkait dengan bunyi dengan berbagai sumber yang sudah
dikaji dari internet, buku dan lain lain.

BUNYI
BAB I
Pendahuluan
I.1 Latar Belakang
Pembahasan, pengkajian, dan metode penerapan yang
memungkinkan tentang bunyi.

I.2 Rumusan Masalah

Sifat sifat bunyi


Karakteristik bunyi
Konsep getaran dan rambatan bunyi.

I.3 Tujuan

Memahami sifat sifat bunyi

Memahami karakteristik bunyi


Memahami dan menerapkan konsep getaran dan
rambatan bunyi

BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Bunyi
Bunyi merupakan gangguan (suara) yang sampai ke indera
pendengaran kita setelah menggetarkan medium penghantarnya,
gangguan (suara) tersebut dikenal sebagai Gelombang Bunyi. Gelombang
bunyi merupakan gelombang longitudinal, karena proses
penghantarannya melalui perapatan dan perenggangan partikel dalam
medium gas, cair, atau padat. Sumber gelombang bunyi akan bergetar,
dan getarannya akan ditransfer pada medium penghantar dengan cara
mengganggu kerapatan medium tersebut. Satuan getaran bunyi adalah
Hertz (Hz).
Bunyi dibedakan menjadi 2 jenis. Berdasarkan frekuensi, ada tiga
golongan. Yaitu :

Infrasonik, mempunyai frekuensi kurang dari 20 Hertz. Bunyi


dalam frekuensi ini tidak dapat didengar oleh pendengaran
manusia. Beberapa hewan yang dapat mendengar bunyi

dalam frekuensi ini adalah anjing dan jangkrik.


Audiosonik, mempunyai frekuensi antara 20 20.000 Hertz.

Bunyi dalam frekuensi ini dapat didengar oleh manusia.


Ultrasonik, mempunyai frekuensi diatas 20.000 Hertz Bunyi
dalam frekuensi ini tidak dapat kita dengar dengan jelas,
namun tetap dapat menggetarkan gendang telinga dengan

intensitas getaran yang besar, sehingga telinga manusia


cenderung merasa sakit. Hewan yang menggunakan bunyi
dalam frekuensi ini adalah lumba lumba, paus dan kelelawar.
Berdasarkan keteraturan frekuensi, bunyi dibagi menjadi tiga
golongan, yaitu :

Nada, mempunyai frekuensi gelombang bunyi yang teratur

seperti bunyi alat musik


Desah, mempunyai frekuensi gelombang bunyi yang tidak

teratur seperti desiran angin dan;


Dentum, mempunyai frekuensi gelombang bunyi yang tidak
teratur dengan frekuensi yang tinggi sehingga bias
mengagetkan. Seperti bunyi bom, ledakan, halilintar dan lain

lain.
1. Bunyi merupakan gelombang mekanik longitudinal. Oleh
karena merupakan gelombang mekanik, bunyi memerlukan
medium sebagai media perambatannya. Medium perambatan
bunyi dapat berupa zat padat atau zat cair, tetapi yang paling
umum adalah gas atau udara. Bunyi merambat melalui
medium perambatannya dalam bentuk gelombanggelombang.
Getaran-getaran pengeras suara
menghasilkan variasi tekanan pada
udara. Pulsa hasil perapatan udara
bergerak menjauhi sumber tekanan
seperti pada gambar disamping.

Gambar 1.0 Gambaran gelombang longitudinal


bunyi

Setelah perapatan lewat molekulmolekul udara kembali ke kedudukan


semula. Jadi ketika gelombang
merambat secara longitudinal,molekul
- molekul udara hanya bergetar dan
tidak ikut merambat.

Rambatan Bunyi
Bunyi merambat melalui ketiga wujud zat.

Padat
Cair
Gas

Bunyi tidak dapat merambat melalui vakum (hampa udara).


Bunyi merambat melalui suatu medium dengan cara memindahkan
energi kinetik dari satu molekul ke molekul lainnya dalam medium
tersebut. Ketika kita mendengarkan suatu bunyi, sesungguhnya bunyi itu

merambat dari sumber bunyi hingga ke telinga kita melalui udara. Proses
yang terjadi mirip dengan getaran yang terjadi pada pegas ketika
diberikan gangguan yang linier dengan arah rambatnya. Bunyi yang
dihasilkan oleh sumber bunyi menimbulkan terbentuknya rapatan dan
renggangan partikel di udara. Bunyi dapat merambat melalui udara, zat
cair atau zat padat. Pada umumnya bunyi merambat lebih cepat pada zat
cair dibandingkan dengan pada udara, dan bunyi merambat lebih cepat
pada zat padat dibandingkan dengan pada zat cair. cepat rambat bunyi
bergantung pada medium terjadinya perambatan bunyi.

Medium perambatan bunyi


Udara (0 C)
Udara (100 C)
Air (25 C)
Air laut (25 C)
Aluminium
Tembaga
Besi
Timah

Cepat rambat bunyi (m/s)


331
386
1490
1530
5100
3560
5130
1320

Cepat rambat bunyi pada


medium tertentu.
Persamaan cepat rambat
bunyi adalah :v = f x
Tabel 1.0 Medium dan Kecepatan

Rambatan

Pemantulan Bunyi

Pada saat kita mengikuti sebuah acara pidato di dalam ruangan dengan
menggunakan pengeras suara, terdengan bunyi pantul dari suara aslinya, dimana bunyi
pantul ini mengganggu bunyi aslinya sehingga bunyi aslinya nampak agak kabur. Atau
ketika kita memasuki kamar mandi, suara kita ketika berbicara akan terpantul-pantul
oleh dinding kamar mandi. Pemantulan semacam ini dinamakan gaung. Secara definisi,
gaung merupakan perulangan bunyi yang terdengar hampir bersamaan dengan bunyi

dari sumber bunyi, akibat bunyi dari sumber bunyi ini terpantul berulang-ulang pada
suatu ruangan. Gaung terjadi karena gelombang bunyi dipantulkan oleh permukaan yang
keras.
Hal berbeda terjadi manakala kita berteriak di tempat tinggi atau luas, misalnya
di sebuah tebing atau di depan sebuah gua. Setelah kita berteriak, sesaat kemudian ada
yang membalas teriakan kita. Hal ini terjadi juga karena bunyi yang dihasilkan oleh
sumber bunyi (yaitu teriakan kita) dipantulkan kembali. Pemantulan semacam ini
dinamakan gema. Secara definisi, gema merupakan perulangan bunyi yang terdengar
setelah bunyi ditimbulkan. Gema terjadi karena bunyi dipantulkan oleh suatu permukaan.
Cepat atau lamanya kita mendengar gema bergantung pada seberapa jaur jarak kita
dengan permukaan pemantul bunyi itu.
Peristiwa pemantulan bunyi tidak selalu merugikan, tetapi ada juga yang
menguntungkan, misalnya ketika akan mengukur kedalaman laut dengan menggunakan
sonar. Sonar atau sound navigation and ranging merupakan suatu metode untuk
menaksir ukuran, bentuk, dan kedalaman benda-benda di bawah air (termasuk
kedalaman laut) dengan menggunakan gelombang ultrasonik. Sonar bekerja berdasarkan
prinsip pemantulan bunyi.

Gambar 3 Sonar

Gambar 4 Gema di lembah

Gambar 2 Gema dalam gua

Berdasarkan
pemantulannya, bunyi dibedakan menjadi :

Gema, biasanya terjadi pada lereng atau lembah gunung. Gema terjadi apabila

bunyi pantul terdengar jelas seperti bunyi asli.


Gaung atau Kerdam, terjadi didalam gedung bioskop, pada studio radio dan
gedung pertemuan. Gaung adalah bunyi pantul yang datang bersamaan dengan
bunyi asli sehingga bunyi asli tidak terdengar dengan jelas.

Bunyi yang memperkuat bunyi asli. Bunyi yang terdengar didalam ruangan
terdengar lebih keras daripada bunyi di lapangan terbuka. Penyebabnya adalah
adanya dinding dinding sebagai bidang pantul yang membatasi ruangan.

Efek Doppler
Ada satu fenomena menarik apabila sumber bunyi bergerak menjauhi atau
mendekati pendengar yang sedang diam, atau pengengar bergerak mendekati atau
menjauhi sumber bunyi yang sedang diam, ataupun kedua-duanya bergerak saling
mendekati atau menjauhi, yaitu terjadinya perubahan frekwensi bunyi yang sampai
kepada pendengar. Fenomena semacam ini dinamakan efek Doppler.
Efek Doppler adalah efek berubahnya frekwensi bunyi yang didengar oleh
pendengar karena sumber bunyi atau pendengar yang bergerak. Bila sumber bunyi
mendekati pendengar atau pendengar mendekati sumber bunyi, maka pendengar akan
menerima frekwensi bunyi yang lebih tinggi daripada frekwensi bunyi aslinya.
Sebaliknya, bila sumber bunyi menjauhi pendengar atau pendengar menjauhi sumber
bunyi, maka pendengar akan menerima frekwensi bunyi yang lebih rendah daripada
frekwensi bunyi aslinya.
Sifat-sifat bunyi pada dasarnya sama dengan sifat-sifat gelombang longitudinal, yaitu
dapat dipantulkan (refleksi), dibiaskan (refraksi), dipadukan (interferensi), dilenturkan
(difraksi) dan dapat diresonansikan.

Sifat-sifat dasar gelombang bunyi:


a. Gelombang bunyi memerlukan medium
b. Gelombang bunyi mengalami pemantulan
c. Gelombang bunyi mengalami pembiasan
d. Gelombang bunyi mengalami pelenturan.
e. Gelombang bunyi mengalami perpaduan

a. Gelombang bunyi memerlukan medium dalam perambatannya


Karena gelombang bunyi merupakan gelombang mekanik, maka dalam
perambatannya bunyi memerlukan medium. Hal ini dapat dibuktikan saat dua orang
astronout berada jauh dari bumi dan keadaan dalam pesawat dibuat hampa udara,
astronout tersebut tidak dapat bercakap-cakap langsung tetapi menggunakan alat
komunikasi seperti telepon. Meskipun dua orang astronout tersebut berada dalam satu
pesawat.

b. Gelombang bunyi mengalami pemantulan (refleksi)


Salah satu sifat gelombang adalah dapat dipantulkan sehingga gelombang bunyi
juga dapat mengalami hal ini. Hukum pemantulan gelombang: sudut datang = sudut
pantul juga berlaku pada gelombang bunyi. Hal ini dapat dibuktikan bahwa pemantulan
bunyi
dalam ruang tertutup dapat menimbulkan gaung. Sebagian bunyi pantul bersamaan
dengan bunyi asli sehingga bunyi asli terdengar tidak jelas. Untuk menghindari
terjadinya gaung maka dalam bioskop, studio radio dan televisi, dan gedung konser
musik dindingnya dilapisi zat peredam suara yang biasanya terbuat dari kain wol, kapas,
gelas, karet, atau besi.

c. Gelombang bunyi mengalami pembiasan (refraksi)


Salah satu sifat gelombang adalah mengalami pembiasan. Peristiwa pembiasan
dalam kehidupan sehari-hari misalnya pada malam hari bunyi petir terdengar lebih keras
daripada siang hari. Hal ini disebabkan karena pada pada siang hari udara lapisan atas
lebih dingin daripada dilapisan bawah. Karena cepat rambat bunyi pada suhu
dingin lebih kecil daripada suhu panas maka kecepatan bunyi dilapisan udara

atas lebih kecil daripada dilapisan bawah, yang berakibat medium lapisan atas
lebih rapat dari medium lapisan bawah. Hal yang sebaliknya terjadi pada malam
hari. Jadi pada siang hari bunyi petir merambat dari lapisan udara atas
kelapisan udara bawah. Untuk lebih jelasnya hal ini dapat kalian lihat pada
gambar dibawah.

d. Gelombang bunyi mengalami pelenturan (difraksi)


Gelombang bunyi sangat mudah mengalami difraksi karena gelombang bunyi
diudara memiliki panjang gelombang dalam rentang sentimeter sampai beberapa meter.
Seperti yang kita ketahui, bahwa gelombang yang lebih panjang akan lebih mudah
didifraksikan. Peristiwa difraksi terjadi misalnya saat kita dapat mendengar suara mesin
mobil ditikungan jalan walaupun kita belum melihat mobil tersebut karena terhalang oleh
bangunan tinggi dipinggir tikungan.

e. Gelombang bunyi mengalami perpaduan (interferensi)


Gelombang bunyi mengalami gejala perpaduan gelombang atau interferensi,
yang dibedakan menjadi dua yaitu interferensi konstruktif atau penguatan bunyi dan
interferensi destruktif atau pelemahan bunyi. Misalnya waktu kita berada diantara dua
buah loud-speaker dengan frekuensi dan amplitudo yang sama atau hampir sama
maka kita akan mendengar bunyi yang keras dan lemah secara bergantian.

Konsep Penerapan Bunyi Pada Perteknikan

Mengukur Kedalaman Laut, Perairan


Kedalam laut, bahkan lokasi kawasan ikan di bawah kapal
dapat ditentukan dengan teknik pemantulan gelombang ultrasonik.

Gelombang ultrasonik dipancarkan oleh instrumen yang disebut


fathometer. Ketika gelombang mengenai dasar laut atau kawanan
ikan, gelombang tersebut dipantulkan dan diterima oleh sebuah
penerima. Dengan mengukur selang waktu antara saat gelombang
ultrasonik dipancarkan dan diterima, kita dapat menghitung
kedalaman laut. Jika gelombang pancar memerlukan waktu yang
lama untuk kembali kepenerima maka lautnya dalam, tetapi jika
gelombang kembali cepat kepada penerima maka laut tersebut
dangkal. Hal serupa juga dapat digunakan pada pengukuran kolam
air dengan menentukan lamanya pantulan gelombang diterima.

Mendeteksi kerusakan struktur logam


Untuk mendeteksi retak dalam struktur logam atau beton
digunakan scanning ultrasonic. Hasil scanning ditampilkan berupa
diagram jarak tempuh gelombang berbanding dengan kuatnya
sinyal gelombang pantul. Jika ada kerusakan pada struktur maka
sinyal gelombang pantul akan melemah dan kembali menguat
secara eksponensial.

Mengukur ketebalan logam


Hukum pemantulan bunyi dapat digunakan untuk mengukur
ketebalan logam. Semakin besar ketebalan bidang getar,maka
semakin kecil getaran yang dihasilkan oleh bidang tersebut.

Pengukuran ketebelan logam menggunakan frekuensi gelombang


bunyi ultrasonik.

Membersihkan benda dengan ultrasonik


Getaran getaran frekuensi tinggi dari ultrasonik dapat
dimanfaatkan untuk merontokkan kotoran dari suatu objek.
Suatu objek dicelupkan dalam suatu cairan. Gelombang
ultrasonik kemudian dikirim melalui cairan menyebabkan
cairan bergetar dengan sangat kuat. Getaran cairan akan
merontokkan kotoran yang menempel pada objek tanpa harus
menggosok kotoran itu dengan keras.

Anda mungkin juga menyukai