Anda di halaman 1dari 107

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Pelayanan kesehatan masyarakat merupakan usaha untuk meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat yang mengutamakan pelayanan kesehatan yang


berkesinambungan. Selain itu partisipasi masyarakat juga berperan dalam
perencanaan dan pelaksanaan terhadap pimpinan. Mengingat terbatasnya dana dan
fasilitas yang tersedia salah satu sasaran perawat kesehatan keluarga merupakan
unsur pembentuk masyarakat. Sedangkan masyarakat adalah unsur pembentuk
negara dari keluarga yang sehat akan muncul sumber daya manusia berkualitas
begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu untuk mensejahterahkan bangsa dimulai
dari keluarga (Ballon Magloya, 2001).
Stroke atau cedera cerebrovaskular (CVA) adalah kehilangan fungsi otak
yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak (Smeltzer & Bare,
2002). Stroke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progesi
cepat, berupa defisit neurologis fokal dan/ atau global, yang berlangsung 24 jam
atau lebih atau langsung menimbulkan kematian, dan sematamata disebabkan
oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik (Mansjoer, 2000).
Di Indonesia, insiden dan prevalensi stroke belum diketahui secara pasti,
diperkirakan 500.000 penduduk terkena strokesetiap tahunnya, sekitar 2,5% atau
125.000 orang meninggal, dan sisanya cacat ringan hampir setiap hari, atau
minimal rata-rata 3 hari sekali ada seorang penduduk Indonesia, baik tua maupun
muda meninggal dunia karena serangan stroke menurut Suyono (2005). Dinas
Kesehatan Jawa Timur yang menunjukkan jumlah angka hipertensi di Jawa Timur

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

mencapai 275.000 jiwa yang mana memiliki faktor resiko stroke. Menurut data
yang diperoleh angka kejadian stroke di wilayah kerja puskesmas Karang Ketug
kecamatan gading rejo tahun 2015 sebanyak 2 kasus (laki-laki) dan 6 kasus
(perempuan) dengan kasus baru.
Menurut Sylvia A. Price (2005) dan Smeltzer C. Suzanne (2001), stroke
infark disebabkan oleh trombosis (bekuan cairan di dalam pembuluh darah otak)
dan embolisme serebral (bekuan darah atau material lain). Stroke infark yang
terjadi akibat obstruksi atau bekuan disuatu atau lebih arteri besar pada sirkulasi
serebrum dapat disebabkan oleh bekuan (trombus) yang terbentuk didalam suatu
pembuluh otak atau pembuluh organ distal. Pada trombus vaskular distal, bekuan
dapat terlepas atau mungkin terbentuk dalam suatu organ seperti jantung dan
kemudian dibawa melalui sistem arteri ke otak sebagai suatu embolus. Sumbatan
di arteri karotis interna sering mengalami pembentukan plak aterosklerotik di
pembuluh darah sehingga terjadi penyempitan atau stenosis. Apabila stenosis
mencapai suatu tingkat kritis tertentu, maka meningkatnya turbulensi disekitar
penyumbatan akan menyebabkan penurunan tajam kecepatan aliran darah ke otak
akibatnya perfusi otak akan menurun dan terjadi nekrosis jaringan otak.
Sedangkan stroke hemoragic Pecahnya arteri dan keluarnya darah ke ruang
arakhnoid

mengakibatkan

terjadinya

peningkatan

TIK

yang

mendadak,

meregangnya struktur nyeri, sehingga timbul nyeri kepala hebat. Sering pula
dijumpai kaku kuduk dan tanda-tanda rangsangan selaput otak lainnya.
Peningkatan TIK yang mendadak juga mengakibatkan perdarahan subhialoid pada
retina dan penurunan kesadaran. Perdarahan subarakhnoid dapat mengakibatkan
vasospasme pembuluh darah serebri. Vasospasme ini sering kali terjadi 3-5 hari

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

setelah timbulnya perdarahan, mencapai puncaknya hari ke-5 sampai dengan ke-9,
dan dapat menghilang setelah minggu ke-2 sampai minggu ke-5. Timbulnya
vasospasme diduga karena interaksi antara bahan-bahan yang berasal dari darah
dan dilepaskan ke dalam cairan serebrospinal dengan pembuluh arteri di ruang
arakhnoid. Vasospasme ini dapat mengakibatkan disfungsi otak global (nyeri
kepala, penurunan kesadaran) maupun fokal (hemiparese, gangguan hemisensorik,
afasia, dan lainnya).
Otak dapat berfungsi bila kebutuhan O2 dan glukosa otak dapat terpenuhi.
Energi yang dihasilkan di dalam sel saraf hampir seluruhnya melalui proses
oksidasi. Otak tidak mempunyai cadangan O2 sehingga jika ada kerusakan atau
kekurangan aliran darah otak walau sebentar akan menyebabkan gangguan fungsi.
Demikian pula dengan kebutuhan glukosa sebagai bahan bakar metabolisme otak,
tidak boleh kurang dari 20 mg% karena akan menimbulkan koma. Kebutuhan
glukosa sebanyak 25% dari seluruh kebutuhan glukosa tubuh, sehingga bila kadar
glukosa plasma akan turun sampai 70% akan terjadi gejala disfungsi serebri. Pada
saat otak hipoksia, tubuh berusaha memenuhi O2 melalui proses metabolik
anaerob, yang dapat menyebabkan dilataasi pembuluh darah otak.
Rehabilitasi intensif bisa membantu penderita untuk belajar mengatasi
kelumpuhan/kecacatan karena kelainan fungsi sebagian jaringan otak. Bagian otak
lainnya kadang bisa menggantikan fungsi yang sebelumnya dijalankan oleh
bagian otak yang mengalami kerusakan.
Rehabilitasi segera dimulai setelah tekanan darah, denyut nadi dan
pernafasan penderita stabil. Dilakukan latihan untuk mempertahankan kekuatan

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

otot, mencegah kontraksi otot dan luka karena penekanan (akibat berbaring terlalu
lama) dan latihan berjalan serta berbicara.
1.2

Rumusan masalah
Bagaimana memberikan asuhan keperawatan pada salah satu anggota

keluarga yang mengalami post stroke di Puskesmas Karangketug.


1.3
1.3.1

Tujuan
Tujuan umum
Memberikan asuhan keperawatan pada anggota keluarga yang mengalami

post stroke
1.3.2 Tujuan khusus
1. Melakukan pengkajian terhadap keluarga untuk mengumpulkan data yang
diperlukan.
2. Merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan data yang diperoleh.
3. Menyusun rencana keperawatan.
4. Mengimplemetasikan rencana keperawatan yang telah disusun dalam
melaksanakan tindakan.
5. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan.
1.4
Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari diadakannya tindakan keperawatan keluarga
ini adalah :
1. Bagi mahasiswa.
Dapat menerapkan ilmu asuhan keperawatan keluarga untuk
diaplikasikan kepada keluarga binaan.

2. Bagi institusi.
Sebagai bahan referensi untuk mengembangkan asuhan keperawatan di
masyarakat.
3. Bagi puskesmas.

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

Puskesmas dapat mengembangkan asuhan keperawatan di masyarakat.


4. Bagi keluarga.
Dapat menambah pengetahuan keluarga tentang masalah post stroke
dan keluarga mengetahui cara mencegah dan menanggulangi serta
keluarga mendapat asuhan keperawatan secara langsung dan dapat
meningkatkan derajat kesehatan.

BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1
2.1.1

Konsep Keluarga
Pengertian Keluarga

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

Keluarga merupakan sekumpulan orang yang di hubungkan oleh


perkawinan,

adopsi

dan

kelahiran

yang

bertujuan

menciptakan

dan

mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental,


emosional dan social dari individu-individu yang ada di dalamnya terlihat dari
pola interaksi yang saling ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama
(Friedman, 1998).
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan dan
kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan
budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental emosional serta sosial dari
tiap anggota keluarga (Duvall dan logan, 1989 dalam buku Friedman 1998).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas Kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (DepKes R.I, 1998).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah
kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah, perkawinan,
kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya
dan meningkatkan perkembangan fisik, mental emosional serta sosial dari tiap
anggota keluarga.
2.1.2

Struktur Keluarga
Menurut Friedman (1998) struktur keluarga terdiri atas :

1. Pola dan proses komunikasi


a. Pola interaksi keluarga yang berfungsi :
1) Bersifat terbuka dan jujur
2) Selalu menyelesaikan konflik keluarga
3) Berpikiran positif
4) Tidak mengulang-ulang isu dan pendapat sendiri.
Karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk :

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

1) Karakteristik pengirim : yakin dalam mengemukakan sesuatu atau


pendapat, apa yang disampaikan jelas dan berkualitas, selalu meminta
dan menerima umpan balik.
2) Karakteristik penerima : siap mendengarkan, memberi umpan balik,
melakukan validasi.
b. Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi
sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah
posisi individu dalam masyarakat misalnya sebagai suami, istri, anak dan
sebagainya. Tetapi kadang peran ini tidak dapat dijalankan oleh masingmasing individu dengan baik.
Ada beberapa anak yang terpaksa mencari nafkah untuk memenuhi
kebutuhan anggota keluarga yang lain sedangkan orang tua mereka entah
kemana atau malah berdiam diri di rumah.
c. Struktur kekuatan.
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari individu
untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang
lain ke arah positif.
d. Nilai-nilai keluarga.
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar
atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai
keluarga juga merupakan suatu pedoman bagi perkembangan norma dan
peraturan. Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat
berdasarkan sistem nilai dalam keluarga.
2.1.3

Tipe Keluarga

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

Tipe keluarga menurut Friedman(1998) :


1. Tipe Keluarga Tradisional
1) Keluarga inti
Keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan anak-anak yang hidup
dalam rumah tangga yang sama
a) Keluarga yang melakukan perkawinan yang pertama
b) Keluarga-keluarga dengan orang tua campuran atau orang tua tiri
2) Pasangan inti
Terdiri dari suami istri tanpa anak atau tidak ada anak yang tinggal
bersama mereka
a) Karier tunggal
b) Keduanya berkarier dibedakan menjadi karier istri terus `
berlangsung dan karier istri terganggu
3) Keluarga dengan orang tua tunggal
Adalah satu yang mengepalai sebagai konsekuensi dari perceraian,
ditinggal atau pisah
a) Bekerja atau berkarier
b) Tidak bekerja
4) Bujangan dewasa yang tinggal sendirian
5) Keluarga besar 3 generasi
6) Pasangan usia pertengahan atau lansia suami sebagai pencari nafkah,
istri tinggal diruamah (anak sudah kuliah, bekerja, atau kawin).
7) Jaringan keluarga besar
8) Dua keluarga inti atau lebih dari kerabat primer atau anggota keluarga
yang tidak menikah hidup berdekatan dalam daerah geografis dan
dalam sistem presiprokal atau tukar menukar barang dan jasa.
2. Tipe keluarga non tradisional
1) Keluarga dengan orang tua beranak tanpa menikah (biasanya terdiri
dari ibu dan anak saja)
2) Pasangan yang memiliki anak tapi tidak menikah
3) Pasangan kumpul kebo

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

4) Keluarga Gay atau lesbian adalah pasangan yang berjenis kelamin


sama hidup bersama sebagai pasangan yang menikah
5) Keluarga komuni adalah rumah tangga yang terdiri dari lebih dari satu
pasangan monogami dengan anak-anak, secara bersama menggunakan
2.1.4
1.
2.
3.
4.
2.1.5
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
2.1.6
1.

fasilitas, sumber dan memiliki pengalaman yang sama.


Tugas Kesehatan Keluarga
Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut : (Friedman, 1998)
Mengenal masalah kesehatan.
Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
Mempertahankan hubungan dengan (menggunakan) fasilitas kesehatan
masyarakat.
Ciri-ciri Keluarga Indonesia
Suami sebagai pengambil keputusan
Merupakan suatu kesatuan yang utuh
Berbentuk monogram
Bertanggung jawab
Pengambil keputusan
Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa
Ikatan kekeluargaan sangat erat
Mempunyai semangat gotong-royong
Macam-macam Struktur/Tipe/Bentuk Keluarga
Tradisional
a. The nuclear family (keluarga inti) : Keluarga yang terdiri dari suami,
istri dan anak.
b. The dyad family : Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa
anak) yang hidup bersama dalam satu rumah
c. Keluarga usila : Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua
dengan anak sudah memisahkan diri
d. The childless family : Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah
dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan
karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita
e. The extended family (keluarga luas/besar) : Keluarga yang terdiri dari
tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear
family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan,
dll)

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

f. The single-parent family (keluarga duda/janda) : Keluarga yang


terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi
biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan
(menyalahi hukum pernikahan)
g. Commuter family : Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda,
tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua
yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada
saat akhir pekan (week-end)
h. Multigenerational family : Keluarga dengan beberapa generasi atau
kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah
i. Kin-network family : Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu
rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barangbarang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi,
televisi, telpon, dll)
j. Blended family : Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang
menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya
k. The single adult living alone / single-adult family : Keluarga yang
terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau
perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati
2. Non Tradisional
a. The unmarried teenage mother : Keluarga yang terdiri dari orang tua
(terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah
b. The stepparent family : Keluarga dengan orangtua tiri
c. Commune family : Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya)
yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu
rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama,
sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan
anak bersama
d. The nonmarital heterosexual cohabiting family : Keluarga yang hidup

10

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan


e. Gay and lesbian families : Seseorang yang mempunyai persamaan sex
hidup bersama sebagaimana pasangan suami-istri (marital partners)
f. Cohabitating couple : Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan
perkawinan karena beberapa alasan tertentu
g. Group-marriage family : Beberapa orang dewasa yang menggunakan
alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa telah saling menikah satu
dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan
membesarkan anaknya
h. Group network family : Keluarga inti yang dibatasi oleh set
aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling
menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan
bertanggung jawab membesarkan anaknya
i. Foster family : Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak
tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali
keluarga yang aslinya
j. Homeless family : Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai
perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan
dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental
k. Gang : Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda
yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai
perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam
2.1.7

kehidupannya.
Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,

sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku

11

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

dari keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat di


dalam keluarga adalah sebagai berikut :
1. Peranan ayah : Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari
nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya.
2. Peranan ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik
anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan
sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam
keluarganya.
3. Peranan anak : Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai
dengan tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
2.1.8 Fungsi Keluarga
1. Fungsi biologis :
a. Meneruskan keturunan
b. Memelihara dan membesarkan anak
c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
d. Memelihara dan merawat anggota keluarga
2. Fungsi Psikologis :
a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman
b. Memberikan perhatian di antara anggota keluarga
c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
d. Memberikan identitas keluarga
3. Fungsi sosialisasi :
a. Membina sosialisasi pada anak
b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak
c. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
4. Fungsi ekonomi :
a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan

12

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

keluarga
b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa
yang akan datang (pendidikan, jaminan hari tua)
5. Fungsi pendidikan :
a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan
dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilikinya
b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang

2.1.9

dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa


c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
Tahap-tahap Kehidupan/Perkembangan Keluarga
Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik,

namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers cit
Friedman, 199):
1. Pasangan baru (keluarga baru) : Keluarga baru dimulai saat masingmasing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui
perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis) keluarga masingmasing :
a. Membina hubungan intim yang memuaskan
b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok social
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak
2. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama) : Keluarga yang
menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi kelahiran anak
pertama dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30 bulan :
a. Persiapan menjadi orang tua
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,
hubungan sexual dan kegiatan keluarga
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
3. Keluarga dengan anak pra-sekolah : Tahap ini dimulai saat kelahiran anak
pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak berusia 5 tahun :

13

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat


tinggal, privasi dan rasa aman
b. Membantu anak untuk bersosialisasi
c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak
yang lain juga harus terpenuhi
d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar
keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang
paling repot)
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak
4. Keluarga dengan anak sekolah : Tahap ini dimulai saat anak masuk
sekolah pada usia enam tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya
keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga
keluarga sangat sibuk :
a. Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,
termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga
5. Keluarga dengan anak remaja : Dimulai pada saat anak pertama berusia 13
tahun dan biasanya berakhir sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat
anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah
melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang
lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab,
mengingat

remaja

sudah

bertambah

dewasa

dan

meningkat

otonominya
b. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua.
Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga

14

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan) : Tahap ini dimulai pada saat
anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak terakhir
meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak
dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap
tinggal bersama orang tua :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa
tua
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
7. Keluarga usia pertengahan : Tahap ini dimulai pada saat anak yang
terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiun atau salah satu
pasangan meninggal :
a. Mempertahankan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya
dan anak-anak
c. Meningkatkan keakraban pasangan
8. Keluarga usia lanjut : Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai
pada saat salah satu pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan
meninggal damapi keduanya meninggal :
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b. Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan
fisik dan pendapatan
c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
e. Melakukan life review (merenungkan hidupnya).
2.1.10 Perawatan Kesehatan Keluarga
Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan
masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau
kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai
saran/penyalur. Alasan Keluarga sebagai Unit Pelayanan :

15

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

1. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang


menyangkut kehidupan masyarakat
2. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,
mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam
kelompoknya
3. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, dan apabila
salah satu angota keluarga mempunyai masalah kesehatan akan
berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya
4. Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu
(pasien), keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam
memelihara kesehatan para anggotanya
5. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai
upaya kesehatan masyarakat.
2.1.11 Tugas-tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan
Untuk dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan kesehatan keluarga,
keluarga mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan
saling memelihara. Freeman (1981) :
1. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
3. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, dan
yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usaianya
4.

yang terlalu muda


Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan

5.

perkembangan kepribadian anggota keluarga


Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembagalembaga kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik

fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada.


2.1.12 Peran Perawat Keluarga
1. Pendidik
Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar:
a. Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan keluarga secara

16

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

mandiri
b. Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga
2. Koordinator
Diperlukan

pada

perawatan

berkelanjutan

agar

pelayanan

yang

komprehensif dapat tercapai. Koordinasi juga sangat diperlukan untuk


mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar
tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan
3. Pelaksana
Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik
maupun di rumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan perawatan
langsung. Kontak pertama perawat kepada keluarga melalui anggota
keluarga yang sakit. Perawat dapat mendemonstrasikan kepada keluarga
asuhan keperawatan yang diberikan dengan harapan keluarga nanti dapat
melakukan asuhan langsung kepada anggota keluarga yang sakit
4. Pengawas kesehatan : Sebagai pengawas kesehatan, perawat harus
melakukan home visite atau kunjungan rumah yang teratur untuk
mengidentifikasi atau melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga
5. Konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga di dalam mengatasi masalah
kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, maka
hubungan perawat-keluarga harus dibina dengan baik, perawat harus
bersikap terbuka dan dapat dipercaya
6. Kolaborasi
Perawat komunitas juga harus bekerja dama dengan pelayanan rumah sakit
atau anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan
keluarga yang optimal
7. Fasilitator
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala untuk meningkatkan

17

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

derajat kesehatannya. Agar dapat melaksanakan peran fasilitator dengan


baik, maka perawat komunitas harus mengetahui sistem pelayanan
kesehatan (sistem rujukan, dana sehat, dll)
8. Penemu kasus : Mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini, sehingga
tidak terjadi ledakan atau wabah
9. Modifikasi lingkungan : Perawat

komunitas

juga

harus

dapat

mamodifikasi lingkungan, baik lingkungan rumah maupun lingkungan


masyarakat, agar dapat tercipta lingkungan yang sehat.
2.1.13 Prinsip-prinsip Perawatan Keluarga
1. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan
2. Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, sehat sebagai
tujuan utama
3. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai
peningkatan kesehatan keluarga
4. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, perawat
melibatkan peran serta keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya
5. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan
preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif
6. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga
memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk
kepentingan kesehatan keluarga
7. Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara
keseluruhan
8. Pendekatan yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan
kesehatan keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah dengan
menggunakan proses keperawatan
9. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan
keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan asuhan perawatan kesehatan
dasar/perawatan di rumah
10. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.
2.2
Konsep penyakit
2.2.1 Definisi

18

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

Stroke atau cedera serebrovaskuler (CVA) adalah kehilangan fungsi otak


yang diakibatkan oleh terhentinya suplai darah ke bagian otak (Smeltzer C.
Suzanne, 2001).
Stroke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progesif
cepat, berupa defisit neurologis fokal dan atau global yang berlangsung 24 jam
atau lebih atau langsung menimbulkan kematian dan semata-mata disebabkan oleh
gangguan perdarahan darah otak non traumatik (Arif Mansjoer, 2000).
Stroke adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu
bagian otak tiba-tiba terganggu. Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah
menyebabkan serangkaian reaksi biokimia yang dapat merusak atau mematikan
sel-sel otak (Wikipedia Indonesia, 2008).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Stroke atau
cedera serebrovaskuler ( CVA ) adalah defisit neurologis yang terjadi akibat
terhentinya suplai darah ke otak yang dapat berakibat kerusakan dan kematian selsel otak yang menimbulkan gejala klinis antara lain kelumpuhan wajah atau
anggota badan yang lain, gangguan sensibilitas, perubahan mendadak status
mental, gangguan penglihatan dan gangguan wicara.
2.2.2

Anatomi fisiologi
1. Bagian-bagian Otak :
a. Serebrum (otak besar)
1) Secara umum dibagi menjadi 4 bagian yaitu :
a) Korteks sensoris, pusat sensori/sensori umum primer suatu alat
atau bagian tubuh tergantung pada fungsi alat yang bersangkutan.
b) Korteks asosiasi
c) Korteks motoris
d) Korteks pre-fronta
2) Fungsi serebrum

19

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

a) Mengingat pengalaman-pengalaman yang lalu


b) Pusat persyarafan yang menangani aktivitas mental, akal,
intelegensi, keinginan dan memori.
c) Pusat menangis, buang air besar dan buang air kesil
b. Serebellum (otak besar)
Bagian-bagian dari serebellum yaitu :
1) Arkhioserebelum (vestibulo sereblum)
Serabut aferen berasal dari telinga dalam diteruskan oleh venus VIII
(auditorius) untuk keseimbangan dan rangsangan pendengaran ke
otak.
2) Paleoserebelum (spino serebelum)
Sebagai pusat penerima impuls dari reseptor sensasi umum medula
spinalis dari venus vagus (iv. Trigeminus) kelompok mata, rahang
atas dan bawah serta otot pengunyah)
3) Heoserebelum (ponto serebelum)
Korteks serebelum menerima informasi tentang gerakan yang
sedang dan yang akan dikerjakan dan mengatur gerakan sisi
badan.
c. Batang otak (trunkus serebri) terdiri dari :
1) Diensepalon
Fungsi : - Vasokontruktor, mengecilkan pembuluh darah
-

Respiratori membantu proses pernafasan.

- Mengontrol kegiatan refleks.


- Membantu pekerjaan jantung.
2) Mesenphalon
Fungsi : - Membantu pergerakan mata dan mengangkat kelopak
mata.
-

Memutar bola mata dan pusat pergerakan mata.

20

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

3) Pons Vacoli
Fungsi : - Penghubung antara kedua bagian serebelum dan juga
antara medan oblongata dengan serebelum atau otak

2.

besar.
- Pusat saraf nervus trigeminus.
4) Medula oblongata
Fungsi : - Mengontrol pekerjaan jantung.
- Mengecilkan pembuluh darah.
- Pusat pernafasan.
- Mengontrol kegiatan refleks.
Fisiologi Otak
Sistem karotis terutama melayani kedua hemisfer otak dan sistem

vertebra basalis terutama memberi darah bagi batang serebelum dan


bagian posterior hemisfer. Aliran darah di otak dipengaruhi 3 faktor yaitu:
1.Tekanan : untuk memompa darah dari sistem arteri-kapiler ke
sistem vena
2. Penahan (perifer) pembuluh darah otak.
3. Darah, yaitu faktor visteositas darah dan koagulasinya.
Dari faktor yang pertama yang terpenting adalah tekanan darah
sistemik (jantung, darah, pembuluh darah) dan faktor kemampuan khusus
pembuluh darah otak (anterior) untuk menguncup bila tekanan menurun.
Daya akomodasi sistem arterior otak ini disebut daya autoregulasi
pembuluh darah otak (yang berfungsi normal bila tekanan sistolik antara
50-150 mmHg). Faktor darah, selain vistiositas darah dan daya
membekunya juga diantaranya seperti kadar/tekanan parsial CO2 dan O2
berpengaruh terhadap diameter arteriol. Kadar/tekanan parsial CO2
yangnaik, PO2 yang turun serta suasananya jaringan yang aman,
menyebabkan vasodilatasi sebaliknya bila tekanan parsial CO2 turun, PO2
naik atau suasana pH tinggi maka terjadi vasokontriksi.
Viskositas/kekentalan daerah yang tinggi mengurangi aliran darah otak
(ADO) sedangkan koagulabilitasi yang besar juga memudahkan terjadinya
trombosis dan aliran darah lambat akibat ADO yang menurun

21

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

2.2.3

Klasifikasi
1. Stroke dapat diklasifikasikan menurut patologi dan gejala kliniknya,

yaitu: (Muttaqin, 2008)


a.Stroke Hemoragi,
Merupakan perdarahan serebral dan mungkin perdarahan subarachnoid.
Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada daerah otak tertentu.
Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga
terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya menurun. Perdarahan otak
dibagi dua, yaitu:
1) Perdarahan intraserebral
Pecahnya pembuluh darah (mikroaneurisma) terutama karena hipertensi
mengakibatkan darah masuk ke dalam jaringan otak, membentuk massa
yang menekan jaringan otak, dan menimbulkan edema otak. Peningkatan
TIK yang terjadi cepat, dapat mengakibatkan kematian mendadak karena
herniasi otak. Perdarahan intraserebral yang disebabkan karena hipertensi
sering dijumpai di daerah putamen, thalamus, pons dan serebelum.
2) Perdarahan subaraknoid
Pedarahan ini berasal dari pecahnya aneurisma berry atau AVM.
Aneurisma yang pecah ini berasal dari pembuluh darah sirkulasi willisi
dan cabang-cabangnya yang terdapat diluar parenkim otak.Pecahnya arteri
dan keluarnya keruang subaraknoid menyebabkan TIK meningkat
mendadak, meregangnya struktur peka nyeri, dan vasospasme pembuluh
darah serebral yang berakibat disfungsi otak global (sakit kepala,

22

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

penurunan kesadaran) maupun fokal (hemiparase, gangguan hemisensorik,


dll)
b. Stroke Non Hemoragi
Dapat berupa iskemia atau emboli dan thrombosis serebral, biasanya
terjadi saat setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi hari. Tidak
terjadi perdarahan namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan
selanjutnya dapat timbul edema sekunder. Kesadaran umumnya baik.
2. Menurut perjalanan penyakit atau stadiumnya, yaitu:
a. TIA (Trans Iskemik Attack) gangguan neurologis setempat yang terjadi
selama beberapa menit sampai beberapa jam saja. Gejala yang timbul
akan hilang dengan spontan dan sempurna dalam waktu kurang dari 24
jam.
b. Stroke involusi: stroke yang terjadi masih terus berkembang dimana
gangguan neurologis terlihat semakin berat dan bertambah buruk.
Proses dapat berjalan 24 jam atau beberapa hari.
c.Stroke komplit: dimana gangguan neurologi yang timbul sudah menetap
atau permanen . Sesuai dengan istilahnya stroke komplit dapat diawali
oleh serangan TIA berulang.
2.2.4

Etiologi
Penyebab stroke menurut Arif Muttaqin (2008):
1. Thrombosis Cerebral
Thrombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi
sehingga menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapat menimbulkan
oedema dan kongesti di sekitarnya. Thrombosis biasanya terjadi pada

23

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

orang tua yang sedang tidur atau bangun tidur. Hal ini dapat terjadi karena
penurunan aktivitas simpatis dan penurunan tekanan darah yang dapat
menyebabkan iskemi serebral. Tanda dan gejala neurologis memburuk
pada 48 jam setelah trombosis.
Beberapa keadaan di bawah ini dapat menyebabkan thrombosis otak:
a. Aterosklerosis
Aterosklerosis merupakan suatu proses dimana terdapat suatu penebalan
dan pengerasan arteri besar dan menengah seperti koronaria, basilar, aorta dan
arteri iliaka (Ruhyanudin, 2007). Aterosklerosis adalah mengerasnya pembuluh
darah serta berkurangnya kelenturan atau elastisitas dinding pembuluh darah.
Manifestasi klinis atherosklerosis bermacam-macam. Kerusakan dapat terjadi
melalui mekanisme berikut:
a) Lumen arteri menyempit dan mengakibatkan berkurangnya aliran
darah.
b) Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadi trombosis.
c) Merupakan tempat terbentuknya thrombus, kemudian melepaskan
kepingan thrombus (embolus).
d) Dinding arteri menjadi lemah dan terjadi aneurisma kemudian
robek dan terjadi perdarahan.
b. Hyperkoagulasi pada polysitemia
Darah bertambah kental, peningkatan viskositas/ hematokrit meningkat
dapat melambatkan aliran darah serebral.
c. Arteritis( radang pada arteri )
d. Emboli
Emboli serebral merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh
bekuan darah, lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal dari thrombus di

24

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

jantung yang terlepas dan menyumbat sistem arteri serebral. Emboli tersebut
berlangsung cepat dan gejala timbul kurang dari 10-30 detik. Beberapa keadaan
dibawah ini dapat menimbulkan emboli:
a. Katup-katup jantung yang rusak akibat Rheumatik Heart Desease
(RHD).
b. Myokard infark
c. Fibrilasi. Keadaan aritmia menyebabkan berbagai bentuk pengosongan
ventrikel sehingga darah terbentuk gumpalan kecil dan sewaktu-waktu
kosong sama sekali dengan mengeluarkan embolus-embolus kecil.
d. Endokarditis oleh bakteri dan non bakteri, menyebabkan terbentuknya
gumpalan-gumpalan pada endocardium.
2. Haemorhagi
Perdarahan intrakranial atau intraserebral termasuk perdarahan dalam
ruang subarachnoid atau kedalam jaringan otak sendiri. Perdarahan ini dapat
terjadi karena atherosklerosis dan hypertensi. Akibat pecahnya pembuluh darah
otak menyebabkan perembesan darah kedalam parenkim otak yang dapat
mengakibatkan penekanan, pergeseran dan pemisahan jaringan otak yang
berdekatan, sehingga otak akan membengkak, jaringan otak tertekan, sehingga
terjadi infark otak, oedema, dan mungkin herniasi otak.
3. Hipoksia Umum
Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia umum adalah:
a. Hipertensi yang parah.
b. Cardiac Pulmonary Arrest
c. Cardiac output turun akibat aritmia

25

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

4. Hipoksia Setempat
Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia setempat adalah:
a. Spasme arteri serebral, yang disertai perdarahan subarachnoid.
b. Vasokontriksi arteri otak disertai sakit kepala migrain.
2.2.5

Patofisiologi dan Pathway


Infark serbral adalah berkurangnya suplai darah ke area tertentu di otak.

Luasnya infark bergantung pada faktor-faktor seperti lokasi dan besarnya


pembuluh darah dan adekuatnya sirkulasi kolateral terhadap area yang disuplai
oleh pembuluh darah yang tersumbat. Suplai darah ke otak dapat berubah (makin
lmbat atau cepat) pada gangguan lokal (thrombus, emboli, perdarahan dan spasme
vaskuler) atau oleh karena gangguan umum (hipoksia karena gangguan paru dan
jantung). Atherosklerotik sering/ cenderung sebagai faktor penting terhadap otak,
thrombus dapat berasal dari flak arterosklerotik, atau darah dapat beku pada area
yang stenosis, dimana aliran darah akan lambat atau terjadi turbulensi.
Thrombus dapat pecah dari dinding pembuluh darah terbawa sebagai
emboli dalam aliran darah. Thrombus mengakibatkan; iskemia jaringan otak yang
disuplai oleh pembuluh darah yang bersangkutan dan edema dan kongesti
disekitar area. Area edema ini menyebabkan disfungsi yang lebih besar daripada
area infark itu sendiri. Edema dapat berkurang dalam beberapa jam atau kadangkadang sesudah beberapa hari. Dengan berkurangnya edema pasien mulai
menunjukan perbaikan. Oleh karena thrombosis biasanya tidak fatal, jika tidak
terjadi perdarahan masif. Oklusi pada pembuluh darah serebral oleh embolus
menyebabkan edema dan nekrosis diikuti thrombosis. Jika terjadi septik infeksi
akan meluas pada dinding pembukluh darah maka akan terjadi abses atau

26

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

ensefalitis, atau jika sisa infeksi berada pada pembuluh darah yang tersumbat
menyebabkan dilatasi aneurisma pembuluh darah. Hal ini akan menyebabkan
perdarahan cerebral, jika aneurisma pecah atau ruptur.
Perdarahan pada otak lebih disebabkan oleh ruptur arteriosklerotik dan
hipertensi pembuluh darah. Perdarahan intraserebral yang sangat luas akan
menyebabkan kematian dibandingkan dari keseluruhan penyakit cerebro vaskuler,
karena perdarahan yang luas terjadi destruksi massa otak, peningkatan tekanan
intracranial dan yang lebih berat dapat menyebabkan herniasi otak.
Kematian dapat disebabkan oleh kompresi batang otak, hemisfer otak, dan
perdarahan batang otak sekunder atau ekstensi perdarahan ke batang otak.
Perembesan darah ke ventrikel otak terjadi pada sepertiga kasus perdarahan otak
di nukleus kaudatus, talamus dan pons. Jika sirkulasi serebral terhambat, dapat
berkembang anoksia cerebral. Perubahan disebabkan oleh anoksia serebral dapat
reversibel untuk jangka waktu 4-6 menit. Perubahan irreversibel bila anoksia lebih
dari 10 menit. Anoksia serebral dapat terjadi oleh karena gangguan yang
bervariasi salah satunya henti jantung.
Selain kerusakan parenkim otak, akibat volume perdarahan yang relatif
banyak akan mengakibatkan peningian tekanan intrakranial dan mentebabkan
menurunnya tekanan perfusi otak serta terganggunya drainase otak. Elemenelemen vasoaktif darah yang keluar serta kaskade iskemik akibat menurunnya
tekanan perfusi, menyebabkan neuron-neuron di daerah yang terkena darah dan
sekitarnya tertekan lagi.
Jumlah darah yang keluar menentukan prognosis. Apabila volume darah
lebih dari 60 cc maka resiko kematian sebesar 93 % pada perdarahan dalam dan

27

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

71 % pada perdarahan lobar. Sedangkan bila terjadi perdarahan serebelar dengan


volume antara 30-60 cc diperkirakan kemungkinan kematian sebesar 75 % tetapi
volume darah 5 cc dan terdapat di pons sudah berakibat fatal. (Misbach, 1999 cit
Muttaqin 2008)

28

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

2.2.6

Manifestasi klinis
Stoke menyebabkan defisit neurologik, bergantung pada lokasi lesi

(pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak
adekuat dan jumlah aliran darah kolateral. Stroke akan meninggalkan gejala sisa
karena fungsi otak tidak akan membaik sepenuhnya.
1. Kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh (hemiparese atau hemiplegia)
2. Lumpuh pada salah satu sisi wajah

anggota badan (biasanya

hemiparesis) yang timbul mendadak.


3. Tonus otot lemah atau kaku
4. Menurun atau hilangnya rasa
5. Gangguan lapang pandang Homonimus Hemianopsia
6. Afasia (bicara tidak lancar atau kesulitan memahami ucapan)
7. Disartria (bicara pelo atau cadel)
8. Gangguan persepsi
9. Gangguan status mental
10. Vertigo, mual, muntah, atau nyeri kepala.
2.2.7

Komplikasi
Setelah mengalami stroke pasien mungkin akan mengalmi komplikasi ,

komplikasi ini dapat dikelompokan berdasarkan:


a. Berhubungan dengan immobilisasi ; infeksi pernafasan, nyeri pada
daerah tertekan, konstipasi dan thromboflebitis.
b. Berhubungan dengan paralisis: nyeri pada daerah punggung, dislokasi
sendi, deformitas dan terjatuh
c. Berhubungan dengan kerusakan otak : epilepsi dan sakit kepala.

29

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

d. Hidrocephalus
2.2.8

pemeriksaan penunjang/diagnostik
Pemeriksaan penunjang disgnostik yang dapat dilakukan adalah :
a. laboratorium: mengarah pada pemeriksaan darah lengkap, elektrolit,
kolesterol, dan bila perlu analisa gas darah, gula darah dsb.
b. CT scan kepala untuk mengetahui lokasi dan luasnya perdarahan atau
infark
c. MRI untuk mengetahui adanya edema, infark, hematom dan
bergesernya struktur otak
d. angiografi untuk mengetahui penyebab dan gambaran yang jelas
mengenai pembuluhdarah yang terganggu

2.2.9

penatalaksanaan
Untuk mengobati keadaan akut perlu diperhatikan faktor-faktor kritis

sebagai berikut
a. Berusaha menstabilkan tanda-tanda vital dengan :
1) Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan pengisapan
lendiryang sering, oksigenasi, kalau perlu lakukan trakeostomi,
membantu pernafasan.
2) Mengontrol tekanan darah berdasarkan kondisi pasien, termasuk
usaha memperbaiki hipotensi dan hipertensi.
3) Berusaha menemukan dan memperbaiki aritmia jantung.
b. Merawat kandung kemih, sedapat mungkin jangan memakai kateter.

30

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

c. Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat


mungkin pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan latihanlatihan gerak pasif.
2.2.9.1 Pengobatan Konservatif
a. Vasodilator meningkatkan aliran darah serebral ( ADS ) secara
percobaan, tetapi maknanya :pada tubuh manusia belum dapat dibuktikan.
b. Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid, papaverin intra
arterial.
c. Anti agregasi thrombosis seperti aspirin digunakan untuk menghambat
reaksi pelepasan agregasi thrombosis yang terjadi sesudah ulserasi
alteroma.
2.2.9.2 Pengobatan Pembedahan
Tujuan utama adalah memperbaiki aliran darah serebral :
a. Endosterektomi karotis membentuk kembali arteri karotis , yaitu dengan
membuka arteri karotis di leher.
b. Revaskularisasi terutama merupakan tindakan pembedahan dan
manfaatnya paling dirasakan oleh pasien TIA.
c. Evaluasi bekuan darah dilakukan pada stroke akut
d. Ugasi arteri karotis komunis di leher khususnya pada aneurisma
2.2.9.3 Penatalaksanaan Di Rumah
Prinsip dalam merawat pasien stroke dirumah adalah:
1. Membantu mencegah kecacatan menjadi seminimal mungkin
2. Melatih pasien mandiri dalam melakukan kegiatan sehari-hari
3. Meningkatkan rasa percaya diri pasien

31

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

4. Mencegah terulangnya stroke


Pasien Post Stroke
Masalah-masalah yang mungkin dialami pasien post stroke dan
carakeluarga mengatasinya.
1. Kelumpuhan/ kelemahan
Apabila sewaktu pulang kerumah pasien belum mampu bergerak
sendiri, aturlah posisi pasien senyaman mungkin, tidur terlentang atau
miring ke salah satu sisi, dengan memberi perhatiankhusus pada bagian
lengan atau kaki yang lemah. Posisi tangan dankaki yang lemah sebaiknya
diganjal dengan bantal, baik pada saat berbaring atau duduk untuk
memperlancar arus balik darah ke jantungdan mencegah terjadinya
bengkak pada tangan dan kaki. Keluarga dan pengasuh dapat mencegah
terjadinya kekakuan tangan dan kaki yanglemah dengan melakukan latihan
gerak sendi, melanjutkan latihanyang telah dilakukan di rumah sakit.
Sebaiknya latihan dilakukanminimal 2x sehari. Untuk mempertahankan
dan meningkatkankekuatan otot latihan harus dilakukan oleh fisioterapi 34x seminggu,sedangkan sisa hari yang lain dapat dilakukan oleh keluarga
atau pengasuh. Keluarga juga dapat membantu pasien berjalan
kembalidengan cara berdirilah disisi yang lemah atau di belakang pasie
untuk memberi rasa aman pada pasien. Hindari penggunaan alat bantu
jalankecuali jika diperlukan sesuai anjuran fisioterapis.
2. Mengaktifkan tangan yang lemah
Anjurkan pasien makan, minum, mandi atau kegiatan harianlain
menggunakan lengan yang masih lemah dibawah pengawasan pengasuh.

32

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

Dengan mengaktifkan tangan yang lemah akan memberikanstimulasi pada


sel-sel otak untuk berlatih kembali aktifitas yangdipelajari sebelum sakit.
3. Gangguan sensibilitas (rasa kebas atau baal)
Keluarga sebaiknya menghampiri dan berbicara dengan pasiendari
sisi tubuh yang lemah. Saat berkomunikasi, pengasuh dapatmenyentuh dan
menggosok tangan dengan lembut yang mengalamikelemahan. Keluarga
dianjurkan memberi motivasi kepada pasienagar menggunakan tangan
yang lemah sebanyak dan seseringmungkin dan menjauhkan dan
menghindarkan barang atau keadaan yang dapat membahayakan
keselamatan pasien, misalnya nyala api, benda tajam dan benda berbahaya
lainnya. Keluarga juga harus selalumengingatkan pasien untuk tidak
mencoba sesuatu, misalnya air panasdengan tangan yang lemah.
Hal yang perlu di perhatikan dalam perawatan pasien post stroke dirumah
adalah :
1.Posisi tempat tidur dan terapi fisik untuk stroke
Tempat tidur idealuntuk pasien stroke adalah tempat tidur yang
padat dengan bagiankepala cukup keras untuk menopang berat ketika
disandarkan.Membalikkan pasien dari satu sisi ke sisi lainnya dan
mengubah posisi lengan dan tungkai setiap 2 jam. Pijatlah tungkai
yanglumpuh 1-2 kali sehari. Menopang tungkai yang lemah dengan bantal.
Dan ini pula merupakan bagian dari cara merawat pasienstroke.
2.Membalik pasien.
Untuk membalik pasien di tempat tidur, orangyang merawat harus
menyelipkan lengan mereka di bawah tubuh penderita stroke dan menarik

33

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

pasien ke arah mereka. Jika pasiensudah berputar, bukalah dan


kencangkan sprei di bawahnya.Punggung pasien diperiksa untuk melihat
tanda-tanda dekubitus.Karena dengan pasien yang terbaring lemah di
tempat tidur dalam jangka waktu lama akan bisa menimbulkan tanda-tanda
dekubitustermasuk tanda dekubitus pasien stroke.
3.Perawatan kulit pada pasien stroke.
Sama halnya dengan di atas, bahwa tujuan perawatan kulit
penderita stroke ini juga mencegahadanya dekubitus. Membersihkan kulit
dengan air hangat, sponsdan sedikit antiseptik atau sabun paling tidak
sehari sekali. Kulit penderita harus dijaga tetap kering dan bila perlu diberi
bedak.
4.Perawatan Mata dan Mulut.
Pada pasien yang mengalami kesulitandalam menelan dan minum
maka pada bagian mulutnya pula harusdibersihkan dengan sikat yang
lembut dan lembab. Menggunakankain lembab yang bersih ketika
membersihkan kelopak mata biladiperlukan
5.Menelan dan Makan.
Dalam hal membantu mengatasi kesulitandalam menelan ini
dipelukan pula bantuan ahli terapi wicara dan juga ahli gizi akan bisa
memberikan nasehat berkaitan dengankonsistensi makanan serta minuman
yang sesuai. Bila mengalamigangguan menelan, bila perlu memberikan
makanan melalui selang(NGT Nas Gastric Tube) yaitu selang yang
dimasukkan darihidung sampai dengan lambung untuk memudahkan
pemberianmakanan. Untuk mencegah tersedak dan juga pneumonia

34

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

aspirasi,semua

makanan

harus

dimakan

dalam

keadaan

duduk,

jangandengan berbaring
2.2.10 Konsep asuhan keperawatan
1.Pengkajian
Menurut Suprajitno (2004:29) pengkajian adalah suatu tahapan ketika
seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga
yang dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan
keperawatan keluarga. Agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai
dengan keadaan keluarga, perawat diharapkan menggunakan bahasa ibu (bahasa
yang digunakan sehari-hari), lugas dan sederhana (Suprajitno: 2004).
Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian meliputi pengumpulan informasi
dengan cara sistematis dengan menggunakan suatu alat pengkajian keluarga,
diklasifikasikan dan dianalisa (Friendman, 2005: 56)
1) Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat tinggal,
dan tipe keluarga.
2) Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga
a. Kebiasaan makan
Kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang dikosumsi oleh
Keluarga. Untuk penderita stroke biasanya mengkonsumsi makanan yang
bayak menandung garam, zat pengawet, serta emosi yang tinggi.
b. Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Perilaku keluarga didalam memanfaatkan fasilitas kesehatan
merupakan faktor yang penting dalam penggelolaan penyakit stroke fase
rehabilitasi terutama ahli fisiotherapi.

35

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

c. Pengobatan tradisional
Karena penderita stroke memiliki kecenderungan tensi tinggi,
keluarga bisa memanfaatkan pengobatan tradisional dengan minum air
ketimun yang dijus sehari dua kali pagi dan sore.
3) Status Sosial Ekonomi
a. Pendidikan
Tingkat pendidikan keluarga mempengaruhi keluarga dalam
mengenal hipertensi beserta pengelolaannya. berpengaruh pula terhadap
pola pikir dan kemampuan untuk mengambil keputusan dalam mengatasi
masalah dangan tepat dan benar.
b. Pekerjaan dan Penghasilan
Penghasilan yang tidak seimbang juga berpengaruh terhadap
keluarga dalam melakukan pengobatan dan perawatan pada angota
keluarga yang sakit salah satunya disebabkan karena hipertensi. Menurut
(Effendy,2005) mengemukakan bahwa ketidakmampuan keluarga dalam
merawat anggota keluarga yang sakit salah satunya disebabkan karena
tidak seimbangnya sumber-sumber yang ada pada keluarga.
4) Tingkat perkembangandan riwayat keluarga
Menurut Friedmen (2005:125), Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat
ini. termasuk riwayat perkembangan dan kejadian serta pengalaman kesehatan
yang unik atau berkaitan dengan kesehatan yang terjadi dalam kehidupan keluarga
yang belum terpenuhi berpengaruh terhadap psikologis seseorang yang dapat
mengakibatkan kecemasan.
5) Aktiftas

36

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

Aktifitas fisik yang keras dapat menambah terjadinya peningkatan tekanan


darah. Serangan hipertensi dapat timbul sesudah atau waktu melakukan kegiatan
fisik, seperti olah raga (Friedman, 2005:9).
6)

Data Lingkungan
a. Karakteristik rumah
Cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik seperti lantai

rumah, penerangan dan fentilasi yang baik dapat mengurangai faktor


penyebab terjadinya cedera pada penderita stroke fase rehabilitasi.
b. Karakteristik Lingkungan
Menurut (friedman,2005:22) derajad kesehatan dipengaruhi oleh
lingkungan. Ketenangan lingkungan sangat mempengaruhi derajat
kesehatan tidak terkecuali pada hipertensi
7) Struktur Keluarga
a. Pola komunikasi
Menurut (Friedman, 2005) Semua interaksi perawat dengan pasien
adalah berdasarkan komunikasi. Istilah komunikasi teurapetik merupakan
suatu tekhnik diman usaha mengajak pasien dan keluarga untuk bertukar
pikiran dan perasaan. Tekhnik tersebut mencakup ketrampilan secara
verbal maupun non verbal, empati dan rasa kepedulian yang tinggi.
b. Struktur Kekuasaan
Kekuasaan

dalam

keluarga

mempengaruhi

dalam

kondisi

kesehatan, kekuasaan yang otoriter dapat menyebabkan stress psikologik


yang mempengaruhi dalam tekanan darah pasien stroke.
c.

Struktur peran

37

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

Menurut Friedman(2005), anggota keluarga menerima dan


konsisten terhadap peran yang dilakukan, maka ini akan membuat anggota
keluarga puas atau tidak ada konflik dalam peran, dan sebaliknya bila
peran tidak dapat diterima dan tidak sesuai dengan harapan maka akan
mengakibatkan ketegangan dalam keluarga.
8) Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Keluarga yang tidak menghargai anggota keluarganya yang
menderita hipertensi, maka akan menimbulkan stressor tersendiri bagi
penderita. Hal ini akan menimbulkan suatu keadaan yang dapat menambah
seringnya terjadi serangan hipertensi karena kurangnya partisipasi
keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit (Friedman, 2005).
b. Fungsi sosialisasi

Keluarga memberikan kebebasan bagi anggota keluarga yang


menderita stroke dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Bila
keluarga tidak memberikan kebebasan pada anggotanya, maka akan
mengakibatkan anggota keluarga menjadi sepi. Keadaan ini mengancam
status emosi menjadi labil dan mudah stress.
c. Fungsi kesehatan
Menurut suprajitno (2004) fungsi mengembangkan dan melatih
anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk
berhubungan dengan orang lain diluar rumah.
9) Pola istirahat tidur

38

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

Istirahat tidur seseorang akan terganggu manakala sedang


mengalami masalah yang belum terselesaikan.
10) Pemeriksaan fisik anggota keluarga
Sebagaimana

prosedur

pengkajian

yang

komprehensif,

pemeriksaan fisik juga dilakukan menyeluruh dari ujung rambut sampai


kuku untuk semua anggota keluarga. Setelah ditemukan masalah
kesehatan, pemeriksaan fisik lebih terfokuskan.
11) Koping keluarga
Bila ada stressor yang muncul dalam keluarga, sedangkan koping
keluarga tidak efektif, maka ini akan menjadi stress anggota keluarga yang
berkepanjangan.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respon
manusia atas perubahan pola interaksi potensial atau aktual individu. Perawat
secara legal

dapat mengidentifikasi

dan menyusun

intervensi

masalah

keperawatan. Kolaburasi dan koordinasi dengan anggota tim lain merupakan


keharusan untuk menghindari kebingungan anggota akan kurangnya pelayanan
kesehatan.
Dalam diagnosa keperawatan stroke atau cerebro vasculer accident didapatkan
diagnosa keperawatan sebagai berikut :
a. Perubahan perfusi jaringan cerebral (Doengoes, 2006)
b. Kerusakan mobilitas fisik ( Doengoes, 2006)
c. Komunikasi, kerusakan verbal dan tertulis (Doengoes, 2006)
d. Perubahan persepsi sensori (Doengoes, 2006)

39

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

e. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi (Lynda Juall, 2004)


f. Ketidakmampuan merawat diri (Lynda Juall, 2004)
g.

Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan pengobatan (Doengoes,

2006)
3. Intervensi Keperawatan
a.

Menyusun prioritas

Friedman (2005:64), menjelaskan perencanaan perawatan meliputi seleksi


bersama yang dirancang untuk mencapai tujuan. Faktor penetapan prioritas
perasaan peka terhadap klien dan efek terpeutik terhadap tindakan dimasa
mendatang.
b. Menyusun tujuan
Friedman (2005:64) menjelaskan perencanaan meliputi perumusan tujuan
yang berorientasi kepada klien kemungkinan sumber-sumber penggambaran
pendekatan alternatif untuk memenuhi tujuan dan operasional perencanaan.
Ada 3 kegiatan menurut Friedman (2005:64) yaitu:
1. Tujuan jangka pendek yang sifatnya dapat diukur langsung dan spesifik
2. tujuan jangka menengah
3. tujuan akhir atau jangka panjang yang sifatnya umum dan mempunyai
tujuan
c.

Menentukan kriteria dan standar evaluasi.

Kriteria yang akan dicapai adalah respon verbal, afektif dan psikomotor
keluarga mengenai penjelasan tentang masalah kesehatan (Friedman:2005:71)
4. Implementasi keperawatan

40

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

Dalam memilih tindakan keperawatan tergantung pada sifat masalah dan


sumber-sumber yang tersedia.
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah post stroke.
Intervensi:
1) Berikan informasi kepada keluarga mengenai: pengertian, tanda dan
gejala,

penyebab,

komplikasi,

cara

perawatan,

penanganan

dan

pencegahan stroke
2) Motivasi keluarga untuk mengenal masalah stroke
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang dapat mengenai
tindakan kesehatan yang tepat terhadap anggota keluarga yang menderita post
stroke
Intervensi:
1) Memberikan informasi tentang alternatif pencegahan dpat diambil
untuk mengatasi pasien stroke, seperti menjaga kesehatan lingkungan,
menghindari faktor pencetus, serta minum obat secara teratur
2) Mendiskusikan akibat bila tidak melakukan tindakan keperawatan untuk
mengatasi stroke
3) Memberikan kesempatan untuk mengambil keputusan tentang tindakan
kesehatan yang diambil pada anggota keluarga yang terkena stroke
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit atau
perawatan post stroke
Intervensi :
1) Sarankan atau anjurkan kepada keluarga untuk melakukan perawatan
secara teratur, jaga diet penderita stroke.

41

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

2) Demonstrasikan teknik latihan tentang gerak dirumah


d. Ketidakmampuan keluarga untuk memelihara lingkungan yang dapat
menyebabkan atau mempengaruhi kesehatan
Intervensi :
1) Memberikan semangat pada penderita terutama yang berasal dasri
keluarga itu sendiri atau melalui orang atau sumber-sumber yang
dipercaya mempunyai pengaruh terhadap proses penyembuhan
2) Modifikasi lingkungan yang dapat mendukung proses penyembuhan
klien
e. Ketidakmampuan keluarga untuk mengenal sumber-sumber pelayanan
kesehatan terhadap perawatan post stroke
Intervensi :
1) Memberikan informasi tentang sumber-sumber yang dapat digunakan
utnuk memperoleh pelayanan kesehatan misalnya rujukan kontrol,
perawatan fisiotherapi dan sumber-sumber lain.
2) Memberikan motivasi agar keluarga memanfaatkan sumber-sumber
yang ada secara berkesinambungan.
5.

Evaluasi

Friedman (2005:71) menjelaskan bahwa evaluasi didasarkan pada


seberapa efektifnya intervensi yang dilakukan keluarga, perawat dan yang lainny.
Keefektifan

dilihat

dari

respon

keluarga

bukan

intervensi

yang

diimplementasikan. Modifikasi dlam asuhan keperawatan mengikuti perencanaan


evaluasi dan mulai dengan proses siklus kembali ke pengkajian dengan

42

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

memberikan informasi yang diperoleh dari pertemuan sebelumnya dan diteruskan


dengan revisi setiap fase dalam siklus bila dibutuhkan.
Evaluasi dalam asuhan keperawatan keluarga dengan stroke post
rehabilitasi berdasarkan respon keluarga terhadap implementasi yang kita lakukan
sesuai dengan kriteria evaluasi yaitu mengetahui pengertian stroke, mengetahui
gangguan pada penderita stroke dan mengetahui tindakan apa yang harus
dilakukan bagi penderita stroke post rehabilitasi.

43

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

BAB 3
PENGKAJIAN ASKEP KELUARGA

A. IDENTITAS KELUARGA
1. Nama kepala Keluarga : Ny.M
2. Umur

: 71 thn

3. Alamat

: Jln Gatot subroto kel. karang ketug kec. Gading


rejo dusun kradenan Rt 01 Rw 06

4. Pekerjaan

: -

5. Pendidikan

: SD

6. Komposisi Keluarga

NAMA

NO
1
2
.3
4
5
6

Markhati
Sartono
Siti maryam
Wahyu
Joko
M.diki

JENIS
KELAMIN
perempuan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki

HUBUNGAN

UMUR

nenek
Anak
Menantu
Cucu
Cucu
Cucu

71 thn
52 thn
45 thn
22 thn
20 thn
15 thn

PEKERJAAN PENDIDIKAN
swasta
IRT
swasta
swasta
pelajar

SD
SD
SMP
SMK
SMK
SMP

Genogram

Ket.

: Laki-Laki
44

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

: perempuan
: Meninggal
: tinggal serumah
: menikah
: anak
: pasien
7. Tipe Keluarga

: keluarga besar

8. Latar Belakang Budaya (Etnis)


a. Latar Belakang Etnis Keluarga atau Anggota Keluarga
Ny.M asli keturunan dari Jawa
b. Tempat Tinggal Keluarga (bagian dari sebuah lingkungan yang secara
etnis bersifat homogen).
Sebagian besar masyarakat adalah etnis Jawa, masayarakat di area Ny.M
bersifat homogen
c. Kegiatan-kegiatan Keagamaan, sosial, budaya, rekreasi, pendidikan
(Apakah kegiatan-kegiatan ini berada dalam kelompok kultur/budaya
keluarga).
Ada beberapa kegiatan lingkungan yang masih berhubungan erat dengan
nilai etnis

keagamaan di antaranya selamatan, diba'an, tingkepan dan lain-

lain.
d. Kebiasan-kebiasan diet dan berbusana (tradisional atau modern).
Makanan yang di konsumsi sehari-hari termasuk makanan modern dan
tradisional
Pakaian yang di pakai keluarga adalah modern dan tradisional Nenek
memakai sewek dan baju biasa ( ibu memakai daster yang berkerut
pinggir, kadang baby doll kalau di rumah kalau ke luar rumah memakai
rok dan celana dan baju biasa), (bapak memakai sketter dan kaos oblong
kalau di rumah, kalau keluar rumah kadang memakai celana panjang atau
sarung serta baju), (sdr d memakai sketter dan boxer kalau di rumah, kalau

45

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

keluar memakai celana dan sketter, memakai sarung kalau ada kegiatankegiatan khusus/keagamaan).
e. Struktur kekuasaan keluarga tradisional atau modern.
Pengambilan keputusan adalah dari Tn.S tetapi sebelumnya melalui proses
musyawarah terlebih dahulu dengan keluarga
f. Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi. (Apakah
keluarga mengunjungi pelayanan praktisi, terlibat dalam praktik-praktik
pelayanan kesehatan tradisional, atau memiliki kepercayaan tradisional
asli dalam bidang kesehatan).
Apabila ada keluarga sakit biasanya keluarga dibawa ke dokter praktek
umum dan puskesmas dan bidan ,apabila sangat sakit maka keluarga
segera membawa ke rumah sakit.
g. Penggunaan bahasa sehari- hari di rumah
Bahasa yang di gunakan untuk berkomunikasi di rumah adalah jawa,
kadang juga bahasa indonesia apabila ada tamu yang kurang mengerti
bahasa jawa.
9. Identifikasi Religius
a. Apakah anggota keluarga berbeda dalam praktik keyakinan beragamaan
mereka.
Keluarga menganut 1 keyakinan yang sama dalam beragama, yakni agama
islam
b. Seberapa aktif keluarga tersebut terlibat dalam kegiatan agama atau
organisasi-organisasi
keagamaan lain.
Ny. M semenjak terkena stroke 8 tahun yang lalu tidak lagi mengikuti
kegiatan-kegiatan keagamaan atau kegiatan lain.

46

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

c. Keluarga menganut agama apa.


Keluarga menganut agama yang sama, yaitu agama islam
d. Kepercayaan-kepercayaan dan nilai-nilai keagamaan yang dianut dalam
kehidupan keluarga
terutama dalam hal kesehatan.
Keluargaa yakin bahwa sehat dan sakit adalah cobaan dari Allah. Dan
keluarga yakin bahwa semua penyakit yang di derita ada obatnya dan
dapat di sembuhkan dan tn.T dapat sehat kembali seperti sebelumnya.
10. Status Kelas Sosial (berdasarkan pekerjaan, pendidikan dan pendapatan)
Jumlah Pendapatan per Bulan

Tn.S : Rp 1.500.000/bulan
Sumber-sumber Pendapatan per Bulan :
Hasil bekerja menjadi tukang bangunan
Jumlah Pengeluaran per Bulan

Tidak pasti 1.200.000 semenjak Ny.M sakit / bulan


Apakah Sumber Pendapatan mencukupi kebutuhan keluarga:
ya

tidak

Keluarga mengatakan cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga


sehari-hari, namun semanjak Ny.M sakit keluarga sedikit cemas dengan
keuangan saat ini
11. Aktivitas Rekreasi atau Waktu Luang
Tulislah aktivitas-aktivitas waktu luang dari subsistem keluarga.
Keluarga mengisi waktu luangnya dengan berkumpul dan menonton TV.
RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga usia tua

47

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

2. Sejauh mana keluarga memenuhi tugas-tugas perkembangan yang sesuai


dengan tahap perkembangan saat ini.
Keluarga sudah memenuhi tugas - tugas keluarga usia tua dengan
beradaptasi dengan perubahan yang akan terjadi, kekuatan fisik yang
semakin melemah, dan mempertahankan keakraban dengan anak dan
menantunya berusaha bersikap terbuka dengan permaslahan, dan
melakukan life riview masa lalu.
3. Sejauh mana keluarga memenuhi tugas-tugas perkembangan yang sesuai
dengan tahap perkembangan saat ini.
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
Keluarga mengatakan sudah tahu tentang keadaan dan penyakit yang
diderita oleh Ny.M yaitu komplikasi dari serangan stroke dengan
kelemahan separuh badan kiri, Ny.M juga mengatakan bahwa
separuh badannya yang sebelah kiri lemah untuk digerakkan dengan
keadaannya Ny. M setiap aktivitas mulai dari, mandi, mengambil
makan, BAB, dibantu oleh menantunya dan cucunya serta keluarga
lain., klien mengatkan merasa berat badannya turun semenjak 3
bulan yang lalu, karena kelemahan fisiknya klien tidak bisa
mengambil makan sendiri, dan selalu di ambilkan, klien juga
mengatakan nafsu makannya menurun semenjak 3 bulan yang lalu,
dan klien tidak suka makan jika tidak sedap dan asin.
b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga.
Ny.M mengatakan sudah kontrol ke puskesmas meskipun tidak
secara berkala memerisakan diri ke puskesmas, tetapi kadang-kadang
Ny.M diantar keluarga ke puskesmas untuk kontrol.
c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.

48

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

Ny.M mengatakan tidak setiap berkala ke puskesmas untuk kontrol,


dan mengetahui status kesehatannya, karena Ny.M hanya bergantung
kepada keluarga untuk mengantarkannya ke puskesmas. Sehingga
Ny.M ke puskesmas jika kalau ada yang mengantarkan saja. Terlihat
keluarga tidak memberikan motivasi kepada Ny.M sehingga Ny.M
mengatakan merasa keberadaanya tidak berguna karena tidak bisa
membantu kegiatan-kegiatan rumah tangga seperti memasak dan
mencuci baju dan piring
d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan
keluarga.
Keluarga mengatakan merubah tempat kamar mandi dari yang
semula di samping rumah dan memindahkannya di sekitar dapur
kurang lebih 1 tahun yang lalu, sehingga letak kamar mandi lebih
jauh dari kamar Ny.M
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi
keluarga
Ny.M mengtakan bila ada anggota keluarga yang mengalami masalah
kesehatan tidak selalu membawanya ke puskesmas dulu tapi tempat
pijat baru ke puskesmas, klien juga
4. Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini, termasuk riwayat
perkembangan

dan

kejadian-kejadian

dan

pengalaman-pengalaman

kesehatan yang unik atau yang berkaitan dengan kesehatan (perceraian,


kematian, hilang, dll) yang terjadi dalam kehidupan keluarga.
Ny.M mengatakan selama 8 tahun terakhir pernah jatuh beberapa kali saat
jalan disekitar rumah dan kamar mandi.

49

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

5. Keluarga asal kedua orang tua (seperti apa kehidupan keluarga asalnya;
hubungan masa silam dan saat dengan orang tua dari kedua orang tua).
Menurut Ny.M kedua orang tuanya berasal dari pasuruan, dan rumah yang
dia tinggali saat ini merupakan tanah dari pemberian orang tuanya,
hubungan dengan kedua orang tua Ny.M sangat dekat.
DATA LINGKUNGAN
1. Karakteristik Rumah
a.Gambar tipe tempat tinggal dan denahnya (rumah, apartemen, sewa kamar,
dll). Apakah keluarga memiliki sendiri atau menyewa rumah ini
rumah yang ditinggali Ny.M merupakan rumah permanen, dengan status
rumah sendiri
Kamar tidur

dapur

Kamar
mandi
wc

tv
Kamar tidur

J
A
L
A
N

Kamar
tidur

R
A
Y
A

Ruang tamu

teras

b. Gambarkan kondisi rumah (baik interior maupun eksterior rumah). Interior


rumah meliputi jumlah kamar dan tipe kamar (kamar tamu, kamar tidur,
dll), penggunaan-penggunaan kamar tersebut dan bagaimana kamar
tersebut diatur. Bagaimana kondisi dan kecukupan perabot. Apakah
penerangan ventilasi, pemanas. Apakah lantai, tangga, susunan dan
bangunan yang lain dalam kondisi yang adekuat. Jelaskan.

50

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

Rumah yang ditinggali Ny.M panjang sekitar 7x18 m dengan 1 teras


didepan dan ruang tamu dengan jendela lebar, terapat 2 kamar yang
masing-masing mempunyai jendela untuk sirkulasi, terapat juga tempat
untuk menonton tv, dan dapur di belakang, 1 kamar mandi dan 1 wc yang
letaknya terpisah, pentaan letak properti cukup rapi, lantai terbuat dari
keramik dan biasanya disapuh 2 kali sehari pagi dan sore.
c. Di dapur, amati suplai air minum, penggunaan alat-alat masak,
pengamanan untuk kebakaran. Jelaskan.
Di dapur penggunaan alat-alat masak penataannya cukup rapi, suplai air
minum menggunakan sumur galian dan tidak terdapat alat pengamanan
kebakaran, lantai terbuat dari keramik, dengan kondisi dapur cukup bersih
d. Di kamar mandi, amati sanitasi, air, fasilitas toilet, ada tidaknya sabun dan
handuk.
Jelaskan.
Kamar mandi cukup bersih, air cukup, terdapat sabun mandi, shampoo,
sikat dan pasta gigi, letak kamar mandi dan wc tidak mejadi satu tetapi
terpisah
e.

Kaji pengaturan tidur di dalam rumah. Apakah pengaturan tersebut


memadai bagi pada
anggota keluarga, dengan pertimbangan usia mereka, hubungan dan
kebutuhan- kebutuhan
khusus mereka lainnya. Jelaskan.
Kamar 1 ditempati oleh Ny.M dengan ventilasi jendela yang baik dan
terdapat 1 tv dan kursi, lantai menggunakan keramik, kamar 2 ditempati
oleh Tn.S dan Ny.MR dengan ventilasi jendela yang baik, sedangkan
anaknya kadang tidur di depan tv atau rumah keduanya dan kamar 3.

f. Amati keadaan umum kebersihan dan sanitasi rumah. Apakah ada serbuan
serangga-serangga kecil (khususnya di dalam) dan/atau masalah-masalah

51

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

sanitasi yang disebabkan oleh kehadiran binatang-binatang piaraan.


Jelaskan.
Keadaan umum kebersihan rumah terlihat bersih di ruang tamu dan di
dapur, terdapat tempat sampah tertutup di depan rumah, tidak ada serbuan
serangga kecil-kecil dalam rumah.
g. Kaji perasaan-perasaan subjektif keluarga terhadap rumah. Apakah
keluarga menganggap rumahnya memadai bagi mereka. Jelaskan.
Keluarga mengatakan merasa nyaman tinggal di rumah yang mereka
tempati saat ini, dan merasa rumahnya sudah memadai bagi mereka
sebagai tempat tinggal yang layak.
h. Evaluasi pengaturan privasi dan bagaimana keluarga merasakan privasi
mereka memadai. Jelaskan
Keluarga merasa privasi rumah dan keluarga mereka memadai
i. Evaluasi ada dan tidak adanya bahaya-bahaya terhadap keamanan
rumah/lingkungan.
Untuk keamanan rumah untuk saat ini terbilang aman, tetapi pada kamar
mandi agak licin karena Ny.M pernah jatuh dikamar mandi.
j. Evaluasi adekuasi pembuangan sampah. Jelaskan.
Keluarga membuang sampah pada tempat yang telah disediakan lalu di
bakar di pekarangan kosong.
k. Kaji perasaan puas/tidak puas dari anggota keluarga secara keseluruhan
dengan pengaturan/penataan rumah. Jelaskan.
Keluarga merasa puas dan nyaman dengan penataan rumahnya saat ini
2. Karakteristik Lingkungan dan Komunitas Tempat Tinggal yang Lebih Luas
a. Apa karakteristik-karakteristik fisik dari lingkungan yang paling dekat dan
komunitas yang lebih luas?

52

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

Tipe

lingkungan/komunitas

(desa,

kota,

subkota,

antarkota).

Sebutkan.
Subkota, kondisi geografisnya

termasuk desa tetapi berada di

wilayah pemerintahan kota


Tipe tempat tinggal (hunian, industrial, campuran hunian dan industri
kecil, agraris) di lingkungan. Sebutkan.
Hunian, di daerah sekitar tempat tinggal keluarga Ny.M rata - rata
adalah tempat tinggal warga lainnya dan tempat usaha-usaha meubel
Keadaan tempat tinggal dan jalan raya (terpelihara, rusak, tidak
terpelihara, sementara diperbaiki). Jelaskan.
Keadaan tempat tinggal terpelihara, jalan terpelihara, namun terdapat
beberapa lubang-lubang kecil di jalan samping rumah.
Sanitasi jalan, rumah (kebersihan, pengumpulan sampah, dll).
Jelaskan.
Sanitasi jalan cukup bersih, sampah terkumpul di tempat sampah
yang telah disediakan hanya terdapat beberapa daun berserakan yang
jatuh dari pohon.
Adanya dan jenis-jenis industri di lingkungan (udara, kebisingan,
masalah-masalah polusi air). Jelaskan.
Disektar rumah Ny.M merupakan daerah industri meubel, dan dekat
dengan jalan besar kebisingan kendaraan besar terjadi setiap hari.
b. Bagaimana karakteristik demografis dari lingkungan dan komunitas?
Kelas sosial dan karakteristik etnis penghuni. Sebutkan.
Kelas

sosial

keluarga

Ny.M

adalah

menengah

kebawah.

Karakteristik etnis penghuni lingkungan adalah jawa dan masih


memegang nilai adat terutama yang berkaitan dengan agama

53

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

Perubahan-perubahan

secara

demografis

yang

berlangsung

belakangan ini dalam lingkungan/komunitas. Jelaskan.


Tidak ada
c. Pelayanan-pelayanan kesehatan dan pelayanan-pelayanan sosial apa yang
ada dalam lingkungan dan komunitas?
Fasilitas-fasilitas ekonomi (warung, toko, apotik, pasar). Sebutkan.
Disebelah rumah terdapat warung kecil milik Ny.M tetapi semenjak
sakit warung tersebut ditutup, untuk pasar, apotek, toko tidak terlalu
jauh dari rumah Ny.M dan dapat dijangkau dengan sepeda motor
dengan waktu kurang lebi 15 menit
Lembaga-lembaga kesehatan (klinik-klinik, rumah sakit, dan
fasilitas-fasilitas gawat darurat). Sebutkan.
Rumah Ny.M cukup dekat dengan puskesmas namun RS dapat di
tempuh dengan kendaraan.
Lembaga-lembaga pelayanan sosial (kesejahteraan, konseling,
pekerjaan). Sebutkan.
Ada lembaga pelayanan sosial yang dekat dengan rumah Tn. N yaitu
kantor kelurahan
d. Bagaimana mudahnya sekolah-sekolah di lingkungan atau komunitas dapat
diakses dan bagaimana kondisinya?. Jelaskan.
Sekolah - sekolah dekat dan mudah di capai
o

Fasilitas-fasilitas rekreasi yang dimiliki daerah ini. Sebutkan.


Tidak ada

Tersedianya transportasi umum. Bagaimana pelayanan-pelayanan


dan fasilitas-fasilitas tersebut dapat diakses (dalam arti, jarak,
kecocokan, dan jam, dll) kepada keluarga. Jelaskan.

54

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

Terdapat kendaraan umum dekat dengan rumah yang dapat di tempuh


dengan jalan kaki 1 menit
o

Bagaimana insiden kejahatan di lingkungan dan komunitas?


Apakah ada masalah keselamatan yang serius? Jelaskan.
Tidak ada.

3. Mobilitas Geografis Keluarga


a. Sudah berapa lama keluarga tinggal di daerah ini.
Keluarga Ny.M tinggal di rumah yang di tempati Sudah sejak kecil.
b. Apakah sering berpindah-pindah tempat tinggal? Jelaskan.
Keluarga mengatakan tidak pernah berpindah pindah hanya saja
semenjak Ny.M terkena stroke Ny.M pindah dirumah sebelah dengan anak
dan menantunya.
4. Hubungan Keluarga dengan Fasilitas-Fasilitas dalam Komunitas
a. Siapa di dalam keluarga yang sering menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan?. Sebutkan tempat pelayanan kesehatannya.
Yang sering menggunakan fasilitas kesehatan adalah Ny.M terutama saat
beliau sakit saat ini
b. Berapa kali atau sejauh mana mereka menggunakan pelayanan dan
fasilitas?
Bila ada yang sakit dari anggota keluarga maka keluarga membawanya ke
puskesmas, tetapi untuk kontrol Ny.M kadang-kadang karena tidak ada
yang mengantarkan.
c. Bagaimana keluarga memandang komunitasnya?
Keluarga sangat merasa senang dan nyaman dengan lingkungan dan warga
dekat rumahnya. Karena mereka sangat ramah dan peduli satu sama lain.

55

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

5. Sistem Pendukung atau Jaringan Sosial Keluarga:


Siapa menolong keluarga pada saat keluarga membutuhkan bantuan,
dukungan konseling aktivitas-aktivitas keluarga (Sebutkan Lembaga Formal
atau Informal; Informal: Ikatan Keluarga, teman-teman dekat, tetangga;
Formal: Lembaga Resmi Pemerintah maupun Swasta/LSM)
Yang langsung menolong keluarga apabila butuh bantuan adalah tetangga
sekitar rumah
Yang menolong adalah tetangga dekat rumahnya.

STRUKTUR KELUARGA
1. Pola-pola Komunikasi

Apakah mayoritas pesan anggota keluarga sesuai dengan isi dan


instruksi?

Mayoritas pesan sudah sesuai dengan isi dan instruksi dari perawat saat
melakukan pengkajian.

Apakah anggota keluarga mengutarakan kebutuhan-kebutuhan dan


perasaan-perasaan mereka dengan jelas?
Pola komunikasi yang digunakan Anggota keluarga Ny.M komunikasi
terbuka, tiap anggota keluarga mengungkapkan pendapatnya masing
masing hal ini dapat dilihat pada waktu perawat melakukan pengkajian

Apakah anggota keluarga memperoleh dan memberikan respons


dengan baik terhadap pesan?
Iya, anggota keluarga memberi respon yang baik

Apakah anggota keluarga mendengar dan mengikuti suatu pesan?

56

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

Keluarga dalam keluarga Ny.M saling terbuka dalam komunikasi dan


saling menghargai satu sama lain antar anggota keluarga serta
menerima pesan yang disampaikan perawat.

Bahasa apa yang digunakan dalam keluarga?


Bahasa yang digunakan dalam keluarga dan masyarakat adalah
bahasa jawa dan indonesia

Apakah keluarga berkomunikasi secara langsung atau tidak


langsung?. Jelaskan.
Keluarga yang ada dirumah berkomunikasi secara langsung, namun
keluarga akan berkomunikasi lewat via telfon dengan keluarga yang
jauh.

Bagaimana pesan-pesan emosional (afektif) disampaikan dalam


keluarga?
Pesan-pesan emosianal keluarga saat menyampaikan keluhan dan
mendengar saran dari perawat adalah baik, dan mereka selalu
mengangguk jika mendapat masukan dari perawat.

Jenis-jenis emosi apa yang disampaikan dalam keluarga?. Sebutkan.


menantunya selalu mengingatkan bahwa Ny.M harus mandiri dan
tidak berantung pada orang lain terus menerus.

Apakah emosi-emosi yang disampaikan bersifat negatif, positif atau


keduanya?. Sebutkan.
Emosi-emosi yang disampaikan bersifat positif.

Bagaimana frekuensi dan kualitas komunikasi yang berlangsung


dalam keluarga? Jelaskan

57

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

Frekuensi dan kualitas komunikasi dalam keluarga berlangsung secara


baik dan terus-menerus

Pola-pola umum apa yang digunakan menyampaikan pesan-pesan


penting? (langsung, tidak langsung, sebutkan caranya)
Langsung dengan tatap muka jika dengan keluarga yang dekat atau
serumah, namun apabila dengan keluarga yang jauh maka akan
berkomunikasi lewat via telfon.

Jenis-jenis disfungsional komunikasi apa yang nampak dalam polapola komunikasi keluarga?. Sebutkan.
Tidak ada

Adakah hal-hal/masalah dalam keluarga yang tertutup untuk


didiskusikan?. Sebutkan.
Tidak ada

2. Struktur Kekuasaan
a. Keputusan dalam Keluarga
Siapa yang membuat keputusan dalam keluarga?
Tn.S sebagan kepala keluarga namun jika Tn.S tidak dapat
mengambil keputusan maka istrinya akan membantunya.
Siapa yang memutuskan dalam penggunaan keuangan keluarga?
Istri Tn.S atau Ny.MR
Siapa yang memutuskan dalam masalah pindah pekerjaan atau
tempat tinggal?
Tn.S selaku kepala keluarga tetapi sebelumnya di musyawarakan
terlebih dahulu dengan istrinya
Siapa yang mendisiplinkan dan memutuskan kegiatan-kegiatan anak?

58

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

Tn.S dan istrinya Ny.M yang mendisiplinkan anggota anakanaknya.


Bagaimana cara keluarga dalam mengambil keputusan (otoriter,
musyawarah/
kesepakatan, diserahkan pada masing-masing individu)?
Tergantung dari masalah-masalah yang ada, apabila masalah
keuangan Tn.S akan berdiskusi dengan istrinya. Jika masalah yang
lain di diskusikan bersama-sama
Apakah keluarga merasa puas dengan pola pengambilan keputusan
tersebut?
Iya, keluarga merasa puas
b.

Atas dasar kekuasaan apa anggota keluarga membuat keputusan?


(Kekuasaan tak berdaya, keahlian, penghargaan, paksaan, kekuasaan
berdasarkan kekuatan/berpengaruh, kekuasaan aktif). Sebutkan.
Berdasarkan hasil musyawarah keluarga

c.

Kekuasaan dalam keluarga didominasi oleh siapa?. Sebutkan dan


Jelaskan
Tn.S karena ia selaku kepala keluarga

3. Struktur Peran
Struktur Peran Formal
Posisi dan peran formal apa pada setiap anggota keluarga?
Gambarkan bagaimana setiap anggota keluarga melakukan peranperan formal mereka.
Tn.S sebagai KK dan suami, Ny.MR sebagai istri, Ny.M sebagai ibu
dari Tn.S
Adakah konflik peran dalam keluarga?. Jelaskan.
Ya , Ny.MR merasa keadaan Ny.M tidak dapat mandiri karena tugas
dari Ny.M selalu diserahkan kepada Ny.

59

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

Struktur Peran Informal


Adakah peran-peran informal dalam keluarga?. Jelaskan.
Ada, saat selama Ny.M sakit maka Ny.MR berperan sebagai perawat.
Siapa yang memainkan peran-peran tersebut dan berapa kali peran-peran
tersebut

sering

dilakukan

atau

bagaimana

peran-peran

tersebut

dilaksanakan secara konsisten?


Ny.MR, jika Ny.M membutuhkan bantuan.
Tujuan dari peran-peran informal yang dijalankan keluarga adalah:
Sebutkan
Sebagai menantu wajib melayani dan merawat keluarga lainnya.
Jika peran-peran informal bersifat disfungsional, siapa yang melaksanakan
peran-peran ini pada generasi sebelumnya?
Anak dari Ny.MR
Apa pengaruh/dampak terhadap orang yang memainkan peran-peran
tersebut?
Tidak ada
Analisa Model Peran
Siapa yang menjadi model dalam menjalankan peran di keluarga?.
Sebutkan.
Kepala keluarga, Tn.S
Apakah status sosial keluarga mempengaruhi dalam pembagian peran
keluarga?
Tidak karena Tn.S adalah kepala keluarga maka ia yang menjadi model
peran dalam keluarganya tanpa dipengaruhi oleh status sosial

60

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

Apakah budaya masyarakat, agama mempengaruhi dalam pembagian


peran keluarga?
Tidak, budaya dan agama tidak mempengaruhi keluarga dalam pembagian
peran keluarga
Apakah peran yang dijalankan oleh anggota keluarga sesuai dengan tahap
perkembangannya?
Iya, peran yang dijalankan oleh anggota keluarga sesuai dengan tahap
perkembangannya, namun saat ini Ny.M tidak bisa melaksanakan
perannya karena aktivitasnya lemah dan bergantung pada orang lain
Bagaimana

masalah-masalah kesehatan mempengaruhi

peran-peran

keluarga?
Selama Ny.M sakit maka sementara tugas-tugas Ny.M diperankan oleh
Ny.MR, misalnya mencuci pakaiannya sendiri.
Adakah pengaturan kembali peran-peran baru dalam keluarga (sehubungan
dengan adanya yang sakit, meninggal, pindah, berpisah, dll)?
Iya, dengan menggantikan peran yang sakit atau meninggal.
Bagaimana anggota keluarga menerima peran-peran baru/menyesuaikan
diri?
Baik, keluarga cukup bisa menyesuaikan dengan peran barunya.
Apakah ada bukti tentang stress atau konflik akibat peran?
Ada, karena Ny.M selalu mengeluh tentang ketidakmandirian Ny.M
selama 8 tahun semenjak sakit.
Bagaimana respon anggota keluarga yang sakit bereaksi terhadap
perubahan atau hilangnya peran?
Menerima jika perannya sementara digantikan, karena untuk kebaikan
keluarganya.

61

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

4. Nilai-Nilai Keluarga
a. Apakah ada kesesuaian antara nilai-nilai keluarga dengan kelompok atau
komunitas yang lebih luas?. Jelaskan
Nilai yang dijalankan dalam keluarga sesuai dengan norma kelompok atau
komunitas yang lebih luas
b. Bagaimana pentingnya nilai-nilai yang dianut bagi keluarga?. Jelaskan
Nilai ini dianut secara sadar oleh keluarga dan keluarga menganggapnya
penting
c. Apakah nilai-nilai ini dianut secara sadar atau tidak sadar?
Nilai ini dianut keluarga secara sadar
d. Apakah ada konflik nilai yang menonjol dalam keluarga?. Sebutkan
Tidak ada konflik nilai yang menonjol dalam keluarga
e. Bagaimana

kelas

sosial

keluarga,

latar

belakang

kebudayaan

mempengaruhi nilai-nilai keluarga?. Jelaskan.


Keluarga menganggap bahwa kelas sosial, latar belakang, tidak
mempengaruhi nilai-nilai keluarga
f. Bagaimana nilai-nilai keluarga mempengaruhi status kesehatan keluarga?.
Jelaskan
Keluarga menganggap kesehatan sangatlah penting

.
FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
Pola Kebutuhan Keluarga Respons

62

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

Apakah anggota keluarga merasakan kebutuhankebutuhan individu-individu lain dalam keluarga?


Anggota keluarga dapat merasakan kebutuhan-kebutuhan individuindividu lain dalam keluarga

Apakah
menggambarkan

orang

tua

kebutuhan-kebutuhan

(suami/istri)

mampu

psikologis

anggota

keluarganya?
Ya, orangtua mampu menggambarkan kebutuhan psikologis keluarga
satu sama lain

Apakah setiap anggota keluarga memiliki orang


yang

dipercaya

dalam

keluarga

untuk

memenuhi

kebutuhan

psikologisnya?
Ny.M dalam mengungkapkan masalah-masalah psikologisnya lebih
dekat dengan orang anaknya

Apakah

kebutuhan-kebutuhan,

keinginan-

keinginan,perbedaan dihormati oleh anggota keluarga yang lain?


Anggota keluarga sangat menghormati adanya kebutuhan-kebutuhan,
dan keinginan-keinginan anggota keluarga yang lain

Apakah dalam keluarga ada saling menghormati


satu sama lain?
Ya, anggota keluarga saling menghormati satu sama lain

Apakah

keluarga

sensitif

terhadap

persoalan-

persoalan setiap individu?


Ya, anggota keluarga sensitif / ikut merasakan persoalan-persoalan
individu
Saling Memperhatikan (Mutual Naturance), Keakraban, dan Identifikasi
63

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

Sejauh

mana

anggota

keluarga

memberikan

perhatian satu sama lain?


Anggota keluarga sangat perhatian sesama anggota keluarga lain,
mereka saling membantu jika anggota keluarga lain membutuhkan
bantuan

Apakah mereka saling mendukung satu sama lain?


Iya, anggota keluarga saling mendukung satu sama lain

Apakah terdapat perasaan akrab dan intim diantara


lingkungan hubungan keluarga?
Iya, keluarga sangat akrab dan harmonis. Hubungannya sangat baik

Apakah menunjukkan kasih sayang satu sama lain?


Iya, anggota saling menunjukkan kasih sayang dan kepeduliannya satu
sama lain
Keterpisahan dan Keterikatan

Bagaimana

keluarga

menghadapi

keterpisahan

dengan anggota keluarga?. Jelaskan.


Keluarga merasa kesepian apabila ditinggal salah satu anggota keluarga
pergi ke suatu tempat, meski hanya beberapa hari.

Apakah keluarga merasa adanya keterikatan yang


erat antara satu dengan yang lainnya?
Ya, anggota keluarga merasa ada keterikatan satu sama lain dan
keluarga tetap melakukan komunikasi dengan keluarga yang jauh lewat
via telfon

2. Fungsi Sosialisasi

Adakah otonom setiap anggota dalam keluarga?. Jelaskan.


Ya, ada otonom setiap anggota keluarga
64

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

Adakah saling ketergantungan dalam keluarga?


Ya, anggota keluarga saling bergantung pada anggota keluarga lain dan
tidak dapat melakukan tugas-tugasnya sendirian

Siapa yang menerima tanggung jawab untuk peran membesarkan anak


atau fungsi
sosialisasi?
Tn.S dan Ny.MR

Apakah fungsi ini dipikul bersama?


Iya, Tn.S dan Ny.MR memikul bersama.

Jika demikian, bagaimana hal ini diatur?


Tn.S dan Ny.MR selalu mengingatkan.

Adakah faktor sosial budaya yang mempengaruhi pola-pola


membesarkan anak?. Jelaskan.
Tidak ada faktor sosiao budaya yang mempengaruhi pola pola
membesarka anak.

Apakah keluarga saat ini mempunyai masalah/resiko dalam


mengasuh anak?. Sebutkan.
Tn.S dan Ny.MR saat ini tidak mempunyai masalah/resiko dalam
mengasuh anak.
Apakah lingkungan rumah cukup memadai bagi anak-anak untuk
bermain (cocok dengan
Tahap perkembangan anak)?
Ya, cukup memadai

Apakah ada peralatan/permainan anak-anak yang cocok dengan usia?

65

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

Tidak ada
3. Fungsi Perawatan Kesehatan
a. Keyakinan-keyakinan, nilai-nilai, dan perilaku keluarga:
Nilai-nilai apa yang dianut keluarga terkait dengan kesehatan?
Keluarga percaya bahwa sehat dan sakit adalah cobaan dan keluarga
yakin semua penyakit yang di derita pasti ada obatnya.
Apakah terdapat kekonsistenan antara nilai-nilai kesehatan keluarga
dengan perilakunya?. Jelaskan.
Ya,keluarga mengatakan kesehatan sangat penting
Kegiatan-kegiatan apa saja peningkatan kesehatan apa saja yang
dilaksanakan dalam keluarga?. Sebutkan.
Keluarga akan membawa keluarga yang sakit berobat ke puskesmas
atau ke RS
Apakah

perilaku

dari

semua

anggota

keluarga

mendukung

peningkatan kesehatan keluarga?. Jelaskan.


Iya, perilaku dari semua anggota keluarga mendukung peningkatan
kesehatan keluarga
b. Definisi dari keluarga tentang sehat/sakit dan tingkat pengetahuan mereka:
Bagaimana keluarga mendefinisikan kesehatan dan sakit bagi
anggota keluarga
Menurut keluarga apabila keluarga merasa sehat maka tidak ada
keluhan, apabila ada keluhan maka sakit..
Dapatkan keluarga dapat melaporkan dan mengobservasi gejalagejala dan perubahan-perubahan penting pada anggota yang sakit?
Iya, keluarga dapat melaporkan dan mengobservasi gejala dan
perubahan pada anggota keluarga yang sakit

66

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

Apa sumber-sumber informasi kesehatan dari anggota keluarga?


Keluarga kurang mendapat informasi-informasi kesehatan, tapi
setelah Ny.M pulang dari rumah sakit mereka berdua mendapat
informasi kesehatan dari pihak rumah sakit
Bagaimana pengetahuan tentang kesehatan diteruskan kepada
anggota keluarga?
Dengan memberitahukan anggota keluarga lain secara langsung
c. Status

kesehatan

keluarga

dan

kerentanan

terhadap

sakit

yang

dirasa/diketahui:
Apakah keluarga mengetahui bahwa anggota keluarga mengalami
masalah kesehatan?
Keluarga mengetahui kalau Ny.M mempunyai riwayat stroke, dan
tekanan darah tinggi serta kolesterol yang tinggi.
Masalah-masalah kesehatan apa yang saat ini diidentifikasi oleh
keluarga?. Sebutkan.
Keluarga menginginkan Ny.M tetap sehat seperti sedia kala
Masalah kesehatan apa yang dianggap serius/sangat penting bagi
keluarga?. Sebutkan.
Apabila salah satu anggota melaporkan keluhan tentang sakitnya
Tindakan-tindakan yang telah dilakukan keluarga terhadap masalah
kesehatan saai ini. Sebutkan.
Memeriksakan anggota keluarga yang sakit
d. Praktik diet keluarga:
Apakah keluarga mengetahui tentang makanan yang bergizi?.
Jelaskan.

67

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

Keluarga mengetahui makanan yang bergizi adalah nasi, sayur dan


lauk pauk
Apakah diet keluarga memadai? (catatan riwayat pola-pola makan
keluarga untuk tiga hari). Sebutkan.
Diet keluarga cukup memadai, keluarga memakan nasi, lauk dan
sayur namun jika kondisi keuangan menurun atau kurang maka
keluarga hanya makan nasi dan ikan seadanya
Pola persepsi nutrisi klien :
klien mengatkan merasa berat badannya turun semenjak 3 bulan yang
lalu, klien juga mengatakan nafsu makannya menurun semenjak 3
bulan yang lalu.
Siapa yang bertanggung jawab terhadap perencanaan, belanja, dan
penyiapan makanan?
Ny.MR sebagai ibu rumah tangga dan Tn.S sebagai kepala keluarga.
Bagaimana makanan disiapkan? Apakah kebanyakan digoreng,
direbus, dipanggang, dimasak dengan microwave, atau disaji
mentah?
Makanan biasanya kebanyakan digoreng dan direbus
Jenis makanan yang dikonsumsi keluarga setiap hari?. Sebutkan.
Nasi, lauk, tahu, tempe, oseng-oseng, sup dan sayur lainnya, dan
yang sedap-sedap.
Apakah ada pembatasan-pembatasan anggaran?
Tidak ada pembatasan-pembatasan anggaran.
Apakah makanan disimpan pada tempat yang benar?. Jelaskan.
Iya, makanan disimpan di lemari dapur dan ditutup

68

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

Jadwal makan keluarga (utama dan selingan). Sebutkan.


Tidak ada jadwal makan tertentu, namun rata-rata anggota keluarga
makan 3x, pagi, siang dan malam hari.
d. Kebiasaan tidur dan istirahat:
Pada jam berapa keluarga biasa tidur?
Ny.M biasanya tidur siang sekitar jam 12 siang, Sedangkan tidur
malam biasanya jam 9 atau jam 10.
Apakah jumlah jam tidur setiap anggota keluarga cukup? Bila tidak,
alasannya?
Iya, keluarga merasa jumlah jam tidur setiap anggota keluarga sudah
cukup.
Adakah kesulitan tidur pada keluarga?. Sebutkan.
Tidak ada kesulitan tidur yang dialami Ny.M
Di mana anggota keluarga tidur?
Di kasur yang ada di kamar anggota keluarga, namun terkadang tidur
di depan TV
e. Latihan dan rekreasi:
Apakah keluarga menyadari bahwa rekreasi dan olah raga secara
aktif sangat dibutuhkan untuk kesehatan? (Menyadari/tidak)
Iya, keluarga menyadari bahwa rekreasi dan olahraga dibutuhkan
untuk kesehatan, namun keluarga tidak terlalu memikirkan jadwal
untuk berolahraga
Jenis-jenis rekreasi dan aktivitas-aktivitas fisik apa yang anggota
keluarga lakukan secara reguler?. Sebutkan.
Tidak ada

69

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

Apakah kegiatan-kegiatan ini diikuti oleh semua anggota keluarga


atau hanya anggota tertentu?. Jelaskan.
Tidak ada
f. Kebiasaan penggunaan obat-obatan dalam keluarga:
Apakah ada kebiasaan penggunaan alkohol, tembakau, kopi, cola
atau teh (kafein dan teobromin, adalah stimulan) yang dilakukan oleh
keluarga?
Ny.M dan keluarga setiap hari minum air putih terkadang teh hangat,
tidak merokok, tidak meminum kopi, dan tidak mengkonsumsi
alkohol .
Apakah anggota keluarga secara reguler menggunakan obat-obatan
tanpa resep atau dengan resep? (dengan resep/tidak)
Keluarga sering membeli obat-obat yang terjual bebas di warung jika
keluarga merasa sakit yang ringan, misal pusing, pegal linu, demam
dll
Apakah keluarga menyimpan obat-obatan dalam jangka waktu lama
dan menggunakannya kembali? (Ya/tidak)
Ya,

Ny.M

menyimpan

obat

untuk

sakit

perutnya

dan

mengkonsumsinya saar perutnya sakit yaitu promag


Apakah obat-obatan diberi label secara tepat dan berada di tempat
yang aman, jauh dari jangkauan anak-anak? (Ya/tidak)
Iya, obat berada di tempat yang aman
g. Peran keluarga dalam praktek perawatan diri:
Apa yang keluarga lakukan untuk memperbaiki status kesehatan?.
Jelaskan.
Bila ada keluarga yang sakit maka akan dibawa ke puskesmas atau
rumah sakit , terkadang di rawat sendiri di rumah.

70

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

Apa yang keluarga lakukan untuk mencegah sakit/penyakit?.


Jelaskan.
Menjalani hidup sehat dngan makan-makanan yang sehat
Siapa yang membuat keputusan dalam bidang kesehatan dalam
keluarga?
Tn.S dan Ny.MR
Apakah keluarga mengetahui cara perawatan pada anggota keluarga
yang sakit?. Jelaskan
Cukup mengetahui, bila ada anggota keluarga yang sakit mereka
saling merawat
i. Praktik lingkungan:
Apakah saat ini keluarga terpapar polusi udara, air, suara dari
lingkungan?. Jelaskan.
Tidak, keluarga tidak terpapar polusi udara, air dari lingkungan
hanya kebisingan oleh kendaran besar yang lalu lalang.
Apakah anggota keluarga menggunakan pestisida, cairan pembersih,
lem, pelarut, logam berat, dan racun dalam rumah?. Sebutkan.
Tidak ada hanya saja sesekali keluarga menggunakan pembersih
lantai untuk mengepel
Jelaskan bagaimana pola keluarga dalam mandi, cuci, penggunaan
jamban.
Keluarga menggunakan air sumur apabila mandi, mencuci dan
BAB/BAK.
j. Cara-cara pencegahan secara medis:
Bagaimana pendapat keluarga tentang kondisi sehat?

71

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

Keluarga mengatakan sehat itu penting, jika sehat maka keluarga


akan bisa melaksanakan tugas dan kewajibannya secara baik.
Kapan pemeriksaan terakhir terhadap kesehatan dilakukan?
Ny.M kontrol terakhir tanggal 04-februari-2016
Apa status imunisasi dari keluarga pada bayi, balita, ibu hamil?.
Jelaskan.
Anak dari Tn.S dan Ny.MR mendapat imunisasi dasar lengkap,
sedangkan Ny.M saat kecil mendapatkan imunisasi dasar tapi tidak
mengetahui imunisasinya.
k. Praktik kesehatan gigi:
Apakah keluarga teratur dalam pemeriksaan gigi?. Jelaskan
Tidak, keluarga tidak memeriksakan gigi secara teratur, keluarga
memeriksakan gigi jika hanya sakit gigi saja.
Jelaskan bagaimana keluarga melakukan perawatan gigi?
Semua anggota keluarga menggosok gigi secara teratur 2x sehari saat
mandi
Apakah ada kebiasaan makan manis (permen, coklat)?
Tidak ada kebiasaan keluarga memakan makanan manis seperti
coklat namun sesekali memakan permen jika sedang ingin
l. Riwayat kesehatan keluarga:
Buatlah riwayat genetika dan penyakit keluarga pada masa lalu
maupun masa sekarang diabetes, penyakit jantung, tekanan darah
tinggi, kanker, stroke dan reumatik, penyakit ginjal, tiroid, asma,
keadaan alergi lain, penyakit-penyakit darah, dan penyakit keluarga
lainnya.
Ibu dari Ny.M mempunyai riwayat darah tinggi, Ny.M juga
mempunyai darah tinggi tetapi sebelum terkena stroke Ny.M tidak

72

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

mengetahui jika mempunyai darah tinggi, dan mempunyai riwayat


kadar kolesterol yang tinggi saat terakhir diperiksakan pada tanggal
04-februari-2016.
Apakah terdapat riwayat penyakit-penyakit keluarga yang berkaitan
dengan lingkungan?
Tidak ada
m. Pelayanan perawatan kesehatan yang diterima:
Dari praktisi perawatan kesehatan apa dan/atau lembaga perawatan
kesehatan apa anggota keluarga menerima perawatan?
Ny.M kontrol di puskesmas Karang Ketug, dan bidan desa sekitar
rumah.
Apakah praktisi atau lembaga ini bertemu dengan semua anggota
keluarga

dan

memperhatikan

kebutuhan-kebutuhan

perawatan

kesehatan anggota keluarga?


Tidak semua anggota keluarga mendatangi Rumah sakit dan hanya
Ny.M yang mendapat perawatan
n. Perasaan dan persepi menyangkut pelayanan perawatan kesehatan:
Apa perasaan keluarga terhadap jenis-jenis pelayanan perawatan
kesehatan bagi keluarga yang tersedia dalam komunitas?. Jelaskan.
Keluarga merasa obat yang diberikan untuk menurunkan tensi dan
kolesterol pada Ny.M cukup efektif.
Apakah keluarga memiliki pengalaman masa lalu dengan pelayanan
perawatan kesehatan yang keluarga terima?. Jelaskan.
Tidak ada
Apakah keluarga merasa puas, nyaman, percaya dengan perawatan
yang diterimanya dari pemberi pelayanan kesehatan?. Jelaskan.

73

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

Keluarga merasa puas dan nyaman dengan perawatan yang sedang di


jalani
Apa sikap dan harapan keluarga terhadap peran perawat?
Keluarga berharap bahwa perawat dapat membantu keluarga
mengenai kesehatan Ny.M dan memberi perawatan yang cukup bagi
Ny.M
o. Pelayanan kesehatan darurat:
Jika tidak ada pelayanan darurat, apakah keluarga tahu di mana
pelayanan darurat terdekat (menurut syarat-syaratnya) baik untuk
anak-anak maupun anggota keluarga yang dewasa?. Jelaskan.
Di puskesmas terdekat yang mereka tahu, dan juga di rumah sakit
terdekat
Apakah keluarga tahu bagaimana memanggil ambulans dan
perawatan paramedis?. Jelaskan.
Tidak, anggota tidak tahu cara memanggil ambulans
Apakah keluarga memiliki suatu perencanaan kesehatan darurat?.
Jelaskan.
Tidak, keluarga tidak memiliki perencanaan kesehatan darurat
p. Sumber pembiayaan:
Bagaimana

keluarga

akan

membayar

pelayanan-pelayanan

kesehatan? Jelaskan.
Keluarga menggunakan BPJS apabila mengunjungi pelayananpelayanan kesehatan selama ini.
Apakah keluarga memiliki asuransi swasta atau bantuan medis;
haruskan keluarga membayar penuh atau sebagian?. Jelaskan.
Keluarga menggunakan BPJS apabila mengunjungi pelayananpelayanan kesehatan selama ini.

74

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

Apakah keluarga mendapat pelayanan gratis (atau mengetahui


pelayanan gratis bagi mereka)?
iya , keluarga mengetahui jika kartu BPJS yang di berikan di
masyarakat memberi pelayanan kesehatan gratis.
q. Transportasi untuk mendapat perawatan:
Berapa jauh fasilitas perawatan dari rumah keluarga?
Rumah sakit tempat Ny.M kontrol sejauh 1 Km, sedangkan untuk
puskesmas terdekat sejauh kurang lebih 300 Meter
Alat transportasi apa yang keluarga gunakan untuk mencapai fasilitas
perawatan?
Biasanya keluarga membawa anggota keluarga yang sakit untuk
kontrol menuju Rumah sakit menggunakan mobil, sedangkan ke
puskesmas menggunakan becak.
Jika keluarga harus menggunakan angkutan umum, masalah-masalah
apa yang timbul dalam hubungannya dengan jam pelayanan dan
lamanya perjalanan ke fasilitas pelayanan kesehatan?. Jelaskan.
Tidak ada
STRESS DAN KOPING KELUARGA
.

Sebutkan stressor jangka pendek (< 6 bulan) dan stressor jangka panjang

(> 6 bulan) yang saat


ini terjadi pada keluarga?
Stressor jangka pendek

: Ny.M mengatakan tangan dan kakinya


masi lemah untuk

digerakkan dan resah

karena tidak setiap waktu keluarganya bisa


mengantar Ny.M pergi ke puskesmas untuk
kontrol

75

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

Stressor jangka panjang

: Ny.M mengatakan resah dengan keadaan


tangan dan kakinya yang tidak sekuat
seperti sedia kala akan seperti ini terus

Apakah keluarga dapat mengatasi stressor ?. Jelaskan.


Iya, keluarga dapat mengatasi stressor yang dirasakan karena keluarga
yakin bahwa semua yang terjadi saat ini adalah kehendak Allah SWT
Bagaimana keluarga mengatasi masalah tersebut?. Jelaskan.
Biasanya keluarga bermusyawarah untuk menemukan jalan keluar. Jika
sakit keluarga hanya memeriksakan atau mengontrolkan anggota keluarga
yang sakit ke puskesmas dan rumah sakit
.

Strategi koping apa yang digunakan oleh keluarga untuk menghadapi tipe-

tipe masalah?
koping apa yang dibuat)?
Anggota keluarga selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah
yang ada
Apakah anggota keluarga berbeda dalam cara-cara koping terhadap
masalah-masalah mereka sekarang?. Jelaskan.
Iya, anggota keluarga berbeda dalam cara-cara koping terhadap masalah masalah mereka karena masalah yang mereka rasakan berbeda-beda pula.

76

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

PEMERIKSAAN FISIK
No
1.
2.
3.
4.

Aspek yang
dikaji
Penampilan
umum
Kesadaran
Tekanan
darah
Nadi
Suhu
RR
BB

Ny.M

Tn.S

Ny.MR

Tampak lemah

Tampak sehat

Tampak sehat

Tampak sehat

Tampak sehat

Tampak sehat

Compos mentis
150/80 mmHg

Compos mentis
130/80 mmHg

Compos mentis
120/80 mmHg

Compos mentis
120/80 mmHg

Compos mentis
120/80 mmHg

Compos mentis
110/70 mmHg

88x/mnt
36,70C
22x/mnt
kg

75x/mnt
360C
24x/mnt
52 kg

80x/mnt
36,60c
20x/mnt
60 kg

88x/mnt
370c
22x/mnt
50 kg

86x/mnt
360C
24x/mnt
50 kg

80x/mnt
36,60c
20x/mnt
42 kg

Mesochepal
Hitam, bersih,
Lurus, tidak ada
benjolan
Sawo matang,
turgor baik ,
oedema (-), akral
hangat (+),
CRT <2 detik

Mesochepal
Hitam, bersih,
Lurus, tidak ada
benjolan
Sawo matang,
turgor baik ,
oedema (-), akral
hangat (+),
CRT <2 detik

Mesochepal
Hitam, bersih,
Lurus, tidak ada
benjolan
Sawo matang, turgor
baik , oedema (-),
akral hangat (+),
CRT <2 detik

5.
6.

Kepala
Rambut

Mesochepal
Hitam, bersih, Lurus,
tidak ada benjolan

Mesochepal
Hitam, bersih, Lurus,
tidak ada benjolan

Mesochepal
Hitam, bersih, Lurus,
tidak ada benjolan

7.

Kulit

Sawo matang, turgor


baik , oedema (-),
akral hangat (+),
CRT <2 detik

Sawo matang, turgor


baik , oedema (-),
akral hangat (+),
CRT <2 detik

Sawo matang, turgor


baik , oedema (-),
akral hangat (+),
CRT <2 detik

Tn.W

Tn.J

An.M

77

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

8.

Mata

Simetris, konjungtiva
tidak anemis dan
sklera tidak ikterik,
penglihatan baik,
tidak menggunakan
alat bantu penglihatan

Simetris, konjungtiva
tidak anemis dan
sklera tidak ikterik,
penglihatan baik,
tidak menggunakan
alat bantu penglihatan

Simetris, konjungtiva
tidak anemis dan
sklera tidak ikterik,
penglihatan baik,
tidak menggunakan
alat bantu penglihatan

9.

Hidung

Bersih, fungsi
penghidung baik

Bersih, fungsi
penghidung baik

Bersih, fungsi
penghidung baik

10.

Mulut &
tenggorokan

Bersih, tidak berbau,


gigi bersih, tidak ada
nyeri telan, mulut
sebelah kiri kadang
sedikit berat untuk
bicara

Bersih, tidak berbau,


gigi bersih, tidak ada
nyeri telan

11.

Telinga

Simetris, pendengaran
baik, tidak
menggunakan alat
bantu

12.

Leher

Tidak ada pembesaran


kelenjar tiroid, Tidak
terdapat distensi vena
jugular

Simetris,
konjungtiva tidak
anemis dan sklera
tidak ikterik,
penglihatan baik,
tidak
menggunakan alat
bantu penglihatan
Bersih, fungsi
penghidung baik

Simetris,
konjungtiva tidak
anemis dan sklera
tidak ikterik,
penglihatan
kurang baik
(kabur pada
malam hari)
Bersih, fungsi
penghidu baik

Simetris,
konjungtiva tidak
anemis dan sklera
tidak ikterik,
penglihatan baik,
tidak menggunakan
alat bantu
penglihatan
Bersih, fungsi
penghidung baik

Bersih, tidak berbau,


gigi bersih, tidak ada
nyeri telan

Bersih, tidak
berbau, gigi
bersih, tidak ada
nyeri telan

Bersih, tidak
berbau, gigi
bersih, tidak ada
nyeri telan

Bersih, tidak berbau,


gigi bersih, tidak ada
nyeri telan

Simetris,
pendengaran baik,
tidak menggunakan
alat bantu

Simetris,
pendengaran baik,
tidak menggunakan
alat bantu

Simetris,
pendengaran baik,
tidak
menggunakan alat
bantu

Simetris,
pendengaran baik,
tidak
menggunakan alat
bantu

Simetris,
pendengaran baik,
tidak menggunakan
alat bantu

Tidak ada
pembesaran kelenjar
tiroid, Tidak terdapat
distensi vena jugular

Tidak ada
pembesaran kelenjar
tiroid, Tidak terdapat
distensi vena jugular

Tidak ada
pembesaran
kelenjar tiroid,
Tidak terdapat
distensi vena
jugular

Tidak ada
pembesaran
kelenjar tiroid,
Tidak terdapat
distensi vena
jugular

Tidak ada
pembesaran kelenjar
tiroid, Tidak terdapat
distensi vena jugular

78

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

13.

Dada
Paru-Paru

Bentuk simetris,
a. sonor, vesikuler,
Tidak ada suara napas
tambahan ,wheezing
(-), ronchi (-),

Bentuk simetris,
sonor, vesikuler,
Tidak ada suara napas
tambahan ,wheezing
(-), ronchi (-),

Bentuk simetris,
sonor, vesikuler,
Tidak ada suara napas
tambahan ,wheezing
(-), ronchi (-),

Bentuk simetris,
sonor, vesikuler,
Tidak ada suara
napas
tambahan
,wheezing (-),
ronchi (-),

Bentuk simetris,
sonor, vesikuler,
Tidak ada suara
napas
tambahan
,wheezing (-),
ronchi (-),

Bentuk simetris,
sonor, vesikuler,
Tidak ada suara
napas tambahan
,wheezing (-), ronchi
(-),

15.

Jantung

Tidak ada pulsasi


pada prekordium,
tidak ada pembesaran
jantung, bunyi
jantung dullnes, S1 &
S2 tunggal, murmur
(-)

Tidak ada pulsasi


pada prekordium,
tidak ada pembesaran
jantung, bunyi
jantung dullnes, S1 &
S2 tunggal, murmur
(-)

Tidak ada pulsasi


pada prekordium,
tidak ada pembesaran
jantung, bunyi
jantung dullnes, S1 &
S2 tunggal, murmur
(-)

Tidak ada pulsasi


pada prekordium,
tidak ada
pembesaran
jantung, bunyi
jantung dullnes,
S1 & S2 tunggal,
murmur (-)

Tidak ada pulsasi


pada prekordium,
tidak ada
pembesaran
jantung, bunyi
jantung dullnes,
S1 & S2 tunggal,
murmur (-)

Tidak ada pulsasi


pada prekordium,
tidak ada
pembesaran jantung,
bunyi jantung
dullnes, S1 & S2
tunggal, murmur (-)

15.

Abdomen

Bentuk simetris,
timpani, tidak ada
benjolan/massa, tidak
kembung, tidak nyeri
tekan, acites (-),
Bising Usus dbn,
tidak ada pembesaran
hepar dan lien

Bentuk simetris,
timpani, tidak ada
benjolan/massa, tidak
kembung, tidak nyeri
tekan, acites (-),
Bising Usus dbn,
tidak ada pembesaran
hepar dan lien

Bentuk simetris,
timpani, tidak ada
benjolan/massa, tidak
kembung, tidak nyeri
tekan, acites (-),
Bising Usus dbn,
tidak ada pembesaran
hepar dan lien

Bentuk simetris,
timpani, tidak ada
benjolan/massa,
tidak kembung,
tidak nyeri tekan,
acites (-), Bising
Usus dbn, tidak
ada pembesaran
hepar dan lien

Bentuk simetris,
timpani, tidak ada
benjolan/massa,
tidak kembung,
tidak nyeri tekan,
acites (-), Bising
Usus dbn, tidak
ada pembesaran
hepar dan lien

Bentuk simetris,
timpani, tidak ada
benjolan/massa,
tidak kembung, tidak
nyeri tekan, acites
(-), Bising Usus dbn,
tidak ada
pembesaran hepar
dan lien

79

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

16.

Ekstremitas

Tidak ada kelainan


bentuk, kekuatan otot
4
5
4
5
Hemiparesis kiri
keterbatasan ROM

DATA PENUNJANG

Tidak ada kelainan


Tidak ada kelainan
bentuk , kekuatan otot bentuk , kekuatan
otot
5
5
5
5
5
5
5
5

Tidak ada
kelainan bentuk ,
kekuatan otot
5
5
5
5

Tidak ada
kelainan bentuk ,
kekuatan otot
5
5
5
5

Tidak ada kelainan


bentuk , kekuatan
otot
5
5
5
5

TERAPI

Ny.M
Tgl : 04-02-2016
Kolesterol

Ibu proven 400mg 3x1 (analgesik)


: 340 mg/dl

Tgl : 06-02-2016

simuastasin 0-0-2 10mg (kolesterol)


nifedipin 2x1 10mg (tekanan darah tinggi)

Gula darah acak

: 138 mg/dl

Kolesterol

: 212 mg/dl

80

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

ANALISA DATA
DATA

PENYEBAB

MASALAH

DS :
-

Ny.M mengatakan tidak setiap Ketidakmampuan


berkala ke puskesmas untuk keluarga

dalam

Rejimen terapeutik
inefektif

kontrol, dan mengetahui status Merawat keluarga yang


kesehatannya,
hanya

karena

bergantung

Ny.M mengalami

gangguan

kepada kesehatan.

keluarga

untuk

mengantarkannya

ke

puskesmas. Sehingga Ny.M ke


puskesmas jika kalau ada yang
-

mengantarkan saja.
Klien mengatakan suka makan
asin karena jika tidak asin
tidak enak.

DO :
-

TD sesudah kontrol tgl 4-22016, jam 14.30 150/80 mmHg

TD sebelum kontrol tgl 4-22016, jam 09.00 180/80 mmHg

ektremitas
Tidak ada kelainan bentuk,
kekuatan otot
4
5
4
5
Hemiparesis kiri

aktivitas dibantu keluarga

keterbatasan ROM
81

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

kolesterol sebelum kontrol tgl


4-2-2016, jam 09.00 : 340
mg/dl

Kolesterol sesudah kontrol tgl


6-2-2106, jam 14.30 : 212
mg/dl

Klien kontrol terakhir tanggal


04-02-2016

setelah

pihak

puskemas mengunjunginya.
-

Ketidakmampuan

Klien selalu sedih jika ditanya


tetang

perannya

keluarga

dalam

dalam

keluarga karena tidak bisa


membantu

mengenal

masalah

kesehatan keluarga

DS:
- klien mengatkan merasa berat
badannya

turun

semenjak

Pemenuhan
kebutuhan nutrisi

bulan yang lalu, klien juga

kurang dari

mengatakan

kebutuhan tubuh

nafsu

makannya

menurun semenjak 3 bulan yang


lalu.
karena kelemahan fisiknya klien
tidak bisa mengambil makan
sendiri, dan selalu di ambilkan.
- klien mengatakan tidak enak
makan jika tidak makananya
tida sedap.

82

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

DO:
-

Ttv

TD 150/80 mmHg

- Berat badan menurun

BB terakhir pada tanggal


4-2-2016 : 57kg

BB kurang lebih 3 bln yang


lalu 65kg
TB 156 cm
Ketidakmampuan

-makan 1 porsi tidak habis


-Makan kadang 2x sehari.

keluarga

dalam

Merawat keluarga yang


mengalami

DS :
- Ny.M

mengatakan

gangguan

merasa kesehatan.

keberadaanya tidak berguna


karena tidak bisa membantu
kegiatan-kegiatan

Harga diri rendah.

rumah

tangga seperti memasak dan


mencuci baju dan piring.
DO :
- Terlihat

keluarga

tidak

memberikan motivasi kepada


Ny.M
- Ny.M terlihat sedih saat ditanya
tentang

perannya

dalam

keluarga.
- Ny.M

selalu

menceritakan

tentang keadaanya karena tidak


bisa membantu keluarga lain.
PRIORITAS MASALAH

83

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

Nama Masalah : 1. Regiment terapeutik inefektif


No

Kriteria

Perhitungan

Bobot

Pembenaran

skor
1.

Sifat masalah :

Ny.M mengatakan

Aktual

tidak rutin kontrol,

risiko

kontrol jika ada yang

Keadaan sejahtera

mengantarkan saja

3/3 x 1 = 1

2.

3.

Kemungkinan

masalah

Terlihat saat kunjugan

dapat diubah :

rumah pertama,

Mudah

besoknya keluarga

Sebagian

langsung

Tidak ada

1/2 x 2 = 1

membawanya kontrol

Potensial masalah untuk

Keluarga mengatakan

dicegah :

akan mengantar Ny.M

tinggi

untuk kontrol lebih

cukup

baik lagi

rendah

1
2/3 x 1 = 0,7

4.

Menonjolnya

masalah-

Saat observasi tensi

masalah :

darah sebelum kontrol

terlihat tinggi.

Masalah dirasakan dan


harus segera ditangani

Ada masalah tetapi


tidak perlu di tangani

2
1

Masalah tidak ada


84

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

0
2/2 x `1 = 1

Jumlah skore

3,7
PRIORITAS MASALAH

Nama Masalah : 2. Pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.


No
1.

2.

3.

4.

Kriteria

Perhitungan
skor

Sifat masalah :
- Aktual
- risiko
- Keadaan sejahtera
Kemungkinan
dapat diubah :
- Mudah
- Sebagian
- Tidak ada

3
2
1
1/3 x 1 = 0,3

Bobot

Pembenaran

Klie mengataka
beratnya saat ini masi
wajar.

masalah

Potensial masalah untuk


dicegah :
- tinggi
- cukup
- rendah
Menonjolnya
masalahmasalah :
- Masalah dirasakan dan
harus segera ditangani
- Ada masalah tetapi
tidak perlu di tangani
- Masalah tidak ada
Jumlah skore

2
1
0
1/2 x 2 = 1

3
2
1
2/3 x 1 = 0,7

Keluarga mengatakan
klien makannya lebih
lahap saat sehat tapi
berangsur membaik
dalam hal kemauan
makan.

Terlihat keluarga masi


dapat memberikan
makanan selingan.

Klien mengatkan
penurunan berat
badannya tidak terlalu
signifikan.

1
0
0/2 x 1 = 0
2

85

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

PRIORITAS MASALAH
Nama masalah : 3. harga diri rendah.
No
Kriteria
Perhitungan
skor
1. Sifat masalah :
- Aktual
3
- risiko
2
- Keadaan sejahtera
1
3/3 x 1= 1
2.

3.

4.

Kemungkinan
dapat diubah :
- Mudah
- Sebagian
- Tidak ada

Bobot
1

masalah

Potensial masalah untuk


dicegah :
- tinggi
- cukup
- rendah

Menonjolnya
masalahmasalah :
- Masalah dirasakan dan
harus segera ditangani
- Ada masalah tetapi
tidak perlu di tangani
- Masalah tidak ada

Jumlah skore

2
1
0
1/2 x 2 = 1

3
2
1
3/3 x 1 = 1

Pembenaran
Klien terlihat sangat
sedih saat ditanya
tentang tugasnya
dirumah
Klien masi
mendengarkan
motivasi perawat

Klien menerima
masukan yang
diterima oleh perawat
jika sedih.

Terlihat saat ditanya


tentang perannya klien
selalu menangis.

1
0
2/2 x 1 = 1
4

86

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

PROIRITAS MASALAH
Berdasarkan skoring maka prioritas masalah adalah :
1. Harga diri rendah berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga
dalam Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
2. Regiment

terapeutik

inefektif

Ketidakmampuan keluarga

berhubungan

dengan

dalam Merawat keluarga yang

mengalami gangguan kesehatan.


3. Pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal
masalah kesehatan keluarga

91

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


No

Diagnosa

Tujuan dan kriteria hasil

Intervensi

keperawatan
Rejimen terapeutik

Tujuan jangka pendek :

1) BHSP (bina hubungan

1. Keluarga

inefektif

dapat

saling percaya)

menjelaskan dampak 2) Berikan


berhubungan

jika

dengan

tidak

sering

kontrol

Ketidakmampuan
dalam

Merawat keluarga
yang

mengalami

gangguan
kesehatan.

tentang pengertian dan


manfaat jika klien dapat

2. Keluarga akan dapat


mengidentifikasi

keluarga

penyuluhan

sumber

yang

memelihara

kerutinan

kontrol ke puskesmas

sumber 3) Bantu

dapat

keluarga

di

mengidentifikasi hal apa

manfaatkan

untuk

yang menjadi masalah

memelihara

kerutin

untuk membagi waktu

kontrol ke puskesmas
3. Keluarga akan dapat

keluarga

mengantarkan

pasien kontrol

melaksanakan tugas 4) Beri motivasi keluarga


yang diberikan untuk

untuk

rutin mengantar ke

memelihara

puskesmas

klien

Tujuan

jangaka 5) Buat

panjang :

kesehatan
kesepakatan

dengan keluarga untuk

Setelah

dilakukan

kunjungan

rumah

diharapkan

kunjungan berikutnya

3x

keluarga

dapat
tugasnya

bersedia

menjalankan
untuk

dapat

rutin mengantar klien


kontrol
Kriteria hasil :
1. Keluarga

menyebutkan dengan
92

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

benar
jika

apa dampak
tidak

rutin

kontrol
2. Keluarga

dapat

membagi waktu yang


diperlukan

untuk

mengantar

pasie

pergi kontrol
3. Keluarga menyatakan

sanggup
mengantar

untuk

klien

kontrol ke puskesmas

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

93

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

No
2

Diagnosa

Tujuan dan kriteria

keperawatan
Pemenuhan
kebutuhan

nutrisi

hasil
Tujuan jangka pendek
:

kebutuhan

dari
tubuh

dapat

mengetahui
kebutuan

nutrisi

keluarga

dapat

memberikan

Ketidakmampuan
dalam

mengenal masalah
kesehatan keluarga

alternatif
tepat

2. Bantu keluarga dalam hal


tepat untuk lemandirian
klien.

2. Keluarga
dengan

hubungan

memberikan solusi yang

yang baik

berhubungan

1. BHSP (bina
saling percaya)

1. Keluarga
kurang

Intervensi

tentang
yang

dalam

3. Jelaskan pada keluarga


kondisi

kebutuhan nutrisi klien.

hal

4. Beri penyuluhan tentang

tatanan dapur agar

kebutuhan nutrisi yang

klien dapat secara

tepat

mandiri

stroke

mengambil

5. Bantu

makanan.

bagi

penderita

keluarga

untuk

mengidentifikasi

Tujuan

jangka

panjang:

penurunan berat badan


yang dialami klien.

Setelah

dilakukan

6. Beri kesepakatan kepada

kunjungan rumah 3x

keluarga untuk kunjungan

diharapkan

berikutya.

keluarga

dapat

memberikan

solusi

yang

untuk

kemandirian

klien

dalam

tepat
hal

kebutuhan makanan.
Kriteria hasil :
1. Klien

dapat

mandiri dalam hal


kebutuhan
makanan.
2. Klien tidak lagi
94

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

mengalami
penurunan

berat

badan
3. Klien dapat mudah
mengambil
makanan sendiri.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


No

Diagnosa

Tujuan dan kriteria hasil

Intervensi

keperawatan
95

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

Harga diri rendah

Tujuan jangka pendek :

berhubungan

1. Keluarga

dapat

dengan

memberikan

Ketidakmampuan

motivasi

keluarga dalam

klien.

Merawat keluarga

1. BHSP (bina hubungan


saling percaya)
2. Anjurkan klien untuk

kepada

tidak memikirkan halhal

yang

2. Keluarga akan dapat

sedih.

yang mengalami

mengidentifikasi

3. Anjurkan

gangguan

sumber

kesehatan

yang membuat klien

sumber

sedih.

untuk

membuat
keluarga
memberikan

motivasi kepada klien.


4. Beri motivasi kepada

3. Klien tidak terlihat


sedih

klien tentang keadaan


perannya dirumah.

Tujuan

jangaka 5. Identifikasi

panjang :

hal-hal

yang membuat klien

Setelah

dilakukan

kunjungan

rumah

sedih.

3x 6. Buat

kesepakatan

diharapkan klien sudah

dengan keluarga untuk

tidak

kunjungan berikutnya

menganggap

dirinya tidak berguna.


Kriteria hasil :
- keluarga

dapat

memberikan
motivasi

kepada

Ny.M
- Ny.M tidak terlihat
sedih
tentang

saat

ditanya
perannya

dalam keluarga.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

tgl
Kamis,

NO
NO
DIAGNOSA
I
1.

IMPLEMENTASI
Membina hubungan saling percaya dengan

96

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

04-022016

pasien
-

2.

3.

4.

5.
6.

Memperkenalkan diri
Menjelaskan maksud dan tujuan
Mendengarkan keluhan yang di
rasakan pasien dan keluarga
- Memberi solusi dan penjelasan
mengenai pertanyaan dan keluhan
pasien
Mengjurkan klien untuk tidak memikirkan halhal yang membuat sedih. Dengan cara
- Menganjurkan
klien
untuk
memikirkan
hal-hal
yang
menyenangkan
Menganjurkan keluarga untuk memberikan
motivasi kepada klien. Dengan cara
- Membrikan
pengertian
bahwa
motivasi dari keluarga sangat penting
bagi klien
Beri motivasi kepada klien tentang keadaan
perannya dirumah. Dengan cara
- Memberitahu bahwa perannya saat ini
sudah dapat dimengerti ole keluarga
karena keadaan/kelemahan fisik klien.
Identifikasi hal-hal yang membuat klien sedih.
Dengan cara
- Menanyakan hal-hal yang membuat
klien merasa tidak berguna
Buat kesepakatan dengan keluarga untuk
kunjungan berikutnya

97

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

tgl
Kamis,
04-022016

NO
NO
DIAGNOSA
II
1.

2.

3.
4.
5.

7.

IMPLEMENTASI
Membina
pasien
-

hubungan saling percaya dengan

Memperkenalkan diri
Menjelaskan maksud dan tujuan
Mendengarkan keluhan yang di
rasakan pasien dan keluarga
- Memberi solusi dan penjelasan
mengenai pertanyaan dan keluhan
pasien
Memberikan penyuluhan tentang pengertian dan
manfaat jika klien dapat memelihara kerutinan
kontrol ke puskesmas dengan cara
- Menyebutkan jika stroke yang dialami
dapat terulang kembali
- Menyebutkan jika kontrol adalah hal
yang dapat mengidentifikasi stroke
berulang
Bantu keluarga mengidentifikasi hal apa yang
menjadi masalah untuk membagi waktu keluarga
mengantarkan pasien kontrol dengan cara
- Menjadwalkan setiap kegiatan yang
akan direncanakan
Beri motivasi keluarga untuk bersedia
memelihara kesehatan klien dengan cara
- Memberikan
pengertian
kepada
keluarga tentang keadaan klien saat
ini
Buat kesepakatan dengan keluarga untuk
kunjungan berikutnya

98

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

tgl
Kamis,
04-022016

NO
NO
DIAGNOSA
III
1.

2.

3.

.
5

IMPLEMENTASI
BHSP (bina hubungan saling percaya)
- Memperkenalkan diri
- Menjelaskan maksud dan tujuan
- Mendengarkan keluhan yang di
rasakan pasien dan keluarga
- Memberi solusi dan penjelasan
mengenai pertanyaan dan keluhan
pasien
Mmbantu keluarga dalam hal memberikan solusi
yang tepat untuk kemandirian klien. Dengan cara
- memberikan motivasi kepada klien
untuk dapat mandiri.
menjelaskan pada keluarga tentang kondisi
kebutuhan nutrisi klien.
- Bahwa kebutuhan nutrisi klien harus
dipenuhi agar tidak terjadi penurunan
berat badan yang signifikan.
memberikan penyuluhan tentang kebutuhan
nutrisi yang tepat bagi penderita stroke
- Tidak boleh makan yang asin-asin
- Tidak boleh makan makanan yang
mengandung lemak
- Tidak
boleh
banyak-banyak
menkonsumsi
makanan
yang
digoreng.
Bantu
keluarga
untuk
mengidentifikasi
penurunan berat badan yang dialami klien.
- Memberitahu kepada keluarga tandatanda penurunan berat badan,
misalnya mata cowong, klien merasa
BB nya turun dan yang ditandai oleh
kurang nafsu makan pada klien.
Beri kesepakatan kepada keluarga untuk
kunjungan berikutya.

99

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

tgl
Sabtu,
06-022016

NO
NO
DIAGNOSA
I
1.

2.

3.

4.

5.
6.

IMPLEMENTASI
Memberi salam kepada klien dengan cara
- Menanyakan kabar klien hari ini
- Bagaimana perasaan klien hari ini
Mengjurkan klien untuk tidak memikirkan halhal yang membuat sedih. Dengan cara
- Menganjurkan
klien
untuk
memikirkan
hal-hal
yang
menyenangkan
Menganjurkan keluarga untuk memberikan
motivasi kepada klien. Dengan cara
- Membrikan
pengertian
bahwa
motivasi dari keluarga sangat penting
bagi klien
Beri motivasi kepada klien tentang keadaan
perannya dirumah. Dengan cara
- Memberitahu bahwa perannya saat ini
sudah dapat dimengerti ole keluarga
karena keadaan/kelemahan fisik klien.
Identifikasi hal-hal yang membuat klien sedih.
Dengan cara
- Menanyakan hal-hal yang membuat
klien merasa tidak berguna
Buat kesepakatan dengan keluarga untuk
kunjungan berikutnya

100

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

tgl
Sabtu,
06-022016

NO
NO
DIAGNOSA
II
1.

2.

3.
4.
5.

7.

IMPLEMENTASI
Memberi salam kepada klien dengan cara
- Menanyakan kabar klien hari ini
- Bagaimana perasaan klien hari ini
Memberikan penyuluhan tentang pengertian dan
manfaat jika klien dapat memelihara kerutinan
kontrol ke puskesmas dengan cara
- Menyebutkan jika stroke yang dialami
dapat terulang kembali
- Menyebutkan jika kontrol adalah hal
yang dapat mengidentifikasi stroke
berulang
Bantu keluarga mengidentifikasi hal apa yang
menjadi masalah untuk membagi waktu keluarga
mengantarkan pasien kontrol dengan cara
- Menjadwalkan setiap kegiatan yang
akan direncanakan
Beri motivasi keluarga untuk bersedia
memelihara kesehatan klien dengan cara
- Memberikan
pengertian
kepada
keluarga tentang keadaan klien saat
ini
Buat kesepakatan dengan keluarga untuk
kunjungan berikutnya

101

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

tgl
Sabtu,
06-022016

NO
NO
DIAGNOSA
III
1.

2.

3.

.
5

IMPLEMENTASI
Memberi salam kepada klien dengan cara
- Menanyakan kabar klien hari ini
- Bagaimana perasaan klien hari ini
Mmbantu keluarga dalam hal memberikan solusi
yang tepat untuk kemandirian klien. Dengan cara
- memberikan motivasi kepada klien
untuk dapat mandiri.
menjelaskan pada keluarga tentang kondisi
kebutuhan nutrisi klien.
- Bahwa kebutuhan nutrisi klien harus
dipenuhi agar tidak terjadi penurunan
berat badan yang signifikan.
memberikan penyuluhan tentang kebutuhan
nutrisi yang tepat bagi penderita stroke
- Tidak boleh makan yang asin-asin
- Tidak boleh makan makanan yang
mengandung lemak
- Tidak
boleh
banyak-banyak
menkonsumsi
makanan
yang
digoreng.
Bantu
keluarga
untuk
mengidentifikasi
penurunan berat badan yang dialami klien.
- Memberitahu kepada keluarga tandatanda penurunan berat badan,
misalnya mata cowong, klien merasa
BB nya turun dan yang ditandai oleh
kurang nafsu makan pada klien.
Beri kesepakatan kepada keluarga untuk
kunjungan berikutya.

102

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

EVALUASI KEPERAWATAN
NO

TANGGAL

DIAGNOSA
I

DAN JAM

DIAGNOOSA KEPERAWATAN

EVALUASI
DS :
- Ny.M mengatakan merasa keberadaanya tidak berguna karena tidak
bisa membantu kegiatan-kegiatan rumah tangga seperti memasak
dan mencuci baju dan piring.
DO :

Sabtu, 06

Harga diri rendah berhubungan dengan

- Terlihat keluarga tidak memberikan motivasi kepada Ny.M

Ketidakmampuan keluarga dalam Merawat

- Ny.M terlihat sedih saat ditanya tentang perannya dalam keluarga.

februari 2016 keluarga yang mengalami gangguan


jam 14.00

kesehatan

Ny.M selalu menceritakan tentang keadaanya karena tidak bisa


membantu keluarga lain.

A:
Masalah belum teratasi
P:
lanjutkan intervensi
(buat kontrak berikutnya)

103

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

II

Regiment terapeutik inefektif berhubungan

DS :

dengan Ketidakmampuan keluarga dalam

Merawat keluarga yang mengalami

Ny.M mengatakan tidak setiap

berkala ke puskesmas untuk

kontrol, dan mengetahui status kesehatannya, karena Ny.M hanya

gangguan kesehatan
bergantung

kepada

keluarga

untuk

mengantarkannya

ke

puskesmas. Sehingga Ny.M ke puskesmas jika kalau ada yang


mengantarkan saja. Dan pada tanggal 04-februari-2016 pasien
mengatakan sudah kontrol tapi keluarga tidka mengetahui kapan
akan kontrol lagi
DO :
-

Ttv
150/80 mmHg
ektremitas
Tidak ada kelainan bentuk,
kekuatan otot
4
5
4
5
Hemiparesis kiri

aktivitas dibantu keluarga

keterbatasan ROM

kolesterol sebelum kontrol 340 mg/dl

Keluarga sudah mengetahui tentang manfaat kontrol rutin.


104

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

A
Masalah teratasi sebagian
P
Lanjutkan intervensi
III

(buat kontrak berikutnya)


Pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari DS:
kebutuhan

tubuh

berhubungan

- klien mengatkan merasa berat badannya turun semenjak 3 bulan

dengan

yang lalu, klien juga mengatakan nafsu makannya menurun


Ketidakmampuan

keluarga

dalam

mengenal masalah kesehatan keluarga

semenjak 3 bulan yang lalu.


karena kelemahan fisiknya klien tidak bisa mengambil makan sendiri,
dan selalu di ambilkan.
- klien mengatakan tidak enak makan jika tidak makananya tida sedap.

DO:
-

Ttv

TD 150/80 mmHg

- Berat badan menurun

BB terakhir pada tanggal 4-2-2016 : 57kg

BB kurang lebih 3 bln yang lalu 65kg


TB 156 cm

-makan 1 porsi tidak habis


105

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

-Makan kadang 2x sehari.


A
Masalah teratasi sebagian
P
lanjutkan intervensi
(buat kontrak berikutnya)

Senin, 08

Harga diri rendah berhubungan dengan

DS :

februari 2016 Ketidakmampuan keluarga dalam Merawat -

Ny.M mengatakan sudah sedikit dapat memikirkan hal-hal yang

Jam 09.00

positif.

keluarga yang mengalami gangguan


kesehatan

Keluarga mengatakan sudah dapat memberikan motivasi kepada


Ny.M

DO :
-

Klien sudah lagi tidak menangis saat ditanya tentang perannya


dalam keluarga

Klien sudah tampak lebih baik emosinya saat dilakukan


pengkajian.

A:
Masalah teratasi sebagian
106

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

P:
Hentikan intervensi
Health educaation
- menganjurkan keluarga menghargai setiap pendapat klien
- Membritahukan kepada klien agar tidak memikirkan hal-hal yang
II

Regiment terapeutik inefektif berhubungan

negatif dalam perannya di rumah


DS :

dengan Ketidakmampuan keluarga dalam

Merawat keluarga yang mengalami

Ny.M mengatakan sudah kontrol pada tanggal 04-februari-2016,


dan kontrol berikutnya Ny.M masi tidak tahu kapan diantar

gangguan kesehatan
keluarganya lagi.
DO :
-

Ttv
140/80 mmHg

ektremitas
Tidak ada kelainan bentuk,
kekuatan otot
4
5
4
5
Hemiparesis kiri

aktivitas dibantu keluarga

keterbatasan ROM

GDA 138 mg/dl


107

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

Kolesterol sesudah kontrol 212 mg/dl

Keluarga sudah menerima masukan dari perawat tentang kontrol


rutin

A
Masalah teratasi sebagian.
P
Hentikan intervensi
Health education
III

Pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari DS:


kebutuhan

tubuh

Ketidakmampuan

berhubungan
keluarga

dengan

- klien mengatakan sudah mengerti tentang kondisi berat badannya


yang turun

dalam

mengenal masalah kesehatan keluarga

Menganjurkan keluarga untuk sering kontrol

- keluarga mengatakan sudah tahu tentang nutrisi bagi penderita stroke


DO:
-

Ttv

TD 150/80 mmHg

- Berat badan menurun

BB terakhir pada tanggal 4-2-2016 : 57kg

BB kurang lebih 3 bln yang lalu 65kg


TB 156 cm

- makan 1 porsi habis


-Makan kadang 2x sehari
108

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

A
Masalah teratasi sebagian
P
Hentikan intervensi
Health education
-

Menganjurkan keluarga untuk memberikan nutrisi yang baik


pada Ny/M

Menganjurkan Ny.M untuk mandiri dalam hal kebutuhan


makaan (mengambil makan sendiri)

109

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne; Suzanne; and Benda G Bare. (2001), Buku Saku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8. Jakarta: EGC

Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakata: EGC.

Carpenito, L. J. Handbook of Nursing Diagnosa. Edisi 8, Alih Bahasa Monica


Ester. (2001). Jakarta: EGC

Carpenito, L. J. (2004) Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 7, Alih Bahasa


Monica Ester. Jakarta: EGC

Friedman, M. M. (2005). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek, Edisi 3.


Jakarta: EGC

Effendy. N (2005). Dasar- dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Edisi 2.


Jakarta; EGC

Doengoes. M. E, Et. All. Nursing Care Plans Guidelines for Planning and
Documenting Patient Care, Edisi 3. Alih Bahasa: I Made Kariasa, Et.
All. 2004. Jakarta: EGC

110

Asuhan Keperawatan Keluarga Akper Pemkot Pasuruan

Long. Barbara. C. Essential of Medical Surgical Nursing, Penerjemah R. Karnaen,


Et. All, Edisi ke 3. 2005. Bandung: Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan
Keperawatan Padjajaran.

Suyono, Haryono, 2006. Meningkatnya Penduduk Rawan Stroke, (Online),


(http://www.cybermed.cbn.net.id. Diakses 2 November 2007)

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Stroke, (Online), (http://


depkes.co.id/stroke.html)
Anonim.2014.http://bintangdilaut-siputih.blogspot.com/2012/03/askep-keluargadg-stroke.html di unduh pada tanggal 24 April 2014 jam 12.30 WIB

111

Anda mungkin juga menyukai