Referat Osteoporosis
Referat Osteoporosis
BAB I
PENDAHULUAN
I.2. Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Definisi
II.2. Etiologi
proses yang selalu berada dalam keadaan seimbang dan disebut coupling. Proses
coupling ini memungkinkan aktivitas formasi tulang sebanding dengan aktivitas
resorpsi tulang. Proses ini berlangsung 12 minggu pada orang muda dan 16-20
minggu pada usia menengah atau lanjut. Remodelling rate adalah 2-10% massa
skelet per tahun (Sudoyo et al., 2006). Proses remodelling ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu faktor lokal yang menyebabkan terjadinya satu rangkaian
kejadian pada konsep Activation Resorption Formation (ARF). Proses ini
dipengaruhi oleh protein mitogenik yang berasal dari tulang yang merangsang
preosteoblas supaya membelah membelah menjadi osteoblas akibat adanya
aktivitas resorpsi oleh osteoklas. Faktor lain yang mempengaruhi proses
remodelling adalah faktor hormonal. Proses remodelling akan ditingkatkan oleh
hormon paratiroid, hormon pertumbuhan dan 1,25 (OH)2 vitamin D. Sedang yang
menghambat proses remodelling adalah kalsitonin, estrogen dan glukokortikoid.
Proses-proses yang mengganggu remodelling tulang inilah yang menyebabkan
osteoporosis.
sebesar 1.000 mg/harinya antara tulang dan cairan ekstraseluler dapat bersifat
kinetik melalui fase formasi dan resorpsi tulang yang lambat. Absorpsi kalsium
dari gastrointestinal yang efisien tergantung pada asupan kalsium harian, status
vitamin D dan umur. Didalam darah absorpsi tergantung kadar protein tubuh,
yaitu albumin, karena 50% kalsium yang diserap oleh tubuh terikat oleh albumin,
40% dalam bentuk kompleks sitrat dan 10% terikat fosfat (Sinnathamby, 2010).
Riwayat keluarga
Defisiensi kalsium
Obat-obatan
(kortikosteroid,
anti
konvulsan,
heparin,
siklosporin)
Merokok, alkohol
hiperparatiroidisme
primer,
hiperkortisolisme
o Penyakit kronik (sirosis hepatis, gangguan ginjal,
gastrektomi)
Kelainan neuromuscular
Gangguan penglihatan
Gangguan keseimbangan
Hiperparatiroidisme
Malabsorpsi
dan
pembentukan
mengalami
ketidakseimbangan.
penyebabnya
tidak
diketahui.Osteoporosis
ini
sering
menyerang wanita dan pria yang masih dalam usia muda yang
relative jauh lebih muda (Hortono, 2000).
2. Osteoporosis sekunder
Osteoporosis sekunder terjadi kerana adanya penyakit tertentu
yang dapat mempengaruhi kepadatan massa tulang dan gaya hidup yang
tidak sehat. Faktor pencetus dominan osteoporosis sekunder adalah sepeti
di bawa ( Wirakusumah, 2007) :
a. Penyakit endokrin : tiroid, hiperparatiriod, hipogonadisme
b. Penyakit saluran cerna yang memyebabkan absorsi gizi kalsium.fosfor.
vitamin D) terganggu.
c. Penyakit keganasan ( kanker)
d. Konsumsi obat obatan seprti kortikosteriod
e. Gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, kurang olahraga
II.5. Patogenesis
10
10
11
II.7. Diagnosis
11
12
klimakterium.
Jumlah kehamilan dan menyusui.
Bagaimana keadaan haid selama masa reproduksi.
Apakah sering beraktivitas di luar rumah , sering mendapat paparan
matahari cukup.
Apakah sering minum susu, Asupan kalsium lainnya.
Apakah sering merokok, minum alcohol
selama
masa
reproduksi,
Tinggi badan dan berat badan harus diukur pada setiap penderita
osteoporosis. Demikian juga gaya berjalan penderita osteoporosis, deformitas
tulang, nyeri spinal. Penderita dengan osteoporosis sering menunjukkan kifosis
dorsal atau gibbus dan penurunan tinggi badan.
12
13
13
14
II.11. Penatalaksanaan
resiko
osteoporosis
seperti
alkohol,
kafein,
diuretika,
sedatif,
kortikosteroid.
pasien osteoporosis dilakukan bila terjadi fraktur, terutama bila terjadi fraktur
panggul.
II.12. Pencegahan
Pencegahan osteoporosi meliputi:
14
15
risiko
patah
tulang.
Raloksifen
merupakan
obat
15
16
16
17
BAB III
KESIMPULAN
17
18
DAFTAR PUSTAKA
18