Juknis Perekayasa 2008 PDF
Juknis Perekayasa 2008 PDF
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS
JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA
DAN ANGKA KREDITNYA
KATA PENGANTAR
Jakarta,
Mei 2007
ii
SAMBUTAN
Jakarta,
Mei 2007
iii
iv
vi
vii
PETUNJUK TEKNIS
JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA DAN
ANGKA KREDITNYA
DAFTAR
ISI
Bab III.
4
4
5
8
9
9
viii
Bab V.
45
BAB I
PENDAHULUAN
A. Umum
Jabatan Fungsional Perekayasa telah dilaksanakan lebih dari satu
dekade, yaitu sejak keluarnya Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 89 tahun 1991. Dalam keputusan tersebut jenjang
jabatan Perekayasa diatur dalam 9 (sembilan) jenjang. Sistem
penjenjangan jabatan Perekasaya bersifat melekat antara pangkat dan
jabatan, artinya setiap jabatan memiliki satu pangkat tertentu dalam sistem
kepangkatan Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Dengan keluarnya Keppres Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun
Jabatan Fungsional bagi PNS disebukan bahwa hanya ada 4 (empat)
jenjang jabatan, baik bagi jenjang jabatan fungsional keahlian maupun
jenjang jabatan fungsional keterampilan. Oleh karena itu semua Keputusan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara tentang Jabatan Fungsional
termasuk jabatan Fungsional Perekayasa harus disesuaikan, yaitu dari
sembilan jenjang menjadi 4 (empat) jenjang.
Kementerian Riset dan Teknologi (KRT) selaku Instansi Pembina
Jabatan Fungsional Perekayasa mengajukan usul penyesuaian dan
sekaligus peninjauan terhadap Keputusan Men.Pan. Nomor 89 tahun 1991
tentang Jabatan Fungsional Perekayasa dan Angka Kreditnya. KRT
bersama Kementerian PAN dan Kantor BKN telah menyempurnakan dan
menata kembali keputusan tersebut dengan menerbitkan Keputusan
Men.Pan Nomor 24/KEP/M.PAN/2/2003 tentang Jabatan Fungsional
Perekayasa dan Angka Kreditnya. Untuk melaksanakan keputusan tersebut
diterbitkan Keputusan Bersama Menteri Riset dan Teknologi dan Kepala
BKN Nomor 02/SKB/MRT/V/2003 dan Nomor 46/KEP/2003 tentang
Petunjuk Pelaksanaan
Jabatan Fungsional Perekayasa dan Angka
Kreditnya.
Dengan terbitnya Keputusan Menpan Nomor 24/KEP/M.PAN/2/2003,
maka ada dua hal utama yang perlu dipahami secara mendalam oleh
semua pihak yang terkait dengan pelakasanaan dan pengelolaan Jabatan
Perekayasa.
Hal pertama adalah perubahan jenjang dari sembilan jenjang menjadi
empat jenjang, sehingga jenjang jabatan tidak lagi melekat pada jenjang
pangkat. Sebagai konsekuensi dari hal tersebut, maka dalam satu jenjang
jabatan akan ada minimal dua jenjang pangkat. Konsekuensi lainnya adalah
angka kredit tidak lagi langsung dengan kenaikan jabatan tetapi dapat juga
terkait dengan kenaikan pangkat saja. Proses penyesuaian jabatan diatur
dalam Keputusan Menristek Nomor 63/MVII/2003 tentang Pedoman
Penyesuaian Jabatan Fungsional Perekayasa.
Hal kedua adalah butir kegiatan dan angka kreditnya. Adanya
perubahan dalam materi butir kegiatan dan pemberian angka kreditnya
untuk setiap butir kegiatan, akan mempunyai konsekuensi sendiri terutama
terhadap Pejabat Fungsional Perekayasa.
Disamping kedua hal tersebut, ada hal lain yang perlu dicermati oleh
para pejabat dan pengelola Jabatan Fungsional Perekayasa, yaitu produk
akhir dari kegiatan rancang bangun dan perekayasaan yang harus jelas
bedanya dengan hasil penelitian.
Dalam kegiatan ilmiah, penelitian dan perakayasaan merupakan
suatu rangkaian kegiatan yang berurutan dengan keeratan hubungan
secara teoritis sebagaimana terlihat dalam gambaran berikut:
Peneliti
Penetiann
Penelitian dasar
& terapan/
Research
Perekayasa
Pengembangan
Pengembangan/
Development
Perekayasaan
Perekayasaan
/Engineering
Pengoperasian
Operasi/
Operation
Perekayasa baik Tim Penilai Pusat dan Tim Penilai Instansi serta pejabat
struktural yang terkait, mempunyai pedoman baku sehingga ada kesamaan
dalam pengertian dan pemahaman untuk melaksanakan kegiatan dan
pengelolaan yang berkaitan dengan Jabatan Fungsional Perekayasa.
Dengan demikian tujuan penulisan buku ini adalah tercapainya
keseragaman pengertian dalam melaksanakan kegiatan yang berkaitan
dengan rancang bangun dan perekayasaan, tata kerja dan tata cara
penilaian bagi Tim Penilai Perekayasa.
Buku petunjuk teknis ini diharapkan dapat melengkapi petunjuk
pelaksanaan sebagaimana tertuang dalam Peraturan Bersama Kepala
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor : 161/KA/BPPT/X/2005 dan Nomor : 19B
Tahun 2005, sehingga pengelolaan pembinaan bagi pejabat perekayasa
mempunyai standar yang sama di semua instansi, baik pembinaan oleh
pejabat fungsional senior maupun oleh pejabat strukturalnya.
BAB II
PENGERTIAN DAN PEMAHAMAN
JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA
A. Kode Etik Perekayasa
Pada hakekatnya manusia mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi (iptek) adalah untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan
umat manusia dan kelestarian lingkungan hidup.
Perekayasa sebagai Pejabat Fungsional PNS telah diberi amanah
untuk ikut membantu dalam pengembangan bidang perekeyasaan di
Indonesia. Disadari bahwa jabatan fungsional perekayasa adalah
kedudukan terhormat dalam martabat manusia dan merupakan jabatan
mulia karena selalu bertujuan meningkatkan nilai tambah produk dengan
memanfaatkan kebenaran dan hakekat ilmu serta teknologi.
Perkembangan iptek telah demikian pesat dalam segala cabang, dan
telah memberi manfaat bagi kehidupan manusia. Namun pemanfaatan iptek
dapat pula berjalan kearah yang salah, sehingga dapat menghancurkan
harkat hidup dan kehidupan manusia serta lingkungannya.
Mengingat keterbatasan pada diri manusia dan untuk menghindari
penyalahgunaan kepercayaan yang telah diberikan oleh masyarakat dan
pemerintah Indonesia, serta untuk selalu menjaga dan meningkatkan moral
dan kualitas keprofesionalan Pejabat Fungsional Perekayasa, maka
diperlukan adanya Kode Etik yang menjadi etika profesi Perekayasa,
sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
6.
7.
8.
9.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
akhir
suatu
kegiatan
rancang
JABATAN
PANGKAT
GOLONGAN
RUANG
ANGKA
KREDIT
1. Perekayasa Pertama
Penata Muda
Penata Muda Tk. I
Penata
Penata Tk. I
Pembina
Pembina Tk. I
Pembina Utama Muda
Pembina Utama Madya
Pembina Utama
III/a
III/b
III/c
III/d
IV/a
IV/b
IV/c
IV/d
IV/e
100
150
200
300
400
550
700
850
1.050
2. Perekayasa Muda
3. Perekayasa Madya
4. Perekayasa Utama
D. Tugas Pokok
Sesuai dengan bunyi pasal 4 Keputusan Menpan Nomor
24/KEP/M.PAN/2/2003 sebagaimana telah diubah dalam Keputusan
Menpan Nomor 193/KEP/M.PAN/11/2004, tugas pokok perekayasa adalah
melakukan kegiatan rancang bangun/perekayasaan. Tugas pokok tersebut
dibagi sesuai dengan jenjang jabatan perekayasa.
Pejabat Perekayasa dengan jenjang jabatan yang lebih tinggi, apabila
diperlukan dapat mengerjakan kegiatan rancang bangun/perekayasaan
yang menjadi tugas dan tanggung jawab pejabat perekayasa dibawahnya.
Begitu juga sebaliknya perekayasa dengan jenjang jabatan lebih rendah
dapat melaksanakan kegiatan yang menjadi tugas dan tanggung jawab
pejabat perekayasa dengan jenjang jabatan yang lebih tinggi.
E. Rincian Kegiatan dan Unsur yang Dinilai
Kegiatan pejabat perekayasa terinci dalam kelompok-kelompok yang
menunjukkan tingkat rinciannya. Kelompok utamanya disebut Unsur, yang
anggotanya disebut Sub Unsur. Setiap Sub Unsur dapat diuraikan menjadi
beberapa butir kegiatan. Butir Kegiatan dapat dirinci dalam beberapa
bagian kegiatan.
Bagian Kegiatan-1
Butir Kegiatan-1
Sub Unsur-1
Bagian Kegiatan - n
Unsur
Butir Kegiatan-n
Sub Unsur-n
Pada dasarnya butir kegiatan dan bagian kegiatan dari butir kegiatan
adalah kegiatan yang menjadi tugas pokok pejabat perekayasa sesuai
dengan jenjang jabatannya. Butir kegiatan dan atau bagian kegiatan yang
dilaksanakan oleh perekayasa merupakan unsur yang dinilai mendapatkan
angka kredit. Apabila butir kegiatan tersebut tidak dilaksanakan oleh
perekayasa, maka butir kegiatan tersebut bukan unsur yang dinilai dan
tidak ada angka kreditnya.
Contoh 1 :
Seorang Perekayasa Muda melakukan kegiatan yang
menjadi tugas
pokoknya dalam Unsur: Kegiatan Rancang Bangun/Perekayasa, Sub Unsur:
Perencangan dengan Butir Kegiatan: Perancangan sistem/proses/model/prototip;
dan bagian kegiatan: Menyusun rancangan disain. Kegiatan menyusun rancangan
disain merupakan unsur yang dinilai. Kegiatan lain, seperti menyusun konsep
perencangan/menyusun pra-rancangan/menyempurnakan rancangan/disain, bagi
Perekayasa tersebut bukan merupakan unsur yang dinilai karena tidak dapat
melaksanakannya, kecuali Apabila dia ditugaskan melaksanakan salah satu atau
seluruh
kegiatan
tersebut.
Dalam
Keputusan
Menpan
Nomor
24/KEP/M.PAN/2/2003 sebagaimana telah diubah dalam Keputusan Menpan
Nomor 193/KEP/M.PAN/11/2004 Lampiran I tertulis sebagai berikut:
UNSUR
KEGIATAN
RANCANG
BANGUN/
PEREKAYASAAN
SUB
UNSUR
BUTIR KEGIATAN
B. Perancangan
Perancangan sistem/
proses/model/prototip.
a. Menyusun Konsep
SATUAN
HASIL
ANGKA
KREDIT
PELAKSANA
salinan/kopi
1,2
Perekayasa
utama
salinan/kopi
0,2
Perekayasa
Pertama
salinan/kopi
0,6
Perekayasa
Muda
salinan/kopi
0,7
Perekayasa
Madya
Perancangan
b. Menyusun pra rancangan
c. Menyusun Rancangan
disain
d. Menyempurnakan rancangan/disain
10
BAB III
KEGIATAN JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA DAN
ANGKA KREDITNYA
Unsur unsur yang dinilai dalam jabatan fungsional perekayasa adalah :
- Pendidikan.
- Kegiatan Rancang Bangun/Perekayasaan,
- Pengembangan Profesi, dan
- Kegiatan yang menunjang pelaksanaan tugas Perekayasa.
Unsur Pendidikan, Kegiatan Rancang Bangun/Perekayasaan, dan
Pengembangan Profesi disebut Unsur Utama, sedangkan kegiatan yang
menunjang pelaksanaan tugas Perekayasa disebut Unsur Penunjang. Unsur
Utama merupakan komponen terpenting bagi Perekayasa dalam pengumpulan
angka kredit. Jumlah angka kredit yang harus dipenuhi untuk setiap kenaikan
jabatan terdiri dari :
- Unsur Utama minimal 80% dari angka kredit yang dipersyaratkan dalam
jabatan tersebut;
- Unsur Penunjang maksimal 20% dari angka kredit yang dipersyaratkan
dalam jabatan tersebut.
A. Pendidikan
Unsur pendidikan terbagi atas dua Sub Unsur :
1. Pendidikan Sekolah dan Memperoleh Gelar/Ijazah.
Jabatan fungsional perekayasa diperuntukkan bagi PNS baik
yang bekerja di bidang teknis, maupun di bidang sosial budaya. Oleh
karena itu tidak ada kekhususan bidang studi bagi pejabat perekayasa.
Yang penting bidang perekayasa harus sesuai dengan tugas dan fungsi
Unit Perekayasa di Instansi dimana Perekayasa tersebut
bekerja/ditempatkan. Apabila tidak sesuai, maka untuk dapat diangkat
dalam jabatan Perekayasa di Unit tersebut yang bersangkutan harus
melampirkan bukti penugasan dari pejabat Eselon II-nya, yang
menyatakan bahwa yang bersangkutan memang ditugaskan di bidang
rancang bangun/perekayasaan.
Contoh 2 :
Seorang sarjana ekonomi di Balai Besar Pengembangan Mekanisasi
Pertanian, ditugaskan dalam kegiatan penyebarluasan produk rancang
bangun/perekayasaan dan kegiatan studi kelayakan. Kedua tugas tersebut
sesuai dengan studi yang bersangkutan, yakni pemasaran dan kajian ekonomi
suatu produk rancang bangun/perekayasaan. Meskipun demikian dalam
usulan pengangkatan yang bersangkutan pada Jabatan Fungsional
Perekayasa, perlu disertakan bukti surat penugasan dari Kepala Unit. Hal yang
sama juga berlaku bagi sarjana pertanian jurusan sosial-ekonomi, Apabila ia
bekerja di Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian.
11
12
Apabila pada suatu unit kerja tidak terdapat perekayasa yang sesuai
dengan jenjang jabatannya untuk melaksanakan kegiatan sebagaimana
dimaksud pada lampiran I Keputusan Menpan Nomor 24/M.PAN/02/2003,
sebagaimana
telah
diperbaharui
dengan
SK.
Menpan
:
Kep/193/M.PAN/11/2004, maka perekayasa yang satu tingkat di atas atau
di bawah jenjang jabatannya dapat melakukan kegiatan tersebut
berdasarkan penugasan tertulis dari pimpinan unit kerja yang bersangkutan
dengan ketentuan sebagai berikut:
- Perekayasa yang melaksanakan tugas perekayasa di atas jenjang
jabatannya, akan
memperoleh angka kredit sebesar 80% dari angka
kredit apabila kegiatan dimaksud dilakukan oleh perekayasa pada
jenjang yang seharusnya.
Contoh 5 :
Seorang Perekayasa Muda mengerjakan supervisi proses produksi yang
menjadi tugas pokok Perekayasa Madya. Apabila kegiatan tersebut dilakukan
oleh Perekayasa Madya, maka angka kreditnya adalah 0,5; tetapi Apabila yang
melakukan Perekayasa Muda maka angka kreditnya bukan 0,5 tetapi 0,4
(=80% X 0,5) atau menjadi 0,32 (80% X 0,4) Apabila yang melaksanakan
13
14
4)
Rencana Kegiatan:
Diuraikan rencana kegiatan pengumpulan data/info/isu yang akan
dilakukan antara lain: kapan dan berapa lama kegiatan akan dilakukan,
dimana, bagaimana cara pengumpulan data/info/isu primer dan skunder
dilakukan dan sebagainya.
5)
Hasil kegiatan:
Semua data/info/isu yang diperoleh, baik primer maupun sekunder
dilaporkan apa adanya, tidak perlu diolah dan dikelompokan kedalam
data/info/isu primer atau skunder.
No.
II
UNSUR
Kegiatan
Rancang
Bangun/
Perekayasa
-an
SUB
UNSUR
A. Persiapan
SATUAN
HASIL
BUTIR KEGIATAN
1. Pengumpulan
Data/ Info/isu:
Laporan
a. memberikan
Laporan
kerangka pikir
PEREKAYASA
PERTAMA
1,51
PEREKA
YASA
UTAMA
2,06
2,20
0,7
0,36
0,45
0,56
(80%x0,45)
(80%x0,56)
(80%x0,7)
0,45
0,56
0,7
0,7
(80%x0,56)
(80%x0,7)
0,4
0,5
0,5
0,5
0,3
0,3
0,3
tentang rencana
kegiatan
b. menyusun rencana
kegiatan
c. mengumpulkan
data/
Salinan
Laporan
info/isu sekunder
d. mengumpulkan
data/ info/isu primer
(80%x0,50)
Laporan
0,3
15
2. Perancangan.
Sub Unsur Perancangan hanya terdiri dari satu butir kegiatan, yaitu
perancangan/disain:
sistem/proses/model/prototip.
Masing-masing
pejabat perekayasa sesuai jenjang jabatannya mendapat bagian
kegiatan sendiri-sendiri. Meskipun demikian masing-masing kegiatan
tersebut merupakan satu kesatuan kegiatan, jadi tidak mungkin satu
bagian kegiatan terpisah dari bagian kegiatan yang lain.
Pelaksanaan butir kegiatan perancangan sistem/proses/model/prototip
dilaksanakan dalam bentuk satu kesatuan kegiatan. Bukti pelaksanaan
kegiatan dibuat dalam bentuk satu kesatuan kegiatan. Bukti
pelaksanaan kegiatan dibuat dalam bentuk laporan dengan sub judul:
Pendahuluan, Rencana Kerja dan Hasil Kegiatan, serta dilampirkan
cetak biru (blue-print), atau foto dari sistem/proses/model/prototip yang
dibuat.
Untuk menjadi satu kesatuan kegiatan, bagian kegiatan harus
dilaksanakan dengan urutan pelaksanaan sebagai berikut:
- Kegiatan Pertama:
Menyusun konsep perancangan yang merupakan konsep dasar
pembuatan
rancangan/disain
suatu
produk
rancang
bangun/perekayasaan.
- Kegiatan Kedua:
16
17
sama. Angka kredit dalam hal ini diberikan secara kumulatif, sesuai bukti
pengakuan jangkauan berlakunya.
Contoh 10 :
Seorang Perekayasa Madya menghasilkan standar produk untuk proses
pembuatan gula kelapa. Awalnya standar produk ini berlaku secara nasional
yang dibuktikan dengan surat pernyataan dari minimal 5 (lima) perusahaan
gula kelapa dalam negeri yang menggunakan standar produk tersebut. Untuk
itu Perekayasa Madya tersebut mendapat angka kredit 0,7 atas standar produk
temuannya. satu tahun kemudian terbukti standar produknya digunakan juga
oleh minimal 2 (dua) perusahaan gula kelapa negara lain. Dari bukti tersebut,
Perekayasa Madya mendapat angka kredit 0,96 dari rincian 80% x 1,2. Jadi
dari satu standar produk yang dihasilkan, Perekayasa Madya tersebut dapat
memperoleh angka kredit sebanyak 1,66 dari rincian 0,7 + 0,96. Seandainya
standar produk tersebut juga digunakan sebagai standar produk penelitian
pembuatan gula kelapa dari instansinya. Maka ia akan mendapat angka
tambahan kredit sebesar 0,4. Jadi total angka kredit yang dapat ia kumpulkan
dari pembuatan satu standar produk bisa mencapai angka kredit 2,06 dari
rincian 0,7 + 0,96 + 0,4. Kalau standar produk tersebut menjadi Standar
Nasional Indonesia (SNI), maka tanda buktinya adalah berupa makalah
rancangan SNI yang diketahui oleh pimpinan unit kerja dan dilampiri dokumen
SNI-nya.
18
NO
II
BUKTI
HASIL
KEGIATAN
Laporan
216
129
98
79
Laporan
51
32
27
25
Salinan
64
41
33
25
Laporan
57
36
24
18
Laporan
42
21
14
11
19
NO
2. Analisis Data/info/isu:
BUKTI
HASIL
KEGIATAN
Laporan
201
119
93
75
25
Laporan
64
41
33
Laporan
29
14
10
Laporan
57
36
24
18
Laporan
51
32
27
25
Laporan
214
131
100
82
Laporan
29
14
10
Laporan
57
36
24
18
Salinan
64
41
33
25
3. Studi Kelayakan:
Salinan
64
41
34
32
Laporan
179
108
90
68
Laporan
29
14
10
Laporan
34
21
14
11
Salinan
73
46
38
29
Salinan
43
27
23
21
Laporan
183
118
89
70
4. Perumusan Kebijakan:
Laporan
29
14
10
b. Menyusun proposal
Laporan
57
43
29
21
c. Melakukan negoisasi
Salinan
46
29
24
18
Salinan
51
32
27
25
Perancangan sistem/proses/model/prototif :
Laporan
239
152
117
104
Salinan
89
55
46
43
B. PERANCANGAN
b. Menyusun pra-rancangan
Salinan
29
14
10
Salinan
57
43
29
21
d. Menyempurnakan rancangan/disain
Salinan
64
41
33
25
Laporan
206
124
93
75
Laporan
54
32
29
21
Laporan
42
21
14
11
Laporan
57
36
24
18
Laporan
51
32
27
25
136
Laporan
409
219
167
Laporan
29
14
10
Laporan
157
79
53
39
Laporan
114
57
48
36
Laporan
109
69
57
54
a. Adopsi
Naskah
Gambar
57
29
19
14
b. Modifikasi
Naskah
Gambar
126
79
52
39
c. Difusi
Naskah
Gambar
119
74
62
46
20
BUKTI
HASIL
KEGIATAN
NO
Salinan
87
54
46
43
b. Nasional
Salinan
64
41
33
25
Salinan
46
29
19
14
Laporan
42
21
14
11
Laporan
69
43
29
21
Laporan
73
46
38
29
Laporan
73
46
38
36
Laporan
29
14
10
Laporan
46
29
24
18
Laporan
46
29
19
14
Laporan
51
32
27
25
Salinan
64
41
34
32
Laporan
42
21
14
11
Brosur
71
36
24
18
Makalah
64
41
33
25
c. Lokal/instansi sendiri
E. PENDAYAGUNAAN PRODUK RANCANG
BANGUN/PEREKAYASAAN
*) Keterangan :
1. Perekayasa Pertama
2. Perekayasa Muda
3. Perekayasa Madya
4. Perekayasa Utama
21
Karya tulis ilmiah berupa tinjauan/ulasan ilmiah baik dalam bentuk buku
atau makalah yang diterbitkan dapat dinilai. Makalah yang tidak/belum
diterbitkan baru dapat dinilai setelah dipresentasikan dalam suatu
forum, minimal dalam forum unit kerja instansi sendiri atau makalah
tersebut sudah diserahkan ke Perpustakaan.
Apabila makalah ditulis bersama, maka 60% angka kredit untuk penulis
pertama dan 40%
sisanya dibagi rata pada penulis pembantu
(coauthors). Jumlah penulis pembantu yang mendapat nilai sebanyakbanyaknya 3 (tiga) orang. Apabila lebih maka penulis pembantu ke-4
dan selanjutnya tidak dinilai.
Karya tulis ilmiah dalam bentuk buku harus memiliki ketentuan sebagai
berikut:
- Mempunyai halaman judul dengan disain yang sesuai, memuat
sekurangnya: judul buku, nama penulis, nama penerbit apabila
diterbitkan.
- Ada halaman dalam, halaman penerbitan dan nomor ISBN (apabila
diterbitkan), kata pengantar /prakata, daftar isi, bab dan judul bab,
dan daftar pustaka.
- Jumlah halaman isi buku minimal 120 halaman, kertas A4, diketik
huruf Arial, font 12, satu spasi. Apabila jumlah halaman kurang dari
ketentuan tersebut, maka karya tulis tersebut dinilai sebagai karya
tulis dalam bentuk makalah.
22
Teknis
Pelaksanaan
Pengelola
Kegiatan
D. Kegiatan Penunjang
1. Mengajar/Melatih di Bidang Rancang Bangun/Perekayasaan.
a. Mengajar/melatih di perguruan tinggi atau di diklat kedinasan,
dinilai per jam pelajaran. Tiap 2 jam pelajaran, angka kreditnya
sebesar 0,04.
Mengajar/melatih di SLTA atau kursus
Dalam pengusulan angka kredit untuk kegiatan tersebut harus
disertakan bukti-bukti sebagai berikut :
Surat tugas dari Atasan Langsung dan Surat Keterangan
dari Perguruan Tinggi.
Dalam Surat Keterangan yang diterbitkan oleh Perguruan
Tinggi tercantum masa tugas, mata kuliah yang diajarkan
dan jumlah SKS ( Sistem Kredit Semester ).
Contoh 12 :
Satu SKS = 45 menit. Satu Semester 2 SKS = 2 x 1 JP
pertemuan x ( 0,04/2) = 0,60
x 15
24
25
No
SATUAN
HASIL
1
PENDIDIKAN
A
Ijazah
200
200
200
200
2. Pasca Sarjana
Ijazah
150
150
150
150
3. Sarjana/Diploma IV
Ijazah
100
100
100
100
STTPP
15
15
15
15
STTPP
STTPP
STTPP
STTPP
STTPP
2
1
2
1
2
1
2
1
II
Laporan
1.51
1.81
2.06
2.20
Laporan
0.36
0.45
0.56
0.70
Salinan
0.45
0.56
0.70
0.70
Laporan
0.40
0.50
0.50
0.50
Laporan
0.30
0.30
0.30
0.30
Laporan
1.41
1.66
1.96
2.10
Laporan
0.45
0.56
0.70
0.70
2. Analisis data/info/isu :
a. Memberikan cara pelaksanaan analisis
b. Melaksanakan pengelompokan data/info/isu
Laporan
0.20
0.20
0.20
0.20
Laporan
0.40
0.50
0.50
0.50
Laporan
0.36
0.45
0.56
0.70
1.50
1.83
2.10
2.30
Laporan
0.20
0.20
0.20
0.20
Laporan
0.40
0.50
0.50
0.50
3. Studi kelayakan :
Salinan
0.45
0.56
0.70
0.70
Salinan
0.45
0.57
0.72
0.90
Laporan
1.25
1.52
1.78
1.90
Laporan
0.20
0.20
0.20
0.20
Laporan
0.24
0.30
0.30
0.30
Salinan
0.51
0.64
0.80
0.80
Salinan
0.30
0.38
0.48
0.60
Laporan
1.28
1.65
1.86
2.00
Laporan
0.20
0.20
0.20
0.20
4. Perumusan Kebijakan :
a. Mengelompokkan perumusan hasil studi kelayakan
/analisis data
b. Menyusun dan meringkaskan perumusan hasil studi
kelayakan
26
No
SATUAN
HASIL
b. Menyusun Proposal
Laporan
0.40
0.60
0.60
0.60
c. Melakukan Negosiasi
Salinan
0.32
0.40
0.50
0.50
Salinan
0.36
0.45
0.56
0.70
Salinan
0,20
0,20
0,20
0,20
Salinan
0,40
0,60
0,60
0,80
d. Menyempurnakan rancangan/disain
Salinan
0,45
0,56
0,70
0,70
Laporan
1,44
1,73
1,96
2,10
Laporan
0,38
0,48
0,6
0,60
Laporan
0,30
0,30
0,30
0,30
Laporan
0,40
0,50
0,50
0,50
Laporan
0,36
0,45
0,56
0,70
Laporan
2,86
3,06
3,50
3,80
Laporan
0,20
0,20
0,20
0,20
Laporan
1,10
1,10
1,10
1,10
Laporan
0,80
0,80
1,00
1,00
Laporan
0,76
0,96
1,20
1,50
0,40
0,40
0,40
0,40
0,83
1,04
1,30
1,30
0,83
1,04
1,30
1,30
Naskah
a. Adopsi
gambar
b. Modifikasi
Naskah
gambar
Naskah
gambar
d. Difusi
D
Salinan
0,61
0,76
0,96
1,20
b. Nasional
Salinan
0,45
0,56
0,70
0,70
c. Lokal/Instansi sendiri
Salinan
0,32
0,40
0,40
0,40
Laporan
0,30
0,30
0,30
0,30
Laporan
0,46
0,60
0,60
0,60
Laporan
0,51
0,64
0,80
0,80
Laporan
0,51
0,64
0,80
1,00
Laporan
0,20
0,20
0,20
0,20
Laporan
0,32
0,40
0,50
0,50
Laporan
0,32
0,40
0,40
0,40
27
No
0,36
0,45
0,56
0,70
Salinan
0,45
0,57
0,72
0,90
Laporan
0,30
0,30
0,30
0,30
Brosur
0,50
0,50
0,50
0,50
Makalah
0,45
0,56
0,70
0,70
12,50
12,50
12,50
12,50
Tiap naskah
6,00
6,00
6,00
6,00
Tiap buku
8,00
8,00
8,00
8,00
Tiap makalah
4,00
4,00
4,00
4,00
Tiap buku
8,00
8,00
8,00
8,00
Tiap naskah
4,00
4,00
4,00
4,00
Tiap buku
7,00
7,00
7,00
7,00
Tiap makalah
4,00
4,00
4,00
4,00
Tiap naskah
2,50
2,50
2,50
2,50
Tiap naskah
2,50
2,50
2,50
2,50
1. Paten Sederhana
Kopi paten
5,00
5,00
5,00
5,00
2. Paten
Kopi paten
10,00
10,00
10,00
10,00
Naskah
3,00
3,00
3,00
3,00
Laporan
SATUAN
HASIL
PENGEMBANGAN PROFESI
A
Tiap buku
28
No
SATUAN
HASIL
Tiap buku
7,00
7,00
7,00
7,00
Tiap Naskah
3,50
3,50
3,50
3,50
Tiap buku
3.50
3.50
3.50
3.50
Tiap makalah
1.50
1.50
1.50
1.50
IV
1. Mengajar/melatih Diklat
MENGIKUTI SEMINAR/LOKAKARYA KONFERENSI DI
BIDANG RANCANG BANGUN/PEREKAYASAAN
0.04
0.04
0.04
0.04
1. Pemrasaran
Kali
3.00
3.00
3.00
3.00
2. moderator
Kali
2.00
2.00
2.00
2.00
3. Peserta
Kali
1.00
1.00
1.00
1.00
Setiap 2 Jam
Setiap Tahun
0.50
0.50
0.50
0.50
Setiap Tahun
1.00
1.00
1.00
1.00
b. Anggota aktif
Setiap Tahun
0.75
0.75
0.75
0.75
a. Pengurus aktif
Setiap Tahun
0.50
0.50
0.50
0.50
b. Anggota aktif
Setiap Tahun
0.30
0.30
0.30
0.30
Tanda Jasa
3.00
3.00
3.00
3.00
Tanda Jasa
2.00
2.00
2.00
2.00
Tanda Jasa
1.00
1.00
1.00
1.00
Gelar
15.00
15.00
15.00
15.00
Gelar
15.00
15.00
15.00
15.00
Gelar
10.00
10.00
10.00
10.00
c. Sarjana (S1)
Gelar
5.00
5.00
5.00
5.00
*) Keterangan pelaksana :
1. Perekayasa pertama
2. Perekayasa Muda
3. Perekayasa Madya
4. Perekayasa Utama
29
BAB IV
PEMBINAAN KARIR JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA
A. Pengangkatan Pertama
Pengangkatan pertama seorang PNS ke dalam jabatan fungsional
Perekayasa dapat dilakukan Apabila PNS tersebut telah memenuhi syaratsyarat dan angka kredit yang ditentukan.
1. Syarat-syarat Pengangkatan Pertama :
a. Ada formasi untuk jabatan tersebut pada instansi yang
bersangkutan;
b. Berijazah minimal Sarjana (S1) atau Diploma IV (DIV) sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi unit kerja yang bersangkutan;
c. Pangkat serendah-rendahnya Penata Muda, golongan ruang III/a;
d. Surat Pernyataan dari Pimpinan Unit kerjanya bahwa yang
bersangkutan mempunyai kompetensi untuk melaksanakan
kegiatan rancang bangun /perekayasaan sesuai tupoksi unit kerja
tersebut.
e. Telah bekerja dalam bidang perekayasaan/ rancang bangun
sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun;
f.
Sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun sebelum mencapai batas usia
pensiun berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
g. Semua unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam DP3 pada 1
(satu) tahun terakhir sekurangkurangnya bernilai baik;
h. Telah mengikuti pendidikan dan pelatihan penjenjangan jabatan
fungsional perekayasa.
2. Pengangkatan PNS dari jabatan lain ke dalam jabatan fungsional
perekayasa diatur sebagaimana pengangkatan jabatan fungsional
perekayasa pertama kali, dan dilengkapi Surat Pemberhentian dari
Jabatan Struktural/Fungsional sebelumnya.
3. Calon perekayasa yang diangkat ke dalam Jabatan Fungsional
Perekayasa, pangkat dan golongan ruang ditetapkan sama dengan
pangkat dan golongan ruang yang dimiliki, sedangkan jenjang jabatan
perekayasa ditetapkan berdasarkan angka kredit yang tertuang dalam
Surat Keputusan Penetapan Angka Kredit yang dimiliki.
B. Penempatan Perekayasa
Pejabat perekayasa selain di unit penelitian dan pengembangan, dapat
ditempatkan di unit perekayasaan instansi yaitu unit kerja yang
melaksanakan kegiatan fungsional perekayasaan pada Departemen,
Kementerian, Lembaga Pemerintah Non Departemen atau Instansi
Pemerintah Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota.
30
31
D. Pembebasan Sementara
Pembebasan sementara adalah pembebasan PNS dari jabatan fungsional
perekayasa selama jangka waktu tertentu. Pembebasan sementara berarti
yang bersangkutan kehilangan hak atas tunjangan jabatan dan
perpanjangan batas usia pensiun sesuai peraturan yang berlaku namun
angka kredit terakhir yang dimiliki tetap berlaku.
1. Pejabat perekayasa dapat dibebaskan sementara dari jabatan
perekayasa Apabila :
a. Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak diangkat dalam pangkat
terakhir tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang ditentukan
untuk kenaikan pangkat bagi Perekayasa Pertama golongan ruang
III/a sampai Perekayasa Utama golongan ruang IV/d.
b. Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak diangkat dalam pangkat
terakhir tidak dapat mengumpulkan angka kredit sekurangkurangnya 25 (dua puluh lima) bagi Perekayasa Utama golongan
ruang IV/e.
2. Perekayasa juga dapat dibebaskan sementara dari Jabatan Fungsional
Perekayasa oleh sebab lainnya, yaitu apabila :
a. Dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau tingkat berat berupa
penurunan pangkat, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 30
Tahun 1980.
b. Diberhentikan sementara sebagai PNS berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966.
c. Ditugaskan secara penuh diluar jabatan Perekayasa sehingga tidak
dapat lagi melaksanakan tugas pokoknya, karena Pejabat
Fungsional Perekayasa tidak diperbolehkan merangkap jabatan..
d. Cuti Diluar Tanggungan Negara, kecuali untuk persalinan keempat
dan seterusnya.
e. Tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan, selama pembebasan
sementara tersebut yang bersangkutan dapat dipertimbangkan
kenaikan pangkat regulernya, sesuai dengan ketentuan Peraturan
Pemerintah Nomor 3 Tahun 1980 pasal 7 sebagai berikut :
- Pangkat belum mencapai pangkat tertinggi/puncak;
- Telah 4 (empat) tahun dalam pangkat yang dimilikinya;
- Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam DP3
sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir.
3. Pejabat Perekayasa yang dibebaskan sementara dari jabatannya
berdasar butir 1 s.d. 5 di atas, dapat diangkat kembali dalam jabatan
perekayasa dengan menggunakan angka kredit terakhir yang pernah
dimilikinya, Apabila yang bersangkutan telah terbebas dari kondisi di
atas.
4. Perekayasa yang dibebaskan sementara karena dijatuhi hukuman
disiplin dapat tetap melaksanakan tugas pokoknya, namun angka
kreditnya tidak dapat dinilai;
5. Pejabat yang berwenang menetapkan pembebasan sementara adalah
pejabat yang berwenang mengangkat dalam jabatan perekayasa;
32
34
35
BAB V
DATA USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT (DUPAK) DAN
PENETAPAN ANGKA KREDIT (PAK) JABATAN FUNGSIONAL
PEREKAYASA
A. Angka Kredit
1. Pengertian Angka Kredit
Dalam Surat Keputusan Menpan Nomor: 24/KEP/M.PAN/2003 tentang
Jabatan Fungsional Perekayasa dan angka kreditnya, dinyatakan bahwa
Angka Kredit adalah suatu angka yang diberikan berdasarkan penilaian
atas prestasi yang telah dicapai oleh Perekayasa dalam mengerjakan
rincian butir kegiatan dan digunakan sebagai salah satu syarat untuk
pengangkatan dan kenaikkan jabatan/pangkat.
Dari batasan tersebut terlihat bahwa angka kredit (jumlah angka kredit
yang dapat dikumpulkan) merupakan faktor yang menentukan status
kepangkatan dan jabatan Perekayasa. Kenaikan pangkat/jabatan dapat
dipercepat, tepat waktu, diperlambat, atau bahkan dibebaskan sampai
diberhentikan dari jabatan, semua itu sangat tergantung dari
kemampuan Perekayasa dalam mengumpulkan angka kredit.
Angka kredit diperlukan untuk :
- PNS yang akan diangkat pertama kali dalam jabatan fungsional
Perekayasa, yaitu untuk menentukan jenjang jabatan yang
bersangkutan sabagai pejabat fungsional perekayasa;
- Perekayasa Pertama sampai Perekayasa Utama yang akan
mengalami kenaikan jabatan/pangkat;
Angka kredit diperoleh berdasar hasil penilaian atas prestasi dari
pelaksanaan setiap butir rincian kegiatan sebagaimana disebutkan pada
Lampiran I Keputusan Menpan No. 24/KEP/M.PAN/2003 dan Peraturan
Bersama antara BPPT dan BKN Nomor: 161/KA/BPPT/X/2005 dan
Nomor: 19B TAHUN 2005. Setiap Perekayasa perlu memahami benar
dalam melaksanakan kegiatan agar selalu sesuai dengan rincian butir
kegiatan dalam Lampiran tersebut, sehingga setiap prestasi yang
dicapai atas pelaksanaan kegiatannya dapat memperoleh nilai/angka
kredit.
2. Perhitungan Angka Kredit.
Untuk menghindari kerugian para Perekayasa dalam pengumpulan
angka kredit, karena data hasil kegiatan yang hilang, atau bukti
pelaksanaan kegiatan yang hilang, dan untuk menjamin kesesuaian
dengan periode kenaikan pangkat (bulan April dan Oktober), maka para
Perekayasa seyogyanya setiap semester mengisi formulir DUPAK (Data
Usul Penetapan Angka Kredit) sebagaimana tertulis dalam Lampiran I
Peraturan
Bersama
antara
BPPT
dan
BKN
Nomor:
161/KA/BPPT/X/2005 dan Nomor: 19B TAHUN 2005 beserta surat-surat
pernyataan sebagaimana tertulis dalam lampiran II, III, dan IV disertai
36
37
38
39
40
41
BAB VI
TATA KERJA DAN CARA PENILAIAN TIM PENILAI
PEREKAYASA
A. Tim Penilai Perekayasa
1. Tim Penilai Pusat
a. Kedudukan
Tim Penilai Pusat adalah Tim Penilai yang dibentuk dan ditetapkan
oleh Kepala BPPT.
b. Tugas
Tim Penilai Pusat bertugas menilai prestasi Perekayasa Utama.
c. Tim Penilai Pusat berfungsi sebagai :
1) Pemeriksa dan penilai butir-butir kegiatan dalam DUPAK
2) Pemeriksa kebenaran dokumen-dokumen DUPAK
3) Penyusun PAK untuk disampaikan kepada Kepala BPPT.
d. Keanggotaan Tim Penilai Pusat.
Keanggotaan Tim Penilai Pusat terdiri dari PNS dengan susunan
sebagai berikut:
1) Seorang Ketua merangkap anggota
2) Seorang Wakil Ketua merangkap anggota
3) Seorang Sekretraris merangkap anggota
4) Sekurang-kurangnya 4 orang anggota
e. Persyaratan menjadi anggota Tim Penilai Pusat
1) Jabatan/Pangkat serendah-rendahnya sama dengan jabatan/
pangkat Perekayasa yang dinilai.
2) Serendah-rendahnya Pejabat Perekayasa Utama
3) Memiliki keahlian dan kemampuan untuk menilai prestasi kerja
Perekayasa
4) Dapat aktif melakukan penilaian.
5) Menyatakan kesedian secara tertulis untuk menjadi anggota Tim
Penilai Pusat, dengan sepengetahuan atasan langsung.
6) Apabila anggota Tim Penilai tidak dapat dipenuhi oleh
Perekayasa, maka anggota Tim Penilai dapat diangkat dari PNS
lain yang memiliki kompetensi untuk menilai prestasi kerja
Perekayasa.
7) Sekretaris Tim Penilai dapat merangkap sebagai anggota Tim
Apabila yang bersangkutan seorang Perekayasa atau dinyatakan
mempunyai kompetensi untuk menilai oleh pejabat yang
mengangkat.
f. Masa kerja Tim Penilai 3 (tiga) tahun, dan dapat diperpanjang untuk
satu kali masa jabatan berikutnya. Setelah masa jabatannya
42
7)
8)
9)
44
c.
45
BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN
1.
2.
46
Contoh :
Lampiran I : Cara
pengisian
surat
pernyataan
melakukan
kegiatan rancang bangun dan
perekayasaan.
SURAT PERNYATAAN
MELAKUKAN KEGIATAN RANCANG BANGUN DAN PEREKAYASAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
NIP
Pangkat/gol ruang
Jabatan
Unit Kerja
menyatakan bahwa
Nama
NIP
Pangkat/gol ruang/TMT
Jabatan
Unit Kerja
: (nama pejabat
Perekayasa)
:
:
:
:
eselon
III
atasan
pejabat
:
: (nama pejabat perekayasa)
:
:
:
:
NO
URAIAN KEGIATAN
RANCANG BANGUN
DAN PEREKYASAAN
TANGGAL
SATUAN
JUMLAH KETERANGAN/
JUMLAH
HASIL
AK
BUKTI FISIK
4
()
NIP. ..
Cara pengisian tabel :
1. Kolom 2 diisi dengan butir kegiatan yang dilakukan
2. Kolom 3 diisi tanggal pelaksanaan kegiatan/periode kegiatan
3. Kolom 4 diisi sesuai satuan hasil dalam Lampiran I Kepmenpan Nomor
24/KEP/M.PAN/2003. contoh : Ijazah, laporan, STTPP.
4. Kolom 5 diisi dengan banyaknya kegiatan untuk butir kegiatan yang sama
5. Kolom 6 diisi dengan jumlah angka kredit untuk kegiatan yang bersangkutan
6. Kolom 7 diisi dengan nomor bukti pelaksanaan kegiatan/Apabila ada yang perlu
diterangkan
47
Contoh :
Lampiran II : Cara pengisian surat pernyataan
Melakukan kegiatan pengembangan
profesi perekayasa
SURAT PERNYATAAN
MELAKUKAN KEGIATAN PENGEMBANGAN PROFESI PEREKAYASA
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
NIP
Pangkat/gol ruang
Jabatan
Unit Kerja
menyatakan bahwa
Nama
NIP
Pangkat/gol ruang/TMT
Jabatan
Unit Kerja
: (nama pejabat
Perekayasa)
:
:
:
:
eselon
III
atasan
pejabat
:
: (nama pejabat perekayasa)
:
:
:
:
NO
1
URAIAN KEGIATAN
PENGEMBANGAN
PROFESI DAN
PEREKAYASAAN
2
TANGGAL
3
SATUAN
JUMLAH
HASIL
4
JUMLAH
KETERANGAN/
ANGKA
BUKTI FISIK
KREDIT
6
()
NIP. ..
Cara pengisian tabel
1. Kolom 2 diisi butir kegiatan yang dilakukan
2. Kolom 3 diisi tanggal pelaksanaan kegiatan/periode kegiatan
3. Kolom 4 diisi sesuai satuan bukti/hasil
4. Kolom 5 diisi dengan banyaknya kegiatan untuk butir kegiatan yang sama
5. Kolom 6 diisi jumlah angka kredit yang dicapai
6. Kolom 7 diisi
nomor bukti pelaksanaan kegiatan/Apabila ada yang perlu
diterangkan
48
Contoh :
Lampiran III : Cara
pengisian
surat
pernyataan
melakukan kegiatan yangmendukung
pelaksanaan tugas perekayasa.
SURAT PERNYATAAN
MELAKUKAN KEGIATAN YANG MENDUKUNG PELAKSANAAN
TUGAS PEREKAYASA
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: (nama pejabat
Perekayasa)
:
:
:
:
NIP
Pangkat/gol ruang
Jabatan
Unit Kerja
menyatakan bahwa
Nama
NIP
Pangkat/gol ruang/TMT
Jabatan
Unit Kerja
eselon
III
atasan
pejabat
:
: (nama pejabat perekayasa)
:
:
:
:
N
O
KEGIATAN YANG
MENDUKUNG
PELAKSANAAN
PEREKAYASA
TANGGA
L
SATUA
N
HASIL
JUMLA
H
JUMLA
H
ANGKA
KREDI
T
6
KETERANGA
N/ BUKTI
FISIK
7
()
NIP. ..
Cara pengisian tabel :
1. Kolom (2) diisi; butir kegiatan yang dilakukan
2. Kolom (3) diisi; tanggal pelaksanaan kegiatan/periode kegiatan
3. Kolom (4) diisi; sesuai satuan bukti/satuan hasil
4. Kolom (5) diisi; banyaknya kegiatan untuk butir kegiatan yang sama
5. Kolom (6) diisi; jumlah angka kredit untuk kegiatan yang sama
49
6. Kolom (7) diisi; nomor bukti pelaksanaan kegiatan/Apabila ada yang perlu
diterangkan
Contoh :
Lampiran IV : Surat
Permohonan
Rekomendasi
Menjadi
Pejabat
Fungsional
Perekayasa
melalui
pengangkatan
pertama kali atau perpindahan jabatan
:
:
:
:
:
Pemohon,
Nama ..
NIP
..
Tembusan:
Yth. Sekretaris Jenderal/Sekretaris Utama/Pembina Kepegawaian Pusat atau
Daerah*)
*) Coret yang tidak perlu.
50
Contoh :
Lampiran V : Surat Penugasan
SURAT PENUGASAN
NO : ././.
YanNbertanda tangan di bawah ini :
Nama
: ..
NIP
: ..
Gol. /Ruang : ..
Jabatan
: .
(Kepala Unit yang bersangkutan, Jabatan Struktural)
Menugaskan kepada :
1. Nama
:
NIP
:
Gol./Ruang
:
Jabatan
:
2. Nama
:
NIP
:
Gol./Ruang
:
Jabatan
:
3. Nama
:
NIP
:
Gol./Ruang
:
Jabatan
:
4. Nama
:
NIP
:
Gol./Ruang
:
Jabatan
:
51
Contoh :
Lampiran VI: Laporan Bukti Kegiatan
Laporan Bukti Kegiatan
Sistematika Penulisan Laporan
JUDUL KEGIATAN
: ..
PELAKSANAAN
PENDAHULUAN
..............................................
..
RENCANA KEGIATAN
..
..
HASIL KEGIATAN
:
Disetujui oleh :
Pemberi tugas,
, .. 200..
Pelapor,
NIP ..
1. ..
NIP
2.
NIP .
3. .
NIP ..
4. ..
NIP
52
54
Contoh :
Lampiran VII : Format Surat Keterangan
SURAT KETERANGAN
Nomor :
/
Yang bertandatangan dibawah ini:
Nama
NIP
Jabatan
Unit Kerja
:
:
:
:
:
:
:
:
, .
Kepala Unit Kerja/Atasan langsung
Nama Pejabat
NIP. .
55