KINERJA
Dosen
Mata kuliah :
Di susun oleh:
Kelompok 1
1. Sapna
Satijah
2. Dewi
Kuswati
3. Dewi
Sulistia
ni
4. Rendi
Rahmat
5. Rio
Dwi
Santoso
6. Riri
Aprilini
7. Romi
romanz
ah
8. Siti
Romain
ah
11.
10.
Ningsih
9. Sopiyan
a
10.Tri
12. 2.1
SPIDER PLOT
13.
Spider Plot adalah berupa pemetaan
(mapping) atribut-atribut yang dimiliki oleh setiap
individu atau calon karyawan dibandingkan
dengan standart atribut yang disyaratkan oleh
organisasi atau perusahaan. Oleh karenanya ada
aktivitas benchmark dalam proses pemetaan Satu
hal yang menarik adalah bahwa dalam satu
tampilan, Pribadi Spider Plot dapat menunjukkan
kepada kita, performance dari individu yang dinilai,
sekaligus kelebihan dan kelemahannya. Dengan
demikian manajemen akan dapat lebih mudah dan
lebih cepat dalam mengambil keputusan
penerimaan atau penolakan. Selain itu, hasil
pemetaan bahkan dapat merupakan informasi
yang sangat berguna bagi manajemen untuk
membantu perencanaan karier karyawan. Salah
satu alat atau metode yang dapat
digunakan untuk menilai performance
adalah Pribadi Spider Plot. Pribadi Spider
Plot juga merupakan suatu model yang
menggambarkan
pemetaan
tampilan
(kelebihan
dan
kelemahan)
individu.
Dengan diketahuinya tampilan individu
dalam model, maka organisasi atau
perusahaan dapat mengambil keputusan
penerimaan atau penolakan karyawan.
Manajemen
perusahaan
dapat
merencanakan karier pegawai, penempatan
atau mutasi pegawai sesuai dengan
ketrampilan dan keahlian yang dimiliki
pegawai yang bersangkutan.
14.
, Model Jaring Laba-Laba merupakan
model alternatif, yang aplikasinya tentu saja
diserahkan
kepada
keputusan
para
pengguna (manajemen), mengingat banyak
model atau metode penilaian performans
yang telah dikemukakan oleh banyak ahli di
bidangnya. Bagaimanakah menggunakan
model ini? Sangat simple tetapi dapat
memberikan hasil yang akurat, karena
15.
Langkah pertama adalah, kita harus melakukan identifikasi
terhadap berbagai atribut umum yang disyaratkan oleh posisi yang
lowong. Variabel atau atribut yang diidentifikasi tak dibatasi jumlahnya.
16.
Langkah ke dua, setelah dilakukan
identifikasi atribut atau variabel, maka kita
menentukan atau memilih atribut atau
variabel yang dinilai paling relevan dengan
persyaratan.
17.
Langkah ke tiga adalah melakukan
skoring. Akhirnya, kita dapat memindahkan
skor yang telah diperoleh tadi ke dalam
diagram Jaring Laba-Laba, sehingga dengan
jelas dapat kita lihat performans individu
yang dinilai, termasuk kekuatan dan
kelemahannya.
Dengan
demikian
manajemen
dapat
mengeksploitasi
kekuatan dan memperbaiki kelemahan
individu yang dinilai. Bahkan dalam waktu
yang
bersamaan
manajemen
dapat
memberi advis tentang karir seseorang,
membuat keputusan apakah karyawan itu
harus dipromosikan, dipindahkan atau
dilakukan rotasi.
Untuk lebih jelasnya, marilah kita lihat
contoh aplikasi model berikut ini. Berikut ini
atribut-atribut
umum
yang
berhasil
diidentifikasi untuk menilai performans
seorang karyawan.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
1.
Pen
didi
kan
35.
2.
Pen
34.
8.
Kese
hata
n
36.
9. Jenis
Kela
gal
am
an
37.
3.
Kea
hlia
n
39.
4.
Em
oti
ona
l
Int
elli
ge
nce
41.
5.
Int
elli
ge
nce
Qu
oti
ent
43.
6.
Tin
gka
t
Sos
ial
45.
7.
Kep
rib
adi
an
47.
min
38.
10.
Kom
pens
asi
40.
11.
Peng
uasa
an
Bah
asa
42.
12.
Ling
kung
an
44.
13.
Pena
mpil
an
46.
48.
Dari 13 atribut tersebut, maka kita
kemudian memilih beberapa atribut yang
relevan
dengan
persyaratan
yang
diperlukan. Hal ini bisa jadi berbeda antar
departemen dalam satu organisasi atau
perusahaan, tergantung kepada jenis lini
dan
departemen
yang
dimiliki
oleh
organisasi
atau
perusahaan
yang
bersangkutan.
49.
Setelah
melakukan
analisis
dan
berbagai
pertimbangan,
ditentukan
9
atribut yang relevan dengan persyaratan
sebagai teknisi mesin berat di PT Arta Patria
Surabaya berikut ini:
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59. 2.2
PILAR MAAJEMEN KINERJA
60.
Menurut Kerstin V. Siakas1 and Elli
Georgiadou,(2002)
61.
"Komitmen manajemen dan kepemimpinan adalah faktor
pendorong untuk memotivasi karyawan untuk berusaha untuk
perbaikan proses yang berkesinambungan ".
62.
Menurut Kimball et al, (2008) adalah :
63.
"Kriteria yang paling penting untuk penilaian. Hal ini
karena memiliki dukungan manajemen yang kuat akan membantu
mengatasi kekurangan di tempat lain di
64.
proyek"
65.
Sedangkan pengertian komitmen manajemen menurut Brown
(1996) menyatakan bahwa :
66.
Hubungan ini dapat dilihat dalam hal kedalaman (kekuatan),
fokus dan istilah, yang umum di semua jenis dan bentuk komitmen
67.
68.
Dari pegertian pengertian yang terdapat di atas maka penulis
69.
menyimpulkan bahwa komitmen manajemen itu adalah
prasyarat penting bagi keberhasilan manajemen untuk Peningkatan
Mutu. Selain itu merupakan faktor pendorong untuk memotivasi
karyawan agar berupaya meningkatkan kualitas proses yang
berkesinambungan. Dengan tujuan membantu mengatasi kekurangan
kekurangan dalam pelaksanaan suatu tugas atau proyek tertentu.
Selian itu komitmen manajemen juga harus terlibat langsung dan
mempertahankan kinerja
70.
yang lain untuk membantu mencapai tujuan
71.
72.
indikator komitmen manajmen:
73.
Untuk menilai komitmen manajemen, ada beberapa pendapat
para ahli mendefinisikan komitmen manajemen, seperti terlihat pada
tabel berikut ini :
74.
Komitmen manajemen adalah partisipasi secara langsung oleh
manajemen baik top maupun middle pada aspek penting tertentu dari
organisasi Business Dictionary (2010). Dalam manajemen mutu itu
meliputi:
1. Setting up and serving on a quality committee (Pengaturan dan
melayani pada kualitas komite)
2. Formulating and establishing quality policies and objectives
(Merumuskan dan menetapkan kebijakan mutu dan sasaran)
3. Providing resources and training (Menyediakan sumber daya dan
pelatihan)
4. Overseeing implementation at all levels of the organization
(Mengawasi pelaksanaan di semua tingkat organisasi), dan
5. Evaluating and revising the policy in light of results achieved
(Mengevaluasi dan merevisi kebijakan dalam terang hasil yang
dicapai)
75.
76.
Manajemen
Kinerja
sebagai
proses
manajemen
78. Siklus Manaajemen Kinerja
79.1.
Manajemen
Kinerja
sebagai
proses
manajemen Manajemen kinerja pada dasarnya
adalah sebuah proses dalam manajemen
sumber daya manusia. Selain itu, penggunaan
istilah manajemen dalam nama program
tersebut mempunyai implikasi bahwa kegiatan
tersebut harus dilaksanakan sebagai sebuah
proses manajemen yang umum yang dimulai
dengan penetapan tujuan dan sasaran, dan
diakhiri dengan evaluasi. Proses tersebut pada
garis besarnya terdiri dari lima kegiatan
utama,yaitu :
80. a) Merumuskan tanggung jawab dan tugas
yang harus dicapai oleh seorang karyawan dan
rumusan tersebut disepakati oleh atas dari
karyawan
tersebut.
Langkah
perumusan
tersebut mencakup kegiatan menetapkan dalam
hal atau bidang apa saja seseorang dituntut
untuk memberikan kontribusi berupa hasil.
81. b) Menyepakati sasaran kerja dalam bentuk
hasil yang harus dicapai oleh karyawan untuk
kurun waktu tertentu. Termasuk dalam tahap ini
adalah penetapan standard prestasi dan tolak
ukurnya.
82.c) Melakukan monitoring, melakukan koreksi,
memberikan kesempatan dan bantuan yang
diperlukan oleh anak buah.
83. d) Menilai prestasi karyawan tersebut dengan
cara membandingkan prestasi yang dicapai
(actual) dengan standard atau tolak ukur yang
telah ditetapkan dalam langkah yang pertama.
Dalam tahap penilaian ini harus tercakup pula
kegiatan mengidentifikasi bidang-bidang yang
ada dirasakan terdapat kelemahan pada orang
yang dinilai.