Asuransi dilihat dari perspektif sejarah, pada tulisan ini, hanya ingin
melihat sekelumit cikal bakal dan awal mula munculnya asuransi dengan
tinjauan tiga versi sudut pandang. Sejarah asuransi yang dimaksud adalah
asumsi konsep kemunculan pertama kali yang banyak dikaji dalam
berbagai literatur. Versi yang dimaksud adalah versi Barat, versi Islam dan
versi Indonesia, dan digunakan sebagai sebagai model pemetaan
pembahasan, sehingga memudahkan untuk melacak perkembangan
selanjutnya.
Versi Barat
melarikan diri, atau membayar ganti kerugian karena budak yang hilang
adalah semacam risiko yang dipikul oleh penanggung. Perjanjian ini mirip
asuransi kerugian. Demikianlah kesimpulan yang dapat diambil dari uraian
Scheltema dalam bukunya yang berjudul Verzkeringsrecht.
Selanjutnya Scheltema menjelaskan bahwa pada zaman Yunani banyak
juga orang yang meminjamkan sejumlah uang kepada Pemerintah
Kotapraja dengan janji bahwa pemilik uang tersebut diberi bunga setiap
bulan sampai wafatnya dan bahkan setelah wakaf diberi bantuan biaya
penguburan. Jadi, perjanjian ini mirip dengan asuransi jiwa.
Perjanjian ini terus berkembang pada zaman Romawi sampai tahun ke-10
sesudah Masehi. Pada waktu itu dibentuk semacam perkumpulan
(collegium). Setiap anggota perkumpulan harus membayar uang pangkal
dan uang iuran bulanan. Apabila ada anggota perkumpulan yang
meninggal dunia, perkumpulan memberikan bantuan biaya penguburan
yang disampaikan kepada ahli warisnya. Apabila ada anggota
perkumpulan yang pindah ke tempat lain, perkumpulan yang mengadakan
upacara tertentu, perkumpulan memberikan bantuan biaya upacara. Bila
ditelaah maka dapat dipahami sebagai peristiwa hukum permulaan dari
perkembangan asuransi kerugian dan asuransi jiwa.
Abad pertengahan. Peristiwa yang telah diuraikan sebelumnya
berkembang pada abad pertengahan. Di Inggris sekelompok orang yang
mempunyai profesi sejenis membentuk satu perkumpulan yang disebut
gilde. Perkumpulan ini mengurus kepentingan anggota-anggotanya
dengan janji apabila ada anggota yang kebakaran rumah, gilde akan
memberikan sejumlah uang yang diambil dari dana gilde yang terkumpul
dari anggota-anggota. Perjanjian ini banyak terjadi pada abad ke-9 dan
mirip dengan asuransi kebakaran.
Bentuk perjanjian seperti ini berlanjut perkembangannya di Denmark,
Jerman dan negara-negara Eropa lainnya sampai abad ke-12. pada abad
Versi Indonesia
Versi Islam
Asuransi mulai dikenal di kalangan umat Islam hanya pada zaman modern
dan tidak mempunyai bentuk serupa di antara jenis kontrak klasik.
Asuransi telah menimbulkan banyak kontroversi di kalangan ahli hukum
Islam, salah satunya karena mencakup tingkat gharar yang sangat tinggi,
3
Sistem Operasional, (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), hlm. 296, yang
mengutip (1) Clayton G, Brithis Insurance, (London: Elek Book, 1971), hlm.
21-23, (2) Rispler Vardit, Insurance in the World of Islam, (USA: UMI,
1985), hlm. 15, dan (3) The World Book Encyclopaedia, (London: World
Book Inc., 1992), Vol. 12, hlm. 343-344. Ketiganya dikutip dari Mohd.
Masum Billah, Principles and Praktices of Takaful and Insurance
Compared, (Kuala Lumpur: IIUM Press, 2001), hlm. 11-15.
[3] Herman Darmawi, Manajemen Asuransi, hlm. 226.
7
8
9
10
11
12