Anda di halaman 1dari 25

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaiakan makalah yang berjudul Bakteri Patogen Salmonella
thyposa. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam proses
pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah
membantu kami dalam mengerjakan makalah ini.Kami juga mengucapkan terimakasih kepada
teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak
langsung dalam pembuatan makalah ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat tentang isi dari
makalah ini.Karena itu kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna
bagi kita bersama.Pada bagian akhir, kami akan mengulas tentang berbagai masukan dan
pendapat dari orang-orang yang ahli di bidangnya, karena itu kami harapkan hal ini juga dapat
berguna bagi kita bersama.Semoga makalah yang kami buat ini dapat membuat kita mencapai
kehidupan yang lebih baik lagi.

Jakarta, November 2014

Penyusun

Daftar Isi

Kata Pengantar............................................................................................................ i
Daftar Isi..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1
A.

Latar Belakang.................................................................................................. 1

B.

Rumusan Masalah............................................................................................. 2

C. Tujuan............................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................. 4
Morfologi Mikroorganisme kelompok Salmonella.............................................4

A.
1.

Struktur dan tipe antigen Salmonella............................................................6

2.

Faktor virulensi.............................................................................................. 7
Media Perantara atau Media Pertumbuhan dari Salmonella..............................9

C.
1.

Media Perantara Bakteri Salmonella..............................................................9

2.

Media Pertumbuhan Bakteri Salmonella......................................................10

D.

Gejala Penyakit yang Diakibatkan oleh Salmonella.........................................11

E.

Mekanisme Infeksi oleh Salmonella................................................................13

F.

Pencegahan dari Infeksi Salmonella................................................................16

BAB III PENUTUP...................................................................................................... 19


A.

Kesimpulan..................................................................................................... 19

B.

Saran............................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 20

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bakteri Salmonella sp merupakan mikrobia pathogen penyebab sakit perut yang


dapat menyebabkan kematian, yang disebut sebagai Salmonellosis. Habitat alami
Salmonella sp adalah di usus manusia dan hewan, sedangkan air dan makanan merupakan
media perantara penyebaran Salmonella sp (Cliver and Doyle, 1990). Salmonella sp dapat
menginfeksi manusia jika mencemari makanan dan kemudian dikonsumsi oleh manusia.
Karena itu masalah keamanan pangan (food safety) menjadi sangat penting artinya bagi
seluruh masyarakat.
Bahan pangan dapat bertindak sebagai substrat atau perantara bagi pertumbuhan
mikroorganisme patogenik dan menularkan penyakit seperti typus, demam, sakit kepala,
disentri, diare, hingga kematian. Salmonella merupakan salah satu bakteri penyebab infeksi
pada manusia yang dapat disebarkan melalui pangan dimana disebabkan oleh masuknya
bakteri ke dalam tubuh melalui makanan yang telah terkontaminasi dan sebagai akibat dari
reaksi tubuh terhadap bakteri atau hasil hasil metabolismenya.
Salmonella ada di seluruh dunia dan dapat mencemari hampir segala tipe
makanan seperti pada telur mentah, daging mentah, sayur sayur segar, cereal, kacangkacangan, dan air yang tercemar. Selain itu penyebarannya dapat melalui hewan peliharaan
hingga manusia, cara penularan yang paling sering adalah melalui feses dari orang-orang
yang terinfeksi sehingga mencemari sumber air atau makanan dari orang orang yang tidak
terinfeksi (Lud W, 2004). Salmonella dapat bertahan selama berminggu-minggu di luar
tubuh yang hidup. Salmonella juga tidak hancur dalam pembekuan. Salmonella yang
pathogen terhadap manusia antara lainSalmonella typhi, S.typhimurium, dan S.enteritidis.
Salmonella yang paling berperan adalah S.typhi karena masih menjadi masalah kesehatan
yang besar penyebab demam typhoid pada Negara berkembang. WHO memperkirakan

bahwa ada sekitar 16 juta kasus setiap tahun diseluruh dunia dan sekitar 600.000 orang
meninggal.
Selain komposisi gizi yang baik dan masalah kesegaran, konsumen juga semakin
khawatir tentang segi keamanan bahan makanan protein. Karena sifatnya yang kaya akan
bahan dan nutrien yang penting, daging secara keseluruhan merupakan medium yang baik
untuk pertumbuhan mikrobia antara lain karena kadar air yang cukup tinggi. Air yang ada
dalam daging melarutkan bahan-bahan nutrien sehingga dapat menunjang pertumbuhan
mikrobia terutama bakteri yang senang dalam kondisi basah. Hal ini menyebabkan
rendahnya daya simpan, penurunan kualitas kandungan nutrisi daging dan menjadi ajang
penyebaran 3 penyakit (food born dissease). Karena kandungan kimia yang sangat
kompleks, daging menjadi media yang sangat baik dan mudah untuk pertumbuhan
mikroorganisme.
Selain itu lamanya proses mulai dari pemotongan sampai dengan daging siap
untuk dikonsumsi sangat memungkinkan terjadinya kontaminasi pada daging, diantaranya
kontaminasi pada saat pemotongan, yakni dengan kandang, alat yang dipakai untuk
memotong, air yang digunakan untuk mencuci, tangan pekerja, kontak dengan kotoran
hewan tersebut, pada saat proses penggilingan dimana daging yang telah terkontaminasi
akan digiling menjadi bagian yang sangat kecil sehingga memungkinkan semua bagian
daging akan terkontaminasi ataupun dari alat penggilingan yang tidak bersih dan pada saat
distribusi sampai ke pasar atau di pasar itu sendiri.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa
masalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.

Bagaimana morfologi mikroorganisme kelompok Salmonella ?


Apa media perantara atau media pertumbuhan dari Salmonella ?
Bagaimana gejala penyakit yang diakibatkan oleh Salmonella ?
Bagaimana mekanisme infeksi oleh Salmonella ?
Bagaimana pencegahan dari infeksi Salmonella ?

C. Tujuan
Makalah ini dibuat dengan beberapa tujuan sebagai berikut:
2

1.
2.
3.
4.
5.

Untuk mengetahui karakteristik mikroorganisme kelompok Salmonella


Untuk mempelajari media perantara atau media pertumbuhan dari Salmonella.
Untuk mengetahui gejala penyakit yang diakibatkan oleh Salmonella.
Untuk mendalami mekanisme infeksi oleh Salmonella.
Untuk mengetahui langkah-langkah pencegahan dari infeksi Salmonella

6. BAB II
7. PEMBAHASAN
8.
A. Morfologi Mikroorganisme kelompok Salmonella
9.
10.
Salmonella termasuk dalam family Enterobacteriacea merupakan
bakteri patogen bagi manusia dan hewan. Infeksi Salmonella terjadi pada saluran cerna dan
terkadang menyebar lewat peredaran darah ke seluruh organ tubuh. Infeksi Salmonella pada
manusia bervariasi, yaitu dapat berupa infeksi yang dapat sembuh sendiri (gastroenteritis) ,
tetapi dapat juga menjadi kasus yang serius apabila terjadi penyebaran sistemik ( demam
enterik ), dalam kasus seperti ini diperlukan penanganan yang tepat dengan antibiotik
pilihan.
11.

Salmonella adalah jenis Gram negatif, berbentuk batang, tidak membentuk

spora, motil (bergerak dengan flagel peritrik) serta mempunyai tipe metabolisme yang
bersifat fakultatif anaerob.Termasuk kelompok bakteri Enterobacteriacea. Ukurannya 2 - 4
mikrometer x 0,5 0,8 mikrometer. Sifat Salmonella antara lain : dapat bergerak, tumbuh
pada suasana aerob dan anerob fakultatif, memberikan hasil positif pada reaksi fermentasi
manitol dan sorbitol dan memberikan hasil negatif pada reaksi indol, DNAse , fenilalanin
deaminase, urease, voges proskauer, dan reaksi fermentasi sukrosa dan laktosa.
12.

Dalam pembenihan agar Salmonella Shigella , agar endo, dan agar Mac

Conkey, koloni Salmonella berbentuk bulat, kecil, dan tidak berwarna, pada media Wilson
Blair agar, koloni Salmonella berwarna hitam. Spesies Salmonella dapat ditentukan dengan
uji reaksi biokimia atau serologi sedangkan penentuan tipe faga berguna dalam bidang
epidemiologi.
13.
14.

Klasifikasi Salmonella thyposa


Kingdom

: Bakteria

Phylum

: Proteobakteria

Classis

: Gamma proteobakteria

Ordo

: Enterobakteriales

Familia

: Enterobakteriakceae

Genus

: Salmonella

Species

: Salmonella thyposa

15.
16.

Gambar :Salmonella typhimurium

17.
18.

Salmonella digolongkan ke dalam bakteri gram negatif sebab Salmonella

adalah jenis bakteri yang tidak dapat mempertahankan zat warna metil ungu pada metode
pewarnaan gram. Bakteri gram positif akan mempertahankan warna ungu gelap setelah
dicuci dengan alkohol, sementara gram negatif tidak. Pada uji pewarnaan gram, suatu
pewarna penimbal ditambahkan setelah metal ungu, yang membuat semua gram negative
menjadi berwarna merah/merah muda. Pengujian ini berfungsi mengelompokkan kedua
jenis bakteri ini berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka. Banyak species bakteri
gram negative bersifat patogen ( penyebab penyakit) yang berarti mereka berbahaya bagi
organisme inang. Sifat patogen ini berkaitan dengan komponen tertentu pada dinding sel
gram negative terutama lapisan lipopolisakarida atau dikenal sebagai endotoksin.
19.

Salmonella typhi dapat hidup dalam kondisi aerobik (membutuhkan O2)

dan anaerobik fakultatif (dapat menggunakan O2, tapi bisa juga tumbuh tanpa O2).Bakteri ini
dapat tumbuh pada suhu antara 5 47 C, dengan suhu optimum 35 37 C.Beberapa sel
tetap dapat hidup selama penyimpanan beku. S. typhi dapat tumbuh pada pH 4,1- 9,0
dengan pH optimum 6,5-7,5. Dalam larutan asam asetat dengan pH 5,4 dan asam sitrat pH
4,05 bakteri S. typhi masih dapat tumbuh. Perubahan pH yang sangat ekstrim menyebabkan
bakteri akan mati. Kondisi pH optimum yang diperlukan untuk pertumbuhan dengan
menggunakan asam laktat dan asam asetat.
20.
5

21.

22.

23.

24.

26.

27.

28.

30.

31.

32.

vi

34.

35.

36.

ta

Kond
is
i
25.
Suh
u
(0
C
)
29.
pH
33.
Akti

s
Ai
r
37.
38. Bakteri Salmonella berkembang baik pada suhu hangat. Karena itu, infeksi
salmonella lebih banyak terjadi pada musim panas. Biasanya, bakteri masuk ke dalam tubuh
manusia melalui media makanan yang tidak dipanaskan dengan benar, misalnya: daging,
ayam, telur, atau susu. Atau, bisa juga melewati makanan mentah yang telah terkontaminasi
bakteri.
39.

Perkembangan

bakteri

Salmonella

terbilang

sangat

cepat

dan

menakjubkan, setiap selnya mampu membelah diri setiap 20 menit sekali pada suhu hangat
dan pada media tumbuh yang mengandung protein tinggi. Bisa dibayangkan, satu sel bakteri
bisa berkembang menjadi 90.000 hanya dalam waktu 6 jam.
1. Struktur dan tipe antigen Salmonella

40.

Salmonella menpunyai tiga jenis antigen utama, yaitu sebagai berikut :


6

1. Antigen somatik atau antigen O


41.

Antigen ini adalah bagian dinding sel bakteri yang tahan terhadap

pemanasan 100 0 C, alkohol dan asam. Struktur antigen somatik mengandung


lipopolisakarida. Beberapa diantaranya mengandung jenis gula yang spesifik. Antibodi
yang terbentuk terhadap antigen O adalah IgM.
42.
2. Antigen Flagel atau antigen H
43.

Ditemukan dalam 2 fase, yaitu fase 1 spesifik dan fase 2 tidak

spesifik. Antigen H dapat dirusak oleh asam, alkohol, dan pemanasan diatas 60 0 C.
Antibodi terhadap antigen H adalah IgG.
44.
45.
46.
47.
3. Antigen Vi atau antigen kapsul
48.

Antigen ini merupakan polimer polisakarida bersifat asam yang

terdapat pada bagian yang paling luar badan bakteri. Antigen Vi dapat dirusak oleh
asam, fenol, dan pemanasan 600 C selama 1 jam.
49.
2. Faktor virulensi

50.

Ada tiga faktor yang menentukan virulensi bakteri salmonella, yaitu :

a. Daya invasi
51.

Dalam usus halus, bakteri Salmonella yang berpenetrasi di epitel

dan masuk ke dalam jaringan sub-epitel sampai lamina propia. Mekanisme biokimia
yang terjadi saat penetrasi belum diketahui dengan jelas, tetapi prosesnya menyerupai
fagositosis. Setelah penetrasi, bakteri difagosit oleh makrofag, berkembang biak, dan
dibawa oleh makrofag ke bagian tubuh yang lain.
52.
b. Endotoksin
53.

Kemampuan Salmonella yang hidup intra seluler diduga karena

memiliki antigen permukaan (antigen Vi). Simpai sel Salmonella mengandung


kompleks lipopolisakarida (LPS) yang berfungsi sebagai endotoksin dan merupakan
faktor virulensi. Endotoksin dapat merangsang pelepasan zat pirogen dari sel-sel
7

makrofag dan sel-sel polimorfonunuklear (PMN) sehingga mengakibatkan demam.


Selain itu, endotoksin dapat merangsang aktifasi sistem komplemen, pelepasan kinin,
dan mempengaruhi limfosit. Sirkulasi endotoksin dalam peredaran darah dapat
menyebabkan kejang akibat infeksi.
54.
c. Enterotoksin dan sitotoksin
55.

Toksin lain yang dihasilkan oleh Salmonella adalah enterotoksin

dan sitotoksin. Kedua toksin ini diduga juga dapat meningkatkan daya invasi dan
merupakan faktor virulensi Salmonella.
56.
B. Sejarah dan Klasifikasi Bakteri Salmonella
57.

Salmonella ini diberi nama oleh Daniel Edward Salmon, ahli patologi

Amerika Serikat, meskipun sebenarnya rekannya Theobald Smith yang pertama kali
menemukan bakteri ini pada tahun 1885 pada tubuh babi.Kebanyakan species bergerak
dengan flagel peritrik.Kuman ini bisa hidup dalam air yang dibekukan dengan masa yang
lama.Salmonella resisten terhadap zat-zat kimia tertentu misalnya hijau brilian, natrium
tetrationat, dan natrium dioksikholat.Senyawa ini menghambat kuman koliform dan
karena itu bermanfaat untuk isolasi salmonella dari tinja.
58.

Bakteri ini tersebar luas di dalam tubuh hewan, terutama unggas dan babi.

Lingkungan yang menjadi sumber organisme ini antara lain air, tanah, serangga,
permukaan pabrik, permukaan dapur, kotoran hewan, daging mentah, daging unggas
mentah, dan makanan laut mentah. Salmonella typhi merupakan bakteri yang menginfeksi
manusia dan menyebabkan demam typhoid.
59.
Sejumlah 2000 tipe Salmonella telah dibedakan secara serologis dan diberi
nama khusus. Misalnya, Salmonella typhi (penyebab demam tipus) dan

Salmonella

paratyphi. Salmonella typhimurium, S. agona, S. panama adalah hanya sebagian kecil


dari berbagai jenis mikroorganisme penyebab keracunan bahan pangan tipe
gastroenteritis yang sudah dikenal. Gejala-gejala demam tipus akan Nampak setelah 7
8

sampai 14 hari infeksi dan umumnya ditandai oleh perasaan kurang enak dan sakit
kepala. Jenis mikroorganisme penyebab tipus ini hanya terdapat pada manusia dan tidak
dijumpai pada hewan lain.
60.
Klasifikasi Salmonella sp. sangat kompleks, biasanya diklasifikasikan
menurut dasar reaksi biokimia dan serotype yang diidentifikasi menurut struktur antigen
O, H dan Vi yang spesifik. Menurut reaksi biokimianya, Salmonella sp. dapat
diklasifikasikan menjadi tiga spesies yaitu Gastroenteritis (S. typhimurium), Septicemia
(S. Choleraesius), Enteric Fevers (i.e. S. typhi Typhoid Fever. Berdasarkan serotipenya
diklasifikasikan menjadi empat serotype yaitu S. paratyphy A (Serotipe group A), S.
parathyphi B (Serotipe group B), S.parathyphi group C, dan S. typhi dari Serotipe group
D. Perbedaan karakteristik dari masing-masing spesies Salmonella sp. berdasarkan sifatsafat biokimianya dapat dilihata pada tabel 1 sebagai berikut:
61.

62. Sifat

63. Sal

64. S

65. S

66. S

No

bioki

mo

al

mia

nel

la

typ

ne

hi

ll

ll

pa

ll

ra

ty

hi

67.

68. Indol

69. -

70. -

71. -

72. -

1
73.

74. MR

75. +

76. +

77. +

78. +

2
79.

80. Vp

81. -

82. -

83. -

84. -

3
85.

86. Citrat

87. -

88. -

89. +

90. -

4
91.

92. Motil

93. +

94. +

95. +

96. +

5
97.

itas
98. Ureas

99. -

100.

101.

102.

105.

106.

107.

108.

K/A G

K/A

6
103.

e
104.

T
SIA

(-),

K/A

H2

K/A

(+

),

(+)

),

(+

109.
8

110.

111.

lukos

A,

115.
9

)
112.

116.

A,

113.

114.

A,

A, G

G(

-)

(+

117.

aktos

)
118.
10

119.
-

120.
-

a
121.
10

122.

123.

ukros

124.
-

125.
-

126.
-

a
127.
C. Media Perantara atau Media Pertumbuhan dari Salmonella
1. Media Perantara Bakteri Salmonella

128.

Jenis organisme Salmonella yang sehubungan dengan suplai bahan

pangan manusia banyak ditemukan pada sapi, domba, babi dan ayam. Peternakan secara
intensif untuk hewan ternak dan burung merupakan penyebab bertambah meningkatnya
kejadian akibat Salmonella dari sumber-sumber tersebut. Kejadian yang terjadi pada
peternakan ternak besar atau ayam di negara-negara maju dapat berkisar antara 0-50%
ternak atau ayam tertular Salmonella dari padang rumput yang tercemar oleh kotoran
yang tertular oleh Salmonella atau tepung ikan, tepung daging, atau tepung tulang yang
tercemar. Selama perjalanan kerumah potong hewan, ternak-ternak (ayam-ayam)
ditempatkan secara berdesak-desakan dan mengalami tekanan, sehingga mengakibatkan
penyebaran mikroorgnisme lebih luas diantara ternak-ternak tersebut. Demikian juga
selama penyembelihan dan kemudian pemotongan karkas terjadi pencemaran silang
(cross contamination) dari karkas yang tercemar ke karkas yang masih bersih melalui
pisau, alat - alat lainnya dan air pencucian, sehingga keadaan karkas yang tercemar oleh
Salmonella lebih banyak sesudah proses penyembelihan daripada sebelumnya.
129.

Tingkat pencemaran karkas, yaitu jumlah sel/karkas, umumnya

rendah jumlahnya yang ada tidak cukup sebagai satu dosis infeksi yang biasanya sekitar
105 106 sel. Walaupun demikian, pencemaran dalam jumlah yang rendah ini tetap
memberikan bahaya yang cukup besar bagi kesehatan masyarakat, karena pemasakan
yang kurang sempurna dari produk tersebut, kemudian akan mengakibatkan
perkembangan sel sel Salmonella sampai pada tingkat dapat menjangkit penyakit pada
pengelolaan yang salah. Selanjutnya, produk yang tercemar ini dibawa ke dapur sebagai
bahan baku dan ini akan menjadi sumber kontaminasi silang pada permukaan

11

permukaan bahan bahan, alat alat masak yang kemudian dapat mencemari bahan
pangan lainnya.
130.

Pembawa utama mikroorganisme kelompok Salmonella ini adalah

manusia. Organisme-organisme kelompok ini dikeluarkan ke dalam alam sekeliling


melalui kotoran (faeces) dimana bahan pangan dan air akan tercemar olehnya. Rantai
penularannya adalah : manusia-bahan pangan(air)-manusia. Bakteri-bakteri ini sangat
infektif, yaitu hanya dengan sejumlah kurang dari 100 sel cukup untuk menimbulkan
penyakit.Oleh karena dosis infeksinya cukup rendah, maka umumnya tidak diperlukan
perkembangbiakan sel dalam bahan pangan untuk menjadi berbahaya, walaupun
perkembangbiakan dapat terjadi.
2. Media Pertumbuhan Bakteri Salmonella

131.
132.

Untuk menumbuhkan Salmonella dapat digunakan berbagai

macam media, salah satunya adalah media Hektoen Enteric Agar (HEA). Media lain yang
dapat digunakan adalah SS agar, bismuth sulfite agar, brilliant green agar, dan xyloselisine-deoxycholate (XLD) agar. HEA merupakan media selektif-diferensial. Media ini
tergolong selektif karena terdiri dari bile salt yang berguna untuk menghambat
pertumbuhan bakteri gram positif dan beberapa gram negatif, sehingga diharapkan
bakteri yang tumbuh hanya Salmonella. Media ini digolongkan menjadi media diferensial
karena dapat membedakan bakteri Salmonella dengan bakteri lainnya dengan cara
memberikan tiga jenis karbohidrat pada media, yaitu laktosa, glukosa, dan salisin, dengan
komposisi laktosa yang paling tinggi. Salmonella tidak dapat memfermentasi laktosa,
sehingga asam yang dihasilkan hanya sedikit karena hanya berasal dari fermentasi
glukosa saja. Hal ini menyebabkan koloni Salmonella akan berwarna hijau-kebiruan
karena asam yang dihasilkannya bereaksi dengan indikator yang ada pada media HEA,
yaitu fuksin asam dan bromtimol blue. Pada BGA (Brilliant Green Agar) koloni dari tidak
berwarna merah, dan transparan hingga keruh dengan lingkaran merah muda hingga
merah. Biakan diduga salmonela positif jika ada TSIA terlihat warna merah pada
permukaan agar, warna kuning pada dasar tabung dengan satu atau tanpa pembentukan
H2S. Pada media xylose-lisine-deoxycholate (XLD) bakteri Salmonella akan membentuk

12

warna merah dengan atau tanpa pusat berwarna hitam. Pada media bismuth sulfite agar
bakteri Salmonella membentuk warna hitam atau hijau.

133.
134.

Salmonella pada media XLD

Salmonella

pada media BGA


135.

D. Gejala Penyakit yang Diakibatkan oleh Salmonella


136.

Salmonella penyebab gastroenteritis ditandai oleh gejala-gejala

yang umumnya Nampak 12-36 jam setelah makan bahan pangan yang tercemar. Gejalagejala tersebut adalah, sebagai berikut :
1. Panas badan semakin hari bertambah tinggi, terutama pada sore dan malam hari.
2. Terjadi selama 7-10 hari, kemudian panasnya menjadi konstan dan kontinyu.
3. berak-berak (diarrhea), sakit kepala, muntah-muntah, pusing bagian bawah, demam dan
kadang-kadang didahului sakit kepala dan menggigil.
4. Hilangnya nafsu makan.
5. Bentuk klasik demam tiphoid selama 4 minggu. Masa inkubasi 7-14 hari.
137. Minggu pertama terjadi demam tinggi, sakit kepala, nyeri abdomen, dan
perbedaan peningkatan temperatur dengan denyut nadi.50 % pasien dengan defekasi
normal.
138. Pada minggu kedua terjadi splenomegali dan timbul rash.
139. Pada minggu ketiga timbul penurunan kesadaran dan peningkatan toksemia,
keterlibatan usus halus terjadi pada minggu ini dengan diare kebiru-biruan dan
berpotensi untuk terjadinya ferforasi.
140. Pada minggu ke empatterjadi perbaikan klinis.
6. Tingkat kematian kurang dari 1%, tetapi jumlah ini meningkat pada anak-anak, orang
tua atau orang yang lemah. Tempat terdapatnya jenis mikroorganisme ini adalah pada
alat-alat pencernaan hewan dan burung.

13

141.

142.

Gambar :Salmonella nontipoid

thypi
143.

Gambar :Salmonella

Salmonella nontipoid adalah penyebab utama keracunan makanan

di Amerika Serikatdan Salmonella typhimurium merupakan penyebab awal penyakit dengan


gejala demam, menggigil, dan diare, diikuti dengan mual, muntah, dan kejang
abdomen.Occult blood jarang terjadi. Lamanya berlangsung biasanya kurang dari 7 hari.
144.

Terapi pada Salmonellanontipoid tanpa komplikasi dengan hidrasi

adekuat. Penggunaan antibiotik rutin tidak disarankan, karena dapat meningkatan resistensi
bakteri. Antibiotik diberikan jika terjadi komplikasi salmonellosis, usia ekstrem ( bayi dan
14

berusia > 50 tahun), immunodefisiensi, tanda atau gejala sepsis, atau infeksi fokal
(osteomilitis,

abses).

Pilihan

antibiotik

adalah

trimetoprim-sulfametoksazole

atau

fluoroquinolone seperti ciprofloxacin atau norfloxacin oral 2 kali sehari selama 5 7 hari
atau Sephalosporin generasi ketiga secara intravena pada pasien yang tidak dapat diberi oral.
145.

Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi adalah penyebab

demam tiphoid. Demam tiphoid dikarakteristikkan dengan demam panjang, splenomegali,


delirium, nyeri abdomen, dan manifestasi sistemik lainnya. Penyakit tiphoid adalah suatu
penyakit sistemik dan memberikan gejala primer yang berhubungan dengan traktus
gastrointestinal. Sumber organisme ini biasanya adalah makanan terkontaminasi.
146.

Jenis Salmonella yang tidak kalah berbahaya adalah S.

choleraesius. Jenis ini dapat menyebabkan penyakit septicemia atau bakterimia. Septicemia
atau bakterimia merupakan penyakit yang disebabkan akibat masuknya bakteri ke pembuluh
darah. Orang atau pasien yang masih dalam kondisi pra- penanganan medis dan
kekebalannya masih lemah, misalnya pasien yang akan mengalami operasi adalah orang
yang rentan terkena penyakit septicemia atau bakterimia ini. Orang yang sedang menderita
diabetes melitus, sakit gigi akut, penyakit jantung, gangguan hati dan yang lainnya yang
menyebabkan orang itu memiliki system imun yang rendah akan rentang terkena penyakit
ini.
E. Mekanisme Infeksi oleh Salmonella

147.

Infeksi oleh Salmonella dapat terjadi akibat mengkonsumsi

makanan yang terkontaminasi baik dari sumber hewan selama pemotongan atau slaughter
atau kontaminasi silang selama penanganan dan preparasi bahan pangan. Kehigienisan yang
tidak tepat juga dapat menjadi sumber kontaminasi. Pencucian tangan yang tepat dan
sanitasi tempat yang digunakan selama memasak atau proses pengolahan bahan pangan
dapat mencegah kontaminasi bakteri terutama dari individu yang menyiapkan makanan
tersebut. Studi terhadap manusia mengenai kontaminasi bakteri menunjukkan dosis yang
mampu menyebabkan infeksi adalah sejumlah 105organisme (bakteri), namun, infeksi dapat
terjadi pula walaupun dosisnya lebih rendah, yaitu pada individu yang system imun atau
kekebalan tubuhnya kurang kuat seperti bayi, balita, anak kecil dan orang tua.
15

148.

149.

Pola penyebaran penyakit ini adalah melalui saluran cerna (mulut,

esofagus, lambung, usus 12 jari, usus halus, usus besar).S typhi,paratyphi A, B, dan C
masuk ke tubuh manusia bersama bahan makanan atau minuman yang tercemar.Saat kuman
masuk ke saluran pencernaan manusia, sebagian kuman mati oleh asam lambung dan
sebagian kuman masuk ke usus halus. Dari usus halus kuman beraksi sehingga bisa
menjebol usus halus. Setelah berhasil melampaui usus halus, kuman masuk ke kelenjar
getah bening, ke pembuluh darah, dan ke seluruh tubuh (terutama pada organ hati, empedu,
dan lain-lain). Sehingga feses dan urin penderita bias mengandung kuman S. typhi, S.
paratyphi A, B dan C yang siap menginfeksi manusia lain melalui makanan atau minuman
16

yang tercemari. Pada penderita yang tergolong carrier kuman Salmonella bias ada terus
menerus di feses dan urin sampai bertahun-tahun.
150.

Setelah memasuki dinding usus halus, S. typhi, S. paratyphi A, B

dan C mulai melakukan penyerangan melalui system limfa ke limfayang menyebabkan


pembengkakan pada urat dan setelah satu periode perkembangbiakan bakteri tersebut
kemudian menyerang aliran darah. Aliran darah yang membawa bakteri juga akan
menyerang liver, kantong empedu, limfa, ginjal, dan sumsum tulang dimana bakteri ini
kemudian berkembangbiak dan menyebabkan infeksi organ-organ ini. Melalui organ-organ
yang telah terinfeksi inilah mereka terus menyerang aliran darah yang menyebabkan
bakteremia sekunder. Bakteremia sekunder ini bertanggung jawab sebagai penyebab
terjadinya demam dan penyakit klinis.
151.
152.

17

153.

Secara rinci, Salmonella masuk ke tubuh manusia melalui media

perantara seperti bahan pangan maupun air yang telah terkontaminasi, hingga sampai ke
individu. Pada tubuh manusia, sel Salmonella akan menempel melalui mucosa (mucus) pada
flagella yang dimilikinya ke sel epitel pada usus. Hal ini akan menyebabkan membrane sel
mengkerut. Selanjutnya, sel bakteri ini akan melepaskan protein effektor melalui system
sekresi Tipe III. Dan terjadilah proses endositosis. Endositosis adalah proses masuknya
cairan atau mikro molekul ke dalam sel. Sistem sekresi Tipe III atau Type III Scretion
System (TTSS) merupakan jalur utama dari Salmonella untuk mengantarkan factor virulensi
ke sel host (inang). Sistem ini terbentuk atas 20 protein, yang berkumpul dalam tahap urutan
yang benar.PrgI adalah struktur yang berbentuk seperti jarum yang diperpanjang atau
diperluas oleh basa protein sehingga membentuk jalan atau jalur (channel) menuju sel inang
(host).Maka, bakteri ini dapat melakukan penetrasi ke dalam sel tubuh manusia.
154.
155.
F. Pencegahan dari Infeksi Salmonella
156.

Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mencegah kontaminasi Salmonella

yang sangat efektif untuk meminimalisir resiko terkena infeksi dari Salmonella antara lain:
1. Bahan pangan mentah harus disimpan di freezer
2. Menjaga kebersihan peralatan makan
3. Selalu mencuci tangan, semua mangkok dan peralatan masak serta peralatan makan yang
mengalami kontak permukaan setelah memroses atau menangani bahan pangan mentah
4. Waktu penyimpanan bahan pangan dalam suhu ruang selama dikonsumsi harus dibatasi
yaitu jangan lebih dari 2 jam dan makanan yang tersimpan di suhu ruang selama lebih
dari 2 jam sebaiknya dibuang (hindari memilih metode prasmanan saat mengkonsumsi
makanan sebab makanan diletakakkan dan tersedia sepanjang waktu di luar pada suhu
ruang sehingga rentan terkontaminasi)
5. Setelah kontak dengan kotoran (feces) hewan, tangan harus dicuci dengan air hangat dan
sabun.
6. Dan pastinya selalu menjaga kesehatan tubuh dengan makanan dan gizi seimbang,
istirahat yang cukup, olahraga.
157.
18

158.

Sejumlah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri seperi kelompok

Salmonella dapat ditularkan dari individu ke individu lainnya melalui makanan.Oleh karena
itu penanganan bahan pangan perlu dilakukan sebaik mungkin terutama dalam hal sanitasi
dari semua pihak yang terlibat dalam bahan pangan. Penanganan bahan pangan yang baik
dapat mencegah infeksi bakteri, antara lain:
1.

Jangan mencicipi makanan menggunakan jari tangan, gunakan sendok dan usai mencicipi

2.

sendok tersebut langsung dicuci dengan air hangat


Bahan pangan yang tidak dikemas, jangan langsung diletakkan pada rak refrigerator

3.

(kulkas)
Simpan bahan pangan mentah di bagian bawah rak kulkas, dan sebaiknya dipisahkan dari

4.

bahan pangan yang sudah masak atau matang


Gunakan penyimpanan, preparasi dan area peletakkan yang masing-masing terpisah
antara bahan pangan mentah dengan bahan pangan yang sudah dimasak. Miliki peralatan
masak yang berbeda seperti papan pemotongan (talenan) untuk bahan pangan mentah dan

5.

yang sudah dimasak.


Bahan-bahan yang didinginkan (dalam refrigerator) harus disebar dan mendapatkan

6.

sirkulasi udara yang cukup dan pendinginan yang cepat walaupun dalam periode puncak
Lakukan thawing pada bahan pangan beku pada refrigerator atau di bawah air dingin

7.
8.

yang mengalir
Jaga suhu makanan yang hangat agar di atas 600 C dan makanan dingin di bawah 50C.
Makanan yang baru selesai dimasak dan masih panas, harus segera didinginkan sejenak
terlebih dahulu.Untuk mencegah spora pada bakteri menjadi aktif, sebab spora suka

9.

hidup pada suhu yang ekstrem.


Jangan gunakan peralatan yang sama untuk bahan pangan mentah dan yang sudah

dimasak atau unggas


10. Cuci sebaik-baiknya peralatan makan dan masak dengan air yang sangat panas dan
deterjen
11. Besihkan dapur hingga sedetail-sedetailnya
12. Hindari penggunaan talenan berbahan kayu
13. Pelihara standar higienis yang tinggi pada tiap individu. Hindari kontak dengan bahan
pangan menggunakan jari tangan, namun gunakan sarung tangan atau penjepit makanan
(tongs)
159.
160.

Untuk

pencegahan

dan

pengobatan

Salmonella secara khusus, dapat dilakukan tindakan-tindakan berikut:


1. Penggunaan antibiotic secara umum, contohnya ciprofloxacin
19

akibat

infeksi

2. Menyediakan vaksin untuk infeksi Salmonella


3. Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat umum, terutama di Negara-negara
berkembang, mengenai identifikasi atas semua pembawa atau media penularan, serta
sumber kontaminasi dari ketersediaan air
4. Hindari makanan dan minuman yang berisiko terkontaminasi bakteri
5. Masak dan bersihkan makanan sebaik-baiknya, hindari bahan pangan mentah terutama
buah dan sayuran
6. Selalu gunakan air dan sabun dalam mencuci tangan
161.
162.

Jenis-jenis vaksin II yaitu Thypoid Vaccines yang tersedia bagi penderita

terinfeksi oleh Salmonella, kini ada 3, yaitu:


1.

Vaksin inactivated whole-cell (menginaktivasi seluruh sel pathogen). Tiap inividu,

2.

direkomendasikan dosis tunggal setiap 3 tahun.


Ty21: merupakan vaksin hidup untuk S. typhi. Dikonsumsi secara oral (melalui mulut)

3.

sejumlah 4 dosis. Efektif selama 7 tahun.


Vi polysaccharide vaccine: dari polisakarida Vi yang dimurnikan berasal dari S. typhi .
Ditransfer ke dalam otot. Untuk memelihara pertahanan tubuh. Revaksinasi
direkomendasikan setiap 3 tahun.
163.

Vaksin-vaksin tersebut di atas telah menunjukkan 70-90 % effektif mengobati

infeksi oleh kelompok Salmonella


164.

165.
166.
167.
168.
169.
170.
171.
20

172.
173.

174.
175.

BAB III
PENUTUP

176.

A. Kesimpulan
177.

Dari penjelasan tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa

Salmonella telah dibedakan secara serologis dan diberi nama khusus. Klasfikasi
Salmonella sp. sangat kompleks, biasanya diklasifikasikan menurut dasar reaksi biokimia,
serotype yang diidentifikasi menurut struktur antigen O, H dan Vi yang spesifik.
Salmonella banyak ditemukan pada suplai bahan pangan manusia seperti sapi, domba, babi
dan ayam. Penyebaran Salmonella pada hewan-hewan ternak tersebut dapat terjadi selama
proses pengangkutan, penyembelihan, atau pengolahan dan melalui berbagai media mulai
dari pakan sampai alat-alat yang digunakan pada proses pengolahan dan penyembelihan.
Pembawa utama mikroorganisme kelompok Salmonella ini adalah manusia. Organismeorganisme kelompok ini dikeluarkan ke dalam alam sekeliling melalui kotoran (faeces)
dimana bahan pangan dan air akan tercemar olehnya.
178.

Kelompok bakteri Salmonella yang sering menjadi sumber

penyakit, yaitu Salmonella nontyphoid danSalmonella typhi.S.choleraesiusadalah jenis


bakteri lain yang tidak kalah penting,karena dapat menyebabkan penyakit septicemia atau
bakterimia. Septicemia atau bakterimia merupakan penyakit yang disebabkan akibat
masuknya bakteri ke pembuluh darah. Salmonella masuk ke tubuh manusia melalui media
perantara seperti bahan pangan maupun air yang telah terkontaminasi, hingga sampai ke
individu.

B. Saran
179.

Dari pembuatan makalah ini diharapkan bahwa pembaca dapat

mengerti dan memahami tentang mekanisme infeksi Salmonella sp. pada manusia serta
21

cara pencegahannya. Pembaca juga diharapkan dapat mengambil manfaat dari makalah
yang telah kami susun.Kritik dan saran sangat kami harapkan untuk memperbaiki penulisan
makalah yang selanjutnya.

22

180.

DAFTAR PUSTAKA
181.

182.

http://id.wikipedia.org/wiki/Salmonella

183.

http://www.ilmukesehatan.com/artikel/makalah-salmonella-typhosa.html

184.

http://mikrobia.wordpress.com/2008/05/16/salmonella-thyposa/

185.

http://biologigonz.blogspot.com/2010/05/thypus-salmonella-thyposa.html

186.
187.
188.

23

Anda mungkin juga menyukai