Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah Swt yang telah memberikan kesempatan kepada
saya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah pengembangan sumber daya manusia ini
dengan tepat waktu. Tak lupa pula salawat serta salam kita kirimkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad Saw yang telah membawa kita dari alam kegelapan ke alam yang terang
benderang. Saya menyadari bahwa bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan maka
dari itu kritik dan saran dari pembaca sangat saya butuhkan. Semoga makalah ini dapat
berguna bagi pembaca

PENULIS

Makassar, 13 April 2016

Page 1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................2
BAB I
PENDAHULUAN.....................................................................................................
A. Analisis situasi masyarakat...........................................................................7
BAB II ISI
A.
B.
C.
D.
E.
F.

Sejarah produksi minas sinjai......................................................................10


Permasalahan mitra......................................................................................11
Solusi yang di tawarkan................................................................................11
Target luaran..................................................................................................11
Foto-Foto.........................................................................................................13
Lampiran peta lokasi wilayah mitra.............................................................14

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................15

MINUMAN KHAS SINJAI UNTUK PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT SINJAI

BAB 1. PENDAHULUAN
Page 2

A. Analisis Situasi Masyarakat


Kabupaten Sinjai adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia.
Ibu kota kabupaten ini terletak di Balangnipa. Balangnipa atau Kota Sinjai berjarak sekitar
220 km dari Kota Makassar. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 819,96 km2 dan
berpenduduk sebanyak kurang lebih 228.879 jiwa.
Kabupaten Sinjai mempunyai nilai historis tersendiri, dibanding dengan kabupaten-kabupaten
yang di Provinsi Sulawesi Selatan. Dulu terdiri dari beberapa kerajaan-kerajaan, seperti
kerajaan yang tergabung dalam federasi Tellu Limpoe dan Kerajaan kerajaan yang
tergabung dalam federasi Pitu Limpoe.
Tellu limpoe terdiri dari kerajaan-kerajaan yang berada dekat pesisir pantai yakni Kerajaan
yakni Tondong, Bulo-bulo dan Lamatti, serta Pitu Limpoe adalah kerajaan-kerajaan yang
berada di daratan tinggi yakni Kerajaan Turungen, Manimpahoi, Terasa, Pao, Manipi, Suka
dan Bala Suka.
Watak dan karakter masyarakat tercermin dari system pemerintahan demokratis dan
berkedaulatan rakyat. Komunikasi politik di antara kerajaan-kerajaan dibangun melalui
landasan tatanan kesopanan Yakni Sipakatau yaitu Saling menghormati, serta menjunjung
tinggi nilai-nilai konsep Sirui Menre Tessirui No yakni saling menarik ke atas, pantang
saling menarik ke bawah, mallilu sipakainge yang bermakna bila khilaf saling mengingatkan.
Sekalipun dari ketiga kerajaan tersebut tergabung ke dalam Persekutuan Kerajaan Tellu
LimpoE namun pelaksanana roda pemerintahan tetap berjalan pada wilayahnya masingmasing tanpa ada pertentangan dan peperangan yang terjadi di antara mereka.
Bila ditelusuri hubungan antara kerajaan-kerajaan yang ada di kabupaten Sinjai pada masa
lalu, maka nampaklah dengan jelas bahwa ia terjalin dengan erat oleh tali kekeluargaan yang
dalam Bahasa Bugis disebut SIJAI artinya sama jahitannya.
Hal ini diperjelas dengan adanya gagasan dari LAMASSIAJENG Raja Lamatti X untuk
memperkokoh bersatunya antara kerajaan Bulo-Bulo dan Lamatti dengan ungkapannya
"PASIJA SINGKERUNNA LAMATI BULO-BULO" artinya satukan keyakinan Lamatti
dengan Bulo-Bulo, sehingga setelah meninggal dunia dia digelar dengan PUANTA
MATINROE RISIJAINA.
Eksistensi dan identitas kerajaan-kerajaan yang ada di Kabupaten Sinjai pada masa lalu
semakin jelas dengan didirikannya Benteng pada tahun 1557. Benteng ini dikenal dengan
nama Benteng Balangnipa, sebab didirikan di Balangnipa yang sekarang menjadi Ibukota
Kabupaten Sinjai. Disamping itu, benteng ini pun dikenal dengan nama Benteng Tellulimpoe,
karena didirikan secara bersama-sama oleh 3 (tiga) kerajaan yakni Lamatti, Bulo-bulo, dan
Tondong lalu dipugar oleh Belanda melalui perang Manggarabombang.
Agresi Belanda tahun 1559 1561 terjadi pertempuran yang hebat sehingga dalam sejarah
dikenal nama Rumpana Manggarabombang atau perang Mangarabombang, dan tahun 1559
Benteng Balangnipa jatuh ke tangan belanda.
Page 3

Tahun 1636 orang Belanda mulai datang ke daerah Sinjai. Kerajaan-kerajaan di Sinjai
menentang keras upaya Belanda untuk mengadu domba menentang keras upaya Belanda
untuk memecah belah persatuan kerajaan-kerajaan yang ada di Sulawesi Selatan. Hal ini
mencapai puncaknya dengan terjadinya peristiwa pembunuhan terhadap orang-orang Belanda
yang mencoba membujuk Kerajaan Bulo-Bulo untuk melakukan perang terhadap kerajaan
Gowa. Peristiwa ini terjapada tahun 1639. Hal ini disebabkan oleh rakyat Sinjai tetap
berpegang teguh pada PERJANJIAN TOPEKKONG. Tahun 1824 Gubernur Jenderal Hindia
Belanda VAN DER CAPELLAN datang dari Batavia untuk membujuk I CELLA ARUNG
( PUANG CELLA MATA) Bulo-Bulo XXI agar menerima perjanjian Bongaya dan
mengizinkan Belanda Mendirikan Loji atau Kantor Dagang di Lappa tetapi ditolak dengan
tegas.
Tahun 1861 berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sulawesi dan Daerah, takluknya wilayah
Tellulimpoe Sinjai dijadikan satu wilayah pemerintahan dengan sebutan Goster Districten.
Tanggal 24 Februari 1940, Gubernur Grote Gost menetapkan pembangian administratif untuk
daerah timur termasuk residensi Celebes, di mana Sinjai bersama-sama beberapa kabupaten
lainnya berstatus sebagai Onther Afdeling Sinjai terdiri dari beberapa adats Gemenchap, yaitu
Cost Bulo-bulo, Tondong, Manimpahoi, Lamatti West, Bulo-bulo, Manipi dan Turungeng.
Pada masa pendudukan Jepang, struktur pemerintahan dan namanya ditatah sesuai dengaan
kebutuhan Bala Tentara Jepang yang bermarkas di Gojeng.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan 1945 yakni tanggal 20 Oktober 1959 Sinjai resmi menjadi
sebuah kabupaten berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 1959.
Dan pada tanggal 17 Februari 1960 Abdul Lathief dilantik menjadi Kepala Daerah Tingak II
Sinjai yang Pertama.
Hingga saat ini Kabupaten Sinjai telah dinahkodai oleh 8 (delapan) orang putra terbaik dan
saat ini Kabupaten Sinjai dipimpin oleh Bapak H. Sabirin Yahya, S.Sos.

Motto : Sinjai Bersatu


Sinjai Bersatu adalah motto Kabupaten Sinjai. Motto ini memiliki makna yang dalam dan
merupakan harapan, tekad serta keinginan masyarakat Sinjai. Motto ini juga menggambarkan
keinginan masyarakat Sinjai untuk membangun dan mempertahankan kebersamaan,
persatuan dan kesatuan serta sebagai sumber inspirasi dan motivasi dalam pembangunan
daerah pada berbagai aspeknya. Sinjai Bersatu juga merupakan dua kata yang dirangkai dari
kata Sinjai yang menunjukkan bumi dan masyarakat Sinjai, sedangkan BERSATU selain
makna dan harapan menunjukkan keinginan untuk membangun dan mempertahankan
kebersamaan, persatuan kesatuan, juga memiliki makna khusus dalam bentuk huruf yang
merangkainya kata BERSATU yaitu :

Huruf B = Bersih

Bersih hati dan niat untuk bersatu padu memajukan bangsa dan daerah serta bersih
untuk mementingkan kelompok dan diri sendiri.
Page 4

Bersih pikiran dari hal-hal yang negatif dan dapat merugikan orang lain, dan
sebaliknya selalu berfikir kreatif dan produktif.

Bersih lingkungan dalam arti masyarakat Sinjai cinta dan bertekad untuk mewujudkan
Sinjai yang bersih dari sampah, polusi dan limpah.

Huruf E = Elok
Masyarakat Sinjai ialah masyarakat yang memiliki keramahtamahan, bersahabat serta
mendambakan lingkungan sekitar yang asri, cantik sehingga elok dipandang mata baik lahir
maupun batin.
Huruf R = Rapi
Bahwa apa yang telah bersih dan Rapi itu perlu tetap terpelihara secara berkesinambungan,
dapat lebih tertata rapi dan apik. Untuk itu perlu pula adanya kebersatuan masyarakat berupa
organisasi kecil yang rapi pula baik ditingkat Dasa Wisma atau RT dan RW yang
bertanggungjawab mengatur dan menjaga kerapian setiap tenpat atau lokasi yang telah
ditetapkan bersama.
Huruf S = Sehat
Karena masyarakat sudah bersatu hati, pikiran dan gerakan untuk hidup bersih, elok dan rapi,
maka dengan sendirinya akan terciptalah masyarakat yang sehat. Sehat dalam arti yang
sebenarnya yaitu sehat jiwa dan mentalnya, sehat fisik dan tubuhnya serta sehat pergaulan
lingkungan sosialnya. Maka bila masih ada anggota masyarakat yang belum mampu hidup
sehat dan perlu bantuan biaya pengobatan dan lain-lain maka masyarakat haruslah bersatu
untuk membantu melalui pengumpulan Dana Sehat Masyarakat Sinjai, yang dalam awal
tahun ini dikembangkan menjadi program Jaminan Kesehatan Daerah (JAMKESDA).
Huruf A = Aman
Aman adalah sebuah kata yang paripurna dalam aktivitas sosial kemasyarakatan, sebab
meskipun masyarakat hidup sehat dalam arti yang utuh, tanpa rasa aman maka itu tidak
berarti apa-apa, karena itu kata ini tidaklah dipilih sekadar simbol tetapi ia menjadi komitmen
sebagai bentuk jaminan pemerintah dan masyarakat untuk selalu memelihara, menjaga dan
selalu berupaya untuk menciptakan rasa aman itu, mulai dari lingkungan terkecil sekalipun.
Huruf T = Tekun
Tekun atau ketekunan adalah suatu semangat atau roh yang ada dan terus dipelihara oleh
individu-individu dalam masyarakat Sinjai, karena hanya dengan melalui ketekunan itulah
semua upaya dan cita-cita baik secara pribadi ataupun bersama-sama (bersinergi) diyakini
dapat diwujudkan. Karena itu ketekunan identik dengan kerja keras. Semangat inilah yang
selama ini terpelihara sebagai warisan kearifan dari para pendahulu dengan motto : RESOPA
TE MANGINGI MALOMO NALETEI PAMMASE DEWATA. (Hanya dengan kerja keras
mudah mendapatkan rahmat dan berkah dari Tuhan Yang Maha Kuasa)
Huruf U = Unggul
Page 5

Memasuki era kompetisi saat ini dan yang akan datang, maka kata unggul atau keunggulan
itu adalah merupakan suatu keharusan yang harus diciptakan sebagai kekuatan baru agar tetap
survive. Menjadi suatu keyakinan bersama bahwa jika masyarakat hidup sehat dalam suasana
aman dan tekun dalam bekerja dan belajar akan melahirkan inovasi-inovasi baru, yang
nantinya menjadi embrio dari suatu keunggulan. Unggul tentunya tidak dalam segala hal,
sebab juga diyakini oleh pemerintah dan masyarakat memiliki keterbatasan-keterbatasan di
luar kendalinya. Tetapi yang pasti bahwa keunggulan yang diinginkan adalah unggul atau
cerdas dalam mengelola potensi sumber daya yang dimilikinya. SINJAI BERSATU sebagai
motto, kini telah menjadi semacam brand image masyarakat dan pemerintah. Untuk
menyebut kata Sinjai misalnya, dalam wacana-wacana tertentu sebagai penggugah semangat,
tidaklah lengkap tanpa kata BERSATU.

Iklim
Sepanjang tahun, daerah ini termasuk beriklim sub tropis, yang mengenal 2 (dua) musim,
yaitu musim penghujan pada periode April - Oktober , dan musim kemarau yang berlangsung
pada periode Oktober-April. Selain itu ada 3 (tiga) type iklim (menurut Schmidt &
Fergusson) yang terjadi dan berlangsung di wilayah ini, yaitu iklim type B2, C2, D2 & type
D3.

Zona dengan iklim type B2 di mana bulan basah berlangsung selama 7 - 9 bulan
berturut turut , sedangkan bulan kering berlangsung 2 4 bulan sepanjang tahun.
Penyebarannya meliputi sebagian besar wilayah Kecamatan Sinjai Timur & Sinjai
Selatan .

Zona dengan iklim type C2, dicirikan dengan adanya bulan basah yang berlangsung
antara 5 6 bulan, sedangkan bulan keringnya berlangsung selama 3 5 bulan
sepanjang tahun. Penyebarannya meliputi sebagian kecil wilayah Kecamatan. Sinjai
Timur , Sinjai Selatan & Sinjai Tengah

Zona dengan iklim type D2, mengalami bulan basah selama 3 4 bulan & bulan
keringnya berlangsung selama 2 3 bulan. Penyebarannya meliputi wilayah bag.
Tengah Kabupaten Sinjai , yaitu sebagian kecil wilayah Kecamatan Sinjai Tengah,
Sinjai Selatan & Sinjai Barat.

Zona dengan iklim type D3, bercirikan dengan berlangsungnya bulan basah antara 3
4 bulan ,& bulan kering berlangsung antara 3 5 bulan . Penyebarannya meliputi
sebagian wilayah Kecamatan. Sinjai Barat, Sinjai Tengah & Sinjai Selatan

Dari keseluruhan type iklim yang ada tersebut , Kabu paten Sinjai mempunyai curah hujan
berkisar antara 2.000 - 4.000 mm / tahun, dengan hari hujan yang bervariasi antara 100 160
hari hujan / tahun.
Kelembaban udara rata-rata, tercatat berkisar antara 64 - 87 persen, dengan suhu udara ratarata berkisar antara 21,1oC - 32,4oC.

Page 6

Demografi
Hasil Sensus Penduduk 2010, penduduk Kabupaten Sinjai berjumlah 228.879 jiwa. Dengan
Kepadatan penduduk 286 jiwa/km dan laju pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun 0,79
persen/tahun. 99% penduduk Kabupaten Sinjai memeluk agama Islam. Berikut adalah
penduduk Kabupaten Sinjai, per Kecamatan Tahun 2010 :
1. Kecamatan Sinjai Barat : 22.985 jiwa
2. Kecamatan Sinjai Borong : 15.901 jiwa
3. Kecamatan Sinjai Selatan : 37.055 jiwa
4. Kecamatan Tellu Limpoe : 31.448 jiwa
5. Kecamatan Sinjai Timur : 28.971 jiwa
6. Kecamatan Sinjai Tengah : 25.966 jiwa
7. Kecamatan Sinjai Utara : 43.467 jiwa
8. Kecamatan Bulupoddo : 15.681 jiwa
9. Kecamatan Pulau Sembilan : 7.405 jiwa

Ekonomi
Pertanian
Pertanian yang menonjol dari kabupaten Sinjai adalah lada dan coklat. Lada tumbuh hampir
di semua kecamatan kecuali di kecamatan Pulau Sembilan. Luas areal tanamnya mencapai
3.249 hektare dengan jumlah produksi 2.380 per tahun. Sedangkan coklat atau kakao tumbuh
hampir di semua kecamatan dengan luas area tanam 4.178 hektare dan hasil panen per tahun
mencapai 2.129 ton. Sinjai mengkespor coklat-coklat ini ke Eropa.

Kondisi geografis
Sinjai secara geografis terdiri atas dataran rendah di kecamatan Sinjai Utara, Tellu Limpoe
dan Sinjai Timur. Selanjutnya daerah dataran tinggi dimulai dari Sinjai Barat, Sinjai Tengah,
Sinjai Selatan dan Sinjai Borong. Sedangkan kecamatan terunik adalah kecamatan Pulau
Sembilan berupa hamparan 9 pulau yang berderet sampai mendekati Pulau Buton.
Kabupaten Sinjai terletak di bagian pantai timur Provinsi Sulawesi Selatan yang berjarak
sekitar 223 km dari kota Makassar. Posisi wilayahnya berbatasan dengan Kabupaten Bone
(bagian Utara), Teluk. Bone (bagian Timur), Kabupaten Bulukumba (di bagian Selatan) dan
Page 7

Kabupaten Gowa (di bagian Barat) . Luas wilayahnya berdasarkan data yang ada sekitar
819,96 km2 (81.996 ha).

Daftar Kecamatan
Secara administratif, Kabupaten Sinjai mencakup 9 (sembilan) kecamatan, 13 kelurahan dan
67 desa, yaitu:
1. Kecamatan Sinjai Utara, 6 kelurahan
2. Kecamatan Sinjai Timur, 1 kelurahan dan 12 desa
3. Kecamatan Sinjai Tengah, 1 kelurahan dan 10 desa
4. Kecamatan Sinjai Barat, 2 kelurahan dan 7 desa
5. Kecamatan Sinjai Selatan, 1 kelurahan dan 10 desa
6. Kecamatan Sinjai Borong, 1 kelurahan dan 7 desa
7. Kecamatan Bulupoddo, 7 desa
8. Kecamatan Tellu Limpoe, 1 kelurahan dan 10 desa
9. Kecamatan Pulau Sembilan, 4 desa yang merupakan wilayah kepulauan
Nilai Budaya
Nilai-nilai yang dikembangkan adalah nilai-nilai luhur yang berkembang dan menjadi
harapan masyarakat Sinjai serta nilai-nilai yang diadopsi dari prinsip-prinsip
penyelenggaraan kepemerintahan yang baik (good governance) yakni :

Siruimenretessirui no,Mali Sipareppe, Malilu Sipakainge. Kalimat ini mengandung


nilai dan semangat persatuan, kebersamaan, kesetiakawanan untuk saling mendukung
dan saling mengingatkan.

Sipakatau. Saling menghormati antara satu dengan yang lain sebagai wujud
pengakuan atas kesederajatan manusia ciptaan Tuhan

Lempu (jujur) Getteng (tegas, berani dan kuat dalam pendirian), Ada Tongeng
(berpegang pada kebenaran), Temmappasilaingeng (berlaku adil pada semua pihak)
Page 8

Kesetaraan. Memberikan peluang yang sama kepada setiap anggota masyarakat untuk
meningkatkan kesejahteraannya

Akuntabilitas. Setiap keputusan, kebijakan dan kegiatan yang dilaksanakan harus


dapat dipertanggungjawabkan dengan baik

Transparansi. Menciptakan kepercayaan timbal balik antara pemerintah dan


masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjaminkemudahan dalam
memperoleh informasi yang akurat dan memadai

Efektif dan efisien. Menjamin terselenggaranya pelayanan masyarakat dengan


menggunakan sumber daya yang tersedia secara optimal dan bertanggungjawab

Partisipatif Mendorong setiap warga untuk menyampaikan pendapat dalam


pengambilan keputusan bagi kepentingan masyarakat baik secara langsung maupun
tidak langsung

Religiusitas. Seluruh aktivitas Pemerintah Daerah, DPRD, swasta dan masyarakat


dilandasi dengan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan daerah.

BAB II ISI
A.Sejarah Produksi Minas Sinjai
Minas atau Irex, namanya mungkin agak-agak seram karena dikira minuman
keras atau obat kuat. Padahal tidak seseram itu, bahkan rasanya sangat gurih.
Sinjai adalah salah satu kabupaten di sebelah timur kota Makassar, Sulawesi selatan terkenal
dengan kota Seribu Mesjid, terutama Kabupaten Sinjai. Sebagian bahkan hampir seluruh
penduduk kabupaten Sinjai meyakini dan menjadikan islam sebagai agamanya. Oleh sebab
itu minuman yang mengandung alkohol sangat dilarang di Sinjai. Peraturan mengenai
larangan mengkonsumsi Miras (minuman keras) sudah ada dan jelas mengikat semua
golongan di daerah setempat. Dampaknya adalah nelayan yang sebagian besar kerjanya di
laut merasa sangat sulit untuk mendapat minuman hangat dan beralkohol serta penambah
tenaga, sehingga dibuatlah minuman khas dari Sinjai sebagai minuman pengganti minuman
keras (Miras) yaitu Minas (Minuman Asli Sinjai). Selain pengganti minuman beralkohol,
Minas juga memiliki efek memulihkan dan penambah tenaga sebelum maupun setelah
bekerja. Sehingga aman dikonsumsi dari remaja hingga dewasa. Cara pembuatan Minas
sendiri cukup mudah dan praktis. Bahan-bahan yang dibutuhkan antara lain tape singkong,
susu, telur, air kelapa, madu, tuak tidak terlalu banyak, buah-buahan sebagai perasa alami
seperti durian dan buah-buahan lainnya. Semua bahan dicampur dan dihaluskan secara
Page 9

manual atau bisa menggunakan blender kemudian disimpan dilemari es atau freezer, dan
minuman siap dikonsumsi. Untuk mudah dibawa, minuman khas Sinjai dimasukkan dalam
botol plastik. Untuk sekedar membuat 10 botol Minas membutuhkan kurang lebih 15
kilogram tape singkong. Masa pembuatan minuman ini mengikuti musim, karena aroma
Minas menyesuaikan dengan musim. Apabila sedang musim durian, maka minuman ini akan
terasa beraroma buah durian. Selain beberapa kelebihan yang disebutkan diatas, Minas masih
mempunyai kelemahan. Minuman khas Sinjai ini tidak bertahan lama, hanya dapat bertahan
kurang lebih selama 7 hari atau satu minggu bila disimpan dalam lemari es atau freezer.
Masalahnya adalah Minas tidak dapat diawetkan, Sehingga minuman khas Sinjai ini paling
enak dinikmati pada malam hari saat suasana dalam keadaan dingin, sebagai minuman
penghangat dihabiskan langsung. Menikmati Minas (Minuman Khas Sinjai) paling cocok saat
makan bersama ikan bakar. Satu lagi, minas hanya ditemukan di Kota Sinjai saja dan cukup
jarang ditemukan, di kota-kota lain tidak tersedia.
B. PERMASALAHAN MITRA

Belum maksimalnya pemasaran minas di seluruh wilayah khususnya sulawesi selatan


Minas tidak dapat bertahan lama (hanya sampai 7 hari)

C. SOLUSI YANG DITAWARKAN


1. Kerja sama dengan pemerintah untuk memasarkan minas di seluruh wilayah
khususnya sulawesi selatan
2. Pelatihan tentang cara pembuatan minas yang baik serta lebih mengkreasikan dari
yang sebelumnya

D. TARGET LUARAN
1. Pemasaran minas di seluruh daerah khususnya sulawesi selatan
maka diharapkan mitra mampu melakukan kerja sama yang baik dengan pemerintah
agar membantu dalam pemasaran produk minas di seluruh wilayah khususnya sulawesi
selatan
2. Pelatihan tentang cara pembuatan minas yang baik serta lebih mengkreasikan dari
yang sebelumnya, mitra diharapkan mampu membuat minas dengan baik dan
mengetahui cara-cara baru untuk membuat minas tampil beda dari yang sebelumnya

Page 10

E.Foto-Foto

Page 11

Page 12

F.Lampiran Peta Lokasi Wilayah Mitra

Page 13

DAFTAR PUSTAKA
1.

^"Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Diakses tanggal 201302-15.

2.

^ Kalbu, Tyas Ing. "Kabupaten Sinjai: Saatnya Duduk Bersama


Perbaiki Infrasturktrur". Kompas, 19 Maret2009, halaman 39

Page 14

Anda mungkin juga menyukai