Nama
: Anindita Rosania
NPM
: 1406645020
Tanda tangan
Nama
: Fadhlil M. Fajarianto
NPM
: 1406645286
Tanda tangan
Nama
: Kartika Annisa
NPM
: 1406645563
Tanda tangan
Nama
: M. Gilang Ramadhan
NPM
: 1406645720
Tanda tangan
Mata Ajaran
: Perpajakan 2
Judul Tugas
Tanggal
Dosen
: 03 Desember 2015
: Safrida Rumondang Parulian S.E., Ak., M.S.M.
1. Menyangkut staff karyawan pajak, menurut Anda apakah ada yang perlu
diperbaiki terkait dengan pembagian tugas dan pekerjaan mereka?
Jawab:
Menurut kami, pembagian tugas terkait dengan staff pajak sudah memadai.
Namun yang perlu diperbaiki adalah kebijakan atau aturan jika ada staff yang
berhalangan hadir, misalnya karena cuti. Sebaiknya para staff pajak saling
berkoordinasi dalam melakukan penyimpanan dokumen agar semua staff
pajak dapat mengetahui letak penyimpanan dokumen lainnya sehingga jika
ada staff yang berhalangan hadir tidak menyulitkan pencarian dokumen.
Selain itu jika ada staff yang akan cuti dalam waktu yang lama (misalnya cuti
hamil) alangkah baiknya sebelum masa cuti dimulai perusahaan mencari
pengganti untuk sementara waktu dan staff tersebut harus memberi
penjelasan mengenai deskripsi pekerjaannya kepada staff pengganti tersebut
sehingga tidak ada pekerjaan yang tertunda.
2. Menyangkut omset perusahaan:
a. Apakah diperlukan koreksi fiskal atas penghasilan usaha yang dilaporkan
dalam laporan laba rugi perusahaan?
b. Jelaskan hal-hal yang menyebabkan terjadinya perbedaan omset usaha
perusahaan dalam lapora laba rugi dengan yang terdapat di dalam SPT
PPN
c. Terkait pertanyaan (b), apakah tindakan yang harus dilakukan PT TANI
MAJU?
Jawab:
a. Ya, diperlukan koreksi fiskal atas penghasilan usaha yang dilaporkan
dalam laporan laba rugi perusahaan.
Terkait dengan transaksi penjualan alat pertanian yang terjadi pada
bulan Desember 2013 senilai Rp 450 juta diperlukan koreksi positif
terhadap penjualan tersebut. Karena, penjualan tersebut baru
benar terjadi pada tahun 2014, jadi transaksi tersebut akan
menambah nilai penjualan pada tahun 2014 dan akan
meningkatkan Penghasilan Kena Pajak (PKP) perusahaan. Seperti
yang telah tercantum pada UU PPh Pasal 4 ayat 1, yang menjadi
objek pajak adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang
diterima Wajib Pajak baik yang berasal dari Indonesia maupun dari
luar Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk
menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama
dan dalam bentuk apapun. Selain itu, seharusnya perusahaan
membuat faktur pajak pada bulan Desember 2013 saat penyerahan
barang, sesuai dengan UU PPN Pasal 13 ayat 1(a).
Terkait dengan penjualan produk pertanian di bulan Desember 2014
yang PPN-nya dibebaskan sebesar Rp 200 juta tidak perlu di
lakukan koreksi karena faktur pajaknya dibuat pada bulan
Desember 2014 sehingga sudah termasuk Objek Pajak Penghasilan
sesuai dengan UU PPh Pasal 4 ayat 1.