Anda di halaman 1dari 3

Gangguan Kepribadian Paranoid

( Paranoid Personality Disorder )


Gangguan kepribadian paranoid (paranoid personality disorder; PPD) adalah suatu
kondisi karakteristik dimana individu tidak dapat mempercayai dan curiga terhadap
orang lain secara berlebihan.
Dikatakan sebagai bentuk gangguan bila perilaku tersebut sifatnya menetap, mengganggu dan
membuat tertekan (distressing). Akan tetapi, perilaku ini tidak disebut sebagai bentuk
gangguan kepribadian bila kemunculan perilaku tersebut disebabkan oleh skizofrenia,
gangguan mood (seperti depresi berat) dengan gejala psikotik, atau gangguan psikotik lainnya
(faktor neurologi), atau sebab-sebab yang diakibatkan oleh kondisi medis.
merupakan gangguan proses berpikir yang disebabkan oleh rasa takut dan kecemasan.
Kemunculan paranoia bisa disebabkan efek dari medikasi atau disebabkan oleh penggunaan
obat-obatan simultan seperti methamphetamine, DILARANG KERAS, kokain.
Gangguan kepribadian paranoid merupakan karakter paranoia yang menetap, gangguan
kepribadian berupa gangguan berpikir, perilaku maladaptif, dan tingkah laku muncul
menjelang memasuki masa awal dewasa, yang berdampak pada kesulitan dalam berhubungan
dengan orang lain, pekerjaan dan fungsi-fungsi sosial lainnya.
Individu dengan gangguan kepribadian paranoid sulit percaya dan curiga berlebihan ketika
berinteraksi dengan orang lain sehingga individu PPD merasa takut untuk dekat dengan siapa
pun, mencurigai orang asing meskipun orang itu tidak tepat untuk dicurigai.
Individu PPD mempunyai teman yang sedikit, sulit mempercayai orang lain membuat
individu ini tidak dapat diajak kerjasama dalam sebuah tim. Namun demikian, bukan berarti
gangguan kepribadian paranoid tidak dapat menikah. Kecemburuan dan keinginan untuk
mengontrol pasangannya menjadi bagian patologi dalam hubungan dengan pasangannya.
Hampir setiap saat individu PPD kesulitan untuk bersikap tenang untuk tidak mencurigai
orang lain, kadang mereka sengaja mencari-cari orang untuk menjadi tersangka dan patut
untuk dicurigai. Rasa takut yang muncul justru membuat individu tersebut tidak dapat
berbuat apa-apa (gugup) ketika orang yang dicurigainya berada dekat dengannya. Seringnya
individu PPD melakukan penolakan baik dengan konfrontasi, agresif atau perselisihan
membuat mereka memilih tidak bersahabat dengan orang itu dan memilih diri untuk
menyendiri.
SIMTOM
Beberapa tanda-tanda pada gangguan kepribadian paranoid, antara lain :
Kecurigaan yang berulang tanpa dasar atau bukti yang kuat, terhadap orang lain bahwa
orang itu akan mengeksploitasi, bersikap jahat atau menipu dirinya.
Sulit mempercayai orang lain dan tidak dapat bersikap loyal terhadap orang atau kerjasama
tim
Enggan berbagi pelbagai informasi kepada orang lain disebabkan rasa takut yang tidak

beralasan bahwa sewaktu-waktu orang lain akan bersikap jahat kepadanya


Mengartikan kata-kata atau teguran yang ramah sebagai ancaman atau merendahkan dirinya
Kecenderungan untuk tetap menyimpan dendam, meskipun pada masalah-masalah kecil.
Sulit untuk memaafkan orang lain yang pernah menganggu, melukai, menyakiti atau
mengabaikan dirinya.
Ketika bersinggungan dengan karakter atau reputasinya oleh orang lain, ia akan segera
bereaksi dengan amarah atau menyerang balik orang itu (dengan kekerasaan fisik)
Kecurigaan yang berulang, tanpa dasar, tentang kesetiaan seksual dari pasangannya.
FAKTOR PENYEBAB
Penyebab utama munculnya gangguan kepribadian paranoid tidak diketahu secara pasti,
namun diperkirakan faktor genetika mempunyai peran terhadap kemunculannya gangguan
tersebut, misalnya anggota keluarga dengan gangguan skizofrenia. Gangguan kepribadian
paranoid dapat juga muncul dari pengalaman masa kanak-kanak yang tumbuh dari keluarga
yang mendidik anak-anaknya dengan ancaman. Perilaku orangtua dengan kesehariannya yang
kasar, berantakan, merendahkan diri anak-anaknya, juga mempengaruhi pembentukan
karakteristik gangguan ini pada anak dikemudian hari.
TREATMENT
Medikasi
Sama halnya dengan gangguan kepribadian lainnya, tidak ada obat medis yang dapat
menyembuhkan secara langsung PPD. Penggunaan obat-obatan diberikan bila individu
mengalami kecemasan berupa diazepam (dengan batasan waktu tetentu saja), penggunaan
thioridazine dan haloperidol (anti psikotik) diberikan bila individu PPD untuk mengurangi
agitasi dan delusi pada pasien.
Psikoterapi
Kesulitan yang dihadapi oleh terapist pada gangguan ini adalah penderita tidak menyadari
adanya gangguan dalam dirinya dan merasa tidak memerlukan bantuan dari terapist.
Kesulitan lain yang dihadapi terapis bahwa individu PDD sulit menerima terapis itu sendiri,
kecurigaan dan tidak percaya membuat terapi sulit dilakukan.
Hal-hal lain yang harus diperhatikan terapis adalah bagaimana terapis menjaga sikap,
perilaku, dan pembicaraanya, individu PDD akan meninggalkan terapi bila ia curiga, tidak
menyukai terapisnya. Terapis juga harus menjaga dirinya untuk tidak melucu didepan
individu PPD yang tidak memiliki sense of humor. Menjaga tidaknya konfrontasi ide-ide atau
pemikiran secara langsung dengan pasien.
Terapi yang digunakan adalah Cognitive behavioral therapy (CBT), secara umum CBT
membantu individu mengenal sikap dan perilaku yang tidak sehat, kepercayaan dan pikiran
negatif dan mengembalikannya secara positif. Terapi kelompok dalam CBT, individu akan
dilatih agar mampu menyesuaikan dirinya dengan orang lain, saling menghargai dan
mengenal cara berpikir orang lain secara positif dan mengontrol amarahnya sehingga
individu dapat menciptakan hubungan interpersonal yang baik.

Namun demikian, individu dengan PPD kronis terapi kelompok dan keluarga tidak akan
efektif dijalankan karena pada individu PPD kronis tingkat kepercayaan terhadap orang lain
samasekali tidak ada.

Anda mungkin juga menyukai