Askep Bab 1,2,3
Askep Bab 1,2,3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pelayanan kesehatan masyarakat merupakan usaha untuk meningkatkan
mencapai 275.000 jiwa yang mana memiliki faktor resiko stroke. Menurut data
yang diperoleh angka kejadian stroke di wilayah kerja puskesmas Karang Ketug
kecamatan gading rejo tahun 2015 sebanyak 2 kasus (laki-laki) dan 6 kasus
(perempuan) dengan kasus baru.
Menurut Sylvia A. Price (2005) dan Smeltzer C. Suzanne (2001), stroke
infark disebabkan oleh trombosis (bekuan cairan di dalam pembuluh darah otak)
dan embolisme serebral (bekuan darah atau material lain). Stroke infark yang
terjadi akibat obstruksi atau bekuan disuatu atau lebih arteri besar pada sirkulasi
serebrum dapat disebabkan oleh bekuan (trombus) yang terbentuk didalam suatu
pembuluh otak atau pembuluh organ distal. Pada trombus vaskular distal, bekuan
dapat terlepas atau mungkin terbentuk dalam suatu organ seperti jantung dan
kemudian dibawa melalui sistem arteri ke otak sebagai suatu embolus. Sumbatan
di arteri karotis interna sering mengalami pembentukan plak aterosklerotik di
pembuluh darah sehingga terjadi penyempitan atau stenosis. Apabila stenosis
mencapai suatu tingkat kritis tertentu, maka meningkatnya turbulensi disekitar
penyumbatan akan menyebabkan penurunan tajam kecepatan aliran darah ke otak
akibatnya perfusi otak akan menurun dan terjadi nekrosis jaringan otak.
Sedangkan stroke hemoragic Pecahnya arteri dan keluarnya darah ke ruang
arakhnoid
mengakibatkan
terjadinya
peningkatan
TIK
yang
mendadak,
meregangnya struktur nyeri, sehingga timbul nyeri kepala hebat. Sering pula
dijumpai kaku kuduk dan tanda-tanda rangsangan selaput otak lainnya.
Peningkatan TIK yang mendadak juga mengakibatkan perdarahan subhialoid pada
retina dan penurunan kesadaran. Perdarahan subarakhnoid dapat mengakibatkan
vasospasme pembuluh darah serebri. Vasospasme ini sering kali terjadi 3-5 hari
setelah timbulnya perdarahan, mencapai puncaknya hari ke-5 sampai dengan ke-9,
dan dapat menghilang setelah minggu ke-2 sampai minggu ke-5. Timbulnya
vasospasme diduga karena interaksi antara bahan-bahan yang berasal dari darah
dan dilepaskan ke dalam cairan serebrospinal dengan pembuluh arteri di ruang
arakhnoid. Vasospasme ini dapat mengakibatkan disfungsi otak global (nyeri
kepala, penurunan kesadaran) maupun fokal (hemiparese, gangguan hemisensorik,
afasia, dan lainnya).
Otak dapat berfungsi bila kebutuhan O2 dan glukosa otak dapat terpenuhi.
Energi yang dihasilkan di dalam sel saraf hampir seluruhnya melalui proses
oksidasi. Otak tidak mempunyai cadangan O2 sehingga jika ada kerusakan atau
kekurangan aliran darah otak walau sebentar akan menyebabkan gangguan fungsi.
Demikian pula dengan kebutuhan glukosa sebagai bahan bakar metabolisme otak,
tidak boleh kurang dari 20 mg% karena akan menimbulkan koma. Kebutuhan
glukosa sebanyak 25% dari seluruh kebutuhan glukosa tubuh, sehingga bila kadar
glukosa plasma akan turun sampai 70% akan terjadi gejala disfungsi serebri. Pada
saat otak hipoksia, tubuh berusaha memenuhi O2 melalui proses metabolik
anaerob, yang dapat menyebabkan dilataasi pembuluh darah otak.
Rehabilitasi intensif bisa membantu penderita untuk belajar mengatasi
kelumpuhan/kecacatan karena kelainan fungsi sebagian jaringan otak. Bagian otak
lainnya kadang bisa menggantikan fungsi yang sebelumnya dijalankan oleh
bagian otak yang mengalami kerusakan.
Rehabilitasi segera dimulai setelah tekanan darah, denyut nadi dan
pernafasan penderita stabil. Dilakukan latihan untuk mempertahankan kekuatan
otot, mencegah kontraksi otot dan luka karena penekanan (akibat berbaring terlalu
lama) dan latihan berjalan serta berbicara.
1.2
Rumusan masalah
Bagaimana memberikan asuhan keperawatan pada salah satu anggota
Tujuan
Tujuan umum
Memberikan asuhan keperawatan pada anggota keluarga yang mengalami
post stroke
1.3.2 Tujuan khusus
1. Melakukan pengkajian terhadap keluarga untuk mengumpulkan data yang
diperlukan.
2. Merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan data yang diperoleh.
3. Menyusun rencana keperawatan.
4. Mengimplemetasikan rencana keperawatan yang telah disusun dalam
melaksanakan tindakan.
5. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan.
1.4
Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari diadakannya tindakan keperawatan keluarga
ini adalah :
1. Bagi mahasiswa.
Dapat menerapkan ilmu asuhan keperawatan keluarga untuk
diaplikasikan kepada keluarga binaan.
2. Bagi institusi.
Sebagai bahan referensi untuk mengembangkan asuhan keperawatan di
masyarakat.
3. Bagi puskesmas.
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1
2.1.1
Konsep Keluarga
Pengertian Keluarga
adopsi
dan
kelahiran
yang
bertujuan
menciptakan
dan
Struktur Keluarga
Menurut Friedman (1998) struktur keluarga terdiri atas :
Tipe Keluarga
10
kehidupannya.
Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,
sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku
11
12
keluarga
b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa
yang akan datang (pendidikan, jaminan hari tua)
5. Fungsi pendidikan :
a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan
dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilikinya
b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
2.1.9
namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers cit
Friedman, 199):
1. Pasangan baru (keluarga baru) : Keluarga baru dimulai saat masingmasing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui
perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis) keluarga masingmasing :
a. Membina hubungan intim yang memuaskan
b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok social
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak
2. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama) : Keluarga yang
menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi kelahiran anak
pertama dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30 bulan :
a. Persiapan menjadi orang tua
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,
hubungan sexual dan kegiatan keluarga
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
3. Keluarga dengan anak pra-sekolah : Tahap ini dimulai saat kelahiran anak
pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak berusia 5 tahun :
13
remaja
sudah
bertambah
dewasa
dan
meningkat
otonominya
b. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua.
Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga
14
6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan) : Tahap ini dimulai pada saat
anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak terakhir
meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak
dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap
tinggal bersama orang tua :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa
tua
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
7. Keluarga usia pertengahan : Tahap ini dimulai pada saat anak yang
terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiun atau salah satu
pasangan meninggal :
a. Mempertahankan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya
dan anak-anak
c. Meningkatkan keakraban pasangan
8. Keluarga usia lanjut : Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai
pada saat salah satu pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan
meninggal damapi keduanya meninggal :
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b. Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan
fisik dan pendapatan
c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
e. Melakukan life review (merenungkan hidupnya).
2.1.10 Perawatan Kesehatan Keluarga
Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan
masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau
kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai
saran/penyalur. Alasan Keluarga sebagai Unit Pelayanan :
15
5.
16
mandiri
b. Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga
2. Koordinator
Diperlukan
pada
perawatan
berkelanjutan
agar
pelayanan
yang
17
komunitas
juga
harus
dapat
18
Anatomi fisiologi
1. Bagian-bagian Otak :
a. Serebrum (otak besar)
1) Secara umum dibagi menjadi 4 bagian yaitu :
a) Korteks sensoris, pusat sensori/sensori umum primer suatu alat
atau bagian tubuh tergantung pada fungsi alat yang bersangkutan.
b) Korteks asosiasi
c) Korteks motoris
d) Korteks pre-fronta
2) Fungsi serebrum
19
20
3) Pons Vacoli
Fungsi : - Penghubung antara kedua bagian serebelum dan juga
antara medan oblongata dengan serebelum atau otak
2.
besar.
- Pusat saraf nervus trigeminus.
4) Medula oblongata
Fungsi : - Mengontrol pekerjaan jantung.
- Mengecilkan pembuluh darah.
- Pusat pernafasan.
- Mengontrol kegiatan refleks.
Fisiologi Otak
Sistem karotis terutama melayani kedua hemisfer otak dan sistem
21
2.2.3
Klasifikasi
1. Stroke dapat diklasifikasikan menurut patologi dan gejala kliniknya,
22
Etiologi
Penyebab stroke menurut Arif Muttaqin (2008):
1. Thrombosis Cerebral
Thrombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi
sehingga menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapat menimbulkan
oedema dan kongesti di sekitarnya. Thrombosis biasanya terjadi pada
23
orang tua yang sedang tidur atau bangun tidur. Hal ini dapat terjadi karena
penurunan aktivitas simpatis dan penurunan tekanan darah yang dapat
menyebabkan iskemi serebral. Tanda dan gejala neurologis memburuk
pada 48 jam setelah trombosis.
Beberapa keadaan di bawah ini dapat menyebabkan thrombosis otak:
a. Aterosklerosis
Aterosklerosis merupakan suatu proses dimana terdapat suatu penebalan
dan pengerasan arteri besar dan menengah seperti koronaria, basilar, aorta dan
arteri iliaka (Ruhyanudin, 2007). Aterosklerosis adalah mengerasnya pembuluh
darah serta berkurangnya kelenturan atau elastisitas dinding pembuluh darah.
Manifestasi klinis atherosklerosis bermacam-macam. Kerusakan dapat terjadi
melalui mekanisme berikut:
a) Lumen arteri menyempit dan mengakibatkan berkurangnya aliran
darah.
b) Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadi trombosis.
c) Merupakan tempat terbentuknya thrombus, kemudian melepaskan
kepingan thrombus (embolus).
d) Dinding arteri menjadi lemah dan terjadi aneurisma kemudian
robek dan terjadi perdarahan.
b. Hyperkoagulasi pada polysitemia
Darah bertambah kental, peningkatan viskositas/ hematokrit meningkat
dapat melambatkan aliran darah serebral.
c. Arteritis( radang pada arteri )
d. Emboli
Emboli serebral merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh
bekuan darah, lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal dari thrombus di
24
jantung yang terlepas dan menyumbat sistem arteri serebral. Emboli tersebut
berlangsung cepat dan gejala timbul kurang dari 10-30 detik. Beberapa keadaan
dibawah ini dapat menimbulkan emboli:
a. Katup-katup jantung yang rusak akibat Rheumatik Heart Desease
(RHD).
b. Myokard infark
c. Fibrilasi. Keadaan aritmia menyebabkan berbagai bentuk pengosongan
ventrikel sehingga darah terbentuk gumpalan kecil dan sewaktu-waktu
kosong sama sekali dengan mengeluarkan embolus-embolus kecil.
d. Endokarditis oleh bakteri dan non bakteri, menyebabkan terbentuknya
gumpalan-gumpalan pada endocardium.
2. Haemorhagi
Perdarahan intrakranial atau intraserebral termasuk perdarahan dalam
ruang subarachnoid atau kedalam jaringan otak sendiri. Perdarahan ini dapat
terjadi karena atherosklerosis dan hypertensi. Akibat pecahnya pembuluh darah
otak menyebabkan perembesan darah kedalam parenkim otak yang dapat
mengakibatkan penekanan, pergeseran dan pemisahan jaringan otak yang
berdekatan, sehingga otak akan membengkak, jaringan otak tertekan, sehingga
terjadi infark otak, oedema, dan mungkin herniasi otak.
3. Hipoksia Umum
Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia umum adalah:
a. Hipertensi yang parah.
b. Cardiac Pulmonary Arrest
c. Cardiac output turun akibat aritmia
25
4. Hipoksia Setempat
Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia setempat adalah:
a. Spasme arteri serebral, yang disertai perdarahan subarachnoid.
b. Vasokontriksi arteri otak disertai sakit kepala migrain.
2.2.5
26
ensefalitis, atau jika sisa infeksi berada pada pembuluh darah yang tersumbat
menyebabkan dilatasi aneurisma pembuluh darah. Hal ini akan menyebabkan
perdarahan cerebral, jika aneurisma pecah atau ruptur.
Perdarahan pada otak lebih disebabkan oleh ruptur arteriosklerotik dan
hipertensi pembuluh darah. Perdarahan intraserebral yang sangat luas akan
menyebabkan kematian dibandingkan dari keseluruhan penyakit cerebro vaskuler,
karena perdarahan yang luas terjadi destruksi massa otak, peningkatan tekanan
intracranial dan yang lebih berat dapat menyebabkan herniasi otak.
Kematian dapat disebabkan oleh kompresi batang otak, hemisfer otak, dan
perdarahan batang otak sekunder atau ekstensi perdarahan ke batang otak.
Perembesan darah ke ventrikel otak terjadi pada sepertiga kasus perdarahan otak
di nukleus kaudatus, talamus dan pons. Jika sirkulasi serebral terhambat, dapat
berkembang anoksia cerebral. Perubahan disebabkan oleh anoksia serebral dapat
reversibel untuk jangka waktu 4-6 menit. Perubahan irreversibel bila anoksia lebih
dari 10 menit. Anoksia serebral dapat terjadi oleh karena gangguan yang
bervariasi salah satunya henti jantung.
Selain kerusakan parenkim otak, akibat volume perdarahan yang relatif
banyak akan mengakibatkan peningian tekanan intrakranial dan mentebabkan
menurunnya tekanan perfusi otak serta terganggunya drainase otak. Elemenelemen vasoaktif darah yang keluar serta kaskade iskemik akibat menurunnya
tekanan perfusi, menyebabkan neuron-neuron di daerah yang terkena darah dan
sekitarnya tertekan lagi.
Jumlah darah yang keluar menentukan prognosis. Apabila volume darah
lebih dari 60 cc maka resiko kematian sebesar 93 % pada perdarahan dalam dan
27
28
2.2.6
Manifestasi klinis
Stoke menyebabkan defisit neurologik, bergantung pada lokasi lesi
(pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak
adekuat dan jumlah aliran darah kolateral. Stroke akan meninggalkan gejala sisa
karena fungsi otak tidak akan membaik sepenuhnya.
1. Kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh (hemiparese atau hemiplegia)
2. Lumpuh pada salah satu sisi wajah
Komplikasi
Setelah mengalami stroke pasien mungkin akan mengalmi komplikasi ,
29
d. Hidrocephalus
2.2.8
pemeriksaan penunjang/diagnostik
Pemeriksaan penunjang disgnostik yang dapat dilakukan adalah :
a. laboratorium: mengarah pada pemeriksaan darah lengkap, elektrolit,
kolesterol, dan bila perlu analisa gas darah, gula darah dsb.
b. CT scan kepala untuk mengetahui lokasi dan luasnya perdarahan atau
infark
c. MRI untuk mengetahui adanya edema, infark, hematom dan
bergesernya struktur otak
d. angiografi untuk mengetahui penyebab dan gambaran yang jelas
mengenai pembuluhdarah yang terganggu
2.2.9
penatalaksanaan
Untuk mengobati keadaan akut perlu diperhatikan faktor-faktor kritis
sebagai berikut
a. Berusaha menstabilkan tanda-tanda vital dengan :
1) Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan pengisapan
lendiryang sering, oksigenasi, kalau perlu lakukan trakeostomi,
membantu pernafasan.
2) Mengontrol tekanan darah berdasarkan kondisi pasien, termasuk
usaha memperbaiki hipotensi dan hipertensi.
3) Berusaha menemukan dan memperbaiki aritmia jantung.
b. Merawat kandung kemih, sedapat mungkin jangan memakai kateter.
30
31
32
33
34
aspirasi,semua
makanan
harus
dimakan
dalam
keadaan
duduk,
jangandengan berbaring
2.2.10 Konsep asuhan keperawatan
1.Pengkajian
Menurut Suprajitno (2004:29) pengkajian adalah suatu tahapan ketika
seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga
yang dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan
keperawatan keluarga. Agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai
dengan keadaan keluarga, perawat diharapkan menggunakan bahasa ibu (bahasa
yang digunakan sehari-hari), lugas dan sederhana (Suprajitno: 2004).
Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian meliputi pengumpulan informasi
dengan cara sistematis dengan menggunakan suatu alat pengkajian keluarga,
diklasifikasikan dan dianalisa (Friendman, 2005: 56)
1) Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat tinggal,
dan tipe keluarga.
2) Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga
a. Kebiasaan makan
Kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang dikosumsi oleh
Keluarga. Untuk penderita stroke biasanya mengkonsumsi makanan yang
bayak menandung garam, zat pengawet, serta emosi yang tinggi.
b. Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Perilaku keluarga didalam memanfaatkan fasilitas kesehatan
merupakan faktor yang penting dalam penggelolaan penyakit stroke fase
rehabilitasi terutama ahli fisiotherapi.
35
c. Pengobatan tradisional
Karena penderita stroke memiliki kecenderungan tensi tinggi,
keluarga bisa memanfaatkan pengobatan tradisional dengan minum air
ketimun yang dijus sehari dua kali pagi dan sore.
3) Status Sosial Ekonomi
a. Pendidikan
Tingkat pendidikan keluarga mempengaruhi keluarga dalam
mengenal hipertensi beserta pengelolaannya. berpengaruh pula terhadap
pola pikir dan kemampuan untuk mengambil keputusan dalam mengatasi
masalah dangan tepat dan benar.
b. Pekerjaan dan Penghasilan
Penghasilan yang tidak seimbang juga berpengaruh terhadap
keluarga dalam melakukan pengobatan dan perawatan pada angota
keluarga yang sakit salah satunya disebabkan karena hipertensi. Menurut
(Effendy,2005) mengemukakan bahwa ketidakmampuan keluarga dalam
merawat anggota keluarga yang sakit salah satunya disebabkan karena
tidak seimbangnya sumber-sumber yang ada pada keluarga.
4) Tingkat perkembangandan riwayat keluarga
Menurut Friedmen (2005:125), Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat
ini. termasuk riwayat perkembangan dan kejadian serta pengalaman kesehatan
yang unik atau berkaitan dengan kesehatan yang terjadi dalam kehidupan keluarga
yang belum terpenuhi berpengaruh terhadap psikologis seseorang yang dapat
mengakibatkan kecemasan.
5) Aktiftas
36
Data Lingkungan
a. Karakteristik rumah
Cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik seperti lantai
dalam
keluarga
mempengaruhi
dalam
kondisi
Struktur peran
37
38
prosedur
pengkajian
yang
komprehensif,
dapat mengidentifikasi
dan menyusun
intervensi
masalah
39
2006)
3. Intervensi Keperawatan
a.
Menyusun prioritas
Kriteria yang akan dicapai adalah respon verbal, afektif dan psikomotor
keluarga mengenai penjelasan tentang masalah kesehatan (Friedman:2005:71)
4. Implementasi keperawatan
40
penyebab,
komplikasi,
cara
perawatan,
penanganan
dan
pencegahan stroke
2) Motivasi keluarga untuk mengenal masalah stroke
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang dapat mengenai
tindakan kesehatan yang tepat terhadap anggota keluarga yang menderita post
stroke
Intervensi:
1) Memberikan informasi tentang alternatif pencegahan dpat diambil
untuk mengatasi pasien stroke, seperti menjaga kesehatan lingkungan,
menghindari faktor pencetus, serta minum obat secara teratur
2) Mendiskusikan akibat bila tidak melakukan tindakan keperawatan untuk
mengatasi stroke
3) Memberikan kesempatan untuk mengambil keputusan tentang tindakan
kesehatan yang diambil pada anggota keluarga yang terkena stroke
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit atau
perawatan post stroke
Intervensi :
1) Sarankan atau anjurkan kepada keluarga untuk melakukan perawatan
secara teratur, jaga diet penderita stroke.
41
Evaluasi
dilihat
dari
respon
keluarga
bukan
intervensi
yang
42
43
BAB 3
PENGKAJIAN ASKEP KELUARGA
A. IDENTITAS KELUARGA
1. Nama kepala Keluarga : Ny.M
2. Umur
: 71 thn
3. Alamat
4. Pekerjaan
: -
5. Pendidikan
: SD
6. Komposisi Keluarga
NAMA
NO
1
2
.3
4
5
6
Markhati
Sartono
Siti maryam
Wahyu
Joko
M.diki
JENIS
KELAMIN
perempuan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
HUBUNGAN
UMUR
nenek
Anak
Menantu
Cucu
Cucu
Cucu
71 thn
52 thn
45 thn
22 thn
20 thn
15 thn
PEKERJAAN PENDIDIKAN
swasta
IRT
swasta
swasta
pelajar
SD
SD
SMP
SMK
SMK
SMP
Genogram
Ket.
: Laki-Laki
44
: perempuan
: Meninggal
: tinggal serumah
: menikah
: anak
: pasien
7. Tipe Keluarga
: keluarga besar
lain.
d. Kebiasan-kebiasan diet dan berbusana (tradisional atau modern).
Makanan yang di konsumsi sehari-hari termasuk makanan modern dan
tradisional
Pakaian yang di pakai keluarga adalah modern dan tradisional Nenek
memakai sewek dan baju biasa ( ibu memakai daster yang berkerut
pinggir, kadang baby doll kalau di rumah kalau ke luar rumah memakai
rok dan celana dan baju biasa), (bapak memakai sketter dan kaos oblong
kalau di rumah, kalau keluar rumah kadang memakai celana panjang atau
sarung serta baju), (sdr d memakai sketter dan boxer kalau di rumah, kalau
45
keluar memakai celana dan sketter, memakai sarung kalau ada kegiatankegiatan khusus/keagamaan).
e. Struktur kekuasaan keluarga tradisional atau modern.
Pengambilan keputusan adalah dari Tn.S tetapi sebelumnya melalui proses
musyawarah terlebih dahulu dengan keluarga
f. Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi. (Apakah
keluarga mengunjungi pelayanan praktisi, terlibat dalam praktik-praktik
pelayanan kesehatan tradisional, atau memiliki kepercayaan tradisional
asli dalam bidang kesehatan).
Apabila ada keluarga sakit biasanya keluarga dibawa ke dokter praktek
umum dan puskesmas dan bidan ,apabila sangat sakit maka keluarga
segera membawa ke rumah sakit.
g. Penggunaan bahasa sehari- hari di rumah
Bahasa yang di gunakan untuk berkomunikasi di rumah adalah jawa,
kadang juga bahasa indonesia apabila ada tamu yang kurang mengerti
bahasa jawa.
9. Identifikasi Religius
a. Apakah anggota keluarga berbeda dalam praktik keyakinan beragamaan
mereka.
Keluarga menganut 1 keyakinan yang sama dalam beragama, yakni agama
islam
b. Seberapa aktif keluarga tersebut terlibat dalam kegiatan agama atau
organisasi-organisasi
keagamaan lain.
Ny. M semenjak terkena stroke 8 tahun yang lalu tidak lagi mengikuti
kegiatan-kegiatan keagamaan atau kegiatan lain.
46
Tn.S : Rp 1.500.000/bulan
Sumber-sumber Pendapatan per Bulan :
Hasil bekerja menjadi tukang bangunan
Jumlah Pengeluaran per Bulan
tidak
47
48
dan
kejadian-kejadian
dan
pengalaman-pengalaman
49
5. Keluarga asal kedua orang tua (seperti apa kehidupan keluarga asalnya;
hubungan masa silam dan saat dengan orang tua dari kedua orang tua).
Menurut Ny.M kedua orang tuanya berasal dari pasuruan, dan rumah yang
dia tinggali saat ini merupakan tanah dari pemberian orang tuanya,
hubungan dengan kedua orang tua Ny.M sangat dekat.
DATA LINGKUNGAN
1. Karakteristik Rumah
a.Gambar tipe tempat tinggal dan denahnya (rumah, apartemen, sewa kamar,
dll). Apakah keluarga memiliki sendiri atau menyewa rumah ini
rumah yang ditinggali Ny.M merupakan rumah permanen, dengan status
rumah sendiri
Kamar tidur
dapur
Kamar
mandi
wc
tv
Kamar tidur
J
A
L
A
N
Kamar
tidur
R
A
Y
A
Ruang tamu
teras
50
f. Amati keadaan umum kebersihan dan sanitasi rumah. Apakah ada serbuan
serangga-serangga kecil (khususnya di dalam) dan/atau masalah-masalah
51
52
Tipe
lingkungan/komunitas
(desa,
kota,
subkota,
antarkota).
Sebutkan.
Subkota, kondisi geografisnya
sosial
keluarga
Ny.M
adalah
menengah
kebawah.
53
Perubahan-perubahan
secara
demografis
yang
berlangsung
54
55
STRUKTUR KELUARGA
1. Pola-pola Komunikasi
Mayoritas pesan sudah sesuai dengan isi dan instruksi dari perawat saat
melakukan pengkajian.
56
57
Jenis-jenis disfungsional komunikasi apa yang nampak dalam polapola komunikasi keluarga?. Sebutkan.
Tidak ada
2. Struktur Kekuasaan
a. Keputusan dalam Keluarga
Siapa yang membuat keputusan dalam keluarga?
Tn.S sebagan kepala keluarga namun jika Tn.S tidak dapat
mengambil keputusan maka istrinya akan membantunya.
Siapa yang memutuskan dalam penggunaan keuangan keluarga?
Istri Tn.S atau Ny.MR
Siapa yang memutuskan dalam masalah pindah pekerjaan atau
tempat tinggal?
Tn.S selaku kepala keluarga tetapi sebelumnya di musyawarakan
terlebih dahulu dengan istrinya
Siapa yang mendisiplinkan dan memutuskan kegiatan-kegiatan anak?
58
c.
3. Struktur Peran
Struktur Peran Formal
Posisi dan peran formal apa pada setiap anggota keluarga?
Gambarkan bagaimana setiap anggota keluarga melakukan peranperan formal mereka.
Tn.S sebagai KK dan suami, Ny.MR sebagai istri, Ny.M sebagai ibu
dari Tn.S
Adakah konflik peran dalam keluarga?. Jelaskan.
Ya , Ny.MR merasa keadaan Ny.M tidak dapat mandiri karena tugas
dari Ny.M selalu diserahkan kepada Ny.
59
sering
dilakukan
atau
bagaimana
peran-peran
tersebut
60
peran-peran
keluarga?
Selama Ny.M sakit maka sementara tugas-tugas Ny.M diperankan oleh
Ny.MR, misalnya mencuci pakaiannya sendiri.
Adakah pengaturan kembali peran-peran baru dalam keluarga (sehubungan
dengan adanya yang sakit, meninggal, pindah, berpisah, dll)?
Iya, dengan menggantikan peran yang sakit atau meninggal.
Bagaimana anggota keluarga menerima peran-peran baru/menyesuaikan
diri?
Baik, keluarga cukup bisa menyesuaikan dengan peran barunya.
Apakah ada bukti tentang stress atau konflik akibat peran?
Ada, karena Ny.M selalu mengeluh tentang ketidakmandirian Ny.M
selama 8 tahun semenjak sakit.
Bagaimana respon anggota keluarga yang sakit bereaksi terhadap
perubahan atau hilangnya peran?
Menerima jika perannya sementara digantikan, karena untuk kebaikan
keluarganya.
61
4. Nilai-Nilai Keluarga
a. Apakah ada kesesuaian antara nilai-nilai keluarga dengan kelompok atau
komunitas yang lebih luas?. Jelaskan
Nilai yang dijalankan dalam keluarga sesuai dengan norma kelompok atau
komunitas yang lebih luas
b. Bagaimana pentingnya nilai-nilai yang dianut bagi keluarga?. Jelaskan
Nilai ini dianut secara sadar oleh keluarga dan keluarga menganggapnya
penting
c. Apakah nilai-nilai ini dianut secara sadar atau tidak sadar?
Nilai ini dianut keluarga secara sadar
d. Apakah ada konflik nilai yang menonjol dalam keluarga?. Sebutkan
Tidak ada konflik nilai yang menonjol dalam keluarga
e. Bagaimana
kelas
sosial
keluarga,
latar
belakang
kebudayaan
.
FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
Pola Kebutuhan Keluarga Respons
62
Apakah
menggambarkan
orang
tua
kebutuhan-kebutuhan
(suami/istri)
mampu
psikologis
anggota
keluarganya?
Ya, orangtua mampu menggambarkan kebutuhan psikologis keluarga
satu sama lain
dipercaya
dalam
keluarga
untuk
memenuhi
kebutuhan
psikologisnya?
Ny.M dalam mengungkapkan masalah-masalah psikologisnya lebih
dekat dengan orang anaknya
Apakah
kebutuhan-kebutuhan,
keinginan-
Apakah
keluarga
sensitif
terhadap
persoalan-
Sejauh
mana
anggota
keluarga
memberikan
Bagaimana
keluarga
menghadapi
keterpisahan
2. Fungsi Sosialisasi
65
Tidak ada
3. Fungsi Perawatan Kesehatan
a. Keyakinan-keyakinan, nilai-nilai, dan perilaku keluarga:
Nilai-nilai apa yang dianut keluarga terkait dengan kesehatan?
Keluarga percaya bahwa sehat dan sakit adalah cobaan dan keluarga
yakin semua penyakit yang di derita pasti ada obatnya.
Apakah terdapat kekonsistenan antara nilai-nilai kesehatan keluarga
dengan perilakunya?. Jelaskan.
Ya,keluarga mengatakan kesehatan sangat penting
Kegiatan-kegiatan apa saja peningkatan kesehatan apa saja yang
dilaksanakan dalam keluarga?. Sebutkan.
Keluarga akan membawa keluarga yang sakit berobat ke puskesmas
atau ke RS
Apakah
perilaku
dari
semua
anggota
keluarga
mendukung
66
kesehatan
keluarga
dan
kerentanan
terhadap
sakit
yang
dirasa/diketahui:
Apakah keluarga mengetahui bahwa anggota keluarga mengalami
masalah kesehatan?
Keluarga mengetahui kalau Ny.M mempunyai riwayat stroke, dan
tekanan darah tinggi serta kolesterol yang tinggi.
Masalah-masalah kesehatan apa yang saat ini diidentifikasi oleh
keluarga?. Sebutkan.
Keluarga menginginkan Ny.M tetap sehat seperti sedia kala
Masalah kesehatan apa yang dianggap serius/sangat penting bagi
keluarga?. Sebutkan.
Apabila salah satu anggota melaporkan keluhan tentang sakitnya
Tindakan-tindakan yang telah dilakukan keluarga terhadap masalah
kesehatan saai ini. Sebutkan.
Memeriksakan anggota keluarga yang sakit
d. Praktik diet keluarga:
Apakah keluarga mengetahui tentang makanan yang bergizi?.
Jelaskan.
67
68
69
Ny.M
menyimpan
obat
untuk
sakit
perutnya
dan
70
71
72
dan
memperhatikan
kebutuhan-kebutuhan
perawatan
73
keluarga
akan
membayar
pelayanan-pelayanan
kesehatan? Jelaskan.
Keluarga menggunakan BPJS apabila mengunjungi pelayananpelayanan kesehatan selama ini.
Apakah keluarga memiliki asuransi swasta atau bantuan medis;
haruskan keluarga membayar penuh atau sebagian?. Jelaskan.
Keluarga menggunakan BPJS apabila mengunjungi pelayananpelayanan kesehatan selama ini.
74
Sebutkan stressor jangka pendek (< 6 bulan) dan stressor jangka panjang
75
Strategi koping apa yang digunakan oleh keluarga untuk menghadapi tipe-
tipe masalah?
koping apa yang dibuat)?
Anggota keluarga selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah
yang ada
Apakah anggota keluarga berbeda dalam cara-cara koping terhadap
masalah-masalah mereka sekarang?. Jelaskan.
Iya, anggota keluarga berbeda dalam cara-cara koping terhadap masalah masalah mereka karena masalah yang mereka rasakan berbeda-beda pula.
76
PEMERIKSAAN FISIK
No
1.
2.
3.
4.
Aspek yang
dikaji
Penampilan
umum
Kesadaran
Tekanan
darah
Nadi
Suhu
RR
BB
Ny.M
Tn.S
Ny.MR
Tampak lemah
Tampak sehat
Tampak sehat
Tampak sehat
Tampak sehat
Tampak sehat
Compos mentis
150/80 mmHg
Compos mentis
130/80 mmHg
Compos mentis
120/80 mmHg
Compos mentis
120/80 mmHg
Compos mentis
120/80 mmHg
Compos mentis
110/70 mmHg
88x/mnt
36,70C
22x/mnt
kg
75x/mnt
360C
24x/mnt
52 kg
80x/mnt
36,60c
20x/mnt
60 kg
88x/mnt
370c
22x/mnt
50 kg
86x/mnt
360C
24x/mnt
50 kg
80x/mnt
36,60c
20x/mnt
42 kg
Mesochepal
Hitam, bersih,
Lurus, tidak ada
benjolan
Sawo matang,
turgor baik ,
oedema (-), akral
hangat (+),
CRT <2 detik
Mesochepal
Hitam, bersih,
Lurus, tidak ada
benjolan
Sawo matang,
turgor baik ,
oedema (-), akral
hangat (+),
CRT <2 detik
Mesochepal
Hitam, bersih,
Lurus, tidak ada
benjolan
Sawo matang, turgor
baik , oedema (-),
akral hangat (+),
CRT <2 detik
5.
6.
Kepala
Rambut
Mesochepal
Hitam, bersih, Lurus,
tidak ada benjolan
Mesochepal
Hitam, bersih, Lurus,
tidak ada benjolan
Mesochepal
Hitam, bersih, Lurus,
tidak ada benjolan
7.
Kulit
Tn.W
Tn.J
An.M
77
8.
Mata
Simetris, konjungtiva
tidak anemis dan
sklera tidak ikterik,
penglihatan baik,
tidak menggunakan
alat bantu penglihatan
Simetris, konjungtiva
tidak anemis dan
sklera tidak ikterik,
penglihatan baik,
tidak menggunakan
alat bantu penglihatan
Simetris, konjungtiva
tidak anemis dan
sklera tidak ikterik,
penglihatan baik,
tidak menggunakan
alat bantu penglihatan
9.
Hidung
Bersih, fungsi
penghidung baik
Bersih, fungsi
penghidung baik
Bersih, fungsi
penghidung baik
10.
Mulut &
tenggorokan
11.
Telinga
Simetris, pendengaran
baik, tidak
menggunakan alat
bantu
12.
Leher
Simetris,
konjungtiva tidak
anemis dan sklera
tidak ikterik,
penglihatan baik,
tidak
menggunakan alat
bantu penglihatan
Bersih, fungsi
penghidung baik
Simetris,
konjungtiva tidak
anemis dan sklera
tidak ikterik,
penglihatan
kurang baik
(kabur pada
malam hari)
Bersih, fungsi
penghidu baik
Simetris,
konjungtiva tidak
anemis dan sklera
tidak ikterik,
penglihatan baik,
tidak menggunakan
alat bantu
penglihatan
Bersih, fungsi
penghidung baik
Bersih, tidak
berbau, gigi
bersih, tidak ada
nyeri telan
Bersih, tidak
berbau, gigi
bersih, tidak ada
nyeri telan
Simetris,
pendengaran baik,
tidak menggunakan
alat bantu
Simetris,
pendengaran baik,
tidak menggunakan
alat bantu
Simetris,
pendengaran baik,
tidak
menggunakan alat
bantu
Simetris,
pendengaran baik,
tidak
menggunakan alat
bantu
Simetris,
pendengaran baik,
tidak menggunakan
alat bantu
Tidak ada
pembesaran kelenjar
tiroid, Tidak terdapat
distensi vena jugular
Tidak ada
pembesaran kelenjar
tiroid, Tidak terdapat
distensi vena jugular
Tidak ada
pembesaran
kelenjar tiroid,
Tidak terdapat
distensi vena
jugular
Tidak ada
pembesaran
kelenjar tiroid,
Tidak terdapat
distensi vena
jugular
Tidak ada
pembesaran kelenjar
tiroid, Tidak terdapat
distensi vena jugular
78
13.
Dada
Paru-Paru
Bentuk simetris,
a. sonor, vesikuler,
Tidak ada suara napas
tambahan ,wheezing
(-), ronchi (-),
Bentuk simetris,
sonor, vesikuler,
Tidak ada suara napas
tambahan ,wheezing
(-), ronchi (-),
Bentuk simetris,
sonor, vesikuler,
Tidak ada suara napas
tambahan ,wheezing
(-), ronchi (-),
Bentuk simetris,
sonor, vesikuler,
Tidak ada suara
napas
tambahan
,wheezing (-),
ronchi (-),
Bentuk simetris,
sonor, vesikuler,
Tidak ada suara
napas
tambahan
,wheezing (-),
ronchi (-),
Bentuk simetris,
sonor, vesikuler,
Tidak ada suara
napas tambahan
,wheezing (-), ronchi
(-),
15.
Jantung
15.
Abdomen
Bentuk simetris,
timpani, tidak ada
benjolan/massa, tidak
kembung, tidak nyeri
tekan, acites (-),
Bising Usus dbn,
tidak ada pembesaran
hepar dan lien
Bentuk simetris,
timpani, tidak ada
benjolan/massa, tidak
kembung, tidak nyeri
tekan, acites (-),
Bising Usus dbn,
tidak ada pembesaran
hepar dan lien
Bentuk simetris,
timpani, tidak ada
benjolan/massa, tidak
kembung, tidak nyeri
tekan, acites (-),
Bising Usus dbn,
tidak ada pembesaran
hepar dan lien
Bentuk simetris,
timpani, tidak ada
benjolan/massa,
tidak kembung,
tidak nyeri tekan,
acites (-), Bising
Usus dbn, tidak
ada pembesaran
hepar dan lien
Bentuk simetris,
timpani, tidak ada
benjolan/massa,
tidak kembung,
tidak nyeri tekan,
acites (-), Bising
Usus dbn, tidak
ada pembesaran
hepar dan lien
Bentuk simetris,
timpani, tidak ada
benjolan/massa,
tidak kembung, tidak
nyeri tekan, acites
(-), Bising Usus dbn,
tidak ada
pembesaran hepar
dan lien
79
16.
Ekstremitas
DATA PENUNJANG
Tidak ada
kelainan bentuk ,
kekuatan otot
5
5
5
5
Tidak ada
kelainan bentuk ,
kekuatan otot
5
5
5
5
TERAPI
Ny.M
Tgl : 04-02-2016
Kolesterol
Tgl : 06-02-2016
: 138 mg/dl
Kolesterol
: 212 mg/dl
80
ANALISA DATA
DATA
PENYEBAB
MASALAH
DS :
-
dalam
Rejimen terapeutik
inefektif
karena
bergantung
Ny.M mengalami
gangguan
kepada kesehatan.
keluarga
untuk
mengantarkannya
ke
mengantarkan saja.
Klien mengatakan suka makan
asin karena jika tidak asin
tidak enak.
DO :
-
ektremitas
Tidak ada kelainan bentuk,
kekuatan otot
4
5
4
5
Hemiparesis kiri
keterbatasan ROM
81
setelah
pihak
puskemas mengunjunginya.
-
Ketidakmampuan
perannya
keluarga
dalam
dalam
mengenal
masalah
kesehatan keluarga
DS:
- klien mengatkan merasa berat
badannya
turun
semenjak
Pemenuhan
kebutuhan nutrisi
kurang dari
mengatakan
kebutuhan tubuh
nafsu
makannya
82
DO:
-
Ttv
TD 150/80 mmHg
keluarga
dalam
DS :
- Ny.M
mengatakan
gangguan
merasa kesehatan.
rumah
keluarga
tidak
perannya
dalam
keluarga.
- Ny.M
selalu
menceritakan
83
Kriteria
Perhitungan
Bobot
Pembenaran
skor
1.
Sifat masalah :
Ny.M mengatakan
Aktual
risiko
Keadaan sejahtera
mengantarkan saja
3/3 x 1 = 1
2.
3.
Kemungkinan
masalah
dapat diubah :
rumah pertama,
Mudah
besoknya keluarga
Sebagian
langsung
Tidak ada
1/2 x 2 = 1
membawanya kontrol
Keluarga mengatakan
dicegah :
tinggi
cukup
baik lagi
rendah
1
2/3 x 1 = 0,7
4.
Menonjolnya
masalah-
masalah :
terlihat tinggi.
2
1
0
2/2 x `1 = 1
Jumlah skore
3,7
PRIORITAS MASALAH
2.
3.
4.
Kriteria
Perhitungan
skor
Sifat masalah :
- Aktual
- risiko
- Keadaan sejahtera
Kemungkinan
dapat diubah :
- Mudah
- Sebagian
- Tidak ada
3
2
1
1/3 x 1 = 0,3
Bobot
Pembenaran
Klie mengataka
beratnya saat ini masi
wajar.
masalah
2
1
0
1/2 x 2 = 1
3
2
1
2/3 x 1 = 0,7
Keluarga mengatakan
klien makannya lebih
lahap saat sehat tapi
berangsur membaik
dalam hal kemauan
makan.
Klien mengatkan
penurunan berat
badannya tidak terlalu
signifikan.
1
0
0/2 x 1 = 0
2
85
PRIORITAS MASALAH
Nama masalah : 3. harga diri rendah.
No
Kriteria
Perhitungan
skor
1. Sifat masalah :
- Aktual
3
- risiko
2
- Keadaan sejahtera
1
3/3 x 1= 1
2.
3.
4.
Kemungkinan
dapat diubah :
- Mudah
- Sebagian
- Tidak ada
Bobot
1
masalah
Menonjolnya
masalahmasalah :
- Masalah dirasakan dan
harus segera ditangani
- Ada masalah tetapi
tidak perlu di tangani
- Masalah tidak ada
Jumlah skore
2
1
0
1/2 x 2 = 1
3
2
1
3/3 x 1 = 1
Pembenaran
Klien terlihat sangat
sedih saat ditanya
tentang tugasnya
dirumah
Klien masi
mendengarkan
motivasi perawat
Klien menerima
masukan yang
diterima oleh perawat
jika sedih.
1
0
2/2 x 1 = 1
4
86
PROIRITAS MASALAH
Berdasarkan skoring maka prioritas masalah adalah :
1. Harga diri rendah berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga
dalam Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
2. Regiment
terapeutik
inefektif
Ketidakmampuan keluarga
berhubungan
dengan
91
Diagnosa
Intervensi
keperawatan
Rejimen terapeutik
1. Keluarga
inefektif
dapat
saling percaya)
jika
dengan
tidak
sering
kontrol
Ketidakmampuan
dalam
Merawat keluarga
yang
mengalami
gangguan
kesehatan.
keluarga
penyuluhan
sumber
yang
memelihara
kerutinan
kontrol ke puskesmas
sumber 3) Bantu
dapat
keluarga
di
manfaatkan
untuk
memelihara
kerutin
kontrol ke puskesmas
3. Keluarga akan dapat
keluarga
mengantarkan
pasien kontrol
untuk
rutin mengantar ke
memelihara
puskesmas
klien
Tujuan
jangaka 5) Buat
panjang :
kesehatan
kesepakatan
Setelah
dilakukan
kunjungan
rumah
diharapkan
kunjungan berikutnya
3x
keluarga
dapat
tugasnya
bersedia
menjalankan
untuk
dapat
menyebutkan dengan
92
benar
jika
apa dampak
tidak
rutin
kontrol
2. Keluarga
dapat
untuk
mengantar
pasie
pergi kontrol
3. Keluarga menyatakan
sanggup
mengantar
untuk
klien
kontrol ke puskesmas
93
No
2
Diagnosa
keperawatan
Pemenuhan
kebutuhan
nutrisi
hasil
Tujuan jangka pendek
:
kebutuhan
dari
tubuh
dapat
mengetahui
kebutuan
nutrisi
keluarga
dapat
memberikan
Ketidakmampuan
dalam
mengenal masalah
kesehatan keluarga
alternatif
tepat
2. Keluarga
dengan
hubungan
yang baik
berhubungan
1. BHSP (bina
saling percaya)
1. Keluarga
kurang
Intervensi
tentang
yang
dalam
hal
tepat
mandiri
stroke
mengambil
5. Bantu
makanan.
bagi
penderita
keluarga
untuk
mengidentifikasi
Tujuan
jangka
panjang:
Setelah
dilakukan
kunjungan rumah 3x
diharapkan
berikutya.
keluarga
dapat
memberikan
solusi
yang
untuk
kemandirian
klien
dalam
tepat
hal
kebutuhan makanan.
Kriteria hasil :
1. Klien
dapat
mengalami
penurunan
berat
badan
3. Klien dapat mudah
mengambil
makanan sendiri.
Diagnosa
Intervensi
keperawatan
95
berhubungan
1. Keluarga
dapat
dengan
memberikan
Ketidakmampuan
motivasi
keluarga dalam
klien.
Merawat keluarga
kepada
yang
sedih.
yang mengalami
mengidentifikasi
3. Anjurkan
gangguan
sumber
kesehatan
sumber
sedih.
untuk
membuat
keluarga
memberikan
Tujuan
jangaka 5. Identifikasi
panjang :
hal-hal
Setelah
dilakukan
kunjungan
rumah
sedih.
3x 6. Buat
kesepakatan
tidak
kunjungan berikutnya
menganggap
dapat
memberikan
motivasi
kepada
Ny.M
- Ny.M tidak terlihat
sedih
tentang
saat
ditanya
perannya
dalam keluarga.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
tgl
Kamis,
NO
NO
DIAGNOSA
I
1.
IMPLEMENTASI
Membina hubungan saling percaya dengan
96
04-022016
pasien
-
2.
3.
4.
5.
6.
Memperkenalkan diri
Menjelaskan maksud dan tujuan
Mendengarkan keluhan yang di
rasakan pasien dan keluarga
- Memberi solusi dan penjelasan
mengenai pertanyaan dan keluhan
pasien
Mengjurkan klien untuk tidak memikirkan halhal yang membuat sedih. Dengan cara
- Menganjurkan
klien
untuk
memikirkan
hal-hal
yang
menyenangkan
Menganjurkan keluarga untuk memberikan
motivasi kepada klien. Dengan cara
- Membrikan
pengertian
bahwa
motivasi dari keluarga sangat penting
bagi klien
Beri motivasi kepada klien tentang keadaan
perannya dirumah. Dengan cara
- Memberitahu bahwa perannya saat ini
sudah dapat dimengerti ole keluarga
karena keadaan/kelemahan fisik klien.
Identifikasi hal-hal yang membuat klien sedih.
Dengan cara
- Menanyakan hal-hal yang membuat
klien merasa tidak berguna
Buat kesepakatan dengan keluarga untuk
kunjungan berikutnya
97
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
tgl
Kamis,
04-022016
NO
NO
DIAGNOSA
II
1.
2.
3.
4.
5.
7.
IMPLEMENTASI
Membina
pasien
-
Memperkenalkan diri
Menjelaskan maksud dan tujuan
Mendengarkan keluhan yang di
rasakan pasien dan keluarga
- Memberi solusi dan penjelasan
mengenai pertanyaan dan keluhan
pasien
Memberikan penyuluhan tentang pengertian dan
manfaat jika klien dapat memelihara kerutinan
kontrol ke puskesmas dengan cara
- Menyebutkan jika stroke yang dialami
dapat terulang kembali
- Menyebutkan jika kontrol adalah hal
yang dapat mengidentifikasi stroke
berulang
Bantu keluarga mengidentifikasi hal apa yang
menjadi masalah untuk membagi waktu keluarga
mengantarkan pasien kontrol dengan cara
- Menjadwalkan setiap kegiatan yang
akan direncanakan
Beri motivasi keluarga untuk bersedia
memelihara kesehatan klien dengan cara
- Memberikan
pengertian
kepada
keluarga tentang keadaan klien saat
ini
Buat kesepakatan dengan keluarga untuk
kunjungan berikutnya
98
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
tgl
Kamis,
04-022016
NO
NO
DIAGNOSA
III
1.
2.
3.
.
5
IMPLEMENTASI
BHSP (bina hubungan saling percaya)
- Memperkenalkan diri
- Menjelaskan maksud dan tujuan
- Mendengarkan keluhan yang di
rasakan pasien dan keluarga
- Memberi solusi dan penjelasan
mengenai pertanyaan dan keluhan
pasien
Mmbantu keluarga dalam hal memberikan solusi
yang tepat untuk kemandirian klien. Dengan cara
- memberikan motivasi kepada klien
untuk dapat mandiri.
menjelaskan pada keluarga tentang kondisi
kebutuhan nutrisi klien.
- Bahwa kebutuhan nutrisi klien harus
dipenuhi agar tidak terjadi penurunan
berat badan yang signifikan.
memberikan penyuluhan tentang kebutuhan
nutrisi yang tepat bagi penderita stroke
- Tidak boleh makan yang asin-asin
- Tidak boleh makan makanan yang
mengandung lemak
- Tidak
boleh
banyak-banyak
menkonsumsi
makanan
yang
digoreng.
Bantu
keluarga
untuk
mengidentifikasi
penurunan berat badan yang dialami klien.
- Memberitahu kepada keluarga tandatanda penurunan berat badan,
misalnya mata cowong, klien merasa
BB nya turun dan yang ditandai oleh
kurang nafsu makan pada klien.
Beri kesepakatan kepada keluarga untuk
kunjungan berikutya.
99
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
tgl
Sabtu,
06-022016
NO
NO
DIAGNOSA
I
1.
2.
3.
4.
5.
6.
IMPLEMENTASI
Memberi salam kepada klien dengan cara
- Menanyakan kabar klien hari ini
- Bagaimana perasaan klien hari ini
Mengjurkan klien untuk tidak memikirkan halhal yang membuat sedih. Dengan cara
- Menganjurkan
klien
untuk
memikirkan
hal-hal
yang
menyenangkan
Menganjurkan keluarga untuk memberikan
motivasi kepada klien. Dengan cara
- Membrikan
pengertian
bahwa
motivasi dari keluarga sangat penting
bagi klien
Beri motivasi kepada klien tentang keadaan
perannya dirumah. Dengan cara
- Memberitahu bahwa perannya saat ini
sudah dapat dimengerti ole keluarga
karena keadaan/kelemahan fisik klien.
Identifikasi hal-hal yang membuat klien sedih.
Dengan cara
- Menanyakan hal-hal yang membuat
klien merasa tidak berguna
Buat kesepakatan dengan keluarga untuk
kunjungan berikutnya
100
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
tgl
Sabtu,
06-022016
NO
NO
DIAGNOSA
II
1.
2.
3.
4.
5.
7.
IMPLEMENTASI
Memberi salam kepada klien dengan cara
- Menanyakan kabar klien hari ini
- Bagaimana perasaan klien hari ini
Memberikan penyuluhan tentang pengertian dan
manfaat jika klien dapat memelihara kerutinan
kontrol ke puskesmas dengan cara
- Menyebutkan jika stroke yang dialami
dapat terulang kembali
- Menyebutkan jika kontrol adalah hal
yang dapat mengidentifikasi stroke
berulang
Bantu keluarga mengidentifikasi hal apa yang
menjadi masalah untuk membagi waktu keluarga
mengantarkan pasien kontrol dengan cara
- Menjadwalkan setiap kegiatan yang
akan direncanakan
Beri motivasi keluarga untuk bersedia
memelihara kesehatan klien dengan cara
- Memberikan
pengertian
kepada
keluarga tentang keadaan klien saat
ini
Buat kesepakatan dengan keluarga untuk
kunjungan berikutnya
101
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
tgl
Sabtu,
06-022016
NO
NO
DIAGNOSA
III
1.
2.
3.
.
5
IMPLEMENTASI
Memberi salam kepada klien dengan cara
- Menanyakan kabar klien hari ini
- Bagaimana perasaan klien hari ini
Mmbantu keluarga dalam hal memberikan solusi
yang tepat untuk kemandirian klien. Dengan cara
- memberikan motivasi kepada klien
untuk dapat mandiri.
menjelaskan pada keluarga tentang kondisi
kebutuhan nutrisi klien.
- Bahwa kebutuhan nutrisi klien harus
dipenuhi agar tidak terjadi penurunan
berat badan yang signifikan.
memberikan penyuluhan tentang kebutuhan
nutrisi yang tepat bagi penderita stroke
- Tidak boleh makan yang asin-asin
- Tidak boleh makan makanan yang
mengandung lemak
- Tidak
boleh
banyak-banyak
menkonsumsi
makanan
yang
digoreng.
Bantu
keluarga
untuk
mengidentifikasi
penurunan berat badan yang dialami klien.
- Memberitahu kepada keluarga tandatanda penurunan berat badan,
misalnya mata cowong, klien merasa
BB nya turun dan yang ditandai oleh
kurang nafsu makan pada klien.
Beri kesepakatan kepada keluarga untuk
kunjungan berikutya.
102
EVALUASI KEPERAWATAN
NO
TANGGAL
DIAGNOSA
I
DAN JAM
DIAGNOOSA KEPERAWATAN
EVALUASI
DS :
- Ny.M mengatakan merasa keberadaanya tidak berguna karena tidak
bisa membantu kegiatan-kegiatan rumah tangga seperti memasak
dan mencuci baju dan piring.
DO :
Sabtu, 06
kesehatan
A:
Masalah belum teratasi
P:
lanjutkan intervensi
(buat kontrak berikutnya)
103
II
DS :
gangguan kesehatan
bergantung
kepada
keluarga
untuk
mengantarkannya
ke
Ttv
150/80 mmHg
ektremitas
Tidak ada kelainan bentuk,
kekuatan otot
4
5
4
5
Hemiparesis kiri
keterbatasan ROM
A
Masalah teratasi sebagian
P
Lanjutkan intervensi
III
tubuh
berhubungan
dengan
keluarga
dalam
DO:
-
Ttv
TD 150/80 mmHg
Senin, 08
DS :
Jam 09.00
positif.
DO :
-
A:
Masalah teratasi sebagian
106
P:
Hentikan intervensi
Health educaation
- menganjurkan keluarga menghargai setiap pendapat klien
- Membritahukan kepada klien agar tidak memikirkan hal-hal yang
II
gangguan kesehatan
keluarganya lagi.
DO :
-
Ttv
140/80 mmHg
ektremitas
Tidak ada kelainan bentuk,
kekuatan otot
4
5
4
5
Hemiparesis kiri
keterbatasan ROM
A
Masalah teratasi sebagian.
P
Hentikan intervensi
Health education
III
tubuh
Ketidakmampuan
berhubungan
keluarga
dengan
dalam
Ttv
TD 150/80 mmHg
A
Masalah teratasi sebagian
P
Hentikan intervensi
Health education
-
109
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne; Suzanne; and Benda G Bare. (2001), Buku Saku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8. Jakarta: EGC
Doengoes. M. E, Et. All. Nursing Care Plans Guidelines for Planning and
Documenting Patient Care, Edisi 3. Alih Bahasa: I Made Kariasa, Et.
All. 2004. Jakarta: EGC
110
111