Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah, puji syukur selalu kita panjatkan atas
kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan saya kesempatan, kemampuan, kekuatan, keberkahan,
orang tua, ilmu,guru, dan sahabat kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang
“KERAJAAN SELAPARANG dan KERAJAAN BIMA” dengan baik meskipun masih banyak
kekurangandidalamnya. Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna bagi saya dan teman
teman yang lain untuk menambah wawasan tentang “KERAJAAN SELAPARANG dan KERAJAAN
BIMA”. Saya juga menyadari bahwa didalam makalah ini terdapat banyak kekurangan, oleh sebab itu
saya berharap adanya kritikan, saran dan usulan apabila ada kekurangan, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya. Sekiranya materi ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang
yang membacanya, sebelumnya saya mohon maaf apabila ada kesalahan yang kurang berkanan dan
saya memohon kritikan dan saran yang membangun demi kebaikan di masa mendatang.
DAFTAR ISI
Kata pengantar...........................................................................................I
Daftar isi....................................................................................................II
BAB I pendahuluan...................................................................................III
A. Latar belakang..................................................................................V
B. Rumusan masalah.............................................................................V
C. Tujuan penulisan...............................................................................V
D. Manfaat............................................................................................V
BAB II Perkembangan kerajaan................................................................VI
A. Awal masuk Islam ke Nusa tenggara..................................................VI
B. Kerajaan di Nusa Tenggara................................................................VI
C. Kesultanan Bima...............................................................................VIII
D. Keruntuhan Kerajaan Nusa Tenggara.................................................IX
BAB III Kesimpulan dan Saran..................................................................X
A. Kesimpulan ......................................................................................X
B. Saran................................................................................................X
BAB I
PENDAHULUAN
1.LATAR BELAKANG MASALAH
Sejak abad ke-1 Hijriah atau abad ke-7 Masehi, kawasan Asia
Tenggara mulai Berkenalanan dengan “tradisi” Islam, meskipun frekuensinya
tidak terlalu besar.Pengenalan ini berlangsung sejalan dengan munculnya para
saudagar Muslim dibeberapa tempat di Asia Tenggara. Bukti tertua adanya
“komunitas” Muslim di Asia Tenggara adalah dua buah makam yang bertarikh
sekitar abad ke-5 Hijriah/ke-11Masehi di Pandurangga (kini Panrang, Viet Nam)
dan di Leran (Gresik, Indonesia).
Kehadiran Islam secara lebih nyata di Indonesia terjadi pada
sekitar abad ke-13Masehi, yaitu dengan adanya makam dari Sultan Malik as-
Saleh yang mangkat padabulan Ramadhan 696 Hijriah/1297 Masehi. Ini berarti
bahwa pada abad ke-13 Masehidi Nusantara sudah ada institusi kerajaan yang
bercorak Islam.
Para saudagar Muslim sudah melakukan aktivitas dagangnya sejak
abad ke-7Masehi. Beberapa kerajaan Hindu dan Buddha di Nusantara sudah
melakukan hubungan dagang dan diplomatik dengan kerajaan-kerajaan Islam
di Timur Tengah.Bukti-bukti arkeologis yang mendukung ke arah itu ditemukan
di Laut Jawa dekatCirebon. Di antara komoditi perdagangan yang asalnya dari
Timur Tengah ditemukan Indikator “keIslaman” yang berupa sebuah cetakan
tangkup (mould) yang bertulisan asma‘ul husnah.
Meskipun sebagian besar masyarakat Indonesia menganut paham
Sunni, namun Pada prakteknya saat ini di Sumatra dan Jawa menganut paham
Syi‘ah. Data arkeologis Menunjukkan bahwa Islam yang masuk ke Nusantara
berasal dari Persia melalui Gujarat, kemudian dibawa oleh para saudagar ke
Asia Tenggara, khususnya Indonesia dan Semenanjung Tanah Melayu
Sejak awal perkembangannya, Islam di Indonesia telah menerima
akomodasi budaya. Karena Islam sebagai agama memang banyak memberikan
norma-normaaturan tentang kehidupan dibandingkan dengan agama-agama
lain. Bila dilihat kaitan Islam dengan budaya, paling tidak ada dua hal yang
perlu diperjelas: Islam sebagai konsespsi sosial budaya, dan Islam sebagai
realitas budaya. Islam sebagai konsepsi budaya ini oleh para ahli sering disebut
dengan great tradition (tradisi besar),sedangkan Islam sebagai realitas budaya
disebut dengan little tradition (tradisi kecil)atau local tradition (tradisi local)
atau juga Islamicate, bidang-Bidang yang “Islamik”,Yang dipengaruhi Islam.
Tradisi besar (Islam) adalah doktrin-doktrin original Islam yang
permanen, atausetidak-tidaknya merupakan interpretasi yang melekat ketat pada
ajaran dasar. Dalamruang yang lebih kecil doktrin ini tercakup dalam konsepsi
keimanan dan syariah-hukum Islam yang menjadi inspirasi pola pikir dan pola
bertindak umat Islam. Tradisi-tradisi ini seringkali juga disebut dengan center
(pusat) yang dikontraskan dengan peri-feri (pinggiran).
Tradisi kecil (tradisi local, Islamicate) adalah realm of influence-
kawasan-kawasan yang berada di bawah pengaruh Islam (great tradition).
Tradisi local inimencakup unsur-unsur yang terkandung di dalam pengertian
budaya yang meliputikonsep atau norma, aktivitas serta tindakan manusia, dan
berupa karya-karya yang dihasilkan masyarakat.
Dalam istilah lain proses akulturasi antara Islam dan Budaya local
ini kemudian melahirkan apa yang dikenal dengan local genius, yaitu
kemampuan menyerap sambil mengadakan seleksi dan pengolahan aktif
terhadap pengaruh kebudayaan asing, sehingga dapat dicapai suatu ciptaan baru
yang unik, yang tidak terdapat di wilayah bangsa yang membawa pengaruh
budayanya. Pada sisi lain local genius memiliki karakteristik antara lain:
mampu bertahan terhadap budaya luar; mempunyai kemampuan
mengakomodasi unsur-unsur budaya luar; mempunyai kemampuan
mengintegrasi unsur budaya luar ke dalam budaya asliu; dan memiliki
kemampuan mengendalikan dan memberikan arah pada perkembangan budaya
selanjutnya.
Sebagai suatu norma, aturan, maupun segenap aktivitas masyarakat
Indonesia,ajaran Islam telah menjadi pola anutan masyarakat. Dalam konteks
inilah Islam sebagaiagama sekaligus telah menjadi budaya masyarakat
Indonesia. Di sisi lain budaya-budaya local yang ada di masyarakat, tidak
otomatis hilang dengan kehadiran Islam.Budaya-budaya local ini sebagian terus
dikembangkan dengan mendapat warna-warna Islam. Perkembangan ini
kemudian melahirkan “akulturasi budaya”, antara budaya local dan Islam.

B. RUMUSAN MASALAH
a.Bagaimana Islam bisa masuk ke Nusa Tenggara?
b.Apa nama kerajaan di Nusa Tenggara?
c.Siapa pembangun Kerajaan di Nusa Tenggara?
d.Mengapa Kerajaan di Nusa Tenggara bisa runtuh?
C. TUJUAN
a.Untuk mengetahui nama Kerajaan di Nusa Tenggara.
b.Untuk Untuk mengetahui proses masuknya Islam ke Nusa Tenggara.
c.mengetahui nama pembangun Kerajaan di Nusa Tenggara.
d.Untuk mengetahui sebab keruntuhan Kerajaan di Nusa Tenggara.
D. MANFAAT
a.Menambah wawasan tentang masuknya Islam di Nusa Tenggara.
b.Menambah pengetahuan tentang kerajaan di Nusa Tenggara yang adamaupun
yang berjaya.
c.Menambah wawasan terhadap orang yang berjasa menyebar luaskan Islamdi
Nusa Tenggara.
d.mengerti tentang keruntuhan Kerajaan di Nusa Tenggara agar tidak terjadi
keruntuhan lagi di Indonesia.

BAB II
PERKEMBANGAN KERAJAAN
A. AWAL MASUK ISLAM KE NUSA TENGGARA
Diperkirakan sejak abad ke-16 Islam hadir di daerah Nusa Tenggara
(Lombok).Islam di lombok diperkenalkan oleh Sunan Perapen (putra Sunan
Giri). Kemungkinanmasuknya Islam ke Sumbawa ini dengan melalui Sulawesi,
yaitu melalui dakwah paramubalig dari Makasar antara tahun 1540-1550.
Kemudian berkembang kerajaan Islamdi Lombok, salah satunya adalah
Kerajaan Selaparang.
B. KERAJAAN DI NUSA TENGGARA
Kerajaan Selaparang adalah salah satu kerajaan yang pernah ada di
PulauLombok. Pusat kerajaan ini pada masa lampau berada di Selaparang
(sering puladiucapkan dengan Seleparang), yang saat ini kurang lebih lebih
berada di desaSelaparang, kecamatan Swela, Lombok Timur.
Sejujurnya minim sekali yang dapat diketahui tentang sejarah
Kerajaan Selaparang, terutama sekali tentang awal mula berdirinya. Namun,
tentu saja terdapat beberapa sumber objektif yang cukup dapat dipercaya. Salah
satunya adalah kisah yang tercatat di dalam daun Lontar yang menyebutkan
bahwa berdirinya Kerajaan Selaparang tidak akan pernah bisa dilepaskan dari
sejarah masuknya atau prosespenyebaran agama Islam di Pulau Lombok.
Selaparang merupakan pusat Kerajaan Islam di Lombok. Selaparang
di bawah Pemerintahan Prabu Rangkesari. Pada masa itu Selaparang mengalami
zaman keemasan, memegang, dan lain-lain. Konon Sunan Perapen meneruskan
dakwahnya dari lombok terus ke Sumbawa. Selaparang juga mengembangkan
hubungan antara Kerajaan Gowa dan Lombok dipererat dengan cara pernikahan
seperti Pemban Selaparang, Pemban Pejanggik, dan Pemban Parwa.
Kerajaan Selaparang tergolong kerajaan yang tangguh, baik di darat
maupun dilaut. Laskar lautnya telah berhasil mengusir Belanda yang hendak
memasuki wilayahtersebut sekitar tahun 1667-1668 Masehi. Namun demikian,
Kerajaan Selaparang harus merelakan salah satu wilayahnya dikuasai Belanda,
yakni Pulau Sumbawa, karena lebih dahulu direbut sebelum terjadinya
peperangan laut. Di samping itu, laskar lautnyapernah pula mematahkan
serangan yang dilancarkan oleh Kerajaan Gelgel (Bali) dari arah barat.
Selaparang pernah dua kali terlibat dalam pertempuran sengit melawan
Kerajaan Gelgel, yakni sekitar tahun 1616 dan 1624 Masehi, akan tetapi kedua-
duanyadapat ditumpas habis, dan tentara Gelgel dapat ditawan dalam jumlah
yang cukup besar pula.
Setelah pertempuran sengit tersebut, Kerajaan Selaparang mulai
menerapkan kebijaksanaan baru untuk membangun kerajaannya dengan
memperkuat sektoragraris. Maka, pusat pemerintahan kerajaan kemudian
dipindahkan agak ke pedalaman,di sebuah dataran perbukitan, tepat di desa
Selaparang sekarang ini. Dari wilayah kotayang baru ini, panorama Selat Alas
yang indah membiru dapat dinikmati dengan latarbelakang daratan Pulau
Sumbawa dari ujung utara ke selatan dengan sekali sapuanpandangan. Dengan
demikian, semua gerakan yang mencurigakan di tengah lautan akan segera
dapat diketahui. Wilayah ibukota Kerajaan Selaparang inipun memiliki daerah
bagian belakang berupa bukit-bukit persawahan yang dibangun dan ditata rapi,
bertingkat-tingkat hingga ke hutan Lemor yang memiliki sumber mata air yang
melimpah.
Berbagai sumber menyebutkan, bahwa setelah dipindahkan, Kerajaan
Selaparang mengalami kemajuan pesat. Sebuah sumber mengungkapkan,
Kerajaan Selaparang dapat mengembangkan kekuasaannya hingga ke Sumbawa
Barat. Disebutkan pula bahwa seorang raja muda bernama Sri Dadelanatha,
dilantik dengan gelar Dewa Meraja di Sumbawa Barat karena saat itu (1630
Masehi) daerah ini jugamasih termasuk ke dalam wilayah kekuasaan Kerajaan
Selaparang. Kemudiandilanjutkan oleh generasi berikutnya, yaitu sekitar
tanggal 30 November 1648 Masehi,putera mahkota Selaparang bernama
Pangeran Pemayaman dengan gelar Pemban AjiKomala, dilantik di Sumbawa
menjadi Sulthan Selaparang yang memerintah seluruhwilayah Pulau Lombok
dan Sumbawa
Setelah terjadinya Perjanjian Bongayana pada tanggal 18
November 1667,kerajaan-kerajaan yang ada di Nusa Tenggara mengalami
tekanan dari VOC. Dengankeadaan tersebut, maka pusat Kerajaan Lombok
dipindahkan ke Sumbawa pada tahun1673. Tujuan pemindahan tersebut adalah
untuk mempertahankan kedaulatankerajaan-kerajaan Islam di pulau tersebut
dengan dukungan pengaruh kekuasaanGowa. Alasan Kerajaan Lombok
dipindahkan ke Sumbawa adalah karena Sumbawadipandang lebih strategis dari
pada pusat pemerintahan di Selaparang. Disamping itujuga mengingat adanya
ancaman dan serangan dari VOC yang terjadi terus menerus.
C. KESULTANAN BIMA
Bima merupakan kerajaan Islam yang menonjol di Nusa
Tenggara.Rajanya yang pertama masuk Islam ialah Ruma Ma Bata Wadu yang
bergelar Sultan Bima I atau Sultan Abdul Khair(1611-1640).Namun, setelah
terus-menerus melakukan perlawanan terhadap intervensi politik dan monopoli
perdagangan VOC. Ketika VOC mau memperbaharui perjanjian dengan Bima
pada tahun 1668,Sultan Bima, TureliNggampo, menolaknya. ketika Tambora
merampas Kapal VOC pada 1675,rajaTambora,Kalongkong dan para
pembesarnya diharuskan menyerahkan keris-kerispusakanya kepada
Holsteijn.pada tahun 1691,ketika permaisuri Kerajaan Dompu terbunuh, Sultan
Bima ditangkap dan diasingkan ke Makassar sampai meninggal dalam Penjara.
Kerajaan-kerajaan di Lombok,Sumbawa,Bima,dan lainnya selama abad XVIII
dan akhir abad itu terus melakukan pemberontakan dan peperangan karena
pihak VOCsenantiasa mencampuri urusan pemerintahan kerajaan-kerajaan
tersebut, bahkan menangkapi dan mengasingkan raja-raja yang melawan.
Pembicaraan mengenai sejarah Kesultanan Bima abad XIX dapat
diperkaya olehgambaran terperinci dalam Syair Kerajaan Bima yang menurut
telaah filologi HenriChambert-Loir diperkirakan dikarang sebelum tahun 1833,
sebelum Raja Bicara abdulNabi meletakan Jabatan dan digantikan oleh
Putranya. Syair itu dikarang oleh KhatibLukman,barang kali pada tahun
1830.Syair itu ditulis dengan huruf Jawa dan berbahasa Melayu.Syair itu
menceritakan empat peristiwa yang terjadi di Bima pada awal abad XIX,yaitu
letusan Gunung Tambora(1815)wafatdan pemakaman Sultan Abdul Hamidpada
mei 1819.serangan bajak laut dan Pemberontakan Sultan Ismail pada
26November 1819.
Sampai kini jejak Islam bisa dilacak dengan meneliti makam seorang
mubalighasal Makassar yang terletak di kota Bima. Begitu juga dengan makam
Sultan Bima yang pertama kali memeluk Islam. Bisa disebut, seluruh penduduk
Bima adalah para Muslim sejak mula.Selain Sumbawa, Islam juga masuk ke
Lombok. Orang-orang Bugis datang keLombok dari Sumbawa dan mengajarkan
Islam di sana. Hingga kini, beberapa kata disuku-suku Lombok banyak
kesamaannya dengan bahasa Bugis.

D. KERUNTUHAN KERAJAAN DI NUSA TENGGARA


Sekalipun Selaparang unggul melawan kekuatan tetangga, yaitu
Kerajaan Gelgel,namun pada saat yang bersamaan, suatu kekuatan baru dari
bagian barat telah munculpula. Embrio kekuatan ini telah ada sejak permulaan
abad ke-15 dengan datangnya paraimigran petani liar dari Karang Asem (Pulau
Bali) secara bergelombang, dan selanjutnyamendirikan koloni di kawasan Kota
Mataram sekarang ini. Kekuatan itu kemudiansecara berangsur-angsur tumbuh
berkembang sehingga menjelma menjadi kerajaan kecil, yaitu Kerajaan Pagutan
dan Pagesangan yang berdiri sekitar tahun 1622 Masehi.Kerajaan ini berdiri
lima tahun setelah serangan laut pertama Kerajaan Gelgel dari BaliUtara atau
dua tahun sebelum serangan ke dua yang dapat ditumpas oleh pasukan Kerajaan
Selaparang.
Namun, bahaya yang dinilai menjadi ancaman utama dan akan
tetap muncul secara tiba-tiba adalah kekuatan asing, yakni Belanda, yang
tentunya sewaktu-waktu dapat melakukan ekspansi militer. Kekuatan dan
tetangga dekat diabaikan, karena Gelgel yang demikian kuat mampu
dipatahkan. Oleh sebab itu, sebelum kerajaan yangberdiri di wilayah
kekuasaannya di bagian barat ini berdiri, hanya diantisipasi dengan
menempatkan laskar kecil di bawah pimpinan Patinglaga Deneq Wirabangsa
Dalam upaya menghadapi masalah yang baru tumbuh dari bagian
barat itu, yakni Kerajaan Gelgel, dan Kerajaan Mataram Karang Asem, maka
secara tiba-tiba saja, salahseorang tokoh penting di lingkungan pusat kerajaan
bernama Arya Banjar Getasditengarai berselisih paham dengan rajanya, raja
Kerajaan Selaparang, soal posisi pastiperbatasan antara wilayah Kerajaan
Selaparang dan Pejanggik. Arya Banjar Getasbeserta para pengikutnya
kemudian memutuskan untuk meninggalkan Selaparang danbergabung dengan
sebuah ekspedisi militer Kerajaan Mataram Karang Asem (Bali) yangpada saat
itu sudah berhasil mendarat di Lombok Barat. Kemudian dengan
segalataktiknya, Arya Banjar Getas menyusun rencana dengan pihak Kerajaan
MataramKarang Asem untuk bersama-sama menggempur Kerajaan Selaparang.
Pada akhirnya,ekspedisi militer tersebut telah berhasil menaklukkan Kerajaan
Selaparang. Peristiwaitu terjadi sekitar tahun 1672 Masehi. Sejak saat itu,
Kerajaan Karang Asem menjadipenguasa tunggal di Lombok.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Islam masuk sekitar abad ke-16 ke daerah Nusa Tenggara (Lombok). Islam di
lombok diperkenalkan oleh Sunan Perapen (putra Sunan Giri). Kerajaan
Selaparang adalah salah satu kerajaan yang pernah ada di Pulau Lombok.
Selaparang merupakan pusat Kerajaan Islam di Lombok. Selaparang di bawah
Pemerintahan Prabu Rangkesari.Kerajaan Bima merupakan kerajaan Islam yang
menonjol di Nusa Tenggara. Rajanya yang pertama masuk Islam ialah Ruma
Ma Bata Wadu yang bergelar Sultan Bima I atau Sultan Abdul Khair(1611-
1640). Kerajaan Islam di Nusa Tenggara semakin runtuh karena kedatangan
Belanda termasuk tekanan dari VOC.
B. SARAN
Kita tidak boleh melupakan bagaimana Islam (yang sekarang sebagai agama
kita)masuk ke Indonesia. Dan kita harus bersikap lebih kritis terhadap
pembelaan negara agar negara kita tidak runtuh seperti kerajaan-kerajaan Islam
yang lampau.

Anda mungkin juga menyukai