Anda di halaman 1dari 2

OLAH RASA dan OLAH BATHIN:

KEPEDIHAN DAN KENIKMATAN


Hidup ini ibaratnya sebuah perjalanan. Perjalanan yang mempunyai tujuan
dan maksud. Jalan yang kita lewati untuk mencapai tujuan adakalanya lurus,
berkelok-kelok, adakalanya mendaki dan menuruni jalan. Dalam kehidupan kita
tidak selamanya apa yang kita harapkan kita jalani. Kita bisa menemukan
berbagai macam peristiwa baik yang terjadi pada orang lain maupun yang dialami
oleh diri sendiri. Kita terkadang senang maupun sedih. Anugrah ataupun musibah.
Kenikmatan atau kepedihan.
Saya terlahir dari keluarga seorang petani di desa. Akan tetapi di keluarga
kami sejak dini kami diajari tentang pentingnya sebuah pendidikan. Itu nikmat
yang sangat luar biasa bagiku Kami didoktrin bahwa tanpa ilmu kami tidak
mampu untuk memberikan apa-apa terhadap negeri ini. Inilah yang membuat
orang tua menginginkan saya untuk melanjutkan pendidikan sejak SMP di ibu kota
Sulawesi Selatan. Dengan segala daya dan upaya saya tinggalkan kampong
halaman tempat kelahiranku untuk merajut sebuah nasib untuk mengubah takdir.
Ada rasa sedih saat itu harus berpisah dengan kedua orangtuaku.
Pendidikan strata satu dapat saya selesaikan di salah satau Universitas
ternama yang ada di Ujungpandang (baca: Makassar). Nikmat yang saya rasakan
pada saat itu ketika mampu mengundang orang tua yang masih tersisa untuk
menyaksikan prosesi wisuda pada saat itu. Ada rasa bahagia dan haru yang
menyelimuti

di

dalam

hati

ketika

melihat

ibu

tersenyum

dan

bahagia

menyaksikan anak terakhirnya di wisuda. Meskipun saya bukanlah satu satunya


anak yang mampu meyelesaikan jenjang pendidikan tinggi. Tapi ada rasa bahagia
pada waktu itu yang saya rasakan dengan mempersembahan gelar kesarjaan
kepada orang tua saya.
Berbagai bentuk kenikmatan yang telah Tuhan berikan. Kenikmatan yang
Tuhan berikan kepada kita begitu banyaknya, mulai dari bangun tidur dan sampai
tidur kembali. Kenimatan sejak dilahirkan di dunia ini sampai dengan saat ini
Page
1

begitu banyaknya nikmat yang Tuhan telah berikan. Maka benarlah apa yang
Tuhan telah firmankan dalam kitab Suci Al-Quran "Dan jika kamu menghitung
nikmat-nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan sanggup menghitungnya" (AnNahl: 18).
Di surah yang lain Tuhan memperingatkan kepada kita

bahwa: Maka

nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? ( Surat ar-Rahman). Ayat
ini sampai di ulangi sebanyak 31 kali dalam surah yang sama. Jadi segala nikmat
yang Tuhan telah berikan kepada kita tidak sepantasnya kalo kita mengatakan
bahwa itu murni semua karena usaha kita dan kerja keras kita. Semoga diri ini
selalu menghadirkan Tuhan dalam setiap aktifitas dalam melakoni kehidupan di
dunia ini. Tuhan ampunilah diri ini yang selalu khilaf yang seringkali mendustakan
nikmat yang telah Engkau berikan.
Hidup yang kita jalani tidak semua apa yang kita harapkan itu terjadi. Ada
kalanya bahagia dan boleh jadi suatu saat kita akan ditimpah yang namanya
musibah. Musibah bisa datangnya kapan saja. Tidak ada satupun yang mampu
mengetehaui musibah apa yang kita akan alami. Tekadang musibah yang kita
alami sungguh teramat pedih untuk kita rasakan.
Masih teringat dengan jelas dalam ingatan bagaimana rasanya kepedihan
itu. Kepedihan yang sangat mendalam. Kepedihan saat ditinggalkan oleh seorang
sosok Ayah yang telah mendidik dan mendoktrin diri ini untuk selalu peduli
dengan arti sebuah pendidikan.
Rasanya seperti mimpi ketika mendapat kabar kalau Ayah telah pergi untuk
selama-lamanya. Bagaimana tidak, hari ini beliau meminta diantar ke dokter
untuk general chek up, ke esokan harinya sudah melihat sang Ayah terbujur kaku
terbungkus kain kafan. Innalillahi wainna ilaihi roji'un.. Semua milik Alloh SWT dan
akan kembali pada-Nya.....
Maafkan aku Ayah kalo tidak mampu memberikan sebuah
saya hanya ingin sosok sang Ayah dapat menyaksikan anak nya
berkehendak lain. Kesedihan itu begitu terasa tapi saya tidak
kesedihan itu, saya berserah diri kepada Nya sebagimana dalam
surah Al-Baqarah, ayat 156:

kebahagian, saat itu


di wisuda, tapi Allah
boleh larut dengan
firman Tuhan dalam

"(Yaitu) orang-orang yang apabila mereka ditimpa oleh suatu kesusahan, mereka
berkata: Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jualah
kami kembali."
Page
2

Anda mungkin juga menyukai