Kumpulan Soal SFP&TFP PDF
Kumpulan Soal SFP&TFP PDF
Part I
1. Salah satu yang membedakan tata laksana gizi buruk dengan TFP adalah
a. Pemberian F-75 dan F-100
b. Waktu pemberian Fe
c. Adanya penanganan hipotermia
d. Setelah sembuh dikembalikan ke komunitas
2. Yang digunakan sebagai indikator defisiensi zat gizi
a. BB/TB
b. BB/U
c. TB/U
d. IMT/U
3. Supplementary feeding yang diberikan secara take home dalam bentuk
a. Wet ration
b. Dry ration
c. Blanket ration
d. Targeted ration
4. Kelemahan pemberian dry ration
a. Membutuhkan tenaga kerjayang banyak
b. Membutuhkan waktu yang lama
c. Kurang kontrol pada pemenuhan energy
d. Resiko penularan infeksi besar
5. Kriteria severe acute malnutrition di bawah ini adalah
a. WFH < -3 z-score
b. MUAC > 11,5 cm
c. WFH -3-<-2 z-score
d. MUAC < 12,5 cm
e. MUAC 11,5-< 12,5 cm
6. Kriteria bayi masuk inpatient adalah
a. BB/PB > -2 SD
b. LILA < 120
c. BB/PB < -3 SD
d. LILA < 125
e. LILA < 130
7. Kriteria SFP adalah
a. GAM 15% or GAM 10-14%
b. GAM 5% or GAM 10-14%
c. GAM 15% and GAM 10-14%
d. GAM 10-14% or GAM 5-10%
e. GAM 10-14% and GAM 5-10%
8. Cakupan minimal suplementasi vitamin A pada populasi adalah
a. 40%
b. 60%
c. 80%
d. 70%
9. Kebutuhan kalori yang dibutuhkan pada dry ration supplementary adalah
a. 700-1000 kkal
b. 1000-1200 kkal
c. 1100-1300 kkal
d. 600-800 kkal
20. Berikut ini yang bukan merupajan ciri - ciri pemberian take home/dry ration, yaitu
a. Biasanya didistribusikan mingguan
b. Ransum biasanya menyediakan 1000 - 1300 kkal
c. Ransum biasanya menyediakan 2100 kkal
d. Bahan makanan berupa blended food, minyak dan gula
21. Ciri - ciri dari general acute malnutrition (gam) pada anak dibawah 5 tahun yaitu
a. WFH <-2 Z score and/or MUAC <12.5 cm and/or malnutrition oedema
b. WFH -3<-2 Z score and/or MUAC 11.5-<12.5 cm and/or malnutrition oedema
c. WFH <-3 Z score and/or MUAC <11.5 cm and/or malnutrition oedema
d. WFH <-3 Z score and/or MUAC 11.5-<12.5 cm and/or malnutrition oedema
22. Formula yang diberikan pada fase pemulihan berupa therapeutic feeding programyaitu
a. F75
b. 100
c. Ready to use feed (RTUF)
d. Formula Modisco
23. Salah satu kelebihan on site feeding dibandingkan dengan take home daily adalah....
a. Membutuhkan staf pemasak ahli
b. Pemantauan status gizi lebih mudah
c. Pembagian dan proses cepat
d. Resiko penyakit menular berkurang
e. Makanan dapat disimpan
24. Syarat indikator BB/TB dalam pemberian supplementary feeding program pada anak usia 6-59
bulan adalah....
a. > 2 SD
b. < 2 SD
c. -2 < x < 2 SD
d. > -2 SD
e. < -2 SD
25. Waktu maksimal penyelenggaraan program in patient SAM adalah....
a. 1 minggu
b. 3 minggu
c. 4 minggu
d. 5 minggu
e. 6 minggu
26. Terapi gizi yang diberikan dalam out patient adalah....
a. Ready to Use Therapeutic Feeding (RUTF)
b. F75
c. F100
d. Wet rations
e. Dry rations
27. In what kind of situation that supplementary feeding program is used?
a. Acute
b. Moderate
c. Vulnerable
d. General population
e. Severe
28. Pada kondisi di bawah ini, manakah yang mendapatkan supplementary feeding program?
a. Bayi < 6 bulan dengan edema grade III
b. Prevalensi scurvy tinggi
c. Edema pada lansia
d. Beri-beri pada balita
e. Malnutrisi tingkat sedang 10%
29. In what kind of situation that therapeutic feeding program is used?
a. Acute
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
b. Moderate
c. Vulnerable
d. General population
e. Severe
Pada bayi usia< 6 bulan dengan edema grade III saat kondisi bencana seharusnya mendapatkan
perawatan...
a. Blanket supplementary feeding program
b. Targetted supplementary feeding program
c. Therapeutic feeding program inpatient
d. General feeding program
e. Therapeutic feeding program outpatient
Berikut ini merupakan pernyataan yang SALAH mengenai Therapeutic Feeding Programmes, yaitu
a. Diberikan pada balita yang terkena severe acute malnutrition
b. Mempromosikan ASI, namun tidak melanjutkan setelah perawatan selesai
c. TFP terdiri dari pengobatan intensif dan perawatan gizi
d. Tujuan utama TFP untuk mengurangi kematian
e. Balita dikeluarkan dari kelompok TFP bila telah memperbaiki status gizinya -2,5 z score
Ada dua jeis faktor yang mempengaruhi kejadian malnutrisi, faktor langsung dan tak langsung.
Pernyataan berikut yang termasuk faktor langsung adalah
a. Kurangnya perhatian Ibu kepada Anak
b. Buruknya sanitasi
c. Asupan yang tidak mencukupi karena penyakit
d. Sulitnya mencari bahan makanan akibat bencana
e. Belum adanya fasilitas kesehatan yang memadai
Apabila jumah pengungsi yang terjangkit malnutrisi terlalu banyak, maka program pemberian
makan yang sesuai adalah
a. Targeted feeding programme
b. Therapeutic supplementary feeding
c. Blanket supplementary feeding
d. Supplementary feeding linked to therspeutic feeding
e. Combination of blanket and targeted feeding programme
Kebutuhan kalori pada wet ration adalah
a. 1500-2100 kkal
b. 1200-1500 kkal
c. 1000-1200 kkal
d. 750-900 kkal
e. 500-700 kkal
Blanket Supplementary Feedng selesai diberikan jika......
a. Prevalensi malnutrisi akut < 10% tanpa faktor yang memberatkan.
b. Prevalensi malnutrisi akut < 10% dan ada faktor yang memberatkan
c. Prevalensi malnutrisi akut < 15% dan ada faktor yang memperberat
d. Prevalensi malnutrisi akut 15% tanpa faktor yang memberatkan.
Protein yang harus disediakan pada Dry Ration adalah......
a. 35-45 gr.
b. 15-25 gr.
c. 20-30 gr.
d. 25-35 gr.
RUTF diberikan pada......
a. Tahap stabilisasi
b. Tahap pemulihan
c. Severe malnutrition tanpa komplikasi
d. Severe malnutrition dengan komplikasi
Kriteria untuk memasukkan dalam kelompok TFP adalah.....
a. Anak di bawah 5 tahun tanpa edema
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
e. A.b benar
Ready to use therapeutic feeding salah satunya adalah
a. Bubur instans
b. Biskuit berkalori
c. Susu
d. Mie instans
e. Bukan salah satu diatas
Yang tidak termasuk keuntungan dari pemberian wet ration adalah
a. Pemberian ransum mudah untuk dimonitor
b. Membutuhkan staf yang tidak banyak
c. Memudahkan anak untuk mendapat ransum
d. Anak mendapatkan porsi yang cukup
Pada kondisi darurat diketahui GAM pada populasi sebesar 13% tanpa faktor pemberat. Food aid
yang sesuai untuk digunakan pada kondisi tersebut adalah
a. Global Food Distribution
b. Blanket Supplementary Feeding
c. Targeted Supplementary Feeding
d. Therapeutic Feeding
Pemberian zat besi pada manajemen severe acute malnutrition mulai diberikan pada tahap
a. Initial 1-3 hari pertama
b. Initial 4-7 hari pertama
c. Rehabilitasi
d. Follow up
Yang termasuk ciri SAM adalah
a. MUAC < 11.5cm dengan edema
b. MUAC <13cm
c. BMI < 16kg/m2
d. BMI <15 kg/m2
Kelemahan dari on-site daily wet ration, kecuali?
a. Jauh dari rumah
b. Harus menyiapkan bahan makanan yang lebih banyak
c. Membutuhkan tenaga untuk memasak
d. Memakan waktu untuk mencapai dapur umum
Kriteria untuk pemberian Targeted Suplementary Feeding adalah?
a. Diare
b. ISPA
c. Malnutrisi
d. Beri-beri
Kriteria dari seorang anak harus masuk ke inpatient management, kecuali?
a. LILA < 115 mm
b. Apatis
c. Anoreksia
d. BB/TB > - 2 SD
Manajemen penanganan pada SAM melalui treatment pada hari 1 - 2, kecuali?
a. Hipoglikemi
b. Hiponatremia
c. Dehidrasi
d. Hipotensi
Faktor langsung terjadinya malnutrisi pada anak yaitu:
a. Akses untuk mendapatkan makanan rendah dan kurangnya perhatian/perawatan ibu ke anak
b. Asupan yang tidak mencukupi dan adanya penyakit
c. Buruknya sanitasi/ketersediaan air dan pelayanan kesehatan yang tidak mencukupi
d. Asupan yang tidak mencukupi dan akses untuk mendapatkan makanan rendah
Yang bukan merupakan kriteria dalam kelompok Therapeutic Feeding Programme (TFP) adalah :
a.
b.
c.
d.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77. Bahan makanan yang tidak boleh diberikan untuk dry ration adalah
a. Biskuit
b. Susu
c. Krakers
d. Mie
e. Snack bar
78. Kriteria yang dikeluarkan untuk targeted supplentary feeding adalah
a. Moderate malnutrition pada anak di bawah 5 tahun antara 70% dan 80% dari medium BB/TB
b. Moderate malnutrisi pada anak dibawah 5 tahun antara -3 dan -2 zscore BB/TB
c. Anak-anak yang telah dipertahankan setidaknya 85% dari median BB/TB Untuk jangka waktu
2 minggu (SPF basah) atau satu bulan (SPF kering)
d. Rujukan dari therapeutic feeding programme
e. Ibu hamil dan ibu menyusui
79. Pemberian targeted supplementary feeding dihentikan jika
a. Bertambahnya golongan atau kelompok rawan
b. Telah dilaksanakan screening rutin
c. Distribusi bahan makanan buruk
d. Prevalensi global acute malnutrition stabil atau menurun
e. Semakin meningkatnya aggravating factors
80. Peningkatan resiko transmisi penyakit menular terjadi pada pemberian
a. Take home dry ration
b. On-site daily wet ration
c. Blanket supplementary feeding
d. Targeted supplementary feeding
e. Therapeutic feeding program
81. Pada keadaan ini diperbolehkan seorang anak pindah dari facility ke community based care, yaitu
a. BB/TB < -2SD
b. Oedema berkurang
c. Nafsu makan menurun
d. BB turun 15-20%
e. Tanda klinis memburuk
82. Fasilitas untuk inpatient severe acute malnutrition maksimal terdiri dari
a. 50 anak
b. 60 anak
c. 70 anak
d. 80 anak
e. 90 anak
83. Bahan makanan yang diberikan pada dry ration adalah
a. Blended food, oil, sugar
b. Cereal, oil, sugar
c. Cereal, milk, sugar
d. Cereal, oil, milk
84. Berikut ini kelompok berisiko yang tidak menjadi target supplementary feeding program adalah
a. Anak usia < 5 tahun
b. Ibu hamil
c. Lansia
d. Wanita usia subur
85. Berikut ini yang bukan medical complication pada inpatient management adalah
a. Severe anemia
b. High fever
c. Hyperglycemia
d. Hypoglycemia
86. Syarat anak dapat keluar dari outpatient management dan boleh diberikan supplementary feeding
program adalah
a.
b.
c.
d.
BB/TB > -2 SD
BB/TB < -2 SD
BB/U > -2 SD
TB/U > -2 SD
Part II
1. Blanket Supplementary Feeding bisa diberikan pada kondisi:
1) Prevalensi gizi balita kurus 10-14,9 % disertai aggravating factors
2) Pada kondisi berisiko (risk situation)
a. 1) dan 2) benar
b. 1) dan 2) salah
c. 1) saja benar
d. 2) saja benar
2. Targeted Supplementary Feeding bisa diberikan pada kondisi:
1) Terdapat balita kurus dan ibu hamil berisiko KEK dengan LILA < 23,5 cm
2) Prevalensi gizi balita kurus 10-14,9 %
a. 1) dan 2) benar
b. 1) dan 2) salah
c. 1) saja benar
d. 2) saja benar
3. Isu primer terkait gizi yang selalu terjadi pada kondisi bencana, yaitu:
a. Angka kematian kasar > 1 per 10.000/hari
b. Angka kematian balita >2 per 10.000/hari
c. Ketahanan pangan
d. Banyak terjadi campak
e. Ditemukannya pertusis pada korban bencana
4. Permasalahan yang tidak berkaitan dengan malnutrisi akut pada kondisi bencana:
a. Sosial
b. Perilaku
c. Makanan
d. Kepribadian
e. Adat dan budaya
5. Feeding Prpgram apakah yang diberikan bila suatu pengungsian terdapat Global Acute Malnutrition,
tanpa komplikasi dan tidak parah?
a. General Feeding Program
b. Supplementary Feeding Program
c. Theurapetic Feeding Program
d. Wet Ration Feeding Prpgram
e. Dry Ration Feeding Prpgram
6. Dibawah ini merupakan salah satu alasan pemilihann Dry Ratin adalah
a. Lokasi pembagian ransum dekat dengan perumahan warga
b. Pelaksana program bisa memantau proses makan target ransum
c. Kondisi sosial ekonomi keluarga yanag rendah
d. Mencegah penularan penyakit infeksi yang bisa menyertai pada penderita malnutrisi
e. Memiliki tenaga pemasan yang banyak
7. Apakah Feeding Program yang diberikan bila terjadi severe malnutrition dengan berbagai komplikasi
medis?
a. Supplementary Feeding Program
b. Outpatient Therapetic Feeding Program
c. Inpatient Theurapetic Feeding Program
d. General Feeding Program
e. Selective Feeding Program
8. Apakah perbedaan penatalaksanaan gizi buruk di lokasi bencana dengan kondisi umum :
a. Pemberian F75 pada fase rehabilitasi
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
a.
b.
c.
d.
e.
18. Berikut ini adalah komoditi yang digunakan untuk supplementary feeding program, kecuali ....
a. susu formula
b. MPASI
c. Fortified blended foods
d. RUTF (ready to use therapeutic foods)
e. Compressed biscuits
19. Community based therapeutic feeding program dilakukan ketika:
a. Institusi
b. Setelah keluar dari facility based therapeutic feeding
c. Ketika terjadi kekurangan vitamin A
d. Ketika terjadi kerawanan pangan
e. Ketika terjadi gangguan distribusi ransum
20. Therapeutic feeding program dilaksanakan untuk mengatasi:
a. Severe malnourished persons dan mengurangi angka kematian
b. Moderate malnourished
c. Kerawanan pangan
d. memburuknya status gizi dari kelompok yang rawan
e. menurunnya ketahanan pangan
21. Berikut ini merupakan keuntungan pemberian dry ration yaitu
a. Butuh banyak tenaga pemasak
b. Pengontrolan konsumsi makanan lebih pendek
c. Distribusi makanan untuk anggota keluarga merata
d. Pengolahan makanan lebih cepat
e. Ransum yang dibagikan banyak
22. Kandungan protein dalam dry ration yaitu
a. 20-35 gr/day
b. 15-35 gr/day
c. 35-45 gr/day
d. 30-40 gr/day
e. 25-40 gr/day
23. Penanganan yang diberkan pada anak penderita malnutrisi berat pada kondisi bencana yaitu
a. Supplementary feeding programs
b. Theraupetic feeding programs
c. Blanket supplementary feeding
d. Targeted supplementary feeding
e. Selective feeding programme
24. Salah satu indicator penderita severe acut malnutrition dapat beralih dari theraupetic feeding programs
ke supplementary feeding programs yaitu
a. berat badan naik 15-20%
b. berat badan normal
c. tinggi badan naik minimal 5 cm
d. BB/TB < -2 SD
e. BB/TB < -3 SD
25. Bahan makanan yang boleh diberikan pada kondisi bencana, kecuali :
a. Susu
b. Biskuit
c. Telur
d. roti
26. Alasan pemberian jumlah dry ration lebih banyak daripada wet ration, yaitu ?
a. Dry ration dapat disimpan dalam jangka waktu lama
b. Antisipasi jika makanan dikonsumsi anggota keluarga lain
c. Makanan berlebih dapat dijual kembali
d. Antisipasi jika ada bahan makanan yang mudah berjamur
27. Berapa lama penderita severe acute malnutrition dapat diberikan therapeutic feeding program ?
a. > 10 minggu
b. 6 10 minggu
c. </= 6 minggu
d. Minimal 6 minggu
28. Contoh makanan yang diberikan pada therapeutic feeding program, yaitu :
a. Yoghurt
b. Cokelat
c. Susu
d. Biskuit
29. Kriteria untuk memasukkan ke dalam kelompok TFP (Therapeutic Feeding Programme) adalah :
a. Anak di bawah 5 tahun (atau tinggi badan , 110 cm) dengan severe malnutrition (BB/TB ,- 2 z score
atau , 70% median) dan atau dengan oedema
b. Anak dengan severe malnutrition di atas 5 tahun, remaja, dan dewasa juga dapat menggunakan
indikator BB/TB, tetapi tidak bisa dilihat dari adanya oedema
c. Anak yatim berusia < 1 tahun (jika perawatan secara tradisional tidak mencukupi)
d. Ibu yang memiliki anak > 1 tahun dengan kegagalan menyusui (hanya dalam kasus luar biasa
dimana terjadi kegagalan relactation walau sudah dilakukan konseling dan pemberian makanan
tradisional)
e. Semua anak < 5 atau 3 tahun dengan tinggi cut off (5 tahun = 110 cm, 3 tahun = 90 cm)
30. Jenis makanan yang digunakan pada fase stabilisasi (fase I) pada kasus komplikasi severe malnutrition
pada fase awal rehabilitasi gizi adalah :
a. RUTF (ready to use therapeutic food)
b. F 200
c. F 100
d. F 75
e. Modisco
31. Pemberian Blanket Suplementary Feeding diberikan pada saat .
a. Prevalensi malnutrisi akut < 15%
b. Prevalensi malnutrisi akut 10-14%
c. Diduga kenaikan tingkat kekurangan gizi akibat induksi epidemi musiman
d. Diberikan pada akhir keadaan gawat darurat
e. Ketika sistem distribusi pangan umum memadai di tempat
32. Keuntungan dari dry ration :
a. Peningkatan aksesibilitas dan kapasitas cakupan yang baik
b. Cocok untuk populasi yang terpusat (jarak dekat)
c. Waktu yang dipakai untuk ibu-ibu berpartisipasi dalam program ini jauh lebih besar
d. Memerlukan sumber daya yang besar
e. Lebih sedikit anak yang menerima dry ration sehingga lebih hemat
33. Membutuhkan tenaga pemasak merupakan .
a. Keuntungan wet ration
b. Keuntungan dry ration
c. Kerugian wet ration
d. Kerugian dry ration
e. Syarat utama dry ration
34. Berikut ini merupakan kerugian dari dry ration yang paling tepat adalah .
a. Harus menyediakan bahan makanan dalam jumlah yang lebih banyak
b. Butuh tenaga pemasak lebih banyak
c. Harus menyediakan waktu lebih untuk menemani anak ke lokasi
d. Makanan tidak sesuai selera/pola makan anak
e. Jarak yang ditempuh jauh
35. Merehabilitasi orang yang mengalami malnutrisi merupakan tujuan dari .
a. Supplementary Feeding Programme
b. Selective Feeding Programme
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
a. Wet ration
b. High energy biscuit
c. Therapeutic feeding
d. Dry ration
e. Lipid based spreads
Pengungsi yang telah mengalami in-patient/facility based therapeutic feeding programme dapat
dipindahkan pada program community based therapeutic feeding apabila telah memenuhi
persyaratan
a. Anoreksia berkurang, cita rasa membaik dan konsumsi RUTF > 75%
b. Oedema berkurang, cita rasa membaik dan konsumsi RUTF > 75%
c. Oedema berkurang, cita rasa membaik dan konsumsi RUTF > 65%
d. Anoreksia berkurang, cita rasa membaik dan konsumsi RUTF > 65%
e. Oedema berkurang, cita rasa berkurang dan konsumsi RUTF > 50%
Pada dry ration kandungan protein yang dianjurkan adalah
a. 30-40 g/hari
b. 30-50 g/hari
c. 45-50 g/hari
d. 35-45 g/hari
Kebutuhan vitamin A akan meningkat selama masa
a. Stabilisasi
b. Rehabilitasi
c. Transisi
d. Transformasi
Kasus defisiensi gizi mikro ditangani berdasarkan
a. Specific clinical practice
b. Best clinical practice
c. Therapeutic clinical practice
d. High calory clinical practice
Kekurangan vitamin A akan menyebabkan
a. Xerophtalmia
b. Scurvy
c. Osteoporosis
d. Anemia
Keuntungan dari dry ration adalah
a. Cocok untuk lokasi pengungsi yang terpusat
b. Resiko infeksi silang antar pengungsi tinggi
c. Waktu lebih lama
d. Meningkatkan aksesibilitas dan kapasitas
Suplementasi vitamin A dosis tinggi memiliki tujuan sebagai berikut, kecuali
a. Menurunkan durasi penyakit
b. Mencegah kebutaan
c. Mengurangi keparahan dan komplikasi
d. Meningkatkan xerophthalmia
Nutritional rehabilitation yang diberikan pada fase akut adalah, kecuali
a. Pengobatan medis untuk mengatasi dehidrasi dan infeksi
b. Perawatan psikologis dan medis
c. Diberikan therapeutic milk dalam porsi sering
d. Menjaga keseimbangan elektrolit
Kriteria penderita severe acute malnutrition yang menerima outpatient management adalah sebagai
berikut, kecuali
a. Edema grade 1 atau 2
b. LILA < 115 mm
c. WFH <-3 z-score
d. Anorexia
74. Kriteria anak SAM sudah dapat diberikan SFP (Supplementary Feeding Program) adalah ketika
a. BB/TB > 1 SD
b. BB/TB < -2 SD
c. BB/TB > -2 SD
d. BB/Tb > 2 SD
e. BB/TB < -1 SD
75. Ransum yang berbasis polished rice digunakan untuk mencegah defisiensi
a. Vit C
b. Vit B3
c. Vit B1
d. Vit A
e. Iron
76. Kriteria global acute malnutrisi pada anak 6-59 bulan adalh
a. WFH < -3 Zscore dan/ atau LILA < 12,5 cm dan/ atau edema
b. WFH < -2 Zscore dan/ atau LILA <12,5
c. WFH < -2 Zscore dan/ atau LILA < 12,5 cm dan/ atau edema
d. WFH -3 -< -2 Zscore dan/ atau LILA 11,5 - < 12,5 cm
e. WFH < -3 Zscore dan/ atau LILA < 11,5 cm dan/ atau edema
77. Ransum yang dibasis jagung dengan jumlah daging/ kacang tanah/ ikan yang terbatas merupakan
pencegahan defisiensi
a. Vitamin A
b. Vitamin B1
c. Vitamin B2
d. Vitamin B3
e. Zat Besi (Fe)
78. Kriteria anak yang masuk ke dalam kelompok TFP
a. BB/TB < -2,5 Zscore
b. BB/TB < -3 zscore
c. BB/TB > -3 Zscore
d. BB/TB > -2 Zscore
e. BB/ TB <= -2 Zscore
79. Cara mengukur / mengetahui malnutrisi
a. Indeks TB/BB dan lingkar kepala
b. Odema & LILa
c. Odema & BB
d. Indeks TB/BB atau lingkar kepala
e. Odema dan lingkar kepala
80. Lama maksimal inpatien Fe therapeutic Feeding Progromme tidak lebih dari
a. 7 minggu
b. 3 mgg
c. 4 mgg
d. 6 mgg
e. 5 mgg
81. Ready to use therapeutic feeding diberikan kepada
a. Anak malnutrisi berat tanpa komplikasi
b. Anak malnutrisi berat dengan komplikasi
c. Anak malnutrisi sedang
d. Anak malnutrisi sedang dengan komplikasi
e. Balita usia 6-59 bulan
82. Salah satu ciri dari SFP dry ration adalah jumlahnya lebih banyak untuk dibawa pulang. Hal ini
dikarenakan
a. Distribusi sulit dan membutuhkan waktu lama
b. Dapat ditimbun lebih kemudian dijual kembali
c. Antisipasi untuk mendapatkan porsi yang cukup sesuai kebutuhan