Makalah Manajemen Organisasi Komunikasi
Makalah Manajemen Organisasi Komunikasi
Teori Organisasi
Ilmu Komunikasi
UNIVERSITAS GUNADARMA
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim,
Alhamdulilah, puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini di buat untuk
memenuhi tugas Manajemen Organisasi komunikasi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Eko Hartanto,Drs.,MM. selaku dosen mata kuliah Manajemen Komunikasi dan
Organisasi
2. Ayah Bunda yang selalu memberikan motivasi baik moril maupun materil
3. Sahabat-sahabat penulis yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB 1
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Pengertian Teori Organisasi
BAB
2.3
2.4
Teori Transisional
2.5
2.6
2.7
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
1.1
Tujuan penulisan
Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini yaitu deskripsi,
dengan menggunakan beberapa kajian teori, data dan sumber yang di dapat penulis
melalui proses membaca, dan informasi dari berbagai media informasi khususnya
internet.
1.3
Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:
BAB 1
1.1
1.2
1.3
1.4
BAB 2
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penulisan
Metode penulisan
Sistematika Penulisan
PEMBAHASAN
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Teori organisasi pertama kali muncul pada abad ke-19 karena pengaruh revolusi
Inggris. Secara umum, teori organisasi merupakan rangkuman konsep, ikhtisar,
tinjauan, dan pendapat yang berkaitan dengan metode pemecahan masalah organisasi
agar mampu mencapai tujuannya secara efektif dan efisien.
Secara konseptual ada dua batasan yang perlu dikemukakan di sini, yakni istilah
organization sebagai kata benda dan organizing (pengorganisasian) sebagai kata
kerja, menunjukkan pada rangkaian aktivitas yang harus dilakukan secara sistematis.
Organisasi adalah suatu sistem, mempunyai struktur dan perencanaan yang
dilakukan dengan penuh kesadaran, di dalamnya orang-orang bekerja dan berhubungan
satu sama lain dengan suatu cara yang terkoordinasi, kooperatif, dan dorongandorongan guna mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan (Beach, 1980; Champoux,
2003). Apabila kita membicarakan organisasi sebagai suatu sistem, berarti
memandangnya terdiri dari unsur-unsur yang saling bergantungan dan di dalamnya
terdapat sub-sub sistem. Sedangkan struktur di sini mengisyaratkan bahwa di dalam
organisasi terdapat suatu kadar formalitas dan adanya pembagian tugas atau peranan
yang harus dimainkan oleh anggota-anggota kelompoknya.
Istilah organisasi dapat pula diartikan sebagai suatu perkumpulan atau
perhimpunan yang terdiri dari dua orang atau lebih punya komitmen bersama dan
ikatan formal mencapai tujuan organisasi, dan di dalam perhimpunannya terdapat
hubungan antar anggota dan kelompok dan antara pemimpin dan angota yang dipimpin
atau bawahan (Beach and Reinhartz, 2004; Bush and Middlewood, 2005).
Dari kedua definisi di atas, dapat dinyatakan betapa pentingnya organisasi
sebagai
alat
administrasi
dan
manajemen
dalam
melaksanakan
segala
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
a.
Ciri Organisasi
1. Adanya tujuan yang sama.
2. Adanya pendelegasian wewenang dan koordinasi tugas-tugas.
3. Adanya kerjasama.
4. Adanya sarana.
5. Adanya keterikatan format dan tata tertib yang harus ditaati.
dengan istilah pegawai atau personnel. Pegawai atau personnel terdiri dari semua
anggota atau warga organisasi, yang menurut fungsi dan tingkatannya terdiri dari
unsur pimpinan (administrator) sebagai unsur pimpinan tertinggi dalam organisasi,
para manajer yang memimpin suatu unit satuan kerja sesuai dengan fungsinya
masing-masing dan para pekerja (nonmanagement/workers). Semua itu secara
bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi.
2. Kerjasama, merupakan suatu perbuatan saling membantu atau gotong royong
bersama,
merupakan
arah
atau
sasaran
yang
dicapai.
Tujuan
menggambarkan tentang apa yang akan dicapai atau yang diharapkan. Tujuan
merupakan titik akhir tentang apa yang harus dikerjakan. Tujuan juga
menggambarkan tentang apa yang harus dicapai melalui prosedur, program, pola
(network), kebijaksanaan (policy), strategi, anggaran (budgeting), dan peraturanperaturan (regulation) yang telah ditetapkan.
4. Peralatan (Equipment), terdiri dari semua sarana, berupa materi, mesin-mesin,
KLASIK
BIROKRASI
NEOKLASIK
ADMINISTRASI
MODERN
MANAJEMEN ILMIAH
Para ilmuan sejak lama menyadari bahwa adanya teori-teori dari berbagai disiplin
ilmu yang berbeda memunculkan pertanyaan, perbedaan pandangan suatu masalah, dan
isu organisasi. Walaupun demikian, fenomena ini justru membantu para ilmuan untuk
memberikan sejumlah jawaban terhadap 1 (satu) persoalan yang sama. Dengan
berpegang kepada sejumlah teori dan konsep, kita dapat menghadirkan berbagai
pandangan (perspectives) untuk mengkaji isu, masalah, dan pertanyaan yang sama
tentang organisasi (Champoux, 2003).
Perkembangan teori-teori organisasi dapat dilihat dan dikaji sejak sejak tahuntahun pertama abad keduapuluh, yang secara garis besar dapat diikhtisarkan menjadi 4
(empat) kelompok besar yakni: (1) classic; (2) behavioral, (3) system, dan (4)
contingency.
1. Classic
Pada mulanya teori administrasi/manajemen atau organisasi telah dirancang
secara tradisional/klasik. Terdapat 3 kategori pokok pendekatan klasik ini: (1)
scientific
management;
(2)
administrative
management;
dan
(3)
the
kelompok, hubungan sosial, dan sikap terhadap supervisi dan pekerjaan yang
menentukan produktivitas kelompok.
Kalau teoritisi organisasi klasik menaruh perhatian mereka pada tugas,
struktur, dan kekuasaan. maka para ahli human relation ini menekankan pada
dimensi manusianya. Organisasi dipandang sebagai suatu sistem sosial sebagaimana
dikembangkan oleh para sosiolog dalam menawarkan bentuk dan desain organisasi
(Champoux, 2003), demikian juga yang diterapkan dalam teknik ekonomi.
Kelompok kerja informal diidentifikasikan sebagai sumber kontrol pekerja yang
utama. Kedua bentuk organisasi baik formal maupun informal harus diperhitungkan
untuk menjelaskan sebagaimana dan mengapa suatu organisasi berfungsi
sedemikian rupa.
Para pendukung modern menolak penggunaan istilah human relations.
Mereka sebaliknya menamakan diri dengan istilah behavioral scientists (ilmuwan
tingkah laku manusia), psikolog organisasi, teoritisi organisasi. dan para ahli
pengembangan organisasi. Di antara sekian banyaknya para ahli yang mendukung
antara lain: Douglas Mc gregor, Rensis Likert, Frederick Herzberg, Warren Bennis
dan Chris Argyris (dalam Burhanuddin, 1994; Yukl, 2002).
3. System Aproach
Pendekatan
ketiga
dalam
menganalisis
organisasi
adalah
dengan
menerapkan konsep sistem. Teori sistem sudah populer sejak beberapa dasawarsa
yang lalu karena kemampuannya dalam menyuguhkan suatu model sistem universal
yang mencakup berbagai bidang kehidupan: fisik, biologis, sosial, dan fenomena
tingkah laku manusia. Para teoritisi mencoba menemukan generalisasi-generalisasi
yang membantu dalam menjelaskan bagaimana berfungsinya segenap kesatuan dan
proses.
Seperti telah disinggung sebelumnya, para teoritisi organisasi sebenarnya
memperlakukan organisasi itu sebagai suatu sistem. Sistem adalah suatu
keseluruhan yang terorganisir, terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan
dan bergantungan satu sarna lain. Ada beberapa konsep penting mengenai
penerapan sistem terhadap organisasi, yaitu:
Organisasi sebenarnya bagian dari hirarkhi sistem yang terdiri dari divisi,
departemen, seksi-seksi dan kelompok individu. Atau tegasnya, organisasi
tertentu bisa merupakan bagian atau sub dari sistem yang lebih besar.
4. Contingency
Sebelumnya teoritisi memandang, bahwa prinsip-prinsip organisasi dan
manajemen telah muncul secara universal. Namun, penelitian empiris yang
dilaksanakan selama dua puluh tahun terakhir ini membuktikan bahwa rancangan
organisasi secara optimal bergantung pada banyak faktor, baik yang ada di dalam
maupun luar organisasi. Oleh karena itu, hasil-hasil pemikiran kontemporer
Unsur-unsur organisasi dipilih secara cermat untuk menunjang suatu tujuan, dan
strukturnya ditetapkan sedemikan rupa guna mencapai efisiensi maksimal.
Sedangkan menurut penganut teori klasik suatu organisasi tergantung pada
empat kondisi pokok:
1. Kekuasaan;
2. Saling melayani;
3. Doktrin;
4.Disiplin.
Teori organisasi klasik dibangun dalam empat elemen dasar yaitu pembagian
pekerjaan (division of labour), proses skalar dan fungsional, struktur, serta jangka
waktu pengendalian (Scott, 1993, hlm.139) , penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Pembagian pekerjaan (division of labor) merupakan elemen utama dari teori
organisasi klasik, darinya elemen lain mengalir. Sebagai contoh pertumbuhan
rentang kendali memerlukan spesialisasi dan fungsi pekerjaan. Struktur organisasi
secara alami bergantung pada arah dimana kegiatan-kegiatan khusus dilakukan dan
mengalir dalam pengembangan organisasi. Akhirnya pengendalian terhadap para
spesialis berada dibawah kebijakan seorang manajer.
2. Proses skalar dan fungsionalisasi berhubungan dengan pertumbuhan vertikal dan
horisontal organisasi secara bertahap. Proses skalar mengacu pada pertumbuhan
dari rantai komando, pendelegasian wewenang dan tanggung jawab, kesatuan
perintah, dan kewajiban melapor kepada atasan. Proses tersebut kemudian
menciptakan bagian-bagian spesialis, dan pengelompokkan kembali bagian tertentu
kepada unit-unit yang sesuai sebagai bagian dari sebuah proses fungsional. Proses
ini berfokus pada evolusi horisontal pada lini dan staf pada organisasi formal.
3. Struktur bagi teoritisi organisasi klasik adalah hubungan logis dari fungsi-fungsi
dalam organisasi. Disusun untuk mencapai tujuan perusahaan secara efektif.
Struktur mempengaruhi sistem dan pola organisasi. Teori organisasi klasik biasanya
menggunakan dua struktur dasar sebagai acuan yaitu lini dan staf.
1. Teori Birokrasi
Dikemukakan oleh Max Webber dalam buku The Protestant Ethic and Spirit
of Capitalism dan The Theory of Social and Economic Organization. Max Webber
mungkin menjadi salah seorang yang paling berpengaruh di dunia karena pengaruh
ajarannya pada ilmu pengetahuan sosial. Ia terkenal oleh karena studinya mengenai
pembirokrasian masyarakat; banyak aspek dari administrasi publik moderen berpaling
12. Kelanggengan personalia; Turn over tenaga kerja yang tinggi tidak baik bagi
pelaksanaan fungsi-fungsi organisasi.
13. Inisiatif; Bawahan diberi kekuasaan dan kebebasan di dalam mengeluarkan
pendapatnya, menjalankan dan menyelesaikan rencananya, walaupun ada
kesalahan yang mungkin terjadi.
14. Semangat korps; Persatuan adalah keleluasaan, pelaksanaan operasi organisasi
perlu memiliki kebanggaan, keharmonisan dan kesetiaan dari para anggotanya
yang tercermin dalam semangat korps.
Fayol membagi kegiatan industri menjadi 6 kelompok:
1.
2.
3.
4.
Kegiatan Keamanan
5.
Kegiatan Akuntansi
6.
c. Prinsip Fungsional
Teori administrasi menjelaskan cara-cara organisasi yang harus dibangun.
3. Teori Menajemen Ilmiah
Dikembangkan tahun 1900 oleh Frederick Winslow Taylor.
Definisi
Manajemen Ilmiah adala Penerapan metode ilmiah pada studi, analisa dan
pemecahan masalah organisasi atau Seperangkat mekanisme untuk meningkatkan
efesiensi kerja.
Frederick Winslow Taylor adalah insinyur mekanik Amerika yang
menyatakan bahwa pengamatan ilmiah, analisis dan intervensi harus digunakan untuk
meningkatkan cara-cara di mana tugas harus diselesaikan dalam organisasi industri. ia
menaruh perhatian pada operasi yang tidak sistematis dari organisasi dalam dua
dekade pertama abad dua puluh.
F.W. Taylor menuangkan ide dalam tiga makalah: Shop Management, The
Principle Oif Scientific Management dan Testimony before the Special House
Comitte. Dari tiga makalah tersebut lahir sebuah buku Scientific Management.
Berkat jasa-jasa yang sampai sekarang konsepnya masih dipergunakan pada
praktek manajemen modern maka F.W. Taylor dijuluki sebagai BAPAK
MANAJEMEN ILMIAH.
Empat kaidah Manajemen menurut Frederick W. Taylor:
a. Menggantikan metode kerja dalam praktek dengan metode atas dasar ilmu
pengetahuan.
b. Mengadakan seleksi, latihan dan pengembangan karyawan
c. Pengembangan ilmu tentang kerja, seleksi, latihan dan pengembangan secara
ilmiah perlu intregasikan.
d. Perlu dikembangkan semangat dan mental karyawan untuk mencapai manfaat
manajemen ilmiah.
Taylor memperkenalkan beberapa prinsip dasar dan konsep manajemen yang
penting dalam Manajemen Ilmiah (1911) yang telah melalui banyak pengujian.
dihargai menurut kemampuan standar minimum. Bonus kepada pekerja dapat pula
diberikan jika standar produksi minimum terlampaui.
Manajemen ilmiah menjelaskan cara-cara spesifik dari tugas organisasi yang
harus dibangun guna meningkatkan efisiensi pencapaian hasilnya. Penelitiannya
memberi andil bagi pengembangan tehnik manajemen dalam standarisasi kerja,
perencanaan tugas, studi waktu dan gerak, piece rate, dan penghematan biaya dan
terbentuknya bidang studi seperti pengawasan, tehnik industri, manajemen industri,
dan manajemen personal.
2.4
adanya
perbedaan
karekteristik
individu
dalam organisasi
dan
b. Perluasan kerja
c. Manajemen bottom up
Beberapa ahli yang mengemukakan teori adalah:
1. Teori Kewenangan dari Chester Barnard
mempunyai daya kekuatan (potentiality of assent) yaitu yang tersebar luas berujud
kesetiaan, kesadaran anggota tentang tujuan bersama daripada organisasi itu.
Maksudnya ialah kesetiaan dan kesadaran melaksanakan tujuan daripada suatu
program, sekalipun para pejabat yang terendah mempunyai kewenangan yang nyata
(actual power) untuk mengambil keputusan yang terakhir dalam batas
wewenangnya.
Kewenangan merupakan suatu fungsi kemauan untuk bekerjasama. Barnard
menyebutkan empat syarat yang harus dipenuhi sebelum seseorang menerima
sebuah pesan yang bersifat otoritatif, yaitu :
1. Orang tersebut memahami pesan yang dimaksud, karena apabila yang
dikirim pesan tidak memahami pesan yang dimaksud secara jelas, maka tidak
bisa merespon pesanya secara benar (miscommunication).
2. Orang tersebut percaya bahwa suatu pesan tersebut tidak bertentangan
dengan tujuan organisasi, karena pesan yang disampaikan disini yaitu sebuah
pesan secara otoritatif (mempunyai kewenangan/kekuasaan) jadi jelas tidak
bertentangan dengan tujuan organisasi.
3. Orang tersebut percaya bahwa pada saat ia memutuskan untuk
bekerjasama, bahwa pesan yang dimaksud sesuai dengan minatnya, karena
apabila tidak sesuai dengan minatnya maka pesan tersebut akan diabaikan
4. Orang tersebut mempunyai kemampuan fisik dan mental untuk
melaksanakan pesan, karena agar bisa menindak lanjuti apa yang telah
disampaikan.
Empat premis diatas terkenal dengan Teori Penerimaan Kewenangan, yakni
kewenangan yang berasal dari tingkat atas organisasi. Barnard menunjukan bahwa
banyak pesan tidak dapat dianalisis akan tetapi kebanyakan arahan, perintah dan
pesan perusasif termasuk ke dalam zona acuh tak acuhnya seseorang (zone of
indifference).
Untuk menggambarkan gagasan tentang zone of indifference, bayangkanlah
suatu garis horizontal yang mmepunyai skala 0% sebagai titik pusatnya dan 100%
dikedua ujungnya. Semakin lebar zona tersebut, semakin menjauh ia memanjang
menuju ujung-ujungnya. Kemauan 100% untuk bekerjasama memperlihatkan zona
yang memanjang dengan kedua arahnya menuju skala 100%. Suatu penolakan yang
mutlak (arahan, perintah, permohonan) menunjukann suatu zona yang arahnya nol.
100%
Mau
0
Penolakan
100%
Mau
menerima
wewenang
dari
atasan.
Akuntabilitas
permintaan
cakap
6. Garis komunikasi seharusnya tidak dapat gangguan sementara organisasi sedang
berfungsi
7. Setiap komunikasi haruslah disahkan
Ada lima jenis informasi yang biasa dikomunikasikan dari atasan kepada
bawahan ( Katz & Kahn, 1996) :
1.
2.
3.
4.
5.
komunikasi sangat penting untuk mencapai tujuan organisasi. dalam pemilihan metode
penyampaian pesan, ada empat yang bisa digunakan dalam komunikasi kewenangan
yaitu :
1.
2.
3.
4.
Lisan saja
Tulisan saja
Tulisan diikuti dengan lisan
Lisan diikuti dengan tulisan
Metode lisan saja dinilai sebagai metode yang paling efektif dalam situasi yang
mencakup teguran dan mendamaikan perselisihan, tetapi tidak efektif dalam beberapa
situasi. Misalnya menyampaikan informasi yang bersifat umum atau menyampaikan
informasi yang memerlukan tindakan pegawai pada waktu mendatang.
Metode tulisan saja dinilai sebagai metode yang efektif bila diperlukan
informasi untuk tindakan yang akan datang, bila informasinya umum dan bila tidak
diperlukan kontak pribadi.
2. Teori Hubungan Manusiawi dari Elton Mayo
Teori ini dikemukakan oleh Elton Mayo. Teori ini termasuk penemuan besar
pada awal tahun 1950-an. Hasil terpenting terjadi selama eksperimen penerangan
lampu. Semula, para peneliti menganggap bahwa semakin baik penerangan, semakin
tinggi hasil pekerja. Maka, mereka memutuskan untuk mengadakan suatu ruangan
eksperimen dengan berbagai kondisi penerangan dan suatu ruangan kontrol dengan
kondisi cahaya yang konstan. Dua kelompok pekerja dipilih untuk melakukan
pekerjaan mereka di dua tempat yang berbeda. Melalui suatu periode waktu penerangan
di ruangan eksperimen ditambah hingga intensitas yang menyilaukan dan kemudian
dikurangi hingga tingkat di mana cahaya tidak ada. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Ketika banyaknya penerangan bertambah, bertambah juga efisiensi pekerja di ruangan
eksperimen; tetapi, efisiensi pekerja di ruangan kontrol juga bertambah. Ketika cahaya
berkurang di ruangan tes, efisiensi kelompok tes dan juga kelompok kontrol bertambah
dengan perlahan tetapi mantap. Ketika penerangan setaraf dengan penerangan tiga lilin
di ruangan tes, para operator memprotes, mengatakan bahwa mereka hampir tidak dapat
melihat apa yang sedang mereka lakukan; pada saat itu angka produksi berkurang.
Hingga saat itu para pekeija dapat mempertahankan efisiensi meskipun terdapat
hambatan.
Hasil eksperimen penerangan cahaya membangkitkan minat para peneliti, juga
minat terhadap manajemen. Maka, dari tahun 1927 hingga 1929, sebuah tim peneliti
terkemuka mengukur pengaruh dan berbagai kondisi kerja terhadap produktivitas
pegawai. Hasilnya juga sesuai dengan eksperimen penerangan, terlepas dari kondisikondisi kerja, produksi bertambah. Para peneliti berkesimpulan bahwa hasil yang luar
biasa bahkan menakjubkan itu terjadi karena enam orang dalam ruang eksperimen itu
menjadi sebuah tim, yang hubungan anggota-anggotanya dalam kelompok berperan
lebih penting dalam meningkatkan moral dan produktivitas mereka terlepas dan apakah
kondisi-kondisi kerja tersebut baik atau buruk. Para peneliti juga berkesimpulan bahwa
para operator tidak mengetahui mengapa mereka dapat bekerja lebih produktif di
ruangan tes, namun ada feeling memang bahwa hasil yang lebih baik berkaitan dengan
kondisi-kondisi
kerja
yang
lebih
menyenangkan,
lebih
bebas
dan
lebih
membahagiakan.
Dua kesimpulan yang berkembang dan studi Hawthorne tersebut sering disebut
Efek Hawthorne (The Hawthorne Effect): (1) Perhatian terhadap orang-orang boleh jadi
mengubah sikap dan perilaku mereka. (2) Moral dan produktivitas dapat meningkat
apabila para pegawai mempunyai kesempatan untuk berinteraksi satu san-ia lainnya.
Mayo, kemudian (1945) menulis suatu ulasan mengenai minat para spesialis
komunikasi terhadap analisis organisasi:
Suatu kritik terhadap pergerakan hubungan manusiawi menyatakan bahwa
pergerakan ini terlalu asyik dengan orang-orang dan hubungan- hubungan mereka dan
mengabaikan keseluruhan sumber daya organisasi dan anggota-anggotanya. Suatu
keinginan memberikan respons terhadap kebutuhan-kebutuhan pribadi dan organisasi
teiah menjadi suatu konsekuensi yang signifikan dari dasar-dasar yang telah diletakkan
teoritisi terdahulu mengenai perilaku. Dewasa ini terdapat perbedaan yang penting
antara pengembangan hubungan manusiawi yang baik dan pengembangan sumber daya
berpendapat
kadang-kadang
organisasi
memiliki
tujuan
yang
menyilang. Komunikasi ke bawah pada umumnya diterima jika tidak dapat dipastikan
dan diperbolehkan ada diskusi antara karyawan dan manajer. Interaksi dalam sistem
terbangun. Komunikasi ke atas pada umumnya akurat dan manajer menanggapinya
dengan tulus atas feedback tersebut. Motivasi kerja dikembangkan dengan partisipasi
yang kuat dalam pengambilan keputusan, penetapan Goal setting dan penilaian.
Pada umumnya organisasi informal dan formal identik dengan integritas antara
karyawan dan manajer terwujud nyata/baik. Menurut Likert sistem yang ke 4
berpengaruh terhadap meningkatnya produktifitas dan sistem 1 menunjukan
produktifitas rendah. Menurut penelitian, beberapa manajer lebih suka menggunakan
sistem ke 4 tetapi perusahaan dimana mereka bekerja lebih suka jika para manajer
menggunakan yang pertama.
2.5
2.6
2.7
loyalitas konsumen. Terbukti, ketika masyarakat mulai merasakan akibat dari membeli
produk murah, mereka mulai pintar dengan tidak cuma menuntut harga murah, tapi
juga kualitas. Karena itu, Wings Group mengubah strateginya dengan membangun
brand relationship dan tidak Cuma menyogok konsumen dengan harga murah
semurah-murahnya. Perceived quality dibangun, brand activation digencarkan,
sehingga kini Wings Group bertransformasi dari perusahaan murahan menjadi
perusahaan yang patut diperhitungkan.
Transformasi perusahaan atau organisasi merupakan muara dari adaptasi. Dan
transformasi dimulai dari mengubah persepsi organisasi terhadap organisasi itu sendiri.
Di sini, teori-teori mutakhir sangat relevan, antara lain Teori Pengorganisasian Wick.
Karl Weick (pelopor pendekatan sistem informasi) menganggap struktur hirarkhi, garis
rantai komando komunikasi, prosedur operasi standar merupakan mungsuh dari inovasi.
Ia melihat organisasi sebagai kehidupan organis yang harus terus menerus beradaptasi
kepada suatu perubahan lingkungan dalam orde untuk mempertahankan hidup.
Pengorganisasian merupakan proses memahami informasi yang samar-samar
melalui pembuatan, pemilihan, dan penyimpanan informasi. Weick meyakini organisasi
akan bertahan dan tumbuh subur hanya ketika anggota-anggotanya mengikutsertakan
banyak kebebasan (free-flowing) dan komunikasi interaktif. Untuk itu, ketika
dihadapkan pada situasi yang mengacaukan, manajer harus bertumpu pada komunikasi
dari pada aturan-aturan.
Teori Weick Tentang Pengorganisasian
Teori Weick tentang pengorganisasian mempunyai arti penting dalam bidang
komunikasi karena ia menggunakan komunikasi sebagai basis pengorganisasian
manusia dan memberikan dasar logika untuk memahami bagaimana orang
berorganisasi. Menurutnya, kegiatan-kegiatan pengorganisasian memenuhi fungsi
pengurangan ketidakpastian dari informasi yang diterima dari lingkungan atau wilayah
sekeliling. Ia menggunakan istilah ketidakjelasan untuk mengatakan ketidakpastian,
atau keruwetan, kerancuan, dan kurangnya predictability. Semua informasi dari
Pemutusan
berarti
Penentuan (enachment)
Seleksi (selection)
Penyimpanan (retention)
Penentuan adalah pendefinisian situasi, atau mengumpulkan informasi yang
tidak jelas dari luar. Ini merupakan perhatian pada rangsangan dan pengakuan bahwa
ada ketidakjelasan. Seleksi, proses ini memungkinkan kelompok untuk menerima
aspek-aspek tertentu dan menolak aspek-aspek lainnya dari informasi. Ini
mempersempit bidang, dengan menghilangkan alternatif-alternatif yang tidak ingin
dihadapi oleh organisasi. Proses ini akan menghilangkan lebih banyak ketidakjelasan
dari informasi awal. Penyimpanan yaitu proses menyimpan aspek-aspek tertentu yang
akan digunakan pada masa mendatang. Informasi yang dipertahankan diintegrasikan ke
dalam kumpulan informasi yang sudah ada yang menjadi dasar bagi beroperasinya
organisasinya.
Setelah dilakukan penyimpanan, para anggota organisasi menghadapi
sebuah masalah pemilihan. Yaitu menjawab pertanyaan-pertanyaan berkenaan dengan
kebijakan organisasi. Misal, haruskah kami mengambil tindakan berbeda dari apa yang
telah kami lakukan sebelumnya?
Teori ini membuat kita mempercayai bahwa organisasi bergerak dari proses
pengorganisasian ke proses lain dengan cara yang sudah tertentu: penentuan; seleksi;
penyimpanan; dan pemilihan. Bukan begitu halnya. Sub-subkelompok individual dalam
organisasi terus menerus melakukan kegiatan di dalam proses-proses ini untuk
menemukan aspek-aspek lainnya dari lingkungan. Meskipun segmen-segmen tertentu
dari organisasi mungkin mengkhususkan pada satu atau lebih dari proses-proses
organisasi, hampir semua orang terlibat dalam setiap bagian setiap saat. Pendek kata di
dalam organisasi terdapat siklus perilaku.
Siklus perilaku adalah kumpulan-kumpulan perilaku yang saling bersambungan
yang memungkinkan kelompok untuk mencapai pemahaman tentang pengertian-
pengertian apa yang harus dimasukkan dan apa yang ditolak. Di dalam siklus perilaku,
tindakan-tindakan anggota dikendalikan oleh aturan-aturan berkumpul yang memandu
pilihan-pilihan rutinitas yang digunakan untuk menyelesaikan proses yang tengah
dilaksanakan (penentuan, seleksi, atau penyimpanan).
Contoh dari implikasi teori ini adalah misalnya transformasi perusahaan atau
organisasi yang merupakan muara dari adaptasi. Dan transformasi dimulai dari
mengubah persepsi organisasi terhadap organisasi itu sendiri. Di sini, teori-teori
mutakhir sangat relevan, antara lain Teori Pengorganisasian Wick. Contoh penerapan
teori ini adalah perusahaan-perusahaan go public bahkan go internasional. Lenovo,
sebuah perusahaan komputer China, Lenovo hanya sebuah liliput dengan kultur
perusahaan keluarga yang kental. Ketika Lenovo mengubah kultur perusahaan menjadi
lebih terbuka, perusahaan ini bertransformasi menjadi perusahaan raksasa, bahkan
sanggup melahap perusahaan raksasa lain pesaingnya dari Amerika, yakni IBM. Kini
Lenovo bukan lagi milik China apalagi cuma sekadar perusahaan kecil milik keluarga.
Lenovo telah menjadi milik dunia yang mampu bersaing di kancah internasional.
Demikianlah pembahasan tentang konsep-konsep dasar dari teori Weick, yaitu:
lingkungan; ketidakjelasan; penentuan; seleksi; penyimpanan; masalah pemilihan;
siklus perilaku; dan aturan-aturan berkumpul, yang semuanya memberi kontribusi pada
pengurangan ketidakjelasan.
Review: Ketiga jenis teori di atas tidak bersifat kronologis, namun demikian dapat
dilihat bahwa dalam penerapannya, terdapat pergeseran paradigma dari obyektivis ke
arah subyektivis. Pergeseran paradigma dari objektivis ke subjektivis sejalan dengan
perkembangan dan trend penerapan teori klasik mutakhir.