Akasia
Acacia greggii
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Upafamili:
Bangsa:
Genus:
Plantae
Magnoliophyta
Magnoliopsida
Fabales
Fabaceae
Mimosoideae
Acacieae
Acacia
Mill.[1]
Spesies
Sekitar 1,300 spesies;
lihat Daftar spesies Akasia
Akasia (pengucapan bahasa Inggris: [ke]) adalah genus dari semaksemak dan pohon yang termasuk
dalam subfamiliMimosoideae dari familia Fabaceae, pertama kali diidentifikasi
di Afrika oleh ahli botani Swedia Carl Linnaeus tahun 1773. Banyak spesies Akasia
non-Australia yang cenderung berduri, sedangkan mayoritas Akasia Australia tidak.
Akasia adalahtumbuhan polong, dengan getah dan daunnya biasanya mempunyai
bantalan tannin dalam jumlah besar. Nama umum ini berasal dari (akakia),
nama yang diberikan oleh dokter-ahli botani Yunani awal Pedanius
Dioscorides (sekitar 40-90Masehi) untuk pohon obat A. nilotica dalam
bukunya Materia Medica.[2] Nama ini berasal dari kata bahasa Yunani karena
karakteristik tanaman Akasia yang berduri, (akis, "duri").[3] Nama
spesies nilotica diberikan oleh Linnaeus dari jajaran pohon Akasia yang paling
terkenal di sepanjang sungai Nil.
Akasia juga dikenal sebagai pohon duri, dalam bahasa Inggris disebut whistling
thorns ("duri bersiul ") atau Wattles,atauyellow-fever acacia ("akasia demam kuning")
dan umbrella acacias ("akasia payung").
Sampai dengan tahun 2005, ada diperkirakan sekitar 1.300 spesies akasia di seluruh
dunia, sekitar 960 dari mereka adalah flora asli Australia, dengan sisanya tersebar di
daerah tropis ke daerah hangat dan beriklim sedang dari kedua belahan bumi,
termasuk Eropa, Afrika, Asia selatan, dan Amerika . Namun, genus ini kemudian
dibagi menjadi lima, dengan nama Acaciahanya digunakan untuk spesies Australia,
dan sebagian besar spesies di luar Australia dibagi menjadi Vachellia danSenegalia.
Daftar isi
[sembunyikan]
1.1 Bunga-bunga
1.3 Dedaunan
1.5 Biji
1.6 Dedurian
1.7 Pohon
1.8 Kayu
2 Lihat pula
3 Referensi
4 Referensi
5 Pranala luar
Acacia greggii
Acacia aneura
Acacia catechu
Acacia baileyana
Acacia berlandieri
Acacia confusa
Acacia covenyi
Acacia dealbata
Acacia denticulosa
Acacia drummodii
Acacia heterophylla
Acacia longifolia
Acacia dealbata
Acacia decurrens
Acacia erioloba
Acacia catechu
Acacia aneura
Acacia catechu
Acacia confusa
Acacia constricta
Acacia dealbata
Acacia heterophylla
Acacia melanoxylon
Acacia baileyana
Acacia berlandieri
Acacia confusa
Acacia constricta
Acacia cyclops
Acacia dealbata
Acacia decurrens
Acacia farnesiana
Acacia greggii
Acacia longifolia
Acacia mearnsii
Acacia melanoxylon
Acacia pycnantha
Acacia rigidula
Acacia tortuosa
Acacia catechu
Acacia collinsii
Acacia cornigera
Acacia horrida
Acacia aneura
Acacia berlandieri
Acacia confusa
Acacia constricta
Acacia dealbata
Acacia heterophylla
Acacia koa
Acacia leprosa
Acacia seyal
Acacia koa
Acacia heterophylla
Acacia schaffneri
AKASIA
Akasia-Dari hasil listing Sensus Pertanian 2003 menunjukkan bahwa di Indonesia tercatat sekitar
1,2 juta rumah tangga yang mengusai tanaman akasia dengan populasi pohon yang dikuasai
mencapai 32,02 juta pohon atau rata-rata penguasaan per rumah tangganya sebesar 27,24 pohon.
Dari total sebanyak 32,02 juta pohon akasia , sekitar 12,06 juta pohon atau 37,69 persen
diantaranya
adalah
merupakan
tanaman
akasia
yang
siap
tebang.Akasia
Akasia-Apabila diamati lebih lanjut, ternyata tanaman akasia lebih banyak di tanam di Jawa
yaitu mencapai 22,61 juta pohon atau sekitar 70,62 % dari total populasi pohon di Indonesia,
sedangkan sisanya sekitar 9,41 juta pohon (29,38 %) berada di luar Jawa. Tanaman akasia di
Jawa terkonsentrasi di empat propinsi berturut-turut adalah di Jawa Timur (21,59 %), Jawa Tengah
(19,69 %), Jawa Barat (13,86 %) dan D.I Yogyakarta (12,21 %), sementara di Luar Jawa di
Sumatera Selatan (7,20 %) dan Lampung (5,04 %). Meskipun persentase jumlah rumah tangga
yang menguasai tanaman akasia di Jawa jauh lebih besar dibanding di Luar Jawa yaitu mencapai
75,85 persen dari total Indonesia, tetapi rata-rata pengusaan tanaman per rumah tangga di Jawa
hanya sekitar 25,36 pohon lebih rendah dibanding dengan rata-rata pengusaan per rumah tangga
di Luar Jawa yang mencapai 33,14 pohon. Demikian juga dengan kondisi tanaman, di Jawa
persentase tanaman akasia yang siap tebang terhadap total jumlah pohon seluruhnya hanya 34,19
persen
sedangkan
di
Luar
Jawa
persentasenya
mencapai
46,12
persen.
Akasia-Rumah tangga pertanian tanaman akasia di Indonesia pada tahun 2003 tercatat
sebanyak 234,93 ribu dengan populasi pohon yang diusahakan sebanyak 18,07 juta. Dari 234,93
ribu rumah tangga pertanian akasia, sekitar 83,40 persen (195,94 ribu) rumah tangga berdomisili di
Jawa, sedangkan sisanya sekitar 38,99 ribu di Luar Jawa. Populasi pohon yang diusahakan
mencapai 18,07 juta, sekitar 46,98 persen atau 8,49 juta pohon diantaranya merupakan tanaman
yang siap tebang. Di Jawa populasi pohon yang diusahakan mencapai 13,71 juta dengan kondisi
tanaman yang siap tebang sebanyak 5,56 juta pohon, sementara di Luar Jawa populasi pohon
yang diusahakan hanya sekitar 4,36 juta dimana sekitar 2,93 juta pohon tanaman yang siap
tebang.Akasia
http://petanitangguh.blogspot.com/2010/02/akasia.html
Ciri tanaman ini adalah bentuk batangnya bulat lurus , bercabang banyak
(simpodial), berkulit tebal agak kasar, dan kadang beralur kecil dengan warna
cokelat muda. Pohon yang dewasa tingginya dapat mencapai 30 m dengan
diameter batang mencapai lebih dari 75 cm. Tajuknya menyerupai kerucut
sampai lonjong. Sewaktu tanaman masih muda ( dalam persemaian) memiliki
daun majemuk ganda. Sedangkan setelah dewasa muncul daun semu tunggal
(phyllodia). Lebar daun di bagian tengah antara 4-10 cm dengan panjang
antara 10-26cm. Pada umur 2 tahun tanaman ini sudah mulai berbunga dan
berbuah. Akan tetapi biji yang dihasilkan belum layak menjadi sumber benih.
Buah yang baik untuk dijadikan benih berasal dari tanaman yang telah
berumur minimal 5 tahun atau lebih. Musim bungan terjadi antara bulan
Maret-April sehingga buah akan masak antara bulan September-Oktober.
Acacia auriculiformis yang bernama daerah akor atau ori akor penyebaran
alaminya meliputi Australia, Maluku, dan Irian Jaya. Dapat tumbuh pada
tanah yang kurag subur dengan curah hujan tahunan 1 080-2 100 mm.
Ketinggian tempat yang ideal untuk tanaman ini berkisar antara 0-400 m dpl.
Pada umumnya jenis ini dapat mencapai tinggi 15 m dengan diameter batang
50 cm. Pada waktu muda pertumbuhannya sangat cepat. Sehingga umur 4
tahunsaja dapat mencapai tinggi 10 m dengan diameter batang 6.6 cm.
Bentuk batangnya kurang baik dengan percabangan yang rendah dan banyak.
Tajuknya lebar agak rapat dengan ukuran panjang daun 150-400 mm dan
lebar 100-180 mm. Musim berbuahnya pada bulan Juli-November.