Anda di halaman 1dari 3

Asuransi merupakan bentuk manajemen risiko yang telah ada sejak lama dan merupakan salah

satu bisnis yang memiliki perkembangan yang cukup pesat.


Pada dasarnya asuransi merupakan bentuk perjanjian yang dilandaskan pada kepercayaan antara
tertanggung dengan penanggung. Penanggung percaya bahwa tertanggung akan memberikan
informasi yang sebenar-benarnya mengenai objek asuransi, sedangkan tertanggung percaya bahwa
penanggung akan memberikan ganti rugi yang sesuai apabila objek asuransi mengalami kerugian.
Dengan kata lain, asuransi ini harus dijalankan atas dasar itikad baik antara kedua pihak.
Berdasarkan latar belakang materi perusahaan asuransi yang mengacu pada rencana
pembelajaran semester mata kuliah manajemen risiko, maka makalah ini merumuskan masalah
perusahaan dalam:
1. Bagaimana sejarah dan apa definisi asuransi.
2. Apa saja asas dan prinsip asuransi.
3. Bagaimana tujuan, produk dan jenis asuransi.
4. Bagaimana perusahaan asuransi.
5. Apa saja contoh kasus perusahaan asuransi.
Bagaimana Sejarah Asuransi ?
Asuransi yang merupakan buah peradaban manusia, diciptakan guna mengatasi kesulitan
manusia. Hal ini dimulai sebagai suatu gagasan untuk memperoleh proteksi terhadap rasa aman
karena ketidakpastian yang selalu mengikutinya.
Apabila kepastian sudah diperoleh maka manusia sudah merasa terlindungi artinya ia sudah
mendapatkan apa yang ia butuhkan ialah adalanya proteksi. Asuransi yang dimulai sebagai
suatu gagasan akan terpenuhinya kebutuhan akan adanya suatu proteksi, tumbuh dan
berkembang terus, sesuai dengan perkembangan kebutuhan manusia yang sejalan dengan
tingkat perkembangan kebudayaan sehingga sampai pada tingkat kemajuan ekonomi tertentu
serta sampai keadaan seperti sekarang ini. Menurut Wirjono Prodjodikoro sejarah lahirnya
perasuransian dapat dilihat dari beberapa periode zaman, antara lain:
Tentu, mari saya jabarkan lebih rinci dan mendekati poin materi yang telah Anda berikan:
a. Sebelum Masehi
 Zaman Yunani:
i. Konsep Premi: Pada zaman Yunani di bawah kekuasaan Alexander The Great,
terdapat praktik pengumpulan uang dari pemilik budak sebagai bentuk premi.
Antimenes, seorang pembantu pemerintah, mengumumkan kepada pemilik budak
bahwa mereka harus mendaftarkan budak-budak mereka dan membayar sejumlah
uang tiap tahun sebagai premi. Ini adalah premi yang diterima oleh Antimenes
dalam pertukaran untuk janji bahwa ia akan bertanggung jawab untuk menangkap
budak yang melarikan diri atau membayar ganti kerugian jika budak tersebut tidak
dapat ditangkap.
ii. Penanggungan Risiko: Konsep penanggungan risiko muncul ketika Antimenes
berjanji untuk menangkap budak yang melarikan diri atau membayar ganti
kerugian jika tidak berhasil menangkapnya. Dalam hal ini, pemilik budak
memberikan premi sebagai perlindungan terhadap risiko kehilangan budak
mereka, dan Antimenes bertindak sebagai penanggung yang mengambil risiko
dalam hal ini.
Pada zaman Yunani:
 muncul konsep premi dan penanggungan resiko,
 Uang dikumpulkan dari pemilik budak sebagai premi.
 Jika budak melarikan diri, kompensasi diberikan kepada pemilik budak.
 Konsep ini mirip dengan asuransi kerugian modern.
 Zaman Romawi:
i. Konsep Premi: Di zaman Romawi, perkumpulan seperti collegium memberikan
bantuan kepada anggotanya dalam berbagai keadaan. Anggota perkumpulan harus
membayar uang pangkal dan iuran bulanan sebagai bentuk premi. Premi ini
diterima oleh perkumpulan untuk memberikan manfaat kepada anggotanya.
ii. Penanggungan Risiko: Konsep penanggungan risiko juga terlihat di sini.
Perkumpulan memberikan manfaat berupa bantuan biaya penguburan, biaya
perjalanan, atau bantuan dalam upacara tertentu jika anggota menghadapi situasi-
situasi tertentu. Ini adalah bentuk penanggungan risiko, di mana anggota
perkumpulan membayar premi untuk perlindungan dan bantuan dalam berbagai
situasi.

Pada zaman Romawi:

 Pada zaman Romawi, perkumpulan (collegium) memberikan bantuan biaya


penguburan dan perjalanan kepada anggotanya.
 Jika seorang anggota meninggal, perkumpulan memberikan biaya penguburan kepada
ahli warisnya.
 Jika anggota pindah tempat, perkumpulan memberikan bantuan biaya perjalanan.
 Sehingga mencerminkan konsep saling membantu dalam situasi-situasi tertentu, mirip
dengan prinsip asuransi sosial.

Jadi, pada dasarnya, kedua zaman ini menunjukkan bagaimana konsep premi dan
penanggungan risiko muncul dalam konteks berbeda, tetapi dengan prinsip dasar yang sama,
yaitu pembayaran premi dalam pertukaran untuk perlindungan atau bantuan dalam mengatasi
risiko tertentu. Konsep-konsep ini kemudian berkembang menjadi dasar bagi sistem asuransi
modern yang kita kenal saat ini (merupakan awal dari perkembangan konsep asuransi
modern dan prinsip-prinsip yang terkait dengan perlindungan finansial).

b. Abad Pertengahan
 Di Inggris - Perkumpulan "Glide": Di Inggris, terdapat pembentukan perkumpulan
yang dikenal sebagai "glide." Glide ini berfungsi untuk memberikan kompensasi
kepada anggotanya jika rumah mereka mengalami kebakaran. Anggota glide
membayar kontribusi, dan jika salah satu anggota mengalami kebakaran rumah, glide
akan memberikan sejumlah uang dari dana yang terkumpul dari anggota-anggota
lainnya. Ini menciptakan konsep awal dari apa yang kemudian menjadi asuransi
kebakaran.
 Di Eropa - Asuransi Kerugian Laut: Di Eropa, perkembangan asuransi kerugian lebih
khusus berkaitan dengan perdagangan melalui laut. Perdagangan maritim berkembang
pesat, tetapi juga membawa banyak risiko. Pedagang-pedagang mulai mencari cara
untuk mengatasi kemungkinan kerugian yang dapat terjadi selama perjalanan laut.
Inilah awal perkembangan asuransi kerugian laut, yang menjadi penting karena bahaya
yang terkait dengan perdagangan melalui laut.

Dua konsep ini mencerminkan perkembangan awal dari asuransi kerugian dalam
konteks kebakaran dan risiko-risiko yang muncul dalam perdagangan laut. Konsep ini
kemudian berkembang menjadi sistem asuransi modern yang lebih kompleks yang kita kenal
saat ini.

c. Sesudah Abad Pertengahan

 Perkembangan Asuransi Laut dan Kebakaran di Eropa Barat: Setelah abad


pertengahan, terjadi perkembangan pesat dalam bidang asuransi laut dan asuransi
kebakaran di negara-negara Eropa Barat, termasuk Inggris, Prancis, dan Belanda. Hal
ini terutama dipicu oleh aktivitas perdagangan maritim yang semakin meningkat dan
risiko yang terkait dengannya.
 Pembentukan Undang-Undang Asuransi Laut 1906 di Inggris: Pada tahun 1906,
Inggris membentuk Undang-Undang Asuransi Laut (Marine Insurance Act) yang
mengatur secara khusus asuransi laut. Undang-undang ini menjadi landasan hukum
bagi regulasi asuransi laut di Inggris dan telah mempengaruhi perkembangan hukum
asuransi laut di seluruh dunia. Undang-undang ini mengatur berbagai aspek yang
terkait dengan asuransi laut, memberikan kerangka kerja hukum yang jelas bagi
industri asuransi laut, dan memperkuat perlindungan bagi pemegang polis dan
penanggung.

d. Abad Ilmu & Teknologi

 Abad Ilmu dan Teknologi:

i. Perkembangan Ilmu dan Teknologi: Pada abad ke-20, perkembangan ilmu dan
teknologi yang pesat berdampak pada pertumbuhan industri asuransi. Ini terutama
berdampak positif pada asuransi untuk perlindungan terhadap risiko terkait barang,
jiwa, dan kecelakaan.
ii. Perusahaan Besar: Pertumbuhan perusahaan-perusahaan besar yang memerlukan
perlindungan asuransi juga berlangsung pesat. Perusahaan-perusahaan ini
membutuhkan perlindungan terhadap risiko seperti kerugian keuangan, kebakaran, dan
kecelakaan kerja.

e. Perkembangan di Indonesia:

 Pengenalan Asuransi pada Zaman Penjajahan Belanda:** Asuransi mulai dikenal di


Indonesia selama masa penjajahan Belanda. Pengenalan asuransi di negara ini terkait
erat dengan sektor perkebunan dan perdagangan yang dijalankan oleh Belanda.
 Peran Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992: Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992
menjadi dasar hukum perasuransian di Indonesia. Undang-undang ini mengatur dan
mengawasi usaha perasuransian di Indonesia, memberikan kerangka hukum yang jelas
untuk operasi perusahaan-perusahaan asuransi.
 Asuransi dalam Kehidupan Ekonomi dan Hukum Indonesia: Asuransi dan lembaga-
lembaga asuransi telah menjadi bagian penting dari kehidupan ekonomi dan hukum di
Indonesia. Mereka berperan dalam melindungi individu, perusahaan, dan aset-aset
mereka dari berbagai risiko.
Poin-poin ini mencerminkan bagaimana perkembangan ilmu dan teknologi, serta
pengaturan hukum, telah membantu memajukan industri asuransi di Indonesia dan bagaimana
asuransi telah menjadi unsur integral dalam ekonomi dan hukum negara tersebut.

Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) Bab Kesembilan pasal 246
dijelaskan tentang pengertian Asuransi yaitu:
“Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian ,dengan mana seorang penanggung
mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi untuk
memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang di harapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang
tidak tentu.”
Berdasarkan defini tersebut, dapat dipahami bahwa asuransi mengandung 4 unsur, yaitu :
 Pihak tertanggung (insured) yang berjanji untuk membayar uang premi kepada pihak
penanggung, sekaligus atau berangsur-angsur;
 Pihak penanggung (insure) yang berjanji untuk membayar sejumlah uang (santunan)
kepada pihak tertanggung, sekaligus atau secara berangsurangsur apabila terjadi sesuatu
yang mengandung unsur tak tertentu;
 Suatu peristiwa (accident) yang tak tertentu (tidak diketahui sebelumnya);
 Kepentingan (interest) yang mungkin akan mengalami kerugian karena peristiwa yang tak
tertentu.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa, "Asuransi adalah perjanjian di mana pihak tertanggung
membayar premi kepada pihak penanggung sebagai jaminan pembayaran dalam situasi ketika
terjadi peristiwa yang tidak pasti yang dapat menyebabkan kerugian."

Anda mungkin juga menyukai