Anda di halaman 1dari 10

BAB III

METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitianakandilakukan di klinik Halo Fisio
2. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan selama dua tahap dimulai dari
pengumpulan teori pada bulan februari sampai agustus serta penelitian
yang akan dilaksanakan selama satu bulan, yaitu pada bulan september
2016 sampai bulan oktober 2016.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan yaitu metode eksperimen. Metode
tersebut dilakukan dengan melihat korelasi antara perlakuan yang diberikan
dengan objek penelitian. Perlakuan yang diberikan tersebut adalah long sitting
exercise pada kelompok perlakuan I dan push wall squad exercise pada kelompok
perlakuan II terhadap peningkatan fleksibilitas hamstring.
Jadi, sampel yang didapat untuk penelitian adalah 10 orang dari masingmasing perlakuan. Jumlah sampel di tambah 4 orang jika sampel tidak memenuhi
kreteria atau drop out sehingga total sample yang dibutuhkan adalah 24 orang.
Kedua kelompok dengan perlakuan yang berbeda, masing-masing akan
diukur hasil perlakuannya dengan menggunakan sit and reach test. Hasil dari
pengukuran tersebut akan dimasukan terhadap kriteria hasil pengukuran tingkat
stabilitas. Selanjutnya, masing-masing hasil pengukuran dari dua kelompok
pengukuran akan dianalisa untuk mengetahui bagaimana tingkat ketercapaian
hasil pengukuran tingkat fleksibilitas sebelum dan sesudah diberi perlakuan.

1. Kelompok Perlakuan 1

32

33

Skema 3.1 Model Perlakuan Kelompok I


Latihan Long Sitting
Nilai Sit and Reach

Nilai Sit and Reach

Test sebelum

Test sesudah

diberikan latihan

diberikan Latihan

Sitting otot hamstring menggunakan Long


Sitting
Pengukuran tingkatLong
fleksibilitas
sit and
reach
dilakukan pada kelompok I sebelum diberikan perlakuan berupa long sitting
exercise. Setelah itu, sampel penelitian diberikan perlakuan long sitting exercise
selama empat minggu yaitu dalam satu minggu dilakukan dua kali. Penelitian
dengan menggunakan perlakuan long sitting exercise akan dilakukan kembali
Pada akhir perlakuan setelah pemberian perlakuan selesai, pengukuran tingkat
fleksibilitas otot hamstring dengan menggunakan sit and reach test kembali
dilakukan untuk melihat dampak yang diberikan oleh perlakuan dalam kelompok
ini.
2. Kelompok Perlakuan II
Skema 3.2 Model Perlakuan Kelompok II
3.
Latihan Push Wall Squad
Nilai derajat Sit and

Nilai derajat Sit and

Reach Test sebelum

Reach Test sesudah

diberikan latihan Push

diberikan Latihan Push

Wall Squad

Wall Squad

Pengukuran tingkat fleksibilitas otot hamstring menggunakan sit and reach


test dilakukan pada kelompok I sebelum diberikan perlakuan berupa long sitting
push wall squad exercise. Setelah itu, sampel penelitian diberikan perlakuan long
sitting exercise selama empat minggu yaitu dalam satu minggu dilakukan dua kali.
Penelitian dengan menggunakan perlakuan push wall squad exercise akan
dilakukan kembali Pada akhir perlakuan setelah pemberian perlakuan selesai,
pengukuran tingkat fleksibilitas otot hamstring dengan menggunakan sit and
reach test kembali dilakukan untuk melihat dampak yang diberikan oleh
perlakuan dalam kelompok ini.
C. Populasi dan Sampel

34

Populasi pada penelitian ini adalah pria yang berprofesi sebagai pekerja
kantoran. Berdasarkan populasi yang telah ditetapkan penelitian ini diambil dari
seorang pekerja kantoran rata-rata jam kerjanya selama delapan sampai sembilan
jam per hari.
Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sample dengan random
sampling. Teknik tersebut dipilih agar sampel yang diambil secara acak
memungkinkan tiap subjek dalam populasi mendapat kemungkinan yang sama
untuk dipilih. Teknik ini membuat peneliti membuat kriteria sebelum melakukan
random sampling, antara lain sebagai berikut:
1. Kriteria Inklusif
a) Pria atau wanita berusia 25 sampai 30 tahun
b) Tidak sedang cidera hamstring
c) Pria pekerja kantoran rata-rata jam kerjanya selama delapan sampai
sembilan jam per hari
d) Klien bersedia terlibat penelitian selama empat minggu
e) Mampu mengerti instruksi yang diberikan pada saat pemberian
2.

perlakuan
Kriteria Ekslusif
Kriteria penolakan dalam pengambilan sampel:
a) Nilai Sit and Reach Test lebih dari 24
b) Memiliki kegiatan olahraga dua kali seminggu
c) Klien mengalami kondisi yang menyebabkan tidak
memungkinkannya untuk mendapat latihan
d) Klien menolak menjadi sampel penelitian

3. Kriteria yang menyebabkan gugurnya klien sebagai sampel penelitian


a) Klien tidak tuntas melakukan latihan yang telah ditetapkan selama
empat minggu
b) Mengalami cidera akibat pemberian intervensi yang berupa latihan
c) Klien tidak mengikuti latihan secara rutin.
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik nonrandom sampling
yang berarti mendapatkan sampel sesuai dengan kriteria, dan untuk
menentukan jumlah sampel menggunakan rumus pocock. Rumus
pocock tersebut digunakan dengan mengambil data dari penelitian
sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan Amin Syukur 2014, untuk

35

mendapatkan besaran sample dalam penelitian maka digunakan rumus


pocock yaitu:
n=

2 2
( , )
2
( 2 1 )

Keterangan :
n = Jumlah Sampel
= Simpang baku (dari tes awal)

= Tingkat kesalahan I (ditetapkan 0,05)


Interval kepercayaan ( 1 ) = 0,95
= Tingkat kesalahan II (ditetapkan 0,2)
Interval kepercayaan ( 1 ) = 0,8
(,) = Integral interval kepercayaan 7,9
1= rerata nilai pada kelompok kontrol (dari penelitian
sebelumnya)
2 = rerata nilai pada kelompok perlakuan (dari penelitian
sebelumnya)
Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan didapatkan hasil
rerata nilai fleksibilitas otot hamstringsesudah diberikan intervensi, yaitu:
n = 2(7,56)
(44,3-35,5)

x 7,9
= 11

Jadi, sampel yang didapat untuk penelitian adalah 11 orang dari masingmasing perlakuan. Jumlah sampel di tambah 2 orang jika sampel tidak memenuhi
kreteria atau drop out sehingga total sample yang dibutuhkan adalah 24 orang.
D. Instrumen Penelitian
1. Variabel Penelitian
a) Variabel dependent adalah pekerja kantoran dengan fleksibilitas
hamstring.
b) Variabel independent adalah Long Sitting Exercise dan Push Wall
Squad. Exercise.
2. Definisi Konseptual
a) Fleksibilitas adalah kemampuan otot atau grup otot mengulur
secara maksimal baik secara dinamis maupun statis tanpa disertai

36

keluhan/rasa tidak nyaman pada otot tersebut. Stretching yang


diberikan pada otot hamstring yang mengalami gangguan
fleksibilitas, dapat menambah panjang otot tersebut dimana
sarkomer dan myofibril dalam otot akan terulur sehingga terjadi
penambahan panjang serabut otot yang pada akhirnya akan
mengembalikan fleksibilitas otot.
b) Long siting hand up exercise adalah salah satu gerakan
stretchingyang menggunakan prinsip selective stretching. Selective
stretching adalah suatu teknik stretching yang dilakukan secara
individu dan selektif pada beberapa group otot dan sendi (Kisner et
al., 2007).
c) Push wall squad exercise adalah suatu bentuk latihan yang
bertujuan untuk menguatkan postural stability dengan
menggunakan jenis latihan stabilization exercise dan closed-chainkinetic (Kisneret al., 2007).
Push Wall Squad Exercise tipe kontraksinya kombinasi antara
isometrik dan dynamic eccentric, dengan kedua tipe kontraksi
tersebut akan didapatkan greatest tension pada otot-otot postural.
Tension yang tinggi pada otot postural maka akan diperoleh
rileksasi dari otot-otot mobilisasi termasuk otot hamstring.
Sehingga fleksibilitas pada otot-otot yang mengalami pemendekan
terutama otot hamstring akan meningkat
3. Definisi Operasional
Test ini dilakukan pada pertemuan awal (pre-intervensi) dan
akhir pertemuan (post intervensi 8 kali) dan akan dilakukan percobaan
dulu sebelum dilakukan test.
a) Sit and Reach Test
Dalam Sit and Reach Test ini membutuhkan alat-alat sebagai
berikut :
(1) Alat
(a) Alat tulis: pensil dan penghapus
(b) Alat ukur Sit and Reach Test
(c) Lembar kertas test percobaan
(d) Lembar tabel penulisan hasil test
(2) Prosedur
Pengukuran dilakukan untuk menilai derajat fleksibilitas hamstring
dengan metode Sit and Reach Test

37

Gambar 3.4 Sit and Reach test


Sumber : Dokumen Pribadi, 2016
(a) Klien duduk tegak dengan kaki lurus menempel pada
box
(b) Kedua tangan diluruskan kedepan sehingga sejajar
dengan bahu
(c) Jari tangan menyentuh ukuran yang terdapat pada box
(d) Pengukuran dilakukan tiga kali
b) Prosedur Long Sitting

Gambar 3.1 Contoh Long Sitting Exercise


Sumber : Dokumen Pribadi, 2016
(1) Pertama-tama pelaku (A) melakukan peregangan statis dinamis
(2) Setelah otot teregang sampai titik fleksibilitas maksimum
tercapai, klien menahan dengan kontraksi.
(3) Klien diminta untuk mempertahankan kontraksi selama 8 detik
(4) Klien kembali ke sikap semula dengan perlahan
c) Prosedur Push Wall Squad Exercise

38

Gambar 3.2 :Push Wall Squad Exercise (Dokumen Pribadi, 2016)


(1) Klien diminta untuk berdiri tegak di depan tembok
(2) Selanjutnya klien melakukan gerakan squat dengan kedua
tangan mendorong ke tembok selama delapan detik dengan
sepuluh kali pengulangan
(3) Posisi bokong dicondongkan ke bawah dengan posisi lutut
yang tidak melebihi jari-jari kaki (posisi lutut 90)
d) Program Latihan
Berikut ini uraian mengenai pelaksanaan program kegiatan penelitian,
selama 1 bulan dengan jumlah pertemuan sebanyak 8 pertemuan,
antara lain sebagai berikut :
(1) Long sitting exercise
(a) Tes Awal, tujuannya untuk mengukur tingkat derajat Sit and
Reach Test klien sebelum diberi perlakuan.
(b) Pengulangan Tes Awal, tujuannya untuk memperoleh
kestabilan hasil tes sebelum diberi perlakuan.
(c) Pertemuan 1, 2, 3
Peregangan
: 1 set, 8 repetisi
Latihan
: 1 set, 8 repetisi
Waktu
: istirahat antar set 1 menit
(d) Pertemuan 4, 5, 6
Peregangan
: 1 set, 10 repetisi
Latihan
: 1 set, 10 repetisi

39

Waktu
: istirahat antar set 1 menit
(e) Pertemuan 7 dan 8
Peregangan
: 1 set, 12 repetisi
Latihan
: 2 set, 12 repetisi
Waktu
: istirahat antar set 1 menit
(f) Tes Akhir, tujuannya untuk mengukur tingkat derajat six
and reach test setelah berlatih selama 8 kali pertemuan.

(2) Push wall squat


(a) Tes Awal, tujuannya untuk mengukur tingkat derajat Sit and
Reach Test klien sebelum diberi perlakuan.
(b) Pengulangan Tes Awal, tujuannya untuk memperoleh
kestabilan hasil tes sebelum diberi perlakuan.
(c) Pertemuan 1, 2, 3
Peregangan
: 1 set, 8 repetisi
Latihan
: 1 set, 8 repetisi
Waktu
: istirahat antar set 1 menit
(d) Pertemuan 4, 5, 6
Peregangan
: 1 set, 10 repetisi
Latihan

: 1 set, 10 repetisi

Waktu

: istirahat antar set 1 menit

(e) Pertemuan 7 dan 8


Peregangan
: 1 set, 12 repetisi
Latihan
: 2 set, 12 repetisi
Waktu
: istirahat antar set 1 menit
(f) Tes Akhir, tujuannya untuk mengukur tingkat derajat six and
reach test setelah berlatih selama 8 kali pertemuan.

E. Teknik Analisa Data


Dalam menganalisa data yang didapatkan dari hasil pengukuran
dengan menggunakan Sit and Reach Test sebagai alat ukur fleksibilitas
hamstring, akan terlihat perubahan peningkatan fleksibilitas hamstring
pada pria yang diteliti. Data tersebut selanjutnya akan diolah dengan
menggunakan program computer dengan sistem SPSS.
Dalam menganalisis data yang diperoleh, maka peneliti
menggunakan beberapa uji statistik, antara lain:

40

1. Uji Normalitas
Untuk mengetahui apakah populasi terdistribusi normal
maka digunakan uji normalitas dengan menggunakan Saphiro
Wilk Test jika nilai P> nilai (0,05), sedangkan Ho ditolak bila
nilai P< nilai (0,05).
2. Uji Homogenitas
Untuk menguji homogenitas sample digunakan Levents Test,
yaitu untuk mengetahui apakah pada awal penelitian sama
sampel berangkat dari kondisi yang sama. Dengan pegujian
hipotesa Ho diterima bila nilai P> nilai (0,05). sedangkan Ho
ditolak bila P value < nilai (0,05)
3. Uji Hipotesis
a) Uji Hipotesis I
Untuk mengetahui apakah ada peningkatan fleksibilitas
hamstring pada pria dengan pemberian Long sitting exercise,
dilakukan uji normalitas menggunakan Paired sample T-test
untuk normal dan wilcoxon untuk tidak normal. Dengan
pengujian hipotesa Ho diterima bila nilai P> nilai (0,05),
sedangkan Ho ditolak bila P< nilai (0,05).
Ho: Tidak ada peningkatan fleksibilitas hamstring pada pria
dengan menggunakan Long Sitting exercise.
Ha: Ada peningkatan fleksibilitas hamstring pada pria dengan
menggunakan Long Sitting exercise.
b) Uji Hipotesis II
Untuk mengetahui apakah ada peningkatan derajat
fleksibilitas hamstring pada pekerja kantoran dengan
pemberian Wall Squad Exercise, dilakukan uji normalitas
menggunakan Paired sample T-test untuk normal dan
wilcoxon untuk tidak normal. Dengan pengujian hipotesa Ho
diterima bila nilai P> nilai (0,05), sedangkan Ho ditolak
bila P< nilai (0,05).
Ho: Tidak ada peningkatan derajat fleksibilitas hamstring
pada pria dengan menggunakan Wall Squad Exercise.
Ha: Ada peningkatan derajat fleksibilitas hamstring pada pria
dengan menggunakan Wall Squad Exercise.

41

c) Hipotesis III.
Untuk mengetahui apakah ada perbedaan peningkatan
fleksibilitas hamstring antara Long Sitting exercise dan Push
Wall Squad Exercise pada pria, dilakukan uji normalitas
menggunakan Independent sample T-Test untuk normal dan
uji mainwhitney u test untuk tidak normal. Dengan pengujian
hipotesa Ho diterima bila nilai P> nilai (0,05), sedangkan
Ho ditolak bila P< nilai (0,05).
Ho : Tidak ada perbedaan efek peningkatan derajat sit and
reach test antaralong sitting exercise dan Wall squad
Exercise pada pria.
Ha : Ada perbedaan peningkatan derajat sit and reach test
antara long sitting exercise dan Wall squad Exercise
pada pria.

Anda mungkin juga menyukai