PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Tujuan Percobaan
Batasan Masalah
Sistematika Penulisan
___________________________________________________________________________
_______________
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Face dan grip adalah faktor penting. Dengan pemilihan setting yang tidak
tepat, spesimen uji akan terjadi slip atau bahkan pecah dalam
daerah grip (jaw break). Ini akan menghasilkan hasil yang tidak
valid. Face harus selalu tertutupi di seluruh permukaan yang kontak
dengan grip. Agar spesimen uji tidak bergesekan langsung dengan face.
Beban yang diberikan pada bahan yang di uji ditransmisikan pada
pegangan bahan yang di uji. Dimensi dan ukuran pada benda uji
disesuaikan dengan estndar baku pengujian.
Keterangan ;
e : regangan
: Tegangan (kg/mm2)
Pada mulanya pengerasan regang lebih besar dari yang dibutuhkan untuk
mengimbangi penurunan luas penampang lintang benda uji dan tegangan
teknik (sebanding dengan beban F) yang bertambah terus, dengan
bertambahnya regangan. Akhirnya dicapai suatu titik di mana
pengurangan luas penampang lintang lebih besar dibandingkan
pertambahan deformasi beban yang diakibatkan oleh pengerasan regang.
Keadaan ini untuk pertama kalinya dicapai pada suatu titik dalam benda
uji yang sedikit lebih lemah dibandingkan dengan keadaan tanpa beban.
Seluruh deformasi plastis berikutnya terpusat pada daerah tersebut dan
benda uji mulai mengalami penyempitan secara lokal. Karena penurunan
luas penampang lintang lebih cepat daripada pertambahan deformasi
akibat pengerasan regang, beban sebenarnya yang diperlukan untuk
mengubah bentuk benda uji akan berkurang dan demikian juga tegangan
teknik pada persamaan (1) akan berkurang hingga terjadi patah.
Dari kurva uji tarik yang diperoleh dari hasil pengujian akan didapatkan
beberapa sifat mekanik yang dimiliki oleh benda uji, sifat-sifat tersebut
antara lain [Dieter, 1993]:
1. Kekuatan tarik
2. Kuat luluh dari material
3. Keuletan dari material
4. Modulus elastic dari material
5. Kelentingan dari suatu material
6. Ketangguhan.
di mana, Su
= Kuat tarik
Salah satu kekuatan yang biasanya diketahui dari suatu hasil pengujian
tarik adalah kuat luluh (Yield Strength). Kekuatan luluh ( yield strength)
merupakan titik yang menunjukan perubahan dari deformasi elastis ke
deformasi plastis [Dieter, 1993]. Besar tegangan luluh dituliskan seperti
pada persamaan 2.4, sebagai berikut.
Cara yang baik untuk mengamati kekuatan luluh offset adalah setelah
benda uji diberi pembebanan hingga 0,2% kekuatan luluh offset dan
kemudian pada saat beban ditiadakan maka benda ujinya akan
bertambah panjang 0,1 sampai dengan 0,2%, lebih panjang daripada saat
dalam keadaan diam. Tegangan offset di Britania Raya sering dinyatakan
sebagai tegangan uji (proff stress), di mana harga ofsetnya 0,1% atau
0,5%. Kekuatan luluh yang diperoleh dengan metode ofset biasanya
Modulus Elastisitas
persamaan modulus
elastic dapat
ditulis
sebagai
Dimana, s = tegangan
= regangan
Tabel 1 Harga modulus elastisitas pada berbagai suhu [Askeland, 1985]
2.6
Kelentingan (resilience)
Ketangguhan (Toughness)
Keterangan;
Tegangan patah sejati adalah beban pada waktu patah, dibagi luas
penampang lintang. Tegangan ini harus dikoreksi untuk keadaan tegangan
tiga sumbu yang terjadi pada benda uji tarik saat terjadi patah. Karena
data yang diperlukan untuk koreksi seringkali tidak diperoleh, maka
tegangan patah sejati sering tidak tepat nilai.
___________________________________________________________________________
_______________
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1
3.3
Prosedur Percobaan
___________________________________________________________________________
_______________
BAB IV
DATA HASIL PERCOBAAN
4.1
WIRE
2.2
So
200
Fy
Fm
YS
TS
%EL
1384.
5
364.6
4
365.30
3
23.28%
=
46.567
6
50
PLATE
Lo
25%
82
2735 2735.
.5
8
303.9
4
0.3
6
=
25.541
9
303.92
51.083
%
64%
Keterangan :
T : Tebal Sampel Uji
YS
: Yield strength
TS
: Tensile strength
% EL : % elongation
Lo : Gage Lenght
4.2
LI
: Perpanjangan
Pembahasan
pengujian dilakukan sampai terjadi fracture dan dapat diketahui UTS dan
tegangan luluhnya.
4.2.1 Uji tarik kawat logam
Berdasarkan hasil pengujian tarik pada bahan kawat yang dilakukan,
didapatkan grafik sebagai berikut:
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan pengujian tarik yang telah dilakukan, maka
didapatkan beberapa kesimpulan, antara lain :
1. Pada uji coba ini kita menguji ketahanan bahan materialnya sejauh
mana pertambahan panjangnya dan bagaimana bahan tersebut
bereaksi terhadap tarikan, berdasarkan hasil percobaan dan dari
grafik kurva uji tarik, plat mengalami perpanjangan lebih kecil dari
kawat dikarnakan luas penampang kawat lebih kecil dibanding plat
2. Jenis
material
yang
berbeda,
dengan
perlakuan
yang
didapatkannya berbeda dan komposisinya yang berbeda akan
menyebabkan nilai kekuatannya berbeda pula dan kurva hasil uji
tariknya juga berbeda.
3. Faktor penyebab terjadinya nilai diantara dua specimen uji tersebut
adalah dimensi yang berbeda dan perlakuan yang berbeda pula
5.2 Saran
___________________________________________________________________________
_______________
DAFTAR PUSTAKA
Askeland., D. R., 1985, The Science and Engineering of Material,
Alternate Edition, PWS Engineering, Boston, USA
Dieter, E. George, 1993, Metalurgi Mekanik, Jakarta: PT. Gelora Aksara
Pratama.
http://www.calce.umd.edu/general/facilities/hardness_ed_.htm
http://www.geology.csupomona.edu/alert/mineral/hardness.htm
http://www.gordonengland.co.uk/hardness.htm
Tim Laboratorium metalurgi, 2009, Panduan Praktikum Laboratorium
Metalurgi II, Cilegon: FT. Untirta.
___________________________________________________________________________
_______________
LAMPIRAN
Lampiran I. Perhitungan
Tabel 2. Data hasil percobaan uji tarik
Benda
Uji
T
Standar
WIRE
2.2
So
200
Fy
Fm
YS
TS
%EL
1384.
5
364.6
4
365.30
3
23.28%
=
46.567
6
50
PLATE
Lo
0.3
6
=
25.541
9
25%
82
2735 2735.
.5
8
303.9
4
303.92
51.083
%
64%
Keterangan :
T : Tebal Sampel Uji
YS
: Yield strength
TS
: Tensile strength
% EL : % elongation
Lo : Gage Length
LI
: Perpanjangan
1. Logam Kawat
Gage Length: Lo = (d/4)2= 3,79 mm2
Yield Strength: YS = Fy/So = 1382/3,79 = 364,64N/mm 2
Tensile Strength: TS = Fm/So = 1384,5/3,79 = 365,303 N/mm2
Elongation: % EL = {(L1 L0) : L0} x 100 % = 23,28%
1. Logam pelat
Gage Length: Lo = 9 mm2
Yield Strength: YS = Fy/Lo = 2735.5/9 = 303,94 N/mm 2
Tensile Strength: TS = Fm/Lo = 2735.8/9=303.92 N/mm 2
Elongation: % EL = {(L1 L0) : L0} x 100 % = 51.083%
Lampiran II. Jawaban pertanyaan
1. Buat grafik hasil uji tarik, hubungan antara kekuatan () dengan
regangan
()
dari
data
hasil
pengujian
tarik
untuk specimen berdiamerer 1,5 inch berikut :
Tabel II.1 Data Hasil Pengujian Tarik
Load (lb)
2.000
1000
2.001
3000
2.003
5000
2.005
7000
2.007
7500
2.030
7900
2.080
8000
2.120
8000 (Max)
2.106
7600 (fract)
2.205
Jawab :
Kuat luluh
Jawab :
Keuletan
Keuletan bisa terbaca dari besarnya daerah elastis dan plastas, serta dari
patahan yang terjadi pada material. Dan dari persentase elongasinya.
Ketangguhan