OUTLINE
Non Newtonian Mixing
Bioproses
Dasar Teori
Prosedur
Alat dan
Bahan
Pengolahan
Data
Grafik
Percobaan
Analisis
Data Hasil
Percobaan
Kesimpulan
TUJUAN PERCOBAAN
Jenis pengaduk
Posisi sumbu
pengaduk
Penggunaan
sekat dalam
tangki
Pola aliran
terhadap
kebutuhan daya
DASAR TEORI
Pencampuran
Pengadukan
Operasi
yang
menyebarkan
bahan-bahan secara acak suatu
bahan ke bahan yang lain, dimana
sebelumnya bahan terpisah dua
fase atau lebih
Proses
gerakan
terinduksi
menurut cara tertentu pada suatu
bahan di dalam bejana yang
memiliki semcam pola sirkulasi
Jenis baling-baling
(propeller) untuk
aliran aksial
Pengaduk
helical carbon
Pengaduk yang
lazim
digunakan:
Jenis turbin
(turbine) untuk
aliran radial
Pengaduk
dayung (paddle)
PENGADUK TURBIN
KECEPATAN PENGADUKAN
Kecepatan Tinggi
Kecepatan Sedang
Kecepatan Rendah
Bilangan Fraude
Bilangan
Reynold
menunjukkan
perbandingan antara gaya inersia dan gaya
viscous yang terjadi pada fluida.
Jenis aliran yang terbentuk :
Bilangan
Fraude
menunjukkan
perbandingan antara gaya inersia dan
gaya gravitasi.
= densitas fluida
= viskositas
N
= kecepatan pengadukan
D
= diameter pengaduk
Fr = Bilangan Fraude
N = kecepatan putaran pengaduk
D = diameter pengaduk
g = percepatan grafitasi
Bilangan Fraude hanya digunakan dalam
sistem tangki tanpa baffle, dimana
permukaan cairan dipengaruhi oleh gaya
gravitasi sehingga membentuk vorteks
Daya (P)
Mengakarakterisasi daya yang
dihasilkan
pada
keadaan
pengadukan tertentu.
P
N 3 d5
P = 3 x D5
P= Daya (watt)
= Laju putaran pengaduk
(rpm)
D= Diameter pengaduk (m)
Torque
Torque =
Torque (lb/in)
P
= Daya (HP)
=
Laju
pengaduk (rpm)
putaran
PROSEDUR
Persiapan Bahan
(mencairkan 15 gram
1 jenis larutan primer
menjadi 1 liter dengan
pelarut air)
Memasukkan fluida
ke dalam tangki
Memasang pengaduk
pada sumbunya
Mengatur Posisi
sumbu pengaduk
dalam tangki (
pertama 0o dan kedua
30o)
Mencatat kecepatan
dan kuat arus
Mengukur kecepatan
pengaduk dengan
tachometer
Menyalakan potensio
dengan variasi Volt
meter 5V, 7V & 9V
Menurunkan statip
pada posisi yang
ditentukan
Mengulangi langkah
dengan variasi blade
yang berbeda
Menyesuaikan voltmeter
menjadi 5V
Mencatat waktu
pencampuran dimulai dari
larutan primer biru
dituangkan ke larutan kuning
hingga warna berubah
merata menggunakan
stopwacth
Menuangkan 1 liter
Pewarana biru ke dalam
tangki
ALAT
Pengaduk
(Propeller, turbin)
Gelas kimia 2 L
Motor penggerak
Cawan Petri
Timbangan
Labu Erlenmeyer
2L
Potensiometer
Amperemeter
Voltmeter
Tachometer
Busur
Papan Panel
ALAT (2)
2. Badan Pengaduk
Permukaan alat ini dibuat bertingkat. hal ini digunakan untuk
memudahkan peneliti dalam mengamati pola aliran dari bagian
atas tangki.
Lapisan permukaan alat ini terdiri dari lembaran Stainless Steel
tipe dove ketebalan 1mm.
ALAT (3)
3. Papan Panel
Papan panel yang terletak di bagian rangka paling atas. Pada bagian
depan terlihat adanya tombol on/off , ampere meter dan volt meter
jarum, multimeter digital dan tuas pengatur kecepatan putaran.
Sedangkan, bagian belakang terdiri dari power supply jenis switching ,
potensiometer dan rangkaian peralatan llistrik lainnya.
4. Unit Pengaduk
Unit pengaduk ini terdiri dari penyangga motor pengaduk, motor
pengaduk DC merk Hitachi 24 2500 rpm, sumbu pengaduk dan
pengaduk yang terpasang pada bagian ujungnya. Kestabilan
bagian ini mempangaruhi kualitas pengadukan dengan tidak
adanya bending (getaran) pada bagian ini. Getaran pada
bagian ini akan meningkatkan daya
pengadukan yang dibutuhkan.
ALAT (4)
5. Tangki
ALAT (5)
7. Tachometer
Merupakan alat pengukur kecepatan putaran.
Alat ini bisa menghasilkan data dalam rpm
ataupun jumlah putaran pada saat proses mixing
berjalan dengan mengarahkan kearah pusat
perputaran pengaduk.
BAHAN
1. Air
2. Cat
Sumbu
Voltase
5 Volt
7 Volt
Jenis Blade
30
9 Volt
5 Volt
7 Volt
9 Volt
Blade 1
(289,51;4,32)
(523,28;6,29)
(785,52;8,22)
(290,54;4,34)
(509,27;6,21)
(761,17;8,23)
Blade 2
(313,06;4,27)
(594,76;6,21)
(866,26;8,36)
(313,42;4,36)
(606,06;6,37)
(866,33;8,29)
Blade 3
(326,38;4,23)
(597,78;6,34)
(877,03;8,30)
(324,10;4,38)
(613,54;6,32)
(863,90;8,30)
Blade 4
(316,86;4,30)
(584,80;6,35)
(844,75;8,25)
(308,14;4,30)
(599,99;6,36)
(852,71;8,38)
Blade 5
(314,36;4,33)
(571,21;6,32)
(845,32;8,29)
(298,32;4,26)
(575,85;6,35)
(832,58;8,11)
Blade 6
(269,79;4,24)
(482,53;6,24)
(741,30;8,17)
(209,56;4,27)
(412,49;6,31)
(662,48;8,34)
Percobaan-
Jenis
Blade
Sumbu
Voltase (V)
4,18
250,55
4,47
4,20
306,50
5,50
4,25
282,51
5,02
30
4,36
288,75
5,42
30
4,33
274,43
5,24
4,22
225,94
4,33
PENGOLAHAN DATA
PERHITUNGAN BILANGAN REYNOLDS
Sumbu
Voltase
5 Volt
7 Volt
Jenis
Blade
30
9 Volt
5 Volt
7 Volt
9 Volt
Blade 1
48.059,43
86.592,19
130.398,40
48.230,41
84.540,17
126.356,20
Blade 2
18.708,76
35.543,43
51.768,53
18.730,28
36.218,73
51.772,71
Blade 3
19.504,78
35.723,90
52.412,15
19.368,53
36.655,74
51.627,49
Blade 4
18.935,86
34.948,21
50.483,07
18.414,74
35.855,98
50.958,76
Blade 5
18.786,45
34.136,06
50.517,13
17.827,89
34.413,35
49.755,78
Blade 6
44.785,86
80.101,26
123.057,80
34.787,52
68.474,44
109.973,40
Percobaan
-
Jenis
Blade
Sumbu
Voltase
(V)
Rotasi
(rpm)
Bilangan Reynolds
(Re)
250,55
41.591,97
306,50
18.316,73
282,51
16.883,07
30
288,75
17.255,98
30
274,43
16.400,20
225,94
37.506,64
PERHITUNGAN BILANGAN FROUDE
Sumbu
Voltase
5 Volt
7 Volt
Jenis
Blade
30
9 Volt
5 Volt
7 Volt
9 Volt
Blade 1
0,24
0,78
1,75
0,24
0,74
1,64
Blade 2
0,17
0,60
1,28
0,17
0,62
1,28
Blade 3
0,18
0,61
1,31
0,18
0,64
1,27
Blade 4
0,17
0,58
1,21
0,16
0,61
1,24
Blade 5
0,17
0,55
1,22
0,15
0,56
1,18
Blade 6
0,21
0,66
1,56
0,12
0,48
1,24
Percobaan-
Jenis
Blade
Sumbu
Voltase
(V)
Rotasi
(rpm)
Bilangan Froude
(Fr)
250,55
0,18
306,50
0,16
282,51
0,14
30
288,75
0,14
30
274,43
0,13
225,94
0,14
PERHITUNGAN DAYA
Sumbu
Voltase
5 Volt
7 Volt
Jenis
Blade
30
9 Volt
5 Volt
7 Volt
9 Volt
Daya (Watt)
Blade 1
242,66
1432,86
4846,99
245,25
1320,82
4410,06
Blade 2
23,86
163,60
505,48
23,94
173,10
505,60
Blade 3
27,04
166,10
524,57
26,47
179,60
501,36
Blade 4
24,74
155,52
468,75
22,75
167,95
482,13
Blade 5
24,16
144,93
469,70
20,64
148,49
448,78
Blade 6
196,37
1123,50
4073,63
92,02
701,84
2907,49
Percobaan-
Jenis
Blade
Sumbu
Voltase
(V)
Rotasi
(rpm)
Daya (Watt)
250,55
157,28
306,50
22,39
282,51
17,53
30
288,75
18,72
30
274,43
16,07
225,94
113,54
PERHITUNGAN TORSI
Sumbu
Voltase
5 Volt
7 Volt
Jenis
Blade
30
9 Volt
5 Volt
7 Volt
9 Volt
Torsi (Nm)
Blade 1
8,00
26,15
58,92
8,06
24,77
55,32
Blade 2
0,73
2,63
5,57
0,73
2,73
5,57
Blade 3
0,79
2,65
5,71
0,78
2,80
5,54
Blade 4
0,75
2,54
5,30
0,71
2,67
5,40
Blade 5
0,73
2,42
5,31
0,66
2,46
5,15
Blade 6
6,95
22,23
52,47
4,19
16,25
41,91
Percobaan-
Jenis
Blade
Sumbu
Voltase
(V)
Rotasi
(rpm)
Torsi (Nm)
250,55
5,99
306,50
0,70
282,51
0,59
30
288,75
0,62
30
274,43
0,56
225,94
4,87
PERHITUNGAN BILANGAN DAYA
Sumbu
Voltase
5 Volt
7 Volt
Jenis
Blade
30
9 Volt
5 Volt
7 Volt
9 Volt
Bilangan Daya
Blade 1
216,003
216,001
216,002
215,996
215,999
215,999
Blade 2
216,016
216,001
216,001
215,994
215,997
216,000
Blade 3
216,040
215,995
216,002
215,980
216,011
216,001
Blade 4
216,020
216,004
216,000
215,991
215,996
216,002
Blade 5
216,029
216,007
216,000
215,953
216,006
216,000
Blade 6
215,999
216,000
215,999
215,979
215,999
215,999
Percobaan-
Jenis
Blade
Sumbu
Voltase
(V)
Rotasi
(rpm)
Bilangan Daya
250,55
215,995
306,50
216,003
282,51
215,962
30
288,75
215,992
30
274,43
215,983
225,94
212,629
GRAFIK PERCOBAAN
GRAFIK PERCOBAAN I
Np vs Re
Np vs P
GRAFIK PERCOBAAN I
Np vs Re
GRAFIK PERCOBAAN I
P vs Re
GRAFIK PERCOBAAN II
t vs Np
t vs Re
GRAFIK PERCOBAAN II
t vs Np
Diagram t vs Np Percobaan 2
Impeller 3
Impeller 5
Impeller 6
Impeller 4
Impeller 2
Impeller 1
GRAFIK PERCOBAAN II
t vs Re
Diagram t vs Re Percobaan 2
Impeller 4
Impeller 5
Impeller 2
Impeller 6
Impeller 3
Impeller 1
ANALISIS
ANALISIS PERCOBAAN
ANALISIS PERCOBAAN 1
ANALISIS PERCOBAAN 2
4. Melakukan uji apakah blade dapat berputar dengan baik. Hal ini
dilakukan agar menghindari kegagalan ketika pencampuran warna
kedua pada tangki
5. Mengatur sumbu pengaduk dengan variasi 00 dan 300, pengaturan
dilakukan dengan menggunakan busur agar lebih akurat. Variasi ini
dilakukan untuk mengetahui perbedaan lama waktu pencampuran
yang diakibatkan pengaruh posisi dan luas kontak mixer dengan
larutan.
6. Mengatur tegangan yang diberikan
7. Menuangkan larutan cat kedua pada tangki dan secara bersamaan
mencatat waktu yang dibutuhkan hingga kedua warna benar-benar
tercampur dengan sempurna
ANALISIS HASIL PENGAMATAN
ANALISIS GRAFIK
Np vs Re
Np vs P
P vs Re
t vs Np
t vs Re
ANALISIS KESALAHAN
ANALISIS KESALAHAN 1
ANALISIS KESALAHAN 2
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Semakin tinggi daya (P) membuat rotor semakin cepat () dengan kebutuhan daya (Np)
yang besar juga, sehingga aliran menjadi semakin turbulen (Re membesar) dan waktu
pengadukan (t) semakin cepat.
Semakin besar diameter dan semakin miring sudut posisi pengaduk, juga akan
membuat t semakin cepat. Sementara bentuk pengaduk turbin terbukti lebih sepat dari
baling-baling.
Diameter (D) linier terhadap besar Reynold (Re), tetapi bentuk pengaduk tidak memiliki
pengaruh terhadap besar Re.
Kecepatan rotor () dan waktu (t) berbanding terbalik, sementara kecepatan rotor ()
dan daya (P) berbanding lurus.
DAFTAR PUSTAKA
TERIMAKASIH!
Any questions?