Anda di halaman 1dari 5

http://jurnal.fk.unand.ac.

id

Artikel Penelitian

Gambaran Profil Lipid Pasien Perlemakan Hati Non-Alkoholik


Vanny Syafitri, Arnelis, Efrida

Abstrak
Penyakit perlemakan hati non-alkoholik (non-alcoholic fatty liver disease) merupakan kondisi klinis yang
sering ditemukan dalam bidang hepatologi. Salah satu faktor risiko penyakit ini adalah dislipidemia. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi profil lipid pasien perlemakan hati non-alkoholik dengan dislipidemia.
Penelitian dilakukan secara retrospektif di RS DR. M. Djamil Padang terhadap pasien perlemakan hati non-alkoholik
dengan dislipidemia periode 20102013. Dari 118 pasien perlemakan hati non-alkoholik dengan dislipidemia hanya 43
subyek yang memenuhi kriteria penelitian. Rata-rata umur subjek penelitian pada laki-laki adalah 48,5311,92 tahun
dan perempuan 49,5811,01 tahun. Subjek penelitian didominasi oleh perempuan dengan perbandingan 1,5:1
terhadap laki-laki. Didapatkan pasien hiperkolesterolemia sebanyak 61,82% , hipo-HDL-emia 86,05%, hiper-LDL-emia
44,19%, hipertrigliseridemia 55,81%. Kesimpulannya, pada perlemakan hati non-alkoholik ditemukan kadar kolesterol
total dan trigliserida yang tinggi, kadar LDL yang normal serta kadar HDL yang rendah.
Kata kunci: Profil lipid, perlemakan hati non-alkoholik, dislipidemia

Abstract
Non-alcoholic fatty liver disease is a clinical condition that is often found in the field of hepatology. One of the
risk factors for this disease is dyslipidemia. This study was conducted to determine distribution and frequency of the
lipid profile patients non-alcoholic fatty liver with dyslipidemia.A retrospective study was conducted at DR. M. Djamil
Padang hospital to patients of non-alcoholic fatty liver with dyslipidemia within 2010-2013. A total of 118 non-alcoholic
fatty liver with dyslipidemia patients only 43 subjects who met the study criteria.The average age of the subjects were
males 48.5311.92 years and women 49.5811.01 years. Subject is dominated by women against men with 1.5:1
ratio. This study observed that patient with hypercholesterolemia as much as 61.82%, hypo-HDL-emia 86.05%, hyperLDL-emia 44.19%, hypertriglyceridemia 55.81%.It can be concluded patient of non-alcoholic fatty liver disease with
dyslipidemia has high total cholesterol and triglyceride levels, normal LDL levels and low HDL levels
Keywords:Lipid profile, non-alcoholic fatty liver disease, dyslipidemia
Affiliasi penulis : Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

masalah kesehatan masyarakat yang tidak boleh

Korespondensi :Vanny Syafitri, E-mail: vanny.syafitri@gmail.com,


Telp: 085263430505

diabaikan. Sebuah studi pada populasi obesitas di


negara maju didapatkan 60% mengalami perlemakan
hati sederhana (steatosis) dan dilaporkan pula bahwa

PENDAHULUAN
Penyakit

pasien diabetes melitus tipe 2 mengalami perlemakan

perlemakan

hati

non-alkoholik

merupakan salah satu penyakit yang sering ditemukan


dalam bidang hepatologi. Penyakit perlemakan hati
non-alkoholik
NAFLD)

(non-alcoholic

merupakan

kondisi

fatty
klinis

liver
yang

disease/
sering

ditemukan dalam bidang hepatologi sebagai salah


1

satu bentuk penyakit hati kronik. Dengan semakin


meningkatnya prevalensi obesitas, diabetes melitus

hati

sebesar

70%,

sedangkan

dislipidemia sekitar 60%.

pada

pasien

Prevalensi NAFLD tidak diketahui secara pasti,


namun

berdasarkan

berbagai

penelitian berkisar

antara 3% hingga 24%. NAFLD merupakan penyakit


hati yang sangat sering terjadi di Amerika Serikat,
yang mengenai sekitar 20% populasi dewasa. Di
negara-negara lainnya, prevalensinya berkisar antara

tipe 2, dan hiperlipidemia, NAFLD menjadi salah satu


Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 4(1)

274

http://jurnal.fk.unand.ac.id

10% hingga 24% dari populasi. Pada golongan


obesitas,

prevalensinya

57%

Penelitian ini dilakukan di bagian rekam medik

hingga 74% dan 25% hingga 75% pada orang

RS DR. M. Djamil Padang dari bulan November 2013

obesitas yang mengalami diabetes. Prevalensi ini

sampai Februari 2014. Sampel adalah pasien yang

kemungkinan akan meningkat seiring pertambahan

terdiagnosis perlemakan hati non-alkoholik dengan

waktu,

dislipidemia yang memiliki kelengkapan data rekam

karena

meningkat

adanya

overweight dan obesitas.

menjadi

METODE

peningkatan

prevalensi

1,4

medik dan tidak menderita diabetes melitus tipe 2,

Teori yang menyebabkan terjadinya perlemakan


hati masih belum ada yang memuaskan. Hipotesis

hipertensi, obesitas serta malnutrisi. Pengambilan


sampel menggunakan teknik total sampling.

yang banyak diterima saat ini adalah the two hit theory
yang diajukan oleh Day dkk, namun banyak yang

HASIL

berpendapat bahwa yang terjadi sesungguhnya lebih

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan

dari dua hit. Hit yang pertama adalah terjadinya

didapatkan 118 pasien yang terdiagnosis perlemakan

penumpukan lemak hepatosit yang dapat terjadi

hati

karena keadaan seperti dislipidemia, yaitu istilah yang

penelitian yang memenuhi kriteria adalah sebanyak 43

digunakan untuk menggambarkan profil lipid dengan

pasien dengan karakteristik umum subjek ditunjukkan

adanya komponen yang naik (seperti kolesterol,

pada tabel di bawah ini:

trigliserida

atau

kolesterol

LDL)

dan

ada

komponen yang turun (misalnya kolesterol HDL).

non-alkoholik

dengan

dislipidemia.

Subjek

pula
5,6

Tabel 1. Karakteristik umum subjek penelitian

Profil lipid adalah tes darah yang mengukur


kadar kolesterol total, trigliserida, kolesterol HDL, dan
kolesterol LDL. Abnormalitas salah satu profil lipid
dalam plasma disebut dislipidemia. Dislipidemia dapat
diklasifikasikan berdasarkan dislipidemia primer yaitu

Karakteristik

n (%)

rerataSD

Jenis Kelamin
Laki-laki (n)

17 (39,53)

Perempuan (n)

26 (60,47)

Umur (tahun)
Laki-laki

48,5311,92

Perempuan

49,5811,01

Kolesterol total

218,0946,92

HDL

45,4712,54

hipotiroidisme. Selain itu, dapat juga diklasifikasikan

LDL

83,9848,23

berdasarkan

Trigliserida

177,5892,19

yang

tidak

jelas

penyebabnya

dan

dislipidemia

sekunder yaitu yang mempunyai penyakit dasar


seperti

sindrom

nefrotik,

profil

lipid

diabetes

yang

melitus

menonjol

dan

seperti

hiperkolesterolemia, hipertrigliseridemia, isolated low


HDL- cholesterol dan dislipidemia campuran.

6,7

Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa perlemakan

Penelitian yang dilakukan di RSUP dr. Kariadi

hati non-alkoholik dengan dislipidemia lebih banyak

Semarang, penderita dislipidemia pada NAFLD cukup

diderita oleh perempuan dengan rentang umur antara

tinggi yaitu 80,6%

dekade keempat dan kelima.

dan 91,7%

mengalami hipertrigliseridemia.

pasien tersebut

Hasil penelitian ini

sedikit lebih tinggi dari hasil penelitian Andrada dan

Tabel 2. Distribusi frekuensi kadar kolesterol total

Tan, didapatkan hipertrigliseridemia 69,6%. Selain itu,

pasien

penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Sardjito,

dislipidemia.

Yogyakarta menyatakan bahwa kadar HDL yang


rendah berpengaruh terhadap faktor risiko kejadian
9,10

perlemakan hati non-alkoholik.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

perlemakan

hati

Kolesterol total (mg/dL)

non-alkoholik

dengan

Normal

20,93

Hiperkolesterolemia

34

79,07

Total

43

100

profil lipid pasien perlemakan hati non-alkoholik


dengan dislipidemia.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 4(1)

275

http://jurnal.fk.unand.ac.id

Tabel 3. Distribusi frekuensi kadar HDL pasien

pasien perlemakan hati non-alkoholik pada laki-laki

perlemakan hati non-alkoholik dengan dislipidemia.

49,06 tahun dan perempuan 49,20 tahun. Penelitian

yang dilakukan di RSUP dr. Kariadi, Semarang juga

Normal

13,95

menyebutkan bahwa usia pasien perlemakan hati non-

Hipo-HDL-emia

37

86,05

alkoholik terbanyak adalah kisaran 2570 tahun.

Total

43

100

HDL (mg/dL)

8,12

Menurut kepustakaan, kejadian perlemakan hati


non-alkoholik dapat terjadi pada semua usia, termasuk

Tabel 4. Distribusi frekuensi kadar LDL pasien

anak-anak, walaupun penyakit ini dikatakan paling

perlemakan hati non-alkoholik dengan dislipidemia.

banyak saat dekade keempat dan kelima. Mahaling

dkk juga menyatakan hal yang sama, yaitu usia

Normal

24

55,81

tersering mengalami penyakit perlemakan hati non-

Hiper-LDL-emia

19

44,19

alkoholik adalah pada dekade keempat dan kelima.

Total

43

100

Hal ini kemungkinan karena keadaan sosial ekonomi

LDL (mg/dL)

pada usia tersebut biasanya sudah mapan hingga


Tabel 5. Distribusi frekuensi kadar trigliserida pasien

terjadi perubahan pola hidup yaitu asupan makanan

perlemakan hati non-alkoholik dengan dislipidemia.

tinggi kalori dan tinggi lemak, namun aktifitas fisik dan

Trigliserida (mg/dL)

Normal

19

44,19

Hipertrigliseridemia

24

55,81

Total

43

100

olahraga menurun akibatnya terjadi


kegemukan dan obesitas sentral.
Pada tabel

dapat

dislipidemia,

6,8,12

dilihat

bahwa

pada

penelitian ini didapatkan kadar kolesterol total yang


tinggi dengan rata-rata 218,0946,92 mg/dL. Hasil

Pada Tabel 2, 3, 4, dan 5 dapat dilihat bahwa


pasien perlemakan hati non-alkoholik lebih banyak
yang menderita hiperkolesterolemia, hipo-HDL-emia,
hipertrigliseridemia dan memiliki kadar LDL normal.

penelitian ini sejalan dengan penelitian Hsu et al yang


mendapatkan kadar kolesterol total pada pasien
perlemakan hati non-alkoholik yaitu 204,336,2 mg/dL.
Penelitian yang dilakukan Gabriella juga mendapatkan
rata-rata

penelitian

yang

dilakukan,

lebih banyak diderita oleh perempuan dibanding lakilaki dengan rasio 1,5 : 1. Hal ini sesuai dengan
penelitian Sen dkk yang mendapatkan 55,3% pasien
adalah perempuan dan 44,7% pasien adalah laki-laki.
dkk

menyatakan

bahwa

rasio

pasien

perempuan dengan laki-laki adalah 4:3. Dalam hal ini,


kemungkinan terjadi secara kebetulan atau pada
sampel penelitian ini jumlah penderita perempuan
lebih banyak sehingga terjadi bias. Menurut teori, rasio
laki-laki dan perempuan adalah sama yaitu 1:1.

11-13

Dari penelitian ini juga didapatkan bahwa ratarata umur pasien perlemakan hati pada laki-laki 48,53
11,92 tahun dan perempuan 49,5811,01 tahun,
dengan usia terendah adalah 20 tahun dan usia
tertinggi 70 tahun. Hal ini sesuai dengan penelitian
Mahaling dkk yang menyatakan bahwa rata-rata umur

total

tinggi

yaitu

8,14

Hasil penelitian ini mendapatkan 34 orang

pasien

perlemakan hati non-alkoholik dengan dislipidemia

Mahaling

kolesterol

205,8342,17 mg/dL.

PEMBAHASAN
Dari

kadar

(61,82%) mengalami hiperkolesterolemia seperti yang


dapat dilihat pada tabel 2. Hal ini hampir sama dengan
penelitian yang dilakukan Lizardi-Cervera dkk di
Meksiko yang menemukan 63% pasien perlemakan
hati non-alkoholik memiliki kadar kolesterol total yang
tinggi.

11

Mohammadi dkk dalam penelitiannya juga

menyebutkan bahwa kadar kolesterol total pasien


perlemakan hati non-alkoholik lebih tinggi daripada
normal (p=0,001). Tubuh mendapatkan kebutuhan
kolesterol dari makanan dan sintesis de novo di hati.
Dalam

keadaaan

normal,

hati

berperan

dalam

mengatur jumlah kolesterol yang beredar di dalam


darah sesuai dengan kebutuhan tubuh. Namun, pada
perlemakan hati non-alokoholik, hati tidak mampu
menjalankan

fungsinya

untuk

mengatur

kadar

kolesterol tubuh dalam batas normal. Hal inilah yang


menyebabkan ditemukannya kadar kolesterol total
tinggi pada pasien perlemakan hati non-alkoholik.

15,16

Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 4(1)

276

http://jurnal.fk.unand.ac.id

Pada tabel 1 dapat dilihat rata-rata kadar HDL

pembentukan partikel IDL yang kemudian mengalami

yang ditemukan di penelitian ini adalah 45,4712,54

lipolisis lebih lanjut menjadi LDL. Pada keadaan

mg/dL. Hampir sama dengan penelitian Tetri dkk yang

normal, terjadinya penumpukan trigliserida di hati akan

mendapatkan rata-rata kadar HDL yaitu 45 mg/dL.

membuat pembentukan VLDL yang nantinya akan

Mohammadi dkk juga melaporkan rata-rata kadar HDL

menjadi LDL meningkat pula. Namun, pada keadaan

rendah

perlemakan hati non-alkoholik tejadi gangguan sekresi

mg/dL.

dalam

penelitiannya,

yaitu

44,068,97

15,17

VLDL

Tiga
penelitian

puluh

tujuh

menderita

orang

(86,05%)

hipo-HDL-emia.

subjek

kadar

VLDL

yang

cenderung normal di dalam darah.

menjadi

LDL

19

dkk

Dari tabel 5 dapat dilihat pasien perlemakan

dalam penelitiannya juga menemukan kadar HDL

hati non-alkoholik yang memiliki kadar trigliserida

yang rendah pada pasien perlemakan hati non-

tinggi (hipertrigliseridemia) yaitu sebanyak 24 orang

alkoholik yaitu sebanyak 72,6%. Mahaling dkk juga

(55,81%)

menyebutkan hal yang sama, yaitu 62,85% subjek

177,5892,19 mg/dL. Hipertrigliseridemia ini, juga

penelitiannya memiliki kadar HDL rendah. Gabriella

ditemukan pada penelitian Mahaling dkk yaitu 67,14%.

dalam penelitiannya menemukan hal yang tidak jauh

Gabriella dalam penelitiannya menemukan hal yang

berbeda, yaitu 60% pasien perlemakan hati non-

tidak jauh berbeda, yaitu 78% dari pasien perlemakan

alkoholik mengalami hipo-HDL-emia.


Kadar

HDL

yang

Nigam

hingga

8,12,18

rendah

pada

dengan

rerata

kadar

trigliserida

hati non-alkoholik mengalami hipertrigliseridemia. Sen


pasien

perlemakan hati non-alkoholik berhubugan dengan

dkk

mendapatkan

rerata

kadar

trigliserida

141,7379,54 pada subyek yang ditelitinya.

8,11,12

tingginya kadar trigliserida di dalam darah. Kadar

Trigliserida berperan dalam pengangkutan dan

trigliserida yang tinggi dapat menginduksi aktifitas

penyimpanan lipid serta merupakan simpanan lipid

CETP (Cholesterol ester transfer protein) hingga

utama pada manusia. Peningkatan trigliserida dapat

menyebabkan tingginya perpindahan trigliserida ke

disebabkan oleh terjadinya peningkatan influks asam

HDL untuk dibawa kembali ke hati. Akhirnya HDL

lemak ke dalam hati, penurunan oksidasi asam lemak

clearance ke hati tinggi dan kadar HDL darah di darah

atau peningkatan sintesis asam lemak di hati. Pada

rendah. Walaupun begitu, HDL yang tersisa di darah

penyakit perlemakan hati non-alkoholik, terjadinya

masih tidak mampu untuk mengembalikan kadar

peningkatan trigliserida kemungkinan disebabkan oleh

trigliserida yang tinggi untuk dibawa kembali ke hati

penurunan

hingga

dan

selanjutnya akan didistribusi ke seluruh tubuh. Terjadi

trigliserida tinggi pada pasien perlemakan hati non-

nya peningkatan trigliserida di hati, maka terjadi pula

alkoholik. Penelitian yang dilakukan Ratnasari dkk

peningkatan kadar trigliserida darah. Selain itu,

menyebutkan

peningkatan

ditemukanlah

bahwa

kadar

kadar

HDL

HDL

rendah

yang

rendah

oksidasi

trigliserida

asam

ini

lemak.

dapat

Trigliserida

terjadi

akibat

meningkatkan risiko terjadinya penyakit perlemakan

peingkatan proses lipogenesis de-novo yaitu proses

hati non-alkoholik sebanyak 2 kali lipat daripada yang

glukosa yang tidak terpakai menjadi sumber energi

memiliki kadar HDL normal.

10,19

dikonversi menjadi asam lemak bebas selanjutnya

Pada tabel 4 dapat dilihat bahwa 24 orang

disimpan dalam bentuk trigliserida di hati.

20

Ratnasari

(55,81%) memiliki kadar LDL normal dengan rerata

dkk juga menyebutkan bahwa peningkatan kadar

83,9848,23 mg/dL. Hsu dkk mendapatkan bahwa

triglserida meningkatkan risiko terjadinya perlemakan

rerata kadar LDL pada pasien perlemakan hati non-

hati non-alkoholik sebanyak 13 kali lipat daripada yang

alkoholik adalah 124,2130,2 mg/dL.

14

memiliki kadar trigliserida normal.

10

LDL merupakan produk lanjutan dari VLDL.


Setelah dikeluarkan dari hati, VLDL akan mengalami

KESIMPULAN

lipolisis dan mempersiapkannya menjadi salah satu

Pada pasien perlemakan hati non-alkoholik

dari dua kondisi metabolik yaitu bersihan melalui

dengan dislipidemia ditemukan kadar kolesterol total

reseptor remmant hati dan kembali ke hati atau

dan trigliserida tinggi, kadar HDL rendah dan kadar

pelepasan

LDL normal.

lebih

lanjut

trigliserida

menghasilkan

Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 4(1)

277

http://jurnal.fk.unand.ac.id

11. Sen A, Kumar J, Misra RP, Uddin M, Shukla PC.

DAFTAR PUSTAKA
1. Dabhi AS, Brahmbhatt KJ, Pandya TP, Thorat PB,

Lipid profile of patient having non-alcoholic fatty

Shah MC. Non Alchoholic Fatty Liver (NAFLD).

liver disease as per ultrasound findings in north

Journal Indian Academy of Clinical Medicine.

Indian population: a retrospective observational

2008;9(1).

study. J Med Allied Sci. 2013;3(2):5962.

2. Trihatmowijoyo BM, Nusi AI. Fatty liver dan

12. Mahaling DU, Hasavaraj MM, Bika AJ. Comparison

transplantasi liver [serial online]. 2009 (diunduh 20

of lipid profile in different grades on non-alcoholic

Januari 2013). Tersedia dari: URL: HYPERLINK

fatty liver disease diagnosed on ultrasound. Asian

www.scribd.com/doc/38683046/final-FT-1.

Pacific

3. Hijona E, Hijona L, Larzabar M, Sarasqueta C,

Journal

of

Tropical

Biomedicine.

2013;3(11):90712.

Biochemical

13. AGA Technical Review on Nonalcoholic Fatty Liver

Determination of Lipid Content in Hepatic Steatosis

Disease [editorial]. Gastroenterology. 2002;128:

by The Soxtec Method. World J Gastroenterol.

170525.

Aldazabal

P,

Arenas

J,

et

al.

14. Hsu C, Wang J, Chen Y, Liu C, Chang Y, Chen H,

2010;16(12):149599.
4. Riley P, ODonohue J, Crook M. A Growing
Burden:

The Pathogenesis,

Investigation and

et

al.

Relationships

Aminotransferase

between

Levels,

Alanine

Abnormal

Liver

management of non-alcoholic fatty liver disease. J

Echogenicity, and Metabolic Syndrome. JABFM.

Clin Pathol. 2007;60:138491.

2011;24(4).

5. Schreuder, TCMA, Verwer BJ, Nieuwkerk CMJV,

15. Mohammadi A, Bazazi A, Maleki-Miyandoab T,

Mulder CJJ. Nonalcoholic fatty liver disease: An

Ghasemi-rad

overview of current insights in pathogenesis,

between Grading of Fatty Liver and Severity of

M.

Evaluation

of

Relationship

diagnosis and treatment. World J Gastroenterol.

Atherosclerotic Finding. Int J Clin Exp Med.

2008;14(16):247486.

2012;5(3):2516.

6. Hasan I. Perlemakan hati Non Alkoholik. Dalam

16. Enjoji M, Yasutake K, Kohjima M, Nakamuta M.

Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata KM,

Nutrition and Nonalcoholic Fatty Liver Disease: The

Setiati S, editor (penyunting). Buku Ajar Ilmu

Significance of Cholesterol. International Journal of

Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi ke-5. Jakarta:Balai

Hepatology. 2012.
17. Tetri BAN, Clark JM, Bass NM, Natta MLV, Unalp-

penerbit FKUI; 2009. hlm.695701.


7. Adam JMF. Dislipidemia. Dalam Sudoyo AW,

Arida A, Tonascia J, Zein CO, Brunt EM, et al.

Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata KM, Setiati S,

Clinical, Laboratory and Histological Association in

editor (penyunting). Buku Ajar Ilmu Penyakit

Adults with Nonalcoholic Fatty Liver Disease.

Dalam. Jilid III. Edisi ke-5. Jakarta:Balai penerbit

American Association for the Study of Liver

FKUI; 2009. hlm. 198492.

Disease. 2010;52(3).

8. Gabriella ACS. Penyakit Perlemakan Hati Non-

18. Nigam P, Bhatt SP, Misra A, Vaidya M, Dasgupta

Alkoholik pada Sindroma Metabolik, Jurnal Media

J, Chanda DS. Non-Alcoholic Fatty Liver Disease

Medika Muda. 2012.

Is

Closely

Associated

with

Sub-Clinical

9. Andrada PLL, Tan J. Prevalence of Metabolic

Inflammation: A Case-Control Study on Asian

Syndrome Among Patients with Non-Alcoholic

Indians in Nortyh India. Journal of plosone. 2013;8.

Liver Disease. Phil J Gastroenterol. 2006;2:1418.

19. Zivkovic AM, German JB, Sanyal AJ. Comparative

10. Ratnasari N, Senorita H, Adie RH, Bayupurnama

Review of Diets for the Metabolic Syndrome:

P, Maduseno S, Nurdjanah S. Non-alcoholic Fatty

Implications for Nonalcoholic Fatty Liver Disease.

Liver Disease Related to Metabolic Syndrome: a

The

Case-Control Study. The Indonesian Journal of

2007;86:285300.

Gastroenterology,

Hepatology

Endoscopy. 2012;13(1).

and

Digestive

American

Journal

of

Clinical

Nutrition.

20. Tacer KF, Rozman D. Nonalcoholic Fatty Liver


Disease:

Focus

on

Lipoprotein

and

Lipid

Deregulation. Journal of Lipids. 2011.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 4(1)

278

Anda mungkin juga menyukai