NPM : 170510140048
Mata Kuliah : Antropologi Pariwisata
Ramainya wisatawan yang berkunjung ke Masjid Istiqlal Jakarta ketika bulan ramadhan.
Tidak hanya wisatawan lokal saja namun wisatawan dari mancanegara pun ikut mengunjungi
masjid yang termashyur di Jakarta ini.
3) Gua Maria Lourdes, Kediri
Berkunjung ke Gua Maria Lourdes di Kediri, tempat beribadat umat Kristen Katholik. Pada
bagian depan gua ini terdapat patung Bunda Maria yang berukuran besar dan juga 12
pancuran air yang melambangkan 12 rasul Yesus dan menjadi salah satu daya tarik
wisatawan.
4) Klenteng Kwan Sing Bio, Tuban
Klenteng ini tak pernah sepi pengunjung, klenteng yang jadi tempat beribadah umat Kong Hu
Cu ini adalah yang terbesar di Indonesia bahkan di Asia Tenggara. Etnis Tionghoa yang
menyambangi klenteng ini tak hanya dari Indonesia, tapi juga negara-negara di Asia Tenggara
seperti Singapura. Mereka datang untuk berdoa dan menikmati suasana klenteng. Tempat ini
juga menjadi favorit wisatawan, bahkan bagi mereka yang ingin bermalam, klenteng ini
menyediakan tempat bermalam gratis yang bisa menampung ribuan pengunjung.
Jadi, sangatlah jelas gagasan Durkheim yang menyatakan bahwa pariwisata sebagai sebuah
perjalanan suci dalam menjelaskan motif wisatawan. Banyak dari mereka pasti mencari pengalaman
yang tidak biasa, yang sarat akan kesakralannya, agama, dan pelarian atas kehidupan mereka
yang biasa saja. Dengan ini, kita dapat mengartikannya bahwa mereka sedang mencari ruang untuk
menyelesaikan masalah dan untuk memilah-milah hubungan pribadi atau kesulitan dalam kehidupan
kerja mereka, dengan melakukan wisata religi.
2. Teori Van Gennep ( masa peralihan)
Adalah teori mengenai ritus peralihan dan upacara pengukuhan. Menurutnya ritus dan
upacara religi secara universal asasnya berfungsi sebagai aktifitas untuk menimbulkan
kembali semangat kehidupan sosial antar warga masyarakat. Van Gennep menyatakan bahwa
semua ritus dan upacara dapat di bagi menjadi tiga bagian antara lain :
a. Ritus bagian dari perpisahan, manusia melepaskan kedudukannya yang semula.
b. Ritus bagian dari peralihan, manusia yang dianggap mati dan dalam keadaan seperti tak
tergolong dalam lingkungan manapun.
c. Ritus bagian dari integrasi, manusia diresmikan ke dalam tahap kehidupan dan lingkungan
sosialnya yang baru.
Contoh isu pariwisata yang mengacu pada teori Durkheim seperti yang diatas, antara lain :
1) Tempat-tempat suci seperti Sendangsono, Gua Maria Kerep Ambarawa dan Ganjuran. Saya
melihat bahwa ritual-ritual yang sering sekali dilakukan adalah bagian dari memantapkan
proses perpindahan siklus kehidupan dan pendewasaan diri. Peziarah-peziarah yang datang ke
sana tidak sekedar melihat bagaimana indahnya tempat itu atau hanya sekedar melakukan
wisata semata, tetapi nampaknya ada keyakinan yang teramat sangat dari peziarah yang
meyakini bahwa doa yang mereka panjatkan di bawah patung Yesus dan Maria merupakan
bagian dari liminalitas. Kebutuhan untuk berziarah didasarkan pada permasalahan-permasalah
hidup yang membuat umat merasa terhimpit dan tertekan sehingga mereka membutuhkan
kekuatan untuk melanjutkan kehidupan mereka. Mereka meyakini bahwa pengalaman
berjumpa dengan Allah melalui perziarahan mampu memberikan kekuatan baru dan
memperkuat iman mereka pada Tuhan. Nah, proses transisi dalam kehidupan seseorang
dimantapkan lewat ritual-ritual tertentu dan biasanya bersifat transendental.
2) Ritual haji, melalui tahap persiapan haji, pelaksanaan haji, dan pascaberhaji dengan pola
perpisahan, perubahan, dan penyatuan kembali.
3) Upacara Ngaben, dalam hal ini upacara kematian berdasarkan tema berpikir bahwa peristiwa
kematian manusia hanya merupakan suatu saat proses peralihan saja ke suatu kehidupan yang
baru di alam baka atau juga berdasarkan tema berpikir bahwa individu yang mati harus
diintegrasikan ke dalam kehidupannya yang baru di antara makhluk halus yang lain di alam
baka. Pada dasarnya kehidupan manusia tidak luput dari adat, antara lain, lahir diterima
secara adat, ketika menjelang dewasa dan menikah diiringi dengan adat, dan saat meninggal
dihantar dengan adat. Secara antropologis perjalanan hidup manusia selalu melalui tahaptahap ritual peralihan (Rites of Passage). Menurut masyarakat Bali, ketika seseorang
meninggal dunia, keluarga yang ditinggalkan harus melaksanakan ritual Ngaben. Ritual ini
merupakan salah satu rangkaian upacara ritual untuk kematian. Rangkaian itu dimulai dari
ritual mengurus jenasah hingga pembakaran. Dalam kebiasaannya upacara ini selalu
dirayakan secara besar dan meriah sehingga mampu mengundang daya tarik dan perhatian
segenap wisatawan yang berkunjung ke Pulau Dewata. Prosesi upacarapun biasanya tak luput
dari jepretan kamera atau foto para wisatawan atau wartawan yang mengabadikan momenmomen penting dan bersejarah tersebut. Tentu saja upacara besar seperti Ngaben ini sendiri
merupakan salah satu objek wisata yang wajib dilihat karna menjadi tradisi pemakaman yang
unik yang hanya ada di Bali dan tentunya hal ini makin membuat Bali menjadi salah satu
destinasi impian wisatawan.