Anda di halaman 1dari 16

PROTEKSI

Pengertian Proteksi
Proteksi merupakan sistem perlinduangan berupa kompensasi yang tidak
dalam bentuk imbalan, baik langsung maupun tidak langsung, yang diterapkan
oleh perusahan kepada pekerja. Proteksi ini dengan memberikan rasa aman, baik
dari sisi financial, kesehatan, maupun keselamatan fisik bagai pekerja sehingga
pekerja dapat beraktivitas dengan tenang dan dapat memberikan kontribusi positif
bagi peningaktan nilai tambah perusahaan.
Proteksi atau perlindungan pekerja merupakan suatu keharusan bagi
perusahaan yang diwajibkan oleh pemerintah melalui peraturan perudang
udangan. Dalam melaksanakan program proteksi, banyak perusahaan bekerja
sama dengan perusahan asuransi yang memberikan peranggungan terhadap
kemungkinan timbulnya masalah kesehatan, financial atau masalah lainnya yang
dihadapi atau dialami oleh pekerja dan kelurganya di kemudian hari. Praktisnya,
pemberian proteksi ini kualitasnya tidak sama diantara masing masing pekerja,
tergantung dari kedudukan dan tangguang jawab mereka masing masing .

Faktor Faktor Yang Menentukan Proteksi


Pemberian proteksi diantara masing masing karyawan dipengaruhi oleh

berbagai Faktor yaitu :


Responsibility ( Tanggung Jawab)
Semaikin tinggi jabatan seorang karyawan dalam suatu perusahan, semakin
besar pula tanggung jawab yang diembannya. Seorang CEO, sebagai pimpinan
tertinggi dalam perusahaan, mengeban tanggung jawab paling besar terhadap
kelangsugan usaha perusahan. Semakin tinggi tanggung jawab yang diemban oelh
seorang, semakin tinggi pula proteksi yang diberikan oleh perusahaan.
Sebagai contoh, Seorang Manager Treasury atau Branch Manger pada Bank
memiliki tanggung jawab yang lebih tinggi dari pada Dealer yang bertugas di
Dealing Room. Oleh karena itu, tingkat proteksi yang diberikan oleh perusahaan

kepada Manager Treasury atau Branch Manager lebih tinggi dari Dealer, Mislanya
dari Kualitas tunjangan kesehatan.
Skill (Keahlian)
Untuk kelangsungan usaha perusahaan, perusahaan membutuhkan
karyawan yang memiliki keahlian khusus. Misalny, untuk bidang informasi,
perusahaan membutuhkan tenaga akhli dibidang informasi teckhnologi yang
menguasai teknologi computer. Keahlian mereka sangat spesifik, sehingga
untuk mempertahankan agar mereka tetap bekerja di perusahaan tersebut,
perusahaan menerapkan program proteksi yang layak dan bahkan kadang
kadang diatas rata rata yang mampuh diberikan pesaing. Program proteksi
yang diterapkan kepada pekerja yang memiliki keahlian khusus akan lebih
tinggi dibangingkan dengan pekerja yang tidak memerlukan keahlian khusus,
misalnya pekerja administrasi
Mental Effort (kerja Otak / Mental)
Karyawan yanglebih mengandalkan kemapuan kerja otak atu mental,
misalnya analis, programmer, marketer, atau akuntan. Kelas pekerja seperti ini
sering disebut dengan White Collar kelas pekerja ini biasanya memeperoleh
tingkat proteksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas pekerja yang
lebih mengandalkan kekuatan fisik (Blue Collar)
Physical Effort (Kemampuan Fisik)
Karyawan yang lebih mengandalakan kekuatan fisik (Blue Collar),
misalnya satuan pengaman (Satpam), petugas kebersihan atau pekerja
bangunan. Biasanya proteksi yang diberikan oleh perusahaan kepada mereka
lebih difokuskan dalam bentuk perlindungan atas keselamatan kerja.
Work Condition (Kondisi Kerja)
Kondisi kerja yang diharapkan oleh pekerja untuk satu bidang industri
sering kali berbeda. Sebagai contoh, kondisi kerja bagi pekerja dibidang
perminyakan, yang bekerja di lepas pantai akan berbeda dengan kondisi kerja
di darat. Semakin berat kondisi kerja yang dihadapi oleh pekerja, semakin
tinggi program proteksi yang diterapkan.
Government Rule (Peraturan Pemerintah)
Pemerintah sebagai regulator biasanya membuat peraturan yang
mengharuskan pengusaha atau perusahaan untuk memberikan perlindungan
yang memadai bagi pekerja. Sebagai contoh, pemerintah mengaharuskan

perusahaan memberikan perlindungan bagi pekerja melalui jaminan asuransi


tenaga kerja atu yang dikenal dengan jamsostek. Melalui jaminan asuransi
tersebut, pekerja yang di PHK, pekerja yang mengalami kecelakaan selama
bekerja, atau yang sakti akan memperoleh santunan yang layak dari pihak
asuransi. Selain itu, pemerintah juga mewajibkan perusahaan untuk
memberikan hak cuti bagi penyegaran fisik dan mental pekerja.
Santunan Sebagai Proteksi
Peranan Imbalan Tidak Langsung
Pemberian Jaminan Asuransi
a. Asuransi Kesehatan
b. Asuransi Medis
c. Perawatan Yang Diatur
d. Jenis kesehatan Lain seperti :
Asuransi penglihatan
Perawatan mata yang mencakup pengujian dan kacamata adalah
suatu jenis jaminan yang sedang berkembang.
Gigi
Polis asuransi gigi lingkupnya cenderung menjadi kecil. Di
samping sudah dikurangi oleh ketentuan asuransi perusahaan.
Kesehatan mental
Jaminan asuransi kesehatan mental adalah untuk membayar
psikiater oleh penyuluhan (konseling). Walaupun kebanyakan polis
mempunyai batas khusus, kelihatannya ini cenderung akan menjadi
asuransi kesehatan mental yang diadakan oleh perusahaan.
Asuransi Jiwa
Asuransi Karena Ketidak mampuan Fisik atau Mental Karyawan.
Jaminan Asuransi Lain
Jaminan Keamanan Karyawan
Program nonasuransi yang dapat diadopsi oleh perusahaan adalah :
a. Jaminan Terhadap Pendapatan Atas Pekerjaan
b. Jaminan Pensiun
Masa Persiapan Pensiun
Lembaga Dana Pensiun
Tujangan Berupa Istirahat Kerja
e.
f.
g.
h.

Beberapa bentuk Istirahat Kerja adalah :


1. Istirahat Selama Jam Kerja
2. Cuti Sakti

3. Cuti dan Liburan


4. Bebas Dari Kejadiran
Ekonomi Industri disektor Model Baju,
Alasan mengapa proteksi diberikan dalam model baju karena bermacam
kurva horisontal P1 S. (ingat bahwa bagi suatu negara kecil kurva penawaran
imfornya adalah horisontal). Kalau seandainya ada perdagangan bebas, maka
dari konsumen dalam negeri, kurva yang di hadapi oleh mereka berubah, tidak
lagi dari GS, tetapi garis patah GAS.
Mengapa demikian ? sebabnya adalah bahwa bagian dari kurva penawaran
dalam negeri yang terletak diatas letak penawaran luar negeri (imfor) tidak
penting bagi konsumen. Dalam gambar diatas, garis ABIS tidak lagi relevan
bagi konsumen, sebab harga penawarannya lebih tinggi dari harga barang
impor. Pada garis ini, produsen dalam negeri hanya bersedia menjual
barangnya dengan harga di atas harga barang impor. Kalau barang dalam
negeri dan barang impor mempunyai kualitas yang sama, maka tentunya tidak
ada konsumen yang mau membeli barang dalam negeri karena barang impor
lebih murah.

Bentuk-bentuk Proteksi
Tarif Biaya Masuk
Gambar 1. Grafik pengaruh tarif dan bea masuk.
No. Sebelum Ada Tarif
Setelah Ada Tarif
1.
Harga setinggi OP
Harga setinggi OP1
2.

Jumlah

produksi Jumlah

produksi Produksi

3.

negeri

sebesar OQ2
barang Jumlah barang di Jumlah barang di pasar

dipasaran/ permintaan pasaran/

4.

dalam

negeri meningkat Q1Q2

dalam negeri sebesar dalam


OQ1
Jumlah

Akibat
Harga naik sebesar P P1

turun sebesar Q3Q4

konsumen OQ4

permintaan

Impor barang Q1Q4

konsumen OQ3
Impor barang Q2Q3

Impor barang turun Q3Q4

Tarif digolongkan menjadi:


i.
Bea ekspor adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang yang
ii.

diangkut manusia ke Negara lain.


Bea transito adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barangbarang yang melalui wilayah suatu Negara dengan ketentuan bahwa

iii.

barang tersebut sebagai tujuan akhirnya adalah Negara lain.


Bea impor adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barang
yang masuk dalam custom area suatu Negara dengan ketentuan

bahwa Negara tersebut sebagai tujuan akhir.


Pelarangan Infor
Larangan impor adalah kebijakan pemerintah yang melarang
masuknya barang tertentu atau produk asing (ke dalam pasar domestik) ke
dalam negeri. Kebijakan larangan impor dilakukan untuk menghindari
barang yang dapat merugikan masyarakat. Misalnya melarang impor
daging sapi yang mengandung penyakit Anthrax. Kebijakan ini biasanya
dilakukan karena alasan politik dan ekonomi.
Menurut Dijen KPI Kemendag (2011), ada tiga sasaran kebijakan
larangan impor, yaitu:

1. Kebijakan Larangan Impor Berorientasi Lingkungan Hidup,

2. Kebijakan Larangan Impor Untuk Melindungi Industri Dalam Negeri, dan


3. Menjaga Balance of Payments.
Seandainya suatu Negara melarang impor barang A, maka industri
dalam negeri yang memproduksikan atau merakit barang A akan
memperoleh proteksi. Dalam hal ini proteksi bersifat mutlak bagi indiustri
barang A dalam negeri.
Gambar 2. Kebijakan pelarangan impor.
No Sebelum
Larangan Setelah

Larangan Akibat

.
1.

Impor
Harga setinggi OP1

2.

P1 P2
Jumlah produksi dalam Jumlah produksi dalam Produksi
negeri sebesar OQ1

3.

Jumlah

Impor
Harga setinggi OP2

negeri sebesar OQ2

barang Jumlah

barang

dipasaran/ permintaan pasaran/


konsumen OQ3
Impor barang Q1Q3

4.

Harga naik sebesar

negeri
Q1Q2
di Jumlah

dalam
meningkat
barang

di

permintaan pasar turun sebesar

konsumen OQ2

Q2Q3

Kuota
Kuota adalah bentuk hambatan perdagangan yang menentukan
jumlah maksimum suatu jenis barang yang dapat diimpor dalam suatu
periode tertentu atau kebijakan pemerintah untuk membatasi jumlah
barang

yang

diperdagangkan.

Sama

halnya

tarif,

pengaruh

diberlakukannya kuota mengakibatkan harga-harga barang impor menjadi


tinggi karena jumlah barangnya terbatas.
Hal tersebut dapat terjadi karena adanya pembatasan jumlah barang
impor sehingga menyebabkan biaya rata-rata untuk masing-masing
barang meningkat. Dengan demikian, diberlakukannya kuota dapat

melindungi barang-barang dalam negeri dari persaingan barang luar


negeri.

Gambar 3. Kebijakan kuota atau pelarangan impor.


No Sebelum ada kuota
Setelah ada kuota

Akibat

.
1.

Harga naik sebesar P

2.

Harga setinggi OP1


Jumlah

Harga setinggi OP2

P1
produksi Produksi

produksi Jumlah

dalam

dalam negeri sebesar dalam negeri sebesar negeri


3.

OQ1
Jumlah

OQ2
barang Jumlah

barang

dipasaran/ permintaan pasaran/


4.

konsumen OQ4
Impor barang Q1Q4

Q1Q2
di Jumlah

meningkat
barang

di

permintaan pasar turun sebesar

konsumen OQ3
Impor kuota Q2Q3

Q3Q4
Impor barang turun
Q3Q4

Tujuan diberlakukannya kuota impor di antaranya:


a) mencegah barang-barang yang penting berada di tangan negara lain;
b) untuk menjamin tersedianya barang-barang di dalam negeri dalam
proporsi yang cukup;
c) untuk mengadakan pengawasan produksi serta pengendalian harga guna
mencapai stabilitas harga di dalam negeri.
Dan yang menyangkut dalam kuota diatas misalnya kuota
handphone bahkan kuota tentang handphone yang di imfor dari luar
negeri maupun dalam negeri seperti ilustrasi dibawah ini :

Subsidi
Dengan adanya subsidi, produsen dalam negeri bisa menjual
barangnya lebih murah, sehingga bisa bersaing dengan barang impor.
Subsidi yang diberikan bisa dalam berbagai bentuk, misalnya:
Subsidi langsung berupa sejumlah uang tertentu,
Subsidi per unit produksi.

Sebagai gambaran dampak kebijakan ini dapat dilihat dalam Gambar 4. berikut

ini.
Gambar 4. Pengaruh kebijakan subsidi.
Misalnya pada BBM yang kita gunakan setiap harinya

Alasan Pengenaan Tarif


Secara umum ada tiga kelompok alasan mengenaipengenaan tarif,
yaitu :
1) Alasan-alasan

yang

secara

ekonomis

dipertanggung- jawabkan kebenarannya,


2) Alasan-alasan yang secara ekonomis

tidak
ada

bisa
unsur

kebenarannya dalam keadaan-keadaan tertentu,


3) Alasan-alasan nonekonomis yang tidak bisa diuju hanya
dengan logika ekonomi.
Contoh dari alasan-alasan yang secara logika ekonomis tidak benar
diantaranya sebagai berikut:
Dalam negeri sudah bisa memproduksi,
Agar uang tetap beredar,
Negara lain juga mengenakan tarif,

Menyamakan harga barang imfor dengan biaya produksi dalam

negeri,
Tarif biaya,
Penerimaan negara, dan
Tarif memperbaiki dasar penukaran.
Melindungi imfor dari luar negeri maka pemerintah mengenakan
kebijakan Impor yang maksudnya,kegiatan impor di satu pihak sangat
dibutuhkan oleh suatu negara untuk memenuhi kebutuhannya, tetapi di lain
pihak dapat merugikan perkembangan industri dalam negeri. Agar tidak
merugikan produk dalam negeri diperlukan adanya kebijakan impor untuk
melindungi produk dalam negeri (proteksi) dengan cara berikut.
a) Pengenaan Bea Masuk
Barang impor yang masuk ke dalam negeri dikenakan bea
masuk yang tinggi sehingga harga jual barang impor menjadi
mahal. Hal ini dapat mengurangi hasrat masyarakat membeli
barang impor dan produk dalam negeri dapat bersaing dengan
produk impor
b) Kuota Impor
Kuota impor merupakan suatu kebijakan untuk membatasi
jumlah barang impor yang masuk ke dalam negeri. Dengan
dibatasinya jumlah produk impor mengakibatkan harga barang
impor tetap mahal dan produk dalam negeri dapat bersaing dan
laku di pasaran.
c) Pengendalian Devisa
Dalam pengendalian devisa, jumlah devisa yang disediakan
untuk membayar barang impor dijatah dan dibatasi sehingga
importir mau tidak mau juga membatasi jumlah barang impor yang
akan dibeli.
d) Substitusi Impor
Kebijakan mengadakan substitusi impor ditujukan untuk
mengurangi

ketergantungan

terhadap

luar

negeri

dengan

mendorong produsen dalam negeri agar dapat membuat sendiri


barang-barang yang diimpor dari luar negeri.
e) Devaluasi

10

Kebijakan

berupa

devaluasi

merupakan

kebijakan

pemerintah untuk menurunkan nilai mata uang dalam negeri


terhadap mata uang asing. Misalnya: 1US$ = Rp8.000,00 menjadi
1USS$ = Rp 10.000,00. Dengan devaluasi dapat menyebabkan
harga barang impor menjadi lebih mahal, dihitung dengan mata
uang dalam negeri, sehingga akan mengurangi pembelian barang
impor.
Industri yang menyusut

Contohnya pada produksi industri logam dasar Banten enyusut paling


parah Kinerja produksi manufaktur skala mikro dan kecil (IMK) di Provinsi
Banten selama triwulan III/2015 turun 1,63% secara year on year.
Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan kinerja produksi industri
manufaktur sedang dan besar yang tumbuh 2,40%. Di setor IMK ada tiga
bidang usaha yang mendorong terjadinya penurunan produksi, yaitu logam
dasar, pengolahan kulit dan alas kaki, serta pakaian jadi.
Badan Pusat Statistik (BPS) Banten melansir penurunan produks industri
logam dasar 17,64%; industri pengolahan kulit, barang dari kulit, dan alas kaki
minus 16,30%; sedangkan industri pakaian jadi 13,71%.
Kepala BPS Banten Syech Suhaimi menyebutkan kendati demikian tetap
ada industri yang mengalami pertumbuhan, di antaranya pengolahan minuman

11

serta bahan kimia dan barang dari bahan kimia. Minuman minus 24,48%,
kimia turun 21,39%, katanya, Rabu (4 November 2015).
Sementara itu dalam kurun waktu triwulanan kondisinya serupa, ada
penurunan 1,30% dibandingkan triwulan kedua tahun ini. Industri pakaian
jadi menjadi sektor IMK yang mengalami penyusutan produksi terparah
sebesar 6,65%.
Suhaimi menjelaskan sektor yang produksinya tumbuh terutama dialami
tiga bidang. Pertama industri minuman meningkatn 29,51%, kedua percetakan
dan reproduksi media rekaman 15,44%, serta ketiga industri barang galian
nonlogam sebesar 9,52%.
Industri Anak-anak yang Baru Bertumbuh

Saat ini banyak tumbuh industri berbasis teknologi digital atau


multimedia

seperti

animasi

yang

banyak

dikerjakan

oleh

anak

muda. Perkembangan industri animasi sudah semakin meluas dan semakin


banyak animator Indonesia yang handal dalam membuat film animasi,

12

Menurut Gati,film animasi saat ini telah berkembang sesuai dengan


kebutuhan penggunanya, tidak semata untuk hiburan, melainkan
juga untuk kepentingan promosi pelaku usaha maupun penyampaian
informasidi kalangan pemerintah dan swasta. Bahkan banyak film
animasi asing, termasuk yang beredar di Indonesia, ternyata dibuat oleh
animator Indonesia. Ini menunjukkan kualitas animator kita mampu
bersaing dengan animator dari luar negeri, ujarnya. Kemenperin Gelar
Lomba Desain Tenun di Sail Selat Karimata 2016
Gati juga menjelaskan, Direktorat Jenderal IKM Kemenperin telah
melakukan pembinaan kepada para animator dalam negeri untuk
peningkatan kompetensi. Pada tahun 2016, kami mengadakan bimbingan
teknis untuk IKM animasi di Cimahi dengan jumlah 20 peserta, tuturnya.
Selanjutnya, pada tahun 2017, pihaknya akan menjalankan
program penumbuhan dan pengembangan IKM animasi melalui inkubator
dengan dorongan bantuan peralatan dan bimbingan teknis. Tahun depan,
kami juga mengadakan lomba animasi untuk mempromosikan Sail
Sabang, lanjut Gati.
Kompetisi iklan animasi
Kegiatan baru yang telah dilakukan Ditjen IKM Kemenperin dalam
menggunakan teknologi multimedia terutama animasi sebagai media
promosi adalah dengan mengadakan Kompetisi Ide Iklan Animasi Kain
Tenun Nusantara yang dilaksanakan pada Juni-Juli 2016 di Jakarta.
"Ketentuan lomba tersebut yaitu dengan menunjukkan kreativitas
membuat iklan selama satu menit yang memberikan informasi tentang
kain tenun nusantara," kata Gati. Lomba tersebut diminati banyak
animator lokal dan telah melalui proses penjurian yang menghasilkan tiga
pemenang.
Ide iklan animasi yang mendapat Juara I dibuat oleh Joko Susilo
dengan tema Baju Baru Dari Ibu, yang menceritakan tentang seorang anak
di Kalimantan Barat yang sangat tertarik dan mencintai produk kain tenun
Kalimantan yang dibuat oleh masyarakat setempat, papar Gati.
Iklan film animasi kain tenun nusantara tersebut akan ditayangkan
pada puncak acara Sail Selat Karimata pada 15 Oktober 2016 di

13

Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat. Kegiatan ini akan dihadiri


oleh Presiden Joko Widodo dan para menteri Kabinet Kerja.
Selain itu iklan film animasi tersebut juga akan ditayangkan di
beberapa stasiun televisi daerah sebagai bentuk iklan layanan masyarakat
yang bersifat mengedukasi serta mengajak masyarakat untuk mencintai
produk dalam negeri dengan mulai menggunakan kain tenun sebagai
pakaian sehari-hari, tegas Gati. Di samping itu, Gati menyampaikan,
besarnya potensi nilai ekspor tenun ikat pada tahun 2015 mencapai 2,6 juta
Dolar Amerika Serikat (AS). Sedangkan jumlah sentra IKM tenun
mencapai 368 sentra yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Menurut Gati, industri sandang, merupakan salah satu derivat
industri nasional yang perlu dibina secara komprehensif, terpadu, fleksibel
dan applicable melalui penggerakan SDM, pendidikan, desain, mutu,
packaging,

branding,

pengembangan

pasar,

proses supply

chain,

perlindungan HKI, koordinasi antar instansi terkait, sumber informasi


yang mudah diakses dan lain sebagainya. Salah satu komponen industri
sandang yang saat ini sedang gencar-gencarnya dipromosikan oleh
Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian adalah tenun tradisional
atau yang juga dapat disebut tenun nusantara.
Contoh Industri yang Dilindungi
Industri Logam Harus Dilindungi

Industri logam merupakan salah satu industri dasar yang


menunjang produksi barang modal yang menopang industri lainnya.
Dengan logam sebagai bahan baku utama, industri ini diakui memiliki
peran terhadap pengembangan industri nasional.

14

"Mencapai hingga 85 persen, komponen utama dari peralatan atau


mesin yang digunakan dalam kegiatan industri terus disuplai oleh industri
logam. Maka industri ini harus dilindungi dari gempuran impor," kata
Menteri Perindustrian Saleh Husin pada sambutan pembukaan Pameran
Produk Industri Material Dasar Logam di Plasa Pameran Industri,
Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (23/6).
Posisi industri ini sebagai pendukung industri lainnya juga
diperkuat dengan pertumbuhan industri material dasar logam sebesar 5,89
persen sepanjang tahun 2014. Sementara itu, untuk menjamin ketersediaan
pasokan bahan baku, Kementerian Perindustrian telah mendukung
program pengembangan industri logam berbasis sumber daya lokal.
Potensi bahan baku di dalam negeri yang melimpah dan belurn
dimanfaatkan secara optimal, juga menjadi peluang besar untuk
meningkatkan daya saing produk. "Beberapa industri nasional telah
memanfaatkan peluang tersebut dengan melakukan ekspansi dan
investasi,"
Saleh Husin juga menegaskan, pemerintah terus menekan
penggunaan jumlah produk impor dan mendorong tumbuhnya industri
dalam negeri khususnya industri material dasar logam. Strateginya, dengan
program Peningkatan Penggoi-naan Produk Dalam Negeri (P3DN).
"Melalui program P3DN, pemerintah memberikan dukungan agar mampu
menjadi pemicu untuk meningkatkan penggunaan produk logam dalam
negeri, terutama terhadap proyek-proyek yang dibiayai oleh APBN,"
Program P3DN merupakan upaya pemerintah untuk mendorong
masyarakat maupun badan usaha agar lebih menggunakan produk dalam
negeri dan memberdayakan industri dalam negeri melalui pengamanan
pasar domestik, mengurangi ketergantungan kepada produk impor, dan
meningkatkan nilai tambah di dalam negeri.
Salah satu bentuknya adalah dengan mewajibkan instansi
pemerintah untuk memaksimalkan penggunaan hasil produksi dalam
negeri pada kegiatan pengadaan barang/jasa yang dibiayai oleh
APBN/APBD.

15

Sementara itu, untuk menjamin ketersediaan pasokan bahan baku,


Kementerian Perindustrian telah mendukung program pengembangan
industri logam berbasis sumber daya lokal. "Prospek industri logam
nasional di masa mendatang sangat baik, dilihat dari sisi demand yang
seharusnya direspon dengan meningkatkan suplai melalui optimalisasi
utilisasi maupun investasi b'aru," tutur Menperin.
Potensi bahan baku di dalam negeri yang melimpah dan belum
dimanfaatkan secara optimal, juga menjadi peluang besar untuk
meningkatkan daya saing produk. Beberapa industri nasional telah memanfaatkan peluang tersebut dengan melakukan perluasan. "Oleh karena
itu, Pemerintah akan terus berupaya untuk menciptakan iklim usaha yang
kondusif agar dunia usaha tetap bergairah melakukan investasinya di
Indonesia," tegas Menperin.
Pameran bertema "Promosi Kemampuan Industri Material Dasar
Logam Hilir" digelar di Plaza Pameran Kemenperin. Sebanyak 32
perusahaan logam hilir berpartisipasi, beserta Balai Besar Logam & Mesin
(BBLM) dari Kementerian Perindustrian dan Balai Pengembangan
Teknologi IKM Logam dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.Ajang itu
didukung oleh para anggota asosiasi Indonesia Iron & Steel Industry
Association (IISIA), Asosiasi Produsen Aluminium Ekstrusi Indonesia
(APRALEX), Asosiasi Pabrik Kabel Listrik Indonesia (APKABEL),
Asosiasi Produsen Kompor Gas Indonesia (APKOGI), dan Asosiasi
Industri Tabung Baja (ASITAB).
Pada kesempatan itu, Menperin memberikan apresiasi kepada para
peserta dan pihak-pihak yang telah terlibat dalam penyelenggaraan
Pameran Produk Industri Material Dasar Logam. "Diharapkan, melalui
eventini, masyarakat mengetahui kemampuan industri logam di dalam
negeri dan menyadari akan pentingnya penggunaan produk dalam negeri
untuk memajukan industri logam nasional,"

16

Anda mungkin juga menyukai