Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaiakan makalah yang berjudul Bakteri Patogen Salmonella
thyposa. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam proses
pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah
membantu kami dalam mengerjakan makalah ini.Kami juga mengucapkan terimakasih kepada
teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak
langsung dalam pembuatan makalah ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat tentang isi dari
makalah ini.Karena itu kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna
bagi kita bersama.Pada bagian akhir, kami akan mengulas tentang berbagai masukan dan
pendapat dari orang-orang yang ahli di bidangnya, karena itu kami harapkan hal ini juga dapat
berguna bagi kita bersama.Semoga makalah yang kami buat ini dapat membuat kita mencapai
kehidupan yang lebih baik lagi.
Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar............................................................................................................ i
Daftar Isi..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1
A.
Latar Belakang.................................................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah............................................................................................. 2
C. Tujuan............................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................. 4
Morfologi Mikroorganisme kelompok Salmonella.............................................4
A.
1.
2.
Faktor virulensi.............................................................................................. 7
Media Perantara atau Media Pertumbuhan dari Salmonella..............................9
C.
1.
2.
D.
E.
F.
Kesimpulan..................................................................................................... 19
B.
Saran............................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bahwa ada sekitar 16 juta kasus setiap tahun diseluruh dunia dan sekitar 600.000 orang
meninggal.
Selain komposisi gizi yang baik dan masalah kesegaran, konsumen juga semakin
khawatir tentang segi keamanan bahan makanan protein. Karena sifatnya yang kaya akan
bahan dan nutrien yang penting, daging secara keseluruhan merupakan medium yang baik
untuk pertumbuhan mikrobia antara lain karena kadar air yang cukup tinggi. Air yang ada
dalam daging melarutkan bahan-bahan nutrien sehingga dapat menunjang pertumbuhan
mikrobia terutama bakteri yang senang dalam kondisi basah. Hal ini menyebabkan
rendahnya daya simpan, penurunan kualitas kandungan nutrisi daging dan menjadi ajang
penyebaran 3 penyakit (food born dissease). Karena kandungan kimia yang sangat
kompleks, daging menjadi media yang sangat baik dan mudah untuk pertumbuhan
mikroorganisme.
Selain itu lamanya proses mulai dari pemotongan sampai dengan daging siap
untuk dikonsumsi sangat memungkinkan terjadinya kontaminasi pada daging, diantaranya
kontaminasi pada saat pemotongan, yakni dengan kandang, alat yang dipakai untuk
memotong, air yang digunakan untuk mencuci, tangan pekerja, kontak dengan kotoran
hewan tersebut, pada saat proses penggilingan dimana daging yang telah terkontaminasi
akan digiling menjadi bagian yang sangat kecil sehingga memungkinkan semua bagian
daging akan terkontaminasi ataupun dari alat penggilingan yang tidak bersih dan pada saat
distribusi sampai ke pasar atau di pasar itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa
masalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
C. Tujuan
Makalah ini dibuat dengan beberapa tujuan sebagai berikut:
2
1.
2.
3.
4.
5.
6. BAB II
7. PEMBAHASAN
8.
A. Morfologi Mikroorganisme kelompok Salmonella
9.
10.
Salmonella termasuk dalam family Enterobacteriacea merupakan
bakteri patogen bagi manusia dan hewan. Infeksi Salmonella terjadi pada saluran cerna dan
terkadang menyebar lewat peredaran darah ke seluruh organ tubuh. Infeksi Salmonella pada
manusia bervariasi, yaitu dapat berupa infeksi yang dapat sembuh sendiri (gastroenteritis) ,
tetapi dapat juga menjadi kasus yang serius apabila terjadi penyebaran sistemik ( demam
enterik ), dalam kasus seperti ini diperlukan penanganan yang tepat dengan antibiotik
pilihan.
11.
spora, motil (bergerak dengan flagel peritrik) serta mempunyai tipe metabolisme yang
bersifat fakultatif anaerob.Termasuk kelompok bakteri Enterobacteriacea. Ukurannya 2 - 4
mikrometer x 0,5 0,8 mikrometer. Sifat Salmonella antara lain : dapat bergerak, tumbuh
pada suasana aerob dan anerob fakultatif, memberikan hasil positif pada reaksi fermentasi
manitol dan sorbitol dan memberikan hasil negatif pada reaksi indol, DNAse , fenilalanin
deaminase, urease, voges proskauer, dan reaksi fermentasi sukrosa dan laktosa.
12.
Dalam pembenihan agar Salmonella Shigella , agar endo, dan agar Mac
Conkey, koloni Salmonella berbentuk bulat, kecil, dan tidak berwarna, pada media Wilson
Blair agar, koloni Salmonella berwarna hitam. Spesies Salmonella dapat ditentukan dengan
uji reaksi biokimia atau serologi sedangkan penentuan tipe faga berguna dalam bidang
epidemiologi.
13.
14.
: Bakteria
Phylum
: Proteobakteria
Classis
: Gamma proteobakteria
Ordo
: Enterobakteriales
Familia
: Enterobakteriakceae
Genus
: Salmonella
Species
: Salmonella thyposa
15.
16.
17.
18.
adalah jenis bakteri yang tidak dapat mempertahankan zat warna metil ungu pada metode
pewarnaan gram. Bakteri gram positif akan mempertahankan warna ungu gelap setelah
dicuci dengan alkohol, sementara gram negatif tidak. Pada uji pewarnaan gram, suatu
pewarna penimbal ditambahkan setelah metal ungu, yang membuat semua gram negative
menjadi berwarna merah/merah muda. Pengujian ini berfungsi mengelompokkan kedua
jenis bakteri ini berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka. Banyak species bakteri
gram negative bersifat patogen ( penyebab penyakit) yang berarti mereka berbahaya bagi
organisme inang. Sifat patogen ini berkaitan dengan komponen tertentu pada dinding sel
gram negative terutama lapisan lipopolisakarida atau dikenal sebagai endotoksin.
19.
dan anaerobik fakultatif (dapat menggunakan O2, tapi bisa juga tumbuh tanpa O2).Bakteri ini
dapat tumbuh pada suhu antara 5 47 C, dengan suhu optimum 35 37 C.Beberapa sel
tetap dapat hidup selama penyimpanan beku. S. typhi dapat tumbuh pada pH 4,1- 9,0
dengan pH optimum 6,5-7,5. Dalam larutan asam asetat dengan pH 5,4 dan asam sitrat pH
4,05 bakteri S. typhi masih dapat tumbuh. Perubahan pH yang sangat ekstrim menyebabkan
bakteri akan mati. Kondisi pH optimum yang diperlukan untuk pertumbuhan dengan
menggunakan asam laktat dan asam asetat.
20.
5
21.
22.
23.
24.
26.
27.
28.
30.
31.
32.
vi
34.
35.
36.
ta
Kond
is
i
25.
Suh
u
(0
C
)
29.
pH
33.
Akti
s
Ai
r
37.
38. Bakteri Salmonella berkembang baik pada suhu hangat. Karena itu, infeksi
salmonella lebih banyak terjadi pada musim panas. Biasanya, bakteri masuk ke dalam tubuh
manusia melalui media makanan yang tidak dipanaskan dengan benar, misalnya: daging,
ayam, telur, atau susu. Atau, bisa juga melewati makanan mentah yang telah terkontaminasi
bakteri.
39.
Perkembangan
bakteri
Salmonella
terbilang
sangat
cepat
dan
menakjubkan, setiap selnya mampu membelah diri setiap 20 menit sekali pada suhu hangat
dan pada media tumbuh yang mengandung protein tinggi. Bisa dibayangkan, satu sel bakteri
bisa berkembang menjadi 90.000 hanya dalam waktu 6 jam.
1. Struktur dan tipe antigen Salmonella
40.
Antigen ini adalah bagian dinding sel bakteri yang tahan terhadap
spesifik. Antigen H dapat dirusak oleh asam, alkohol, dan pemanasan diatas 60 0 C.
Antibodi terhadap antigen H adalah IgG.
44.
45.
46.
47.
3. Antigen Vi atau antigen kapsul
48.
terdapat pada bagian yang paling luar badan bakteri. Antigen Vi dapat dirusak oleh
asam, fenol, dan pemanasan 600 C selama 1 jam.
49.
2. Faktor virulensi
50.
a. Daya invasi
51.
dan masuk ke dalam jaringan sub-epitel sampai lamina propia. Mekanisme biokimia
yang terjadi saat penetrasi belum diketahui dengan jelas, tetapi prosesnya menyerupai
fagositosis. Setelah penetrasi, bakteri difagosit oleh makrofag, berkembang biak, dan
dibawa oleh makrofag ke bagian tubuh yang lain.
52.
b. Endotoksin
53.
dan sitotoksin. Kedua toksin ini diduga juga dapat meningkatkan daya invasi dan
merupakan faktor virulensi Salmonella.
56.
B. Sejarah dan Klasifikasi Bakteri Salmonella
57.
Salmonella ini diberi nama oleh Daniel Edward Salmon, ahli patologi
Amerika Serikat, meskipun sebenarnya rekannya Theobald Smith yang pertama kali
menemukan bakteri ini pada tahun 1885 pada tubuh babi.Kebanyakan species bergerak
dengan flagel peritrik.Kuman ini bisa hidup dalam air yang dibekukan dengan masa yang
lama.Salmonella resisten terhadap zat-zat kimia tertentu misalnya hijau brilian, natrium
tetrationat, dan natrium dioksikholat.Senyawa ini menghambat kuman koliform dan
karena itu bermanfaat untuk isolasi salmonella dari tinja.
58.
Bakteri ini tersebar luas di dalam tubuh hewan, terutama unggas dan babi.
Lingkungan yang menjadi sumber organisme ini antara lain air, tanah, serangga,
permukaan pabrik, permukaan dapur, kotoran hewan, daging mentah, daging unggas
mentah, dan makanan laut mentah. Salmonella typhi merupakan bakteri yang menginfeksi
manusia dan menyebabkan demam typhoid.
59.
Sejumlah 2000 tipe Salmonella telah dibedakan secara serologis dan diberi
nama khusus. Misalnya, Salmonella typhi (penyebab demam tipus) dan
Salmonella
sampai 14 hari infeksi dan umumnya ditandai oleh perasaan kurang enak dan sakit
kepala. Jenis mikroorganisme penyebab tipus ini hanya terdapat pada manusia dan tidak
dijumpai pada hewan lain.
60.
Klasifikasi Salmonella sp. sangat kompleks, biasanya diklasifikasikan
menurut dasar reaksi biokimia dan serotype yang diidentifikasi menurut struktur antigen
O, H dan Vi yang spesifik. Menurut reaksi biokimianya, Salmonella sp. dapat
diklasifikasikan menjadi tiga spesies yaitu Gastroenteritis (S. typhimurium), Septicemia
(S. Choleraesius), Enteric Fevers (i.e. S. typhi Typhoid Fever. Berdasarkan serotipenya
diklasifikasikan menjadi empat serotype yaitu S. paratyphy A (Serotipe group A), S.
parathyphi B (Serotipe group B), S.parathyphi group C, dan S. typhi dari Serotipe group
D. Perbedaan karakteristik dari masing-masing spesies Salmonella sp. berdasarkan sifatsafat biokimianya dapat dilihata pada tabel 1 sebagai berikut:
61.
62. Sifat
63. Sal
64. S
65. S
66. S
No
bioki
mo
al
mia
nel
la
typ
ne
hi
ll
ll
pa
ll
ra
ty
hi
67.
68. Indol
69. -
70. -
71. -
72. -
1
73.
74. MR
75. +
76. +
77. +
78. +
2
79.
80. Vp
81. -
82. -
83. -
84. -
3
85.
86. Citrat
87. -
88. -
89. +
90. -
4
91.
92. Motil
93. +
94. +
95. +
96. +
5
97.
itas
98. Ureas
99. -
100.
101.
102.
105.
106.
107.
108.
K/A G
K/A
6
103.
e
104.
T
SIA
(-),
K/A
H2
K/A
(+
),
(+)
),
(+
109.
8
110.
111.
lukos
A,
115.
9
)
112.
116.
A,
113.
114.
A,
A, G
G(
-)
(+
117.
aktos
)
118.
10
119.
-
120.
-
a
121.
10
122.
123.
ukros
124.
-
125.
-
126.
-
a
127.
C. Media Perantara atau Media Pertumbuhan dari Salmonella
1. Media Perantara Bakteri Salmonella
128.
pangan manusia banyak ditemukan pada sapi, domba, babi dan ayam. Peternakan secara
intensif untuk hewan ternak dan burung merupakan penyebab bertambah meningkatnya
kejadian akibat Salmonella dari sumber-sumber tersebut. Kejadian yang terjadi pada
peternakan ternak besar atau ayam di negara-negara maju dapat berkisar antara 0-50%
ternak atau ayam tertular Salmonella dari padang rumput yang tercemar oleh kotoran
yang tertular oleh Salmonella atau tepung ikan, tepung daging, atau tepung tulang yang
tercemar. Selama perjalanan kerumah potong hewan, ternak-ternak (ayam-ayam)
ditempatkan secara berdesak-desakan dan mengalami tekanan, sehingga mengakibatkan
penyebaran mikroorgnisme lebih luas diantara ternak-ternak tersebut. Demikian juga
selama penyembelihan dan kemudian pemotongan karkas terjadi pencemaran silang
(cross contamination) dari karkas yang tercemar ke karkas yang masih bersih melalui
pisau, alat - alat lainnya dan air pencucian, sehingga keadaan karkas yang tercemar oleh
Salmonella lebih banyak sesudah proses penyembelihan daripada sebelumnya.
129.
rendah jumlahnya yang ada tidak cukup sebagai satu dosis infeksi yang biasanya sekitar
105 106 sel. Walaupun demikian, pencemaran dalam jumlah yang rendah ini tetap
memberikan bahaya yang cukup besar bagi kesehatan masyarakat, karena pemasakan
yang kurang sempurna dari produk tersebut, kemudian akan mengakibatkan
perkembangan sel sel Salmonella sampai pada tingkat dapat menjangkit penyakit pada
pengelolaan yang salah. Selanjutnya, produk yang tercemar ini dibawa ke dapur sebagai
bahan baku dan ini akan menjadi sumber kontaminasi silang pada permukaan
11
permukaan bahan bahan, alat alat masak yang kemudian dapat mencemari bahan
pangan lainnya.
130.
131.
132.
macam media, salah satunya adalah media Hektoen Enteric Agar (HEA). Media lain yang
dapat digunakan adalah SS agar, bismuth sulfite agar, brilliant green agar, dan xyloselisine-deoxycholate (XLD) agar. HEA merupakan media selektif-diferensial. Media ini
tergolong selektif karena terdiri dari bile salt yang berguna untuk menghambat
pertumbuhan bakteri gram positif dan beberapa gram negatif, sehingga diharapkan
bakteri yang tumbuh hanya Salmonella. Media ini digolongkan menjadi media diferensial
karena dapat membedakan bakteri Salmonella dengan bakteri lainnya dengan cara
memberikan tiga jenis karbohidrat pada media, yaitu laktosa, glukosa, dan salisin, dengan
komposisi laktosa yang paling tinggi. Salmonella tidak dapat memfermentasi laktosa,
sehingga asam yang dihasilkan hanya sedikit karena hanya berasal dari fermentasi
glukosa saja. Hal ini menyebabkan koloni Salmonella akan berwarna hijau-kebiruan
karena asam yang dihasilkannya bereaksi dengan indikator yang ada pada media HEA,
yaitu fuksin asam dan bromtimol blue. Pada BGA (Brilliant Green Agar) koloni dari tidak
berwarna merah, dan transparan hingga keruh dengan lingkaran merah muda hingga
merah. Biakan diduga salmonela positif jika ada TSIA terlihat warna merah pada
permukaan agar, warna kuning pada dasar tabung dengan satu atau tanpa pembentukan
H2S. Pada media xylose-lisine-deoxycholate (XLD) bakteri Salmonella akan membentuk
12
warna merah dengan atau tanpa pusat berwarna hitam. Pada media bismuth sulfite agar
bakteri Salmonella membentuk warna hitam atau hijau.
133.
134.
Salmonella
yang umumnya Nampak 12-36 jam setelah makan bahan pangan yang tercemar. Gejalagejala tersebut adalah, sebagai berikut :
1. Panas badan semakin hari bertambah tinggi, terutama pada sore dan malam hari.
2. Terjadi selama 7-10 hari, kemudian panasnya menjadi konstan dan kontinyu.
3. berak-berak (diarrhea), sakit kepala, muntah-muntah, pusing bagian bawah, demam dan
kadang-kadang didahului sakit kepala dan menggigil.
4. Hilangnya nafsu makan.
5. Bentuk klasik demam tiphoid selama 4 minggu. Masa inkubasi 7-14 hari.
137. Minggu pertama terjadi demam tinggi, sakit kepala, nyeri abdomen, dan
perbedaan peningkatan temperatur dengan denyut nadi.50 % pasien dengan defekasi
normal.
138. Pada minggu kedua terjadi splenomegali dan timbul rash.
139. Pada minggu ketiga timbul penurunan kesadaran dan peningkatan toksemia,
keterlibatan usus halus terjadi pada minggu ini dengan diare kebiru-biruan dan
berpotensi untuk terjadinya ferforasi.
140. Pada minggu ke empatterjadi perbaikan klinis.
6. Tingkat kematian kurang dari 1%, tetapi jumlah ini meningkat pada anak-anak, orang
tua atau orang yang lemah. Tempat terdapatnya jenis mikroorganisme ini adalah pada
alat-alat pencernaan hewan dan burung.
13
141.
142.
thypi
143.
Gambar :Salmonella
adekuat. Penggunaan antibiotik rutin tidak disarankan, karena dapat meningkatan resistensi
bakteri. Antibiotik diberikan jika terjadi komplikasi salmonellosis, usia ekstrem ( bayi dan
14
berusia > 50 tahun), immunodefisiensi, tanda atau gejala sepsis, atau infeksi fokal
(osteomilitis,
abses).
Pilihan
antibiotik
adalah
trimetoprim-sulfametoksazole
atau
fluoroquinolone seperti ciprofloxacin atau norfloxacin oral 2 kali sehari selama 5 7 hari
atau Sephalosporin generasi ketiga secara intravena pada pasien yang tidak dapat diberi oral.
145.
choleraesius. Jenis ini dapat menyebabkan penyakit septicemia atau bakterimia. Septicemia
atau bakterimia merupakan penyakit yang disebabkan akibat masuknya bakteri ke pembuluh
darah. Orang atau pasien yang masih dalam kondisi pra- penanganan medis dan
kekebalannya masih lemah, misalnya pasien yang akan mengalami operasi adalah orang
yang rentan terkena penyakit septicemia atau bakterimia ini. Orang yang sedang menderita
diabetes melitus, sakit gigi akut, penyakit jantung, gangguan hati dan yang lainnya yang
menyebabkan orang itu memiliki system imun yang rendah akan rentang terkena penyakit
ini.
E. Mekanisme Infeksi oleh Salmonella
147.
makanan yang terkontaminasi baik dari sumber hewan selama pemotongan atau slaughter
atau kontaminasi silang selama penanganan dan preparasi bahan pangan. Kehigienisan yang
tidak tepat juga dapat menjadi sumber kontaminasi. Pencucian tangan yang tepat dan
sanitasi tempat yang digunakan selama memasak atau proses pengolahan bahan pangan
dapat mencegah kontaminasi bakteri terutama dari individu yang menyiapkan makanan
tersebut. Studi terhadap manusia mengenai kontaminasi bakteri menunjukkan dosis yang
mampu menyebabkan infeksi adalah sejumlah 105organisme (bakteri), namun, infeksi dapat
terjadi pula walaupun dosisnya lebih rendah, yaitu pada individu yang system imun atau
kekebalan tubuhnya kurang kuat seperti bayi, balita, anak kecil dan orang tua.
15
148.
149.
esofagus, lambung, usus 12 jari, usus halus, usus besar).S typhi,paratyphi A, B, dan C
masuk ke tubuh manusia bersama bahan makanan atau minuman yang tercemar.Saat kuman
masuk ke saluran pencernaan manusia, sebagian kuman mati oleh asam lambung dan
sebagian kuman masuk ke usus halus. Dari usus halus kuman beraksi sehingga bisa
menjebol usus halus. Setelah berhasil melampaui usus halus, kuman masuk ke kelenjar
getah bening, ke pembuluh darah, dan ke seluruh tubuh (terutama pada organ hati, empedu,
dan lain-lain). Sehingga feses dan urin penderita bias mengandung kuman S. typhi, S.
paratyphi A, B dan C yang siap menginfeksi manusia lain melalui makanan atau minuman
16
yang tercemari. Pada penderita yang tergolong carrier kuman Salmonella bias ada terus
menerus di feses dan urin sampai bertahun-tahun.
150.
17
153.
perantara seperti bahan pangan maupun air yang telah terkontaminasi, hingga sampai ke
individu. Pada tubuh manusia, sel Salmonella akan menempel melalui mucosa (mucus) pada
flagella yang dimilikinya ke sel epitel pada usus. Hal ini akan menyebabkan membrane sel
mengkerut. Selanjutnya, sel bakteri ini akan melepaskan protein effektor melalui system
sekresi Tipe III. Dan terjadilah proses endositosis. Endositosis adalah proses masuknya
cairan atau mikro molekul ke dalam sel. Sistem sekresi Tipe III atau Type III Scretion
System (TTSS) merupakan jalur utama dari Salmonella untuk mengantarkan factor virulensi
ke sel host (inang). Sistem ini terbentuk atas 20 protein, yang berkumpul dalam tahap urutan
yang benar.PrgI adalah struktur yang berbentuk seperti jarum yang diperpanjang atau
diperluas oleh basa protein sehingga membentuk jalan atau jalur (channel) menuju sel inang
(host).Maka, bakteri ini dapat melakukan penetrasi ke dalam sel tubuh manusia.
154.
155.
F. Pencegahan dari Infeksi Salmonella
156.
yang sangat efektif untuk meminimalisir resiko terkena infeksi dari Salmonella antara lain:
1. Bahan pangan mentah harus disimpan di freezer
2. Menjaga kebersihan peralatan makan
3. Selalu mencuci tangan, semua mangkok dan peralatan masak serta peralatan makan yang
mengalami kontak permukaan setelah memroses atau menangani bahan pangan mentah
4. Waktu penyimpanan bahan pangan dalam suhu ruang selama dikonsumsi harus dibatasi
yaitu jangan lebih dari 2 jam dan makanan yang tersimpan di suhu ruang selama lebih
dari 2 jam sebaiknya dibuang (hindari memilih metode prasmanan saat mengkonsumsi
makanan sebab makanan diletakakkan dan tersedia sepanjang waktu di luar pada suhu
ruang sehingga rentan terkontaminasi)
5. Setelah kontak dengan kotoran (feces) hewan, tangan harus dicuci dengan air hangat dan
sabun.
6. Dan pastinya selalu menjaga kesehatan tubuh dengan makanan dan gizi seimbang,
istirahat yang cukup, olahraga.
157.
18
158.
Salmonella dapat ditularkan dari individu ke individu lainnya melalui makanan.Oleh karena
itu penanganan bahan pangan perlu dilakukan sebaik mungkin terutama dalam hal sanitasi
dari semua pihak yang terlibat dalam bahan pangan. Penanganan bahan pangan yang baik
dapat mencegah infeksi bakteri, antara lain:
1.
Jangan mencicipi makanan menggunakan jari tangan, gunakan sendok dan usai mencicipi
2.
3.
(kulkas)
Simpan bahan pangan mentah di bagian bawah rak kulkas, dan sebaiknya dipisahkan dari
4.
5.
6.
sirkulasi udara yang cukup dan pendinginan yang cepat walaupun dalam periode puncak
Lakukan thawing pada bahan pangan beku pada refrigerator atau di bawah air dingin
7.
8.
yang mengalir
Jaga suhu makanan yang hangat agar di atas 600 C dan makanan dingin di bawah 50C.
Makanan yang baru selesai dimasak dan masih panas, harus segera didinginkan sejenak
terlebih dahulu.Untuk mencegah spora pada bakteri menjadi aktif, sebab spora suka
9.
Untuk
pencegahan
dan
pengobatan
akibat
infeksi
2.
3.
165.
166.
167.
168.
169.
170.
171.
20
172.
173.
174.
175.
BAB III
PENUTUP
176.
A. Kesimpulan
177.
Salmonella telah dibedakan secara serologis dan diberi nama khusus. Klasfikasi
Salmonella sp. sangat kompleks, biasanya diklasifikasikan menurut dasar reaksi biokimia,
serotype yang diidentifikasi menurut struktur antigen O, H dan Vi yang spesifik.
Salmonella banyak ditemukan pada suplai bahan pangan manusia seperti sapi, domba, babi
dan ayam. Penyebaran Salmonella pada hewan-hewan ternak tersebut dapat terjadi selama
proses pengangkutan, penyembelihan, atau pengolahan dan melalui berbagai media mulai
dari pakan sampai alat-alat yang digunakan pada proses pengolahan dan penyembelihan.
Pembawa utama mikroorganisme kelompok Salmonella ini adalah manusia. Organismeorganisme kelompok ini dikeluarkan ke dalam alam sekeliling melalui kotoran (faeces)
dimana bahan pangan dan air akan tercemar olehnya.
178.
B. Saran
179.
mengerti dan memahami tentang mekanisme infeksi Salmonella sp. pada manusia serta
21
cara pencegahannya. Pembaca juga diharapkan dapat mengambil manfaat dari makalah
yang telah kami susun.Kritik dan saran sangat kami harapkan untuk memperbaiki penulisan
makalah yang selanjutnya.
22
180.
DAFTAR PUSTAKA
181.
182.
http://id.wikipedia.org/wiki/Salmonella
183.
http://www.ilmukesehatan.com/artikel/makalah-salmonella-typhosa.html
184.
http://mikrobia.wordpress.com/2008/05/16/salmonella-thyposa/
185.
http://biologigonz.blogspot.com/2010/05/thypus-salmonella-thyposa.html
186.
187.
188.
23