Pendampingan KRPL Bengkulu PDF
Pendampingan KRPL Bengkulu PDF
KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya,
sehingga Laporan Akhir Tahun2014 Kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah
Pangan Lestari di Provinsi Bengkulu dapat tersusun. Laporan ini dibuat sebagai
salah satu pertanggungjawaban terhadap hasil pelaksanaan kegiatan mulai bulan
Januari sampai dengan bulan Desember Tahun 2014.
Secara umum kegiatan Pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestari
di Provinsi Bengkulu ini berjalan dengan baik. Semoga laporan akhir ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca.
Kami menyadari bahwa dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
ini tentu ada kekurangannya, oleh karena itu kritik dan saran untuk perbaikan
sangat diharapkan. Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dan membantu
pelaksanaan kegiatan ini kami sampaikan terima kasih. Semoga kegiatan ini
dapat
memberikan
manfaat
bagi
percepatan
adopsi
inovasi
teknologi
ii
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul RDHP
2. Unit Kerja
: BPTP Bengkulu
4. Sumber Dana
: L (Lanjutan)
6. Penanggung Jawab
a. Nama
b. Pangkat/Golongan
c. Jabatan Fungsional
7. Lokasi
8. Agroekosistem
9. Tahun Mulai
: 2013
: 2015
iii
13.Biaya
Koordinator Program,
Mengetahui:
Kepala BBP2TP,
Kepala Balai,
iv
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL .....................................................................................
i
KATA PENGANTAR ................................................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN ..........................................................................
iii
DAFTAR ISI ..........................................................................................
v
DAFTAR TABEL .....................................................................................
vii
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
viii
RINGKASAN ..........................................................................................
ix
I.
PENDAHULUAN ...........................................................................
1.1. Latar Belakang ....................................................................
1.2. Dasar Pertimbangan.............................................................
1.3. Tujuan.................................................................................
1.4. Keluaran yang Diharapkan ...................................................
1.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak .
1
1
2
4
4
4
II.
III.
PROSEDUR .................................................................................
3.1. Ruang Lingkup Pendampingan .............................................
3.2. Sasaran Pendampingan .................................................
3.3. Pendekatan Konsep dan Tahapan Pendampingan KRPL .........
3.4. Lokasi Kegiatan ..................................................................
3.5. Bahan dan Alat ..
3.6. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan
10
10
10
11
11
12
14
IV.
16
16
17
21
22
24
25
26
27
28
28
V.
KESIMPULAN ............................................................
30
VI.
31
32
34
36
36
38
39
DAFTAR TABEL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Halaman
Lokasi Pendampingan KRPL di Provinsi Bengkulu Tahun 2014 ...........
12
Komoditas yang diimplementasikan ..
13
Kegiatan Koordinasi Pendampingan KRPL Tahun 2014 .....................
15
Daftar Nama Liaison Officer (LO) Tahun 2014.................
18
Lokasi Pendampingan KRPL Tahun 2014 .........................................
18
Kegiatan Pelatihan dan Sosialisasi Tahun2014 ................................
21
Penyampaian Materi ke Stakeholders Tahun 2014
22
Media Informasi yang Terdiseminasi Tahun2014 ............................
24
9.
10.
11.
vi
25
28
29
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Materi Narasumber......................
Materi Pelatihan ..................................................
Dokumentasi..................................................................................
Kuesioner .......................................................................................
Hasil Analisis Kompos ......................................................................
Berita Acara Pemusnahan Ayam KUB .
vii
40
71
86
92
107
108
RINGKASAN
1
Judul
Unit kerja
BPTP Bengkulu
Tujuan
Keluaran
Prosedur
viii
petani
terhadap
teknologi
yang
didiseminasikan
serta
metode
penyebarannya.
Analisis data menggunakan pre test dan post
test secara deskriptif diuji dengan statistic non
parametrik.
Capaian
Manfaat
Dampak
Jangka Waktu
10
Biaya
11
Biaya Setelah
Revisi
ix
SUMMARY
1
Title
Unit of Work
: AIAT (BPTP)Bengkulu
Purposes
: 1.
Output
Methodology
1.
2.
Achievement
: 1.
2.
3.
4.
5.
Benefits
Impact
Period
10 Cost
11 Revition cost
xi
I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) merupakan salah satu bentuk
konsep
Kawasan
Rumah
Pangan
Lestari
(KRPL),
(2)
Model
Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L), serta (3) Sosialisasi dan Promosii
P2KP.
Pelaksanaan kegiatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan
(P2KP) ini merupakan implementasi dari Rencana Strategis Kementerian
Pertanian yaitu Empat Sukses Pertanian, yang salah satunya ialah mengenai
Peningkatan Diversifikasi Pangan, yang merupakan salah satu kontrak kerja
antara Menteri Pertanian dengan Presiden Republik Indonesia pada tahun 20092014, dengan tujuan untuk meningkatkan keanekaragaman pangan sesuai
dengan karakteristik wilayah. Kontrak kerja ini merupakan tindak lanjut dari
Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan
Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal, yang
ditindaklanjuti
oleh
Peraturan
Menteri
Pertanian
Nomor
dengan
surat
edaran
atau
Peraturan
Bupati/Walikota
pembangunan
pertanian
yang
semakin
dinamis
menuntut
percepatan adopsi teknologi oleh pelaku utama maupun pelaku usaha di sektor
pertanian. Dalam merespon tuntutan tersebut perlu dilakukannya pendampingan.
Pendampingan merupakan salah satu aspek penting dalam mensukseskan
program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Pendampingan yang holistik,
bersinergi, terkoordinir, terfokus dan terukur sangat diharapkan oleh semua
pihak dalam mengakselerasi pencapaian dari sasaran yang telah ditetapkan.
Menindak lanjuti arahan Presiden RI pada acara Konferensi Dewan
Ketahanan Pangan pada bulan Oktober 2010 di Jakarta tentang ketahanan dan
kemandirian pangan nasional harus dimulai dari rumah tangga. Terkait
denganhal ini, pemanfaatan lahan pekarangan untuk pengembangan pangan
rumah tangga merupakan salah satu alternatif untuk mewujudkan kemandirian
pangan rumah tangga.Pemanfaatan lahan pekarangan untuk ditanami tanaman
kebutuhan keluarga sudah dilakukan masyarakat sejak lama dan terus
berlangsung hingga sekarang namun belum dirancang dengan baik dan
sistematis pengembangannya terutama dalam menjaga kelestarian sumberdaya.
Olehkarena itu, komitmen pemerintah untuk melibatkan rumah tangga dalam
mewujudkan
kemandirian
pangan
melalui
diversifikasi
pangan
berbasis
sumberdaya lokal, dan konservasi tanaman pangan untuk masa depan perlu
diaktualisasikan
dalam
menggerakkan
kembali
budaya
menanam
di
pemanfaatan
pekarangan
dilakukan
melalui
upaya
jenis tanaman sesuai kebutuhan keluarga seperti aneka umbi, sayuran, buah,
serta budidaya ternak dan ikan sebagai tambahan untuk ketersediaan sumber
karbohidrat, vitamin, mineral, dan protein bagi keluarga pada suatu lokasi
kawasan perumahan/warga yang saling berdekatan. Dengan demikian akan
dapat terbentuk sebuah kawasan yang kaya akan sumber pangan yang
diproduksi sendiri dalam kawasan tersebut dari optimalisasi pekarangan.
Pendekatan pengembangan ini dilakukan dengan mengembangkan pertanian
berkelanjutan (sustainable agriculture), antara lain dengan membangun kebun
bibit dan mengutamakan sumber daya lokal disertai dengan pemanfaatan
pengetahuan lokal (local wisdom) sehingga kelestarian alam pun tetap terjaga
Kegiatan KRPL yang dilaksanakan oleh P2KPdi Bengkulu tahun 2013 telah
dilaksanakan di 10 Kabupaten dan Kota dengan jumlah kelompok lebih dari 100,
kegiatan yang sama juga dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah melalui BKP
Provinsi (APBD I) dan APBD Kabupaten yang sudah lebih dari 50 kelompok.
Perkembangan KRPL yang telah dibangun sebagian besar hanya berjalan 1
musim tanam, pada musim tanam berikutnya sebagian besar kawasan tidak
terbentuk lagi yang tersisa adalah rumah tangga (RPL) yang merasakan manfaat
dan mau melanjutkan kegiatannya.
Permasalahan yang timbul mengapa kawasan yang ditumbuhkan tidak
berkesinambungan antara lain : tidak tersedianya benih yang baik, bantuannya
telah selesai dan tidak membeli bibit lagi, terbatasnya pendampingan teknologi
dari sumber teknologi, keberlanjutan pendampingan kurang berjalan. Minimnya
pengetahuan petani tentang teknis budidaya serta pengolahan hasil memerlukan
dukungan dan pendampingan yang berkelanjutan. Hasil kegiatan M-KRPL yang
dilaksanakan oleh BPTP menunjukkan bahwa pengetahuan petani tentang
teknologi budidaya tanaman di pekarangan masih rendah, minat petani untuk
memilih jenis sayuran yang akan ditanam beralasan bahwa komoditas tersebut
setiap hari dikonsumsi (Cabe), laku dijual, dapat diolah menjadi bahan olahan
(Kripik bayam, pisang, manisan terung, tomat, dll)
Tingkat adopsi teknologi pemanfaatan pekarangan di Provinsi Bengkulu
relatif masih rendahyang diindikasikan oleh masih kurangnya pemanfaatan
pekarangan. Tingkat pemahaman masyarakat dan penyuluh dalam pemanfaatan
pekarangan dalam upaya peningkatan ketahanan pangan masih rendah dan
perlu ditingkatkan. Melalui Pendampingan KRPLdalam bentuk kegiatan sosialisasi,
umum
pendampingan
KRPLpada
tahun
2014bertujuan
untuk
2.
3.
1.4.
2.
3.
1.5.
Manfaat
1.
2.
3.
Dampak
1.
2.
3.
di
Pangan
Lestari
merupakan
rumah
yang
memanfaatkan
yang
menjamin
kesinambungan
persediaannya
dengan
tetap
tanaman
rempah
dan
obat,
serta
buah
(pepaya,
jeruk
ketahanan pangan keluarga dan gizi masyarakat harus diawali dari pemanfaatan
sumberdaya yang tersedia maupun yang dapat disediakan di lingkungannya.Upaya
tersebut ialah memanfaatkan pekarangan yang dikelola oleh keluarga.Manfaat yang
akan diperoleh dari pengelolaan pekarangan antara lain dapat: memenuhi kebutuhan
konsumsi dan gizi keluarga, menghemat pengeluaran, dan juga dapat memberikan
tambahan pendapatan bagi keluarga. Potensi lahan pekarangan sebagai salah satu
pilar yang dapat diupayakan untuk mewujudkan kesejahteraan keluarga, baik
bagi rumah tangga di pedesaan maupun di perkotaan.
Inovasi teknologi berpeluang untuk diadopsi oleh petani apabila teknologi
yang diintroduksikan memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
2. Bermanfaat bagi petani secara nyata.
3. Lebih unggul dibandingkan dengan teknologi yang telah ada.
4. Bahan, sarana, alat mesin, modal dan tenaga untuk mengadopsi teknologi
tersedia.
5. Memberikan nilai tambah dan keuntungan ekonomi.
6. Meningkatkan efisiensi dalam berproduksi.
7. Bersifat ramah lingkungan dan menjamin keberlanjutan usaha pertanian
(Kartono, 2009).
Dari sisi petaninya sendiri, mereka juga mempertimbangkan beberapa
faktor sebelum mengadopsi teknologi. Faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh
petani diantaranya adalah:
1. Ketersediaan pasar hasil panen dengan harga pasar yang layak serta
keuntungan yang baik.
2. Kepastian diperolehnya hasil dengan resiko kegagalan yang minimal.
3. Penerapan teknologi tidak sulit bagi petani.
4. Petani mampu menyediakan modal untuk mengadopsi teknologi.
5. Memberikan nilai tambah dan keuntungan nyata bagi petani.
Dalam proses adopsi inovasi teknologi kepada pengguna,
akan
dasarnya
pendampingan
merupakan
bagian
dari
kegiatan
menyediakan,
menerima
informasi
dan
teknologi
sehingga
diperoleh
sistematis,
lengkap,
sederhana/aplikatif,
dan
partisipatif
dengan
ataupun
melihat,
tetapi
lebih
ditekankan
untuk
mampu
berbeda
untuk
mengembangkan
pengetahuan.Hal
tersebut
dapat
dengan
cepat
sampai
kepada
masyarakat,
sehingga
III. PROSEDUR
3.1 Ruang Lingkup Pendampingan
Pendampingan dilakukan di 10 kabupaten/kota di provinsi Bengkulu.
Kegiatan dilaksanakan mulai dari bulan Januari sampai dengan Desember 2014.
Lingkup Kegiatan pendampingan KRPL tahun 2014 diprioritaskan pada :
Pelatihan teknis budidaya bagi petani dan penyuluh pendamping di KBD mKRPL (Sukamaju, Batu Kuning).
Penguatan KBD di 20 Desa m-KRPL tahun 2013 atau pengganti tahun 2013
10
Balitsa
Balitbuah
BPTP
P2KP Prov, Kab
danKota
Balitkabi
BBP2TP
Pembinaan dan
Pelatihan, penerapan
Teknologi/demplot, gelar
teknologi/temu lapang
Output
1.
2.
3.
4.
Meningkatnya
pengetahuan,
ketrampilan, dan minat petani pelaksana
P2KP dalam pelaksanaan teknologi
penanaman tanaman di pekarangan
Terdiseminasinya
paket teknologi
pemanfaatan pekarangan melalui media
komunikasi langsung (sosialisasi, gelar
teknologi, dan pelatihan-pelatihan), dan
komunikasi tidak langsung (tercetak,
elektronik) di 10 kabupaten kota di
provinsi Bengkulu
Tumbuhnya pasar KRPL
Rumusan metode penyabaran media
informasi teknologi yang efektif
11
Kecamatan
Desa
Tahun
Implementasi
Keterangan
Kawasanan,
pasar
Penguatan KBD
Kawasan dan
KBD
Penguatan KBD
KBD
Kawasan, KBD
Kawasan, KBD
Kawasan , KBD
KBD
Pengolahan
hasil
Kawasan dan
KBD
Penguatan KBD
Kawasan dan
KBD
KBD
KBD, KPL
Demplot
kawasan
Demplot
kawasan
KBD
Demplot
kawasan
KBD
Demplot
Kawasan,
pasar
KBD
1 Kota
Ratu Agung
Lempuing
Kampung Melayu Sumber jaya
2013
2013
2 Seluma
Air Periukan
2013
2013
Sukamaju
Sukaraja
2013
2013
2013
2012
2013
2011
Talang Empat
Jaya Karta
Lagan
2013
2013
6 Bengkulu Utara
Arga makmur
Tebing Kaning
2012
7 Mukomuko
Padang Jaya
Padang Jaya
Kota Mukomuko Tanah Rekah
Air manjunto
Tirta Mulya
2013
2013
2013
8 Lebong
Bingin Kuning
2013
2013
9 Rejang Lebong
Curup Tengah
Curup Timur
Karang Dapo
Atas
Daneu
Air Bang
Air Meles
10 Kepahiang
Kepahiang
Tebat Monok
2013
Kaba Wetan
Air sempiang
2013
2013
2013
12
Pupuk antara lain : pupuk kandang, pupuk organik plus, NPK dan
Urea (dalam jumlah terbatas)
Pestisida : pestisida nabati, pestisida kimiawi/fungisida, insektisida
(dalam jumlah terbatas)
Media tanam : sekam, tanah, mikroorganisme (trico G, stardex, dll)
2. Bahan Pendukung lainnya berupa :
Polybag, plastik semai, pot
Rak vertikultur (bambu, besi, dll)
Bahan KBI dan KBD (rak pesemaian, atap rumah bibit, kayu,
bambu, besi, spanduk, dll)
Perangkat irigasi (tandon air, selang, paralon, irigasi tetes,
springkel, ember, gembor, dll)
Perangkat tanam, pemeliharaan danangkut (kereta dorong, cangkul,
sabit, parang, sprayer, keranjang), alat penimbang, waring, ajir,
guntung buah dan ranting, dll)
Tenda sebagai tempat sosialisasi pasar
Perangkat teknologi aqua phonic (paralon, selang, media tanam
ziolid, kayu, kaca dinding kolam, dll)
Alat pemotong kayu
Bahan pendukung pekerja : tas, sepatu lapangan, topi
3. Bahan informasi (leaflet, buku saku teknis budidaya sayuran)
4. Alat tulis dan computer suplay
5. Komoditas
Tabel 2. Komoditas yang diimplementasikan
Komoditas
Sayuran
Jenis
Cabe, tomat, sawi, kool bunga, kubis, selada, terung,
kangkung, daun bawang, seledri, bayam, bawang
merah
Buah-buahan
Bio farmaka
Umbi-umbian
Ternak
13
3.6
3.6.1 Persiapan
Penyusunan RODHP
RODHP disusun sebagai penjabaran dan perincian dari RDHP. RODHP lebih
rinci dan operasional baik dari aspek administrasi/keuangan dan kegiatan
yang akan dilaksanakan. RODHP selanjutnya diturunkan dan dirincikan lagi
menjadi juklak kegiatan diseminasi.
2.
3.
4.
5.
3.6.3.
1.
2.
3.
4.
Minat dan respon petani dan konsumen terhadap produk KRPL melalui pasar
KRPL
5.
6.
3.6.4.
Analisis Data
Data yang dikumpulkan berupa data primer yang berasal dari petani yaitu
14
15
kebutuhan
pendampingan
program
KRPL.
Setelah
diketahui
sosialisasi
dilakukan
terhadap
kelompok
sasaran
dan
pemuka
Kegiatan
2
Koordinasi dengan
BKP, Dinas Pertanian,
dan BP4K mengenai
rencana kunjungan
Mentan RI di Desa
Bukit Peninjauan I
Lokasi
3
Kabupaten
Seluma
Waktu
4
Pebruari
Output
5
Kesepakatan
bersama BPTP
Bengkulu
mendampingi Desa
Bukit Peninjauan I
sebagai lokasi
kunjungan kerja
Mentan di Provinsi
Bengkulu
Magang/prakerind
siswa/i SMKN
2Mukomuko
Siswa SMKN
2Mukomuko
peb-Mei
Siswa memahami
teknik budidaya
tanaman sayuran di
lahan pekarangan
16
1
3
2
Koordinasi kegiatan
pendampingan KRPL
ke BKP3/BP4K dan
survey calon lokasi
kegiatan
pendampingan KRPL
Magang/prakerind
siswa/i SPPN 1
Bengkulu
Magang/prakerind
siswa/i SMKN 6
Bengkulu
3
Kabupaten
Bengkulu Utara,
Kepahiang, Kota
Bengkulu,
Seluma,
Mukomuko,
Lebong, Rejang
Lebong,Kaur,
Bengkulu Selatan,
dan Bengkulu
Tengah
Siswa SPPN 1
Bengkulu
Siswa SMK 6
Bengkulu
4
Pebruari
Maret
Maret-Mei
AgustusOktober
5
- BPTP Bengkulu
akan mendampingi
kegiatan P2KP
- Mengetahui
metode dan materi
pendampingan
yang dibutuhkan
stakeholder,
penyuluh
pendamping, dan
sasaran
Siswa memahami
teknik budidaya
tanaman sayuran di
lahan pekarangan
Siswa memahami
teknik budidaya
tanaman sayuran di
lahan pekarangan
Sumber: Laporan LO
17
Nama
Jabatan Fungsional
Penyuluh Madya
Heryan Iswandi
Teknisi
Bunaiyah Honorita, SP
Triwahyuni,S.Si
Robiyanto
Ir. Ruswendi, MP
Waluyo, A.Md
Penyuluh Muda
Penyuluh Pertama
Teknisi
PNK
Teknisi
Penyuluh Madya
Teknisi
Wilayah Kerja
Kab. Kaur
Kab. Bengkulu Selatan
Kab. Seluma
Kota Bengkulu dan Bengkulu
Tengah
Kab. Kepahiang
Kab Bengkulu Utara
Kab Mukomuko
Kab. Rejang Lebong
Kab. Lebong
Kabupaten
2
Bengkulu
Tengah
Kota
Bengkulu
Lokasi
Kecamatan
3
Pondok Kubang
Talang Empat
Karang Tinggi
Merigi Sakti
Merigi Kelidang
Talang Empat
Ratu Agung
Kampung Melayu
Selebar
Gading Cempaka
Ratu Samban
Teluk Segara
Sungai Serut
Desa/Kelurahan
4
Harapan Makmur
Jayakarta
Renah Semanek
Rajak Besi
Kelidang Bawah
Bukit
Padang Ulak Tanjung
Lempuing
Sawah Lebar Lama
Sumber Jaya
Kampung Melayu
Pagar Dewa
Bumi Ayu
Panorama
Cempaka Permai
Anggut Atas
Tengah Padang
Pondok Besi
Surabaya
18
Penanggung
Jawab
5
BPTP
BPTP
BP4K
BP4K
BP4K
BP4K
BP4K
Sumber
Dana
6
DIPA 2014
DIPA 2014
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
BPTP
BP4K
BPTP
BP4K
BP4K
BP4K
BP4K
BP4K
BP4K
BP4K
BP4K
BP4K
DIPA 2014
APBD
DIPA 2014
APBD
APBN
APBN
APBN
APBD
APBN
APBN
APBD
APBD
1
3
Kaur
3
Semidang Gumai
4
Padang Panjang
5
BPTP
6
DIPA 2014
Bengkulu
Selatan
Kedurang Ilir
Manna
Air Sulau
Batu Kuning
BPTP
BPTP
DIPA 2014
DIPA 2014
Seluma
Air Periukan
Sukaraja
Sukamaju
Sukaraja
BPTP
BPTP
DIPA 2014
DIPA 2014
Mukomuko
Kota Mukomuko
Air Majunto
Selagan Raya
Tanah Rekah
Tirta Mulya
Sungai Ipuh
Talang Medan
Talang Buai
Sungai Gading
Aur Cina
Lubuk Bangko
Sungai Ipuh I
Penarik
Sidodadi
Bumi Mulya
Mekar Mulya
Sumber Mulya
Bukit Mulya
Mandi Angin Jaya
Brangan Mulya
Nelan Indah
Bunga Tanjung
Bandar Ratu
Ujung Pandang
Tanjung Harapan
Tanjung Medan
Pondok Kopi
Setia Budi
Tunggal Jaya
Ranah Karya
Lubuk Pinang
Karya Mulya
Pondok Kandang
Air Kasai
Sumbersari
Pondok Lunang
Air Dikit
Tanjung Mulya
Pauh Tarenja
Sumber Makmur
Banjar Sari
Tirta Mulya
Melati Putih
Tunas Maju
Tunas Mulya
Sekar Melati
BPTP
BPTP
BP4K
BP4K
BP4K
BP4K
BP4K
BP4K
BP4K
BP4K
BP4K
BP4K
BP4K
BP4K
BP4K
BP4K
BP4K
BP4K
BP4K
BP4K
BP4K
BP4K
BP4K
BP4K
BP4K
BP4K
BP4K
BP4K
BP4K
BP4K
BP4K
BP4K
BP4K
BP4K
BP4K
BP4K
BP4K
BP4K
BP4K
BP4K
BP4K
BP4K
BP4K
DIPA 2014
DIPA 2014
APBD
APBD
APBD
APBD
APBD
APBN
APBN
APBD
APBD
APBD
APBD
APBD
APBD
APBD
APBD
APBD
APBN
APBD
APBD
APBD
APBD
APBD
APBD
APBD
APBD
APBD
APBD
APBD
APBD
APBD
APBN
APBN
APBD
APBN
APBD
APBD
APBD
APBD
APBD
APBD
APBD
Tebing Kaning
Sumber Agung
Padang Jaya
Arga Mulya
Tanjung Putus
Sumberjo
Taba Tembilang
Bukit Sari
BPTP
BKP3
BPTP
BKP3
BKP3
BKP3
BKP3
BKP3
DIPA 2014
APBN
DIPA 2014
APBN
APBN
APBN
APBN
APBN
Penarik
Teramang Jaya
Kota Mukomuko
Ipuh
Teras Terunjam
Lubuk Pinang
Pondok Suguh
Air Dikit
XIV Koto
Sungai Rumbai
Air Majunto
V Koto
Air Rami
7
Bengkulu
Utara
Arma Jaya
Padang Jaya
Kerkap
Hulu Palik
Arga Makmur
Ulak Kupai
19
1
8
9
10
2
Rejang
Lebong
Lebong
Kepahiang
3
Curup Tengah
Curup Timur
Beringin Kuning
Batu Atas
Lebong Sakti
Amen
Lebong Selatan
Kepahiang
Kabawetan
4
Air Bang
Air Meles
Karang Dapo Atas
Daneu
Sukabumi
Garut
Kampung Jawa
Tes
Tebat Monok
Air Sempiang
Temdak
Pagar Agung
Mekar Sari
5
BPTP
BPTP
BPTP
BPTP
BP4K
BP4K
BP4K
BP4K
BPTP
BPTP
BP4K
BP4K
BP4K
6
DIPA 2014
DIPA 2014
DIPA 2014
DIPA 2014
APBN
APBN
APBN
APBD I
DIPA 2014
DIPA 2014
APBN
APBN
APBN
pekarangan.
Tujuan
pengembangan
KRPL
sesui
dengan
konsep
sumber
benih/bibit
untuk
menjaga
keberlanjutan
meningkat
kesejahteraan
keluarga
dan
menciptakan
20
adalah Bibit Kebun Desa. Tujuan utama dari KRPL adalah sisi ekonomi dapat
berhemat.
Pada kesempatan tersebut, Wakil Menteri Pertanian, bersama-sama
dengan Bupati Kab.Seluma, Sekda, Kepala BPTP Bengkulu menanam mangga
bengkulu dari Kabupaten Bengkulu Utara untuk dapat dikembangkan di Desa
Bukit Peninjauan I Kab.Seluma. Dikemukakan pula bahwa Kementerian Pertanian
akan sangat mendukung upaya daerah untuk mengembangkan mangga
bengkulu sebagai salah satu sentra produksi buah-buahan khususnya kab
seluma, dengan menyediakan bibit.
4.3. Kegiatan Pertemuan/Pelatihan
Untuk meningkatkan motivasi dan keterampilan dalam pengelolaan hasil
pekarangan, dilakukan beberapa pertemuan antara petani/penyuluh BPTP,
stakeholders, dan petani KRPL.Pertemuan yang dilakukan berupa sosialisasi dan
pelatihan seperti pada Tabel 6.
Tabel 6. Kegiatan Pelatihan dan sosialisasiTahun 2014
No
Kegiatan
Materi
Lokasi
1
2
3
4
Output
5
1.
Pertemuan
PPL, - Pendapatan petani
anggota kelompok - Pengurangan
dan
pengeluaran rumah
peneliti/penyuluh
tangga
BPTP
Bengkulu
Utara,
Bengkulu
Tengah,
Seluma, Kaur,
Kepahiang
2.
Pelatihan
pengolahan hasil
BPP Jayakarta,
Kabupaten
Lebong,
Kabupaten
Seluma,
Kabupaten
Bengkulu
Utara,
Kabupaten
Bengkulu
Selatan
Peningkatan
pengetahuan
dan
peningkatan
keterampilan
petani
3.
Sosialisasi
Kabupaten
Rejang Lebong,
Bengkulu
Tengah,
Bengkulu
Selatan,
Mukomuko
Peningkatan
motivasi
anggota
kelompok,
repon positif ari
kepala desa
Pengolahan
Tanaman
Pekarangan
Hasil
- Motivasi mengelola
lahan pekarangan
- Kendala teknologi
menanam tanaman
pekarangan
21
4.
Pelatihan
pembuatan
pestisida nabati
5.
Pelatihan
budidaya
teknis
Penggunaan
Pestisida
Nabati
untuk
Mempertahankan
Kesehatan Sayuran
Pekarangan
Budidaya buah naga
Kabupaten
Seluma,
Bengkulu
Utara, Kaur
Kabupaten
Kepahiang
Peningkatan
pengetahuan
dan
peningkatan
keterampilan
petani
Peningkatan
pengetahuan
dan
peningkatan
keterampilan
petani
Sumber: Laporan LO
Kegiatan
2
Pertemuan
Penyuluh
Materi
3
Pengembangan
KRPL untuk Lahan
Pekarangan
Lokasi
4
BP3K
Kecamatan
Jayakarta
2.
Pelatihan
Pemanfaatan
Lahan
Pekarangan oleh
Unit Pengelola
Kegiatan (UPK)
PNPMKec.
Pondok Kubang
Kab. Bengkulu
Tengah
- Pengembangan
KRPL di Provinsi
Bengkulu
- Manajemen
Kebun Bibit Desa
(KBD)
- Teknik Budidaya
Sayuran di
Lahan
Pekarangan
Kantor
olehUnit
Pengelola
Kegiatan
(UPK) PNPM
Kec. Pondok
Kubang Kab.
Bengkulu
Tengah
3.
Pertemuan
Penyuluh
Pemanfaatan
Lahan Pekarangan
BP3K
Kecamatan
Karang Tinggi
22
Output
5
Peningkatan persepsi
dan motivasi penyuluh
dalam
mengembangkan KRPL
Peningkatan
pengetahuan dan
sikap kelompok
Simpan Pinjam
Perempuan (SPP)
PNPM-MPd dalam
konsepsi
pengembangan KRPL
dan manajemen KBD.
Peningkatan perilaku
kelompok dalam
budidaya sayuran di
lahan pekarangan.
Peningkatan persepsi
dan motivasi penyuluh
dalam
mengembangkan KRPL
1
4.
2
Pembinaan
Kelompok
Pemanfaat
Pekarangan
Desa Bukit Kec.
Talang Empat
Kab. Bengkulu
Tengah
3
Pengembangan
Kawasan
Rumah Pangan
Lestari (KRPL)
Teknik
Budidaya
Sayuran di
Lahan
Pekarangan
4
Desa Bukit
Kec. Talang
Empat Kab.
Bengkulu
Tengah
5.
Pelatihan
Pendamping
untuk Kegiatan
KRPL tahun
2014
Pengembangan
Kawasan Rumah
Pangan Lestari
(KRPL)
Aula Kantor
Camat Kec.
Talang Empat
Kab. Bengkulu
Tengah
6.
Pelatihan
Pembuatan
Pakan Ikan
Alternatif
- Pembuatan
pakan ikan mas,
nila, dan lele
Balai Benih
Ikan Rimbo
Recap
7.
Sosialisasi
Pemanfaatan
Lahan
Pekarangan
untuk
Pengembangan
Pangan
8.
Pelatihan
Penerapan
Teknologi
Pertanian di
Klinik Agribisnis
Prima Tani Desa
Imigrasi Permu
Kabupaten
Kepahiang
- Pengelolaan
Pekarangan
Sempit untuk
Budidaya Bahan
Pangan Sebagai
Upaya
Pemenuhan
Konsumsi
Pangan
Keluarga
- Pestisida Nabati
untuk HPT
Sayuran
- Aquaponik
- hydroponik
23
Hotel Tiara
Kota Bengkulu
Klinik
Agribisnis
Prima Tani
Desa Imigrasi
Permu
Kabupaten
Kepahiang
5
Peningkatan
pengetahuan
kelompok dalam
keberlanjutan
pemanfatan lahan
pekarangan
Peningkatan
pengetahuan,
persepsi, dan motivasi
kelompok dalam
mengembangkan KRPL
dan teknik budidaya
sayuran di lahan
pekarangan
Peningkatan
pengetahuan penyuluh
terhadap
pengembangan KRPL
sebesar 52,5%
Peningkatan persepsi
dan motivasi penyuluh
dalam
mengembangkan KRPL
Peserta dapat
mengolah/membuat
pakan ikan dengan
bahan yang ada
disekitar lingkungan
(dedak, tepung ikan,
jagung giling, minyak
ikan)
Peningkatan motivasi
kelompok dan
peningkatan
pengetahuan petani
Peningkatan
pengetahuan dan
keterampilan petani
1
9.
2
Pelatihan
pengolahan
hasil
10.
Implementasi
dan Umpan
Balik Kegiatan
KRPL di Kab.
Kepahiang
11.
Sosialisasi
Pemanfaatan
Lahan
Pekarangan
untuk
Pengembangan
Pangan
Sumber: Laporan LO
3
- Teknik budidaya
sayuran di lahan
pekarangan
- Pengolahan hasil
Teknologi
pemanfaatan
lahan pekarangan
Teknik budidaya
sayuran di lahan
pekarangan
4
BPP Kampung
Melayu Kota
Bengkulu
5
Peningkatan
pengetahuan dan
keterampilan petani
BP3K Kec.
Kepahiang
Peningkatan motivasi
kelompok
BKP3 Kota
Bengkulu
Peningkatan motivasi
kelompok
Media Informasi
Buku Panduan Pelaksanaan
Pengelolaan Kebun Bibit
Desa Kawasan Rumah
Pangan Lestari (KRPL)
Buku Menumbuhkan dan
Mengembangkan Kawasan
Rumah Pangan Lestari
(KRPL)
Leaflet Ayam KUB
Leaflet Vertiminaponik
Banner
Backwall
Siaran TVRI
Sasaran
Petani,
penyuluh
pendampi
ng di 10
Kabupate
n/Kota,
audience
pekan
Agroinova
si,
Pameran
di LIPI
EXPO,
Pameran
di Dinas
Pertanian,
dan Gelar
Teknologi
Pemirsa
TVRI
24
Output
Mengerti dan memahami teknis
pengelolaan KBD
Mengerti dan memahami cara
mengelola KRPL
Mengerti dan memahami teknis
pengembangbiakan dan perawatan
ayam KUB
Mengerti dan memahami teknis
pengelolaan vertiminaponik
Mengerti dan memahami teknis
berbagai informasi dengan ringkas
Mengerti dan memahami teknis
berbagai informasi dengan ringkas
Mendapatkan iinformasi
pengembangan KRPL di Provinsi
Bengkulu
Lokasi Distribusi
Kab Mukomuko
Jumlah (ekor)
20
70
25
750
4
5
6
7
8
9
10
11
12
25
40
160
103
532
22
137
90
65
70
400 butir
359
Mesin tetas
Petani di beberapa Desa/ kelurahan
yang menetaskan sendiri
Petani Bengkulu Utara dan
Kepahiang
Bakti sosial Pekan Agro Inovasi
ayam
KUB
di
Keterangan
Induk
telur
Induk
Telur untuk
ditetaskan dan
konsumsi
Anak F1
Induk
Anak turunan F1
Anak turunan I
Anak turunan I
Anak turunan I
Anak turunan I
Anak turunan I
Dimusnahkan
karena ada
serangan penyakit *
Anak turunan I
1.100
Anak turunan I
200
Anak turunan I
Provinsi
Bengkulu
sangat
cepat
dengan pendapat ka. Balitnak Ciawi (Dr. Nasrulah) bahwa saat ini perninat untuk
memelihara ayam KUB di masyarakat cukup tinggi, bekerjasama dengan pihak
swasta yakni PT Ayam Kampung Indonesia, penyebaran ayam KUB sudah sampai
ke 10 provinsi di Indonesia dan akan terus dikembangkan di provinsi lain. Di
Gorontalo yang produksi jagung lokalnya tinggi, ayam ini berkembang sangat
baik (sinar tani, 2013).
25
Di Bengkulu permintaan ayam KUB sangat besar, setiap bulan lebih dari
500 ekor. Oleh karena itu KBI BPTP akan berusaha memenuhi kebutuhan
masyarakat di Provinsi Bengkulu.Sampai Nopember 2014 telah terdistribusi
sebanyak 4.168 ekor ayam KUB.
Pada musim penghujan (Nopember 2014), terjadi serangan penyakit yang
diawali dari F1 sebanyak 71 ekor.Hasil pemeriksaan Rapid Test terhadap 3
unggas dan 9 disposal dinyatakan positif flu burung.Saran dari Dinas Pertanian
Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Kota Bengkulu dilakukan pemusnahan
pada parent stock (Berita Acara terlampir). Karena terjadi kematian ayam pada
kandang yang lain (F1) yang dicadangkan untuk parent stock maka dilakukan
pembersihan kandang selama 1 bulan dan akan di ganti dengan indukan yang
baru/membeli parent DOC pada Bulan Desember.
4.7. Implementasi Display di BPTP Bengkulu
Pengembangan display di kantor BPTP Bengkulu bertujuan sebagai wahana
kunjungan tamu dan pembelajaran bagi siswa, petani, penyuluh, dan stakeholder
lainnya. Display terdiri atas beberapa bagian, diantaranya adalah 1) display
sayuran yang
terletak
di samping
Bengkulu,
2)
KUB
merupakan
salah
satu
sumber
protein
yang
dapat
26
Namun
pada
pelaksanaannya
di
setiap
kawasan/kelompok
secara
intensif
sehingga
dibutuhkan pasar.
27
dapat
menyediakan
produk
yang
METODE PENDAMPINGAN
Media
- Buku/Brosur KBD
- Leaflet
Pelatihan
PENINGKATAN
PENGETAHUAN
(%)
10,74
63,32
45,45
diperoleh dari media informasi leaflet yaitu sebesar 63,32% dengan alasan
bahwa leaflet menarik untuk dibaca karena memberikan informasi yang ringkas
dan penuh dengan warna. Peningkatan pengetahuan terendah didapat dari
media informasi buku yaitu sebesar 10,74% dengan alasan bahwa membaca
buku memerlukan waktu khusus sehingga sedikit menyita waktu meskipun para
28
Media Penyuluhan
Rata-rata
1.
Buku
4,11
2.
Leaflet
3,89
3.
Power point
3,88
4.
Film
4,01
5.
Pelatihan
4,21
6.
Kunjungan
4,21
7.
Display
4,22
29
V. KESIMPULAN
1.
2.
Media yang disiapkan dalam pendampingan KRPL berupa media cetak (buku
saku, brosur, leaflet, banner, back wall) dan media elektronik (CD/Film,
presentasi power point).
3.
30
Pendampingan
KRPL
dilakukan
pada
69
desa/kelurahan
di
10
kabupaten/kota.
2.
Komoditas sayuran yang diadopsi oleh petani antara lain: Kol bunga, cabai,
tomat, sawi, kangkung, bayam, terung, kol daun, seledri, bawang daun,
bawang merah.
3.
4.
5.
31
DAFTAR PUSTAKA
32
33
ANALISIS RESIKO
Analisis resiko diperlukan untuk mengetahui berbagai resiko yang
mungkin dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan diseminasi/pendampingan.
Dengan mengenal resiko, penyebab, dan dampaknya maka akan dapat disusun
strategi ataupun cara penanganan resiko baik secara antisipatif maupun
responsif (Tabel 12 dan 13).
Daftar resiko pelaksanaan pendampingan KRPL tahun 2014
NO.
1.
RESIKO
PENYEBAB
Koordinasi antar
pelaksana KRPLdi
daerah kurang lancar
- Masing-masing SKPD
menjalankan
tupoksinya sendiri dan
belum terintegrasi
DAMPAK
- Peningkatan
produksi
dan
produktivitas
(kinerja bersama)
tidak tercapai
- Respon konsumen
kecil
RESIKO
Koordinasi antar
pelaksana KRPLdi
daerah kurang lancar
PENYEBAB
- Masing-masing SKPD
menjalankan
tupoksinya sendiri dan
belum terintegrasi
Penanganan
- Dilakukan
sosialisasi
- Meningkatkan
koordinasi
- Pelaksanaan
sosialisasi
dilaksanakan
bersama penentu
kebijakan
(Bupati/Walikota,
Camat)
34
JADWAL KERJA
No
Uraian kegiatan
Bulan
1
Penyempurnaan RDHP
Penyusunan/pembahasan
perbaikan RODHP
Koordinasi
Pelaksanaan :
1. Penerbitan bahan
informasi
2. Display BPTP
3. KBI (sayuran, buah,
ayam KUB)
4. Demplot M-KRPL
5. KBD
6. Gelar teknologi, temu
lapang
7. Pelatihan/apresiasi
8. Ekspose , Sosialisasi
Laporan bulanan
X
X
X
X
10 11 12
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
35
PEMBIAYAAN
No
1.
3.
Jenis Pengeluaran
Belanja Bahan
- ATK, Komp suplay, dan
pelaporan
- Bahan saprodi dan
pendukung KBI
- Bahan saprodi dan
pendukung KBD
- Konsumsi pertemuan
- Bahan informasi, papan
merk, CD
Honor Output Kegiatan :
- Honor petugas lapang
KBD,KBI
- UHL petani , petani KBD
Belanja Bahan Non
Operasional :
- Prosesing benih, analisis
lab
4.
5.
Belanja
Perjalanan/transport dalam
kota :
- Perjalanan dalam rangka
pelaksanaan kegiatan
- Perjalan pendek
6.
- Perjalanan daerah
- Perjalanan luar provinsi
Volume
Harga
Satuan
(Rp.000)
Biaya
1 tahun
1 paket
63.970
335.400
63.970
1 paket
62.050
62.050
1 tahun
176.980
176.980
100 OH
1 paket
50
27.400
5.000
27.400
18.000
1 Tahun
40 OH
400
100
35
4.000
14.000
1.000
1 tahun
1.000
1.000
10 OJ
500
5.000
155.000
30 OP
5000
150.000
50 OH
1 Tahun
420 OH
2 OP
100
5.000
85.600
75.600
10.000
Jumlah
180
5.000
600.000
36
No
1.
3.
4.
5.
6.
Jenis Pengeluaran
Belanja Bahan
- ATK, Komp suplay, dan
pelaporan
- Bahan saprodi dan
pendukung KBI
- Bahan saprodi dan
pendukung KBD
- Konsumsi pertemuan
- Bahan informasi, papan
merk, CD
Honor Output Kegiatan :
- Honor petugas lapang
KBD,KBI
- UHL petani , petani KBD
Belanja Bahan Non
Operasional :
- Prosesing benih, analisis
lab
Persentase
Keuangan
(%)
Persentase
Fisik (%)
63.970.000
100
100
62.047.500
99,99
100
176.980.000
100
100
4.998.000
27.400.000
99,96
100
100
100
4.000.000
100
100
14.000.000
100
100
1.000.000
100
100
1.400.000
28
100
99,99
100
5.000.000
100
100
75.600.000
9.990.500
100
99,90
100
100
596.372.212
99,39
100
Realisasi
Anggaran
149.986.212
37
PERSONALIA
No
Penjab Kegiatan/Anggota
Peneliti/Gelar
NIP
Bidang
Keahlian
Jenjang
Fungsional
19610531
199003 2 001
Ekonomi
Pertanian
Penyuluh
Pertanian Madya
19690427
199803 1 001
Agronomi
Peneliti Muda
Ir. Ruswendi, MP
19610320
198903 1 003
Peternakan
Penyuluh
pertanianMadya
19561005
198803 1 001
Agronomi
Penyuluh
Pertanian Madya
Ir. Siswani DD
Peternakan
19600730
198903 2 001
19690812
199803 2 001
Penyuluh
Pertanian Muda
Peneliti Muda
19790603
20101 2 003
Analis labor
Bunaiyah Honorita, SP
19890530
201101 2 009
Sosek
Calon Penyuluh
19880808
20101 1 012
Analis
Calon peneliti
10
19630909
199003 1 001
Peternakan
Calon Teknisis
11
Robiyanto
19800103
200710 1 001
SLTA
Teknisi
12
Waluyo, A.Md
19760111
200003 1 001
Computer
Teknisi
13
Heryan Iswandi
19831010
200812 1 001
SLTA
Teknisi
14
Sri Hartati. A
19780403
200812 2 001
SLTA
Administrasi
38
Pasca
panen
Calon peneliti
namun
pemanfaatan
lahan
pekarangan
sebagai
sumber
39
dalam
menggerakkan
lagi
budaya
menanam
di
lahan
salah
satu
pilar
yang
dapat
diupayakan
untuk
mewujudkan
Pemanfaatan pekarangan
40
pangan lokal dengan prinsip gizi seimbang (Badan Litbang Pertanian, 2012).
Ketahanan dan kemandirian pangan secara nasional dapat tercapai jika dimulai
dari rumah tangga. Pemanfaatan lahan pekarangan secara terpadu merupakan
salah satu inovasi teknologi yang dapat digunakan untuk mewujudkan ketahanan
pangan khususnya yang dimulai dari rumah tangga.
KONSEP KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL)
Kawasan menunjukkan dimensi luas atau wilayah tertentu (komplek
perumahan, dusun, desa, kecamatan) terdiri atas beberapa rumah yang secara
bersama-sama melaksanakan suatu program.
dan
meningkatkan
kualitas,
nilai
dan
keanekaragamannya.
Sedangkan lestari adalah keberlanjutan yang didukung oleh adanya kebun bibit
untuk setiap kawasan rumah pangan.
Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) merupakan suatu kawasan dalam
satu Rukun Tetangga atau Rukun Warga/Dusun (kampung) yang telah
menerapkan prinsip Rumah Pangan Lestari (RPL) dengan menambahkan
intensifikasi pemanfaatan pagar hidup, jalan desa, dan fasilitas umum lainnya
(sekolah,
rumah
ibadah,
dan
lainnya),
lahan
terbuka
hijau,
serta
41
Oleh
karena itu perlu dibangun Kebun Bibit dan dikelola secara baik di setiap KRPL.
Pengaturan pola dan rotasi tanaman termasuk sistem integrasi tanaman-ternak
42
dan model diversifikasi yang tepat sehingga dapat memenuhi pola pangan
harapan dan memberikan kontribusi pendapatan keluarga.
Konsep lestari minimal memperhatikan 4 aspek :
1. Aspek Pelaku
Tokoh masyarakat dan para pelaksana yang menyadari bahwa hidup
memerlukan pangan bergizi, segar dan menyehatkan, lingkungan hijau dan
hidup produktif.
2. Aspek Pelaksanaan
3. Aspek Pendukung
Akses terhadap sarana dan pra sarana : air, media tanam, aneka benih,
pupuk, dan pestisida
Aspek
kelembagaan
seperti
pengolahan,
lembaga
pasar
untuk
43
Dalam satu tahun, terjadi peningkatan jumlah RPL dalam satu wilayah
kecamatan. Peningkatan jumlah RPL berdasarkan keinginan dan dorongan
yang tumbuh (partisipasi) dari masyarakat.
3) Perkembangan jumlah dusun, desa, kecamatan, yang mengadopsi prinsip
RPL/KRPL
Indikasi keberhasilan KRPL dapat dilihat dari perkembangan wilayah yang
mengadopsi. Misalnya lokasi awal pelaksanaan baru 6 lokasi, setelah satu
tahun perkembangan KRPL lebih dari 12 lokasi.
4) Peningkatan produksi (jenis komoditas, jumlah, dan kualitas)
Salah satu indikasi keberhasilan KRPL adalah terjadi peningkatan jumlah dan
ragam komoditas yang dihasilkan oleh satu kawasan setiap musimnya.
5) Pengurangan belanja dapur/penghematan pengeluaran rumah tangga
6) Kemitraan (Pemda,Lembaga/Organisasi)
Perkembangan kemitraan yang dilakukan dari satu KRPL kepada pihak Pemda
atau swasta, dalam hal : pemasok bahan baku (media tumbuh, pupuk,
benih/bibit, pestisida nabati), pemasaran hasil (pihak mana, volume per
satuan waktu), sumber permodalan (pihak mana, volume per satuan waktu).
Peran yang dijalankan oleh masing-masing kelembagaan dalam sistem
agribisnis m-KRPL antara lain :
Fungsi
Agribisnis
Penyediaan
Benih
Penyediaan
pupuk dan
obat-obatan
Penyediaan
modal
Penyediaan
tenaga kerja
Penyediaan
air untuk
penyiraman
Kegiatan
usahatani
Pengolahan
hasil
pertanian
Pemasaran
hasil
pertanian
Penyediaan
Individu
Rumah
Tangga
Swasta/
Pasar
44
informasi
(teknologi,
pasar, dll)
Menurut
Suryana
(2009)
pembangunan
ketahanan
pangan
berhasil/terwujud bila dua kondisi terpenuhi, yaitu (1) pada tataran makro, setiap
saat tersedia pangan yang cukup (jumlah, mutu, keamanan, keragaman merata
dan terjangkau); (2) pada tataran mikro, setiap rumah tangga setiap saat
mampu mengkonsumsi pangan yang cukup, aman, bergizi dan sesuai pilihannya,
untuk menjalani hidup sehat dan produktif. Bila terjadi kerawanan pangan akan
mempunyai dampak besar bagi bangsa, yang meliputi aspek ekonomi
(produktivitas rendah), sosial (keresahan/ kerusuhan) serta politik (instabilitas).
Salah satu butir kesepakatan Gubernur terkait dengan pembangunan
ketahanan pangan adalah mengembangkan ketersediaan dan mempercepat
penganekaragaman konsumsi pangan berbasis pangan lokal, melalui (a)
menjamin ketersediaan sarana dan prasarana produksi, (b) mengendalikan alih
fungsi lahan, (c) melakukan pengkajian dan penerapan berbagai teknologi tepat
guna pengolahan pangan berbasis tepung-tepungan dan aneka pangan lokal
lainnya, (d) menetapkan hari-hari tertentu sebagai hari mengkonsumsi pangan
lokal, (e) mendorong berkembangnya kantin/warung desa /sekolah /perguruan
tinggi untuk memanfaatkan bahan-bahan pangan lokal (BKP, 2011).Upaya
diversifikasi pangan yang tertuang dalam salah satu butir kesepakatan tersebut
sangat strategis dalam rangka menurunkan konsumsi beras. Saat ini konsumsi
beras mencapai 139 kg/kapita/tahun. Menurut Wamentan, konsumsi ini perlu
diturunkan, idealnya pada kisaran 90 hingga 100 kg/kapita/tahun.
Presiden RI pada acara Konferensi Dewan Ketahanan Pangan di Jakarta
International Convention Center (JICC) bulan Oktober 2010, menyatakan bahwa
ketahanan dan kemandirian pangan nasional harus dimulai dari rumah tangga.
Pemanfaatan lahan pekarangan untuk pengembangan pangan rumah tangga
45
salah
satu
pilar
yang
dapat
diupayakan
untuk
mewujudkan
Pemanfaatan pekarangan
46
47
Tahapan Budidaya
1. Penyemaian
Setelah benih berkecambah (7-8 hari) tutup daun pisang atau karung
dibuka.
48
Bibit
dimusnahkan.
Bibit siap ditanam setelah berumur 3-4 minggu. Bibit tersebut sudah
membentuk 4-6 helai daun, dan tinggi 5-10 cm.
2. Penyiapan Lahan
Bedengan
o
Polybag
3. Penanaman
o
49
4. Pemeliharaan
3. AQUAPONIK
Aquaponik merupakan salah satu cara mengurangi pencemaran air yang
dihasilkan oleh budidaya ikan dan juga menjadi salah satu alternatif mengurangi
jumlah pemakaian air yang dipakai oleh sistem budidaya. Teknologi aquaponik
merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan dalam rangka pemecahan
keterbatasan
air.
Disamping
itu
teknologi
aquaponik
juga
mempunyai
keuntungan lainnya berupa pemasukan tambahan dari hasil tanaman yang akan
memperbesar keuntungan para peternak ikan.
Aquaponik
yaitu
memanfaatkan
secara
terus
menerus
air
dari
pemeliharaan ikan ke tanaman dan sebaliknya dari tanaman ke kolam ikan. Inti
dasar dari sistem teknologi ini adalah penyediaan air yang optimum untuk
masing-masing komoditas dengan memanfaatkan system re-sirkulasi. Sistem
teknologi aquaponik ini muncul sebagai jawaban atas adanya permasalahan
semakin sulitnya mendapatkan sumber air yang sesuai untuk budidaya ikan,
khususnya di lahan yang sempit, aquaponik yang merupakan salah satu teknologi
hemat lahan dan air yang dapat dikombinasikan dengan berbagai tanaman
sayuran.
50
menggabungkan
kedua
sistem
tersebut.
Aquaponik
menggunakan kotoran ikan yang berisi hampir semua nutrisi yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan tanaman. Aquaponik juga menggunakan tanaman dan
medianya untuk membersihkan dan memurnikan air. Jadi dalam aquaponik
terjadi simbiosis antara tanaman dan ikan.
Membuat Kolam Terpal Aquaponik
Kolam Terpal Aquaponik
Kolam terpal Aquaponik adalah kolam yang terbuat dari terpal. Kolam
terpal cocok untuk daerah yang tanahnya tidak bisa menyimpan air. Bahan yang
dibutuhkan hanya terpal, sekam dan batako/bata merah.
Ukuran terpal yang dibutuhkan adalah:
Panjang terpal = panjang kolam terpal+ (2x kedalaman kolam) + 10 cm.
Lebar terpal = lebar kolam + (2x kedalaman kolam terpal) + 10 cm.
51
dari hasil galian kolam digunakan untuk membuat tanggul. Padatkan tanggul
supaya tanggul tersebut kuat. Permukaan tanggul diberi batako/bata merah.
Setelah penggalian selesai, dasar kolam diberi sekam setinggi kurang lebih 10
cm. Terpal di pasang dan sisa terpal (10 cm) ditutupi dengan batu bata atau
batako. Kolam siap diisi air.
52
Secara umum suhu air 25-32 oC baik untuk budidaya ikan. Pada suhu
rendah nafsu makan ikan akan turun yang mengakibatkan pertumbuhan ikan
terganggu. Pada suhu tinggi ikan akan menunjukkan gejala kekurangan oksigen.
Perubahan suhu secara tiba-tiba mengakibatkan ikan stress yang dapat
mengakibatkan kematin.
Derajat Keasaman
Derajat keasaman (pH) yang baik untuk budidaya ikan adalah 5.5-9.0.
Meskipun ikan masih dapat bertahan di luar kisaran pH tersebut namun produksi
yang dihasilkan rendah. Jika pH terlalu rendah dapat dinaikkan dengan
menggunakan kapur pertanian (CaCO3).
Kekeruhan
Kekeruhan melindungi ikan dari serangan predator. Selain itu kekeruhan
dapat mempengaruhi pernafasan dan nafsu makan ikan. Kekeruhan 30-40 cm
baik untuk budidaya ikan.
Kadar Amonia
Amonia bersifat racun bagi ikan. Amonia dihasilkan dari sekresi/ kotoran
ikan. Kadar amonia optimum untuk budidaya ikan adalah dibawah 1,4 ppm. Cara
untuk menurunkan kadar amonia dalam air adalah dengan mengganti air
sebagian atau seluruhnya atau dengan cara filterisasi. Untuk budidaya ikan hias
dalam akuarium atau kolam kecil, filterisasi ini paling sering digunakan karena
lebih praktis dan menghemat waktu.
Klik link Filter ini untuk melihat contoh filter untuk kolam.
Sistem Aquaponik
1. Sistem Aquaponik Pasang Surut
53
permukaan
54
air.
55
ember plastik
ukuran 10-20 l atau papan kayu yang dibentuk menjadi seperti bak saluran air
yang dilapisi plastik. luasan ember sebagai filter yang digunakan adalah 25% dari
permukaan wadah pemeliharaan ikan seperti pada gambar. Sehingga air yang
kotor menjadi bersih kembali. Medianya terdiri dari : batu kerikil atau batu apung
lebih dianjurkan untuk digunakan karena jika memakai tanah maka seringkali
jalannya air lebih terhambat karena tanah-tanah halus juga ikut hanyut dan
menyumbat lubang pengeluaran Sistem Resirkulasi.
Secara ringkasnya dapat digambarkan sebagai berikut, air yang berasal
dari wadah pemeliharaan ikan dialirkan dengan menggunakan pompa air ke filter
yang juga berfungsi sebagai tempat untuk menanam tanaman, kemudian air
yang sudah difilter tersebut dialirkan kembali kedalam kolam ikan dialirkan
secara terus menerus, sehingga amoniak yang berada di kolam akan tersaring
sampai 80 % oleh tanaman tersebut..jenis tanaman yang sudah dicoba dan
berhasil cukup baik adalah kangkung, tomat, sawi dan fetchin atau pokchai.
Karena media filter tidak menggunakan tanah maka agar tanaman dapat tumbuh
baik perlu disemaikan dulu sampai bibit berumur 1-1,5 bulan baru siap
dipindahkan pada sistem aquaponik dengan jarak tanam :
Jenis Tanaman - Jarak Tanam
Kangkung - 10 cm
Cabai - 40 cm
Tomat - 40 cm
Terong sayur - 40 cm
Sistematika pembuatan aquaponik
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan sistem budidaya ikan secara
aquaponik , diantaranya adalah :
56
untuk
menyambungkan
pipa,
dalam
sistem
aquaponik
ini
pembuatan
sistem
budidaya
ikan
secara
aquaponik,
diantaranya adalah :
Pembuatan bak beton dan tendon.
Pemasangan pompa.
pemasangan ember yang sebelumnya diisi batu, ijuk, arang, batu koral
dan bibit tanaman, pemasangan diletakkan diatas batako.
Pemasangan pipa sirkulasi air, yang terdiri dari dua bagian :
57
1. Pipa yang berada di atas tanaman, yang merupakan pipa yang berisi
air hisapan dari kolam yang akan dialirkan ke tanaman,
2. Pipa di bawah tanaman, merupakan pipa berisi air dari tanaman yang
kemudian dialirkan ke tandon sebelum mengalir kembali ke kolam,
Pemasangan selang diantara tanaman dan pipa bawah
Resirkulasi awal air kurang lebih selama seminggu,
Penebaran ikan.
58
4.
Nama Barang
Aerator
Pipa PVC 2.5
Kran 2.5
Sokdrat luar 2.5
Sokdrat dalam 2.5
T drat
L drat
Ember besar
Terpal 5x6
Kayu 4x6
Batako
Paku campur 2", 4" , 5"
Ijuk (ikatan)
Arang (karungan)
Kabel listrik
Koral (kubik)
Upah (HOK)
Jumlah
350,000
9,000
9,000
3,000
3,000
3,000
3,000
12,000
450,000
21,000
4,000
18,000
25,000
35,000
5,000
300,000
75,000
350,000
72,000
306,000
102,000
102,000
102,000
27,000
408,000
450,000
273,000
400,000
36,000
50,000
35,000
50,000
300,000
600,000
3,663,000
A. Pendahuluan
Bumi telah cukup lama menikmati kondisi cuaca yang baik, namun
demikian saat ini semua itu telah berubah. Jumlah air tanah yang melimpah di
setiap tempat saat ini telah tercemari tanpa dapat diperbaiki secara cepat.
Kondisi sistem tata surya juga memasuki era baru yang akan sangat
mempengaruhi kehidupan di bumi. Akibatnya kita mengahadapi berbagai
permasalahan produksi tanaman terutama produksi tanaman di lahan terbuka
(open field). Dalam sejarah peradaban manusia, ketika pemerintah tidak dapat
lagi menyediakan pangan untuk rakyatnya, maka akan terjadi perubahan yang
sangat nyata pada bidang sosial, ekonomi, dan politik. Bila kita melihat data
dokumen perubahan cuaca dan lingkungan yang terjadi akanterlihat betapa
59
kritisnya kondisi sistem produksi pangan dan ketersediaan pangan dunia. Usahausaha yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah perlunya memperluas
sistem produksi tanaman dalam lingkungan terkendali yang senantiasa dapat
menyelamatkan sumberdaya air. Pola cuca saat ini telah berubah, apa yang kita
lihat saat ini adalah adanya musim hujan yang sangat ekstrim basah dan musing
kering yang sangat ekstrim kering. Menurut dua ahli meteorologi Benard dan
Goodavage, kita saat ini berada pada kondisi cuaca yang kritis dan diramalkan
akan semakin memburuk, menurut mereka perubahan dalam pola jetstream
akan mempengaruhi pola perubahan temperatur dan curah hujan dan akan
mempengaruhi kondisi pertanian di seluruh dunia. Beberapa teori menyebutkan
bahwa perubahanan pola jetstream terjadi akibat perubahan cuaca dunia.
Beberapa ilmuwan menyatakan bahwa hal tersebut berhubungan dengan
tingginya karbondioksida dan gas lain yang terlepas ke udara akibat pembakaran
minyak yang berasal dari fosil. Beberapa dari polutan ini menyebabkan
meningkatnya suhu udara yag lebh dikenal dengan Greenhouse Effect (Efek
rumah kaca).
60
hasil yang maksimum. Di bagian ini akan bibahas aspek utama dalam budidaya
tanaman tanpa tanah.
B. PERKEMBANGAN HIDROPONIK
Hidroponik, budidaya tanaman tanpa tanah, telah berkembang sejak
pertama
kali
dilakukan
penelitian-penelitian
yang
berhubungan
dengan
untuk
pertumbuhan
dan
perkembangan
normal
dibandingkan
dengan
budidaya
secara
konvensional,
yaitu
kembali
dengan
cara
61
resirkulasi.
Sedangkan
berdasarkan
62
sekam. Irigasi tetes biasanya diganakan dalam sistem ini. Sistem bag culture ini
disarankan digunakan bagi pemula dalam mempelajari teknologi hidroponik,
sebab sistem ini tidak beresiko tinggi dalam budidaya tanaman.
2. Bare Root System ,sistem akar telanjang adalah sistem hidroponik yang
tidak
meskipun block rockwool biasanya dipakai diawal pertanaman. Sitem ini meliputi:
a.) Deep Flowing System Dee Flowing System adalah sistem hidroponik tanpa
media, berupa kolam atau kontainer yang panjang dan dangkal diisi dengan
larutan hara dan diberi aerasi. Pada sistem ini tanaman ditanam diatas panel tray
(flat tray) yang terbuat dari bahan sterofoam mengapung di atas kolam dan
perakaran berkembang di dalam larutan hara.
b.)Teknologi Hidroponik Sistem Terapung (THST) adalah hasil modifikasi dari
Deep Flowing System yang dikembangkan di Bagian Produksi Tanaman,
Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor. Perbedaan
utama adalah dalam THST tidak digunakan aerator, sehinga teknologi ini reltif
lebih effisien dalam penggunaan energi listrik. Pembahasan ditail dari THST
disajikan dalam sub bab Kultur Air.
c. ) Aeroponics adalah sistem hidroponik tanpa media tanam, namun
menggunakan kabut larutan hara yang kaya oksigen dan disemprotkan pada
zona perakaran tanaman. Perakaran tanaman diletakkan menggantung di udara
dalam kondisi gelap, dan secara periodik disemprotkan larutan hara. Teknologi
ini memerlukan ketergantungan terhadap ketersediaan energi listrik yang lebih
besar.
d. Nutrient Film Tecnics (NFT) adalah sistem hidroponik tanpa media tanam.
Tanaman ditanam dalam sikrulasi hara tipis pada talang-talang yang memanjang.
Persemaian biasanya dilakukan di atas blok rockwool yang dibungkus plastik.
Sistem NFT pertama kali diperkenalkan oleh peneliti bernama Dr. Allen Cooper.
Sirkulasi larutan hara diperlukan dalam teknologi ini dalam periode waktu
tertentu. Hal ini dapat memisahkan komponen lingkungan perakaran yang
aqueous dan gaseous yang dapat meningkatkan serapan hara tanaman.
e.) Mixed System Ein-Gedi System disebut juga Mixed system adalan teknologi
hidroponik yang mennggabungkan aeroponics dandeep flow technics.Bagian atas
perakaran tanaman terbenam pada kabut hara yang disemprotkan, sedangkan
bagian bawah perakaran terendam dalam larutan hara. Sistem inilebih aman dari
63
pad aeroponics sebab bila terjadi listrik padam tanaman masih bisa mendapatkan
hara dari larutan hara di bawah area kabut.
Cara Menanam Tanaman Hidroponik Sederhana
Salah satu cara untuk mendapatkan sayuran segar tanpa pestisida adalah
dengan menanam sendiri sayuran. Yang jadi masalah adalah tidak semua
orang mempunyai lahan untuk menanam sayuran. Oleh karena itu ada cara
dimana anda bisa menanam sayuran dengan memanfaatkan air sebagai
media pengganti tanahnya atau yang disebut juga dengan hidroponik.
Bagi
yang
mempunyai
menghilangkan
stress.
hobi
Tapi
berkebun,
bagaimana
cara hidroponik
ya cara
ini
membuat
dapat
tanaman
hidroponik? Jangan khawatir, pada artikel ini akan dibahas cara menanam
hidroponik sehingga hasilnya bisa dikonsumsi oleh keluarga.
Sesuai namanya, hidroponik adalah cara bertanam menggunakan media air
sehingga tidak memerlukan tanah atau area yang luas. Secara sederhana,
hidroponik adalah metode budidaya tanaman dengan menggunakan air yang
diperkaya dengan nutrisi, bukan tanah. Hal ini membuat parameter seperti
nutrisi, pengendalian hama, dan pencahayaan lebih mudah dikelola.
Hidroponik tidak memerlukan pemakaian herbisida dan pestisida beracun
sehingga lebih ramah lingkungan dan sayuran yang dihasilkan pun akan lebih
sehat. Bertanam dengan hidroponik akan menghasilkan tanaman berkualitas
baik dan bebas kimia. yang pastinya sehat buat kita semua dan anak-anak.
Laju pertumbuhan tanaman hidroponik bisa mencapai 50% lebih cepat
dibanding tanaman yang ditanam di tanah pada kondisi yang sama. Alasan
untuk ini adalah karena tanaman hidroponik langsung mendapatkan makanan
dari air yang kaya nutrisi. Kondisi ini juga membuat tanaman tidak perlu akar
besar untuk mencari nutrisi. Dan karena energi yang diperlukan untuk
pertumbuhan akar lebih sedikit, sisa energi bisa disalurkan ke bagian lain dari
tanaman.
Tanaman hidroponik tumbuh sehat, kuat, dan bersih. Hidroponik juga ramah
lingkungan karena tidak membutuhkan air sebanyak berkebun secara
konvensional. Ini karena hidroponik tidak memerlukan penyiraman sama
sekali.
Berikut cara menanam tanaman hidroponik dengan cara paling sederhana:
64
Alat:
1.
2.
3.
4.
5.
Nutrisi hidroponik.
6.
65
66
5. Isi bagian atas botol dengan media tanam (bisa rockwool, spon, sekam
bakar atau pecahan bata merah). Pilih saja mana yang paling mudah
didapat. Karena fungsi media ini hanya untuk pijakan akar agar tidak
rebah.
6. Tanam bibit atau taburkan 2-3 biji bibit tanaman ke dalam media
tanam.
Peralatan:
Timbangan digital
Alat pengaduk
67
Cara membuat:
68
C. PENUTUP
Beberapa hal yang harus dipertimbangankan dalam pengembangan
teknologi budidaya tanaman secara hidroponik di Indonesia adalah:
Sistem yang dibagunag harus sederhana dan tidak rumit
Sistem yang dibangun harus murah
Sistem yang dibangun harus melibatkan bahan-bahan yang ramah
lingkungan
Komponen bahan dan alat yang digunakan mudah di dapatkan
Sistem tidak tergantung terhadap energi listrik
Digunakan komoditas yang bernilai komersial yang tinggi.
69
70
71
Untuk
mengurangi
dampak
negatif
penggunaan
pestisida
kimia,
pencemaran
lingkungan,
harganya
relatif
murah
apabila
72
bagian tanaman dimana jasad sasaran berada. Apabila sudah tersedia ambang
kendali hama, penyemprotan pestisida nabati sebaiknya berdasarkan ambang
kendali. Untuk menentukan ambang kendali, perlu dilakukan pengamatan hama
seteliti mungkin. Pengamatan yang tidak teliti dapat mengakibatkan hama sudah
terlanjur besar pada pengamatan berikutnya dan akhirnya sulit dilakukan
pengendalian.
1. Bawang ( Allium cepa)
Klasifikasi :
Divisi
Spermatophyta
Sub divisi :
Angiospermae
Kelas
Monocotyledonae
Bangsa
Liliales
Suku
Aliaceae
Warga
Allium
Jenis
Allium cepa L.
Deskripsi:
Herba, semusim, tinggi 40-60 cm, tidak berbatang, berumbi lapis, merah
keputih- putihan, berlobang, bentuk lurus, ujung runcing, tapi rata, panjang 50
cm, lebar 0,5 cm, menebal dan berdaging sefta mengandung persediaan
makanan yang terdiri atas subang yang dilapisi daun sehingga menjadl umbi
lapis, hijau. Tunggal, memeluk umbi lapis. Daun majemuk, bentuk bongkol,
bertangkai silindris, panjang 40 cm, hijau, benang sari enam, tangkai sari
putih, kepala sari hijau, putik menancap pada dasar bunga, mahkota bentuk
bulat telur, ujung runcing, tengahnya bergaris putih. Batu, bulat, hijau. Bunga
Segi tiga, riitam. Akar Serabut, bentuk seperti benang, berwarna putih
Kandungan kimia :
Bawang merah mengandung minyak atsiri, sikloaliin, metilaliin, dihidroaliin,
lavonglikosida, saponin, peptida, fitohormon, kuersetin
Bagian tanaman yang digunakan adalah umbi lapis.
73
Cara kerja :
1. Bersifat sebagai insektisida
2. Penolak (repellent)
Khasiat lain :
Bawang merah dapat digunakan untuk obet demam pada anak, perut kembung,
muntah-muntah, masuk angin, kerokan,
Cara
Pembuatan
Tumbuk halus
bawang merah
kemudian
campurkan
dengan minyak
sayur. Biarkan
selama 24 jam.
Tambahkan air
dan sabun. Aduk
hingga rata.
Cara
OPT Sasaran
Penggunaan
Campurkan larutan Kutu kebul
dengan air dengan
perbandingan 1 :
19
atau 50 ml larutan
dengan 950 ml air.
Kocok sebelum
digunakan.
Semprotkan
ke seluruh bagian
tanaman yang
terserang pada
pagi
hari
Ekstrak bawang
merah
1 kg bawang
merah
1 liter air
Panci
Ember
Alat penyaring
Tambahkan 1 liter
larutan dengan 10
liter air.
Semprotkan
ke seluruh bagian
tanaman yang
terserang pada
pagi
atau sore hari.
Semut, tungau
dan
trips
Ekstrak bawang
merah
50 g bawang
merah
1 liter air
Ember
Alat penyaring
Hancurkan
bawang merah
tambahkan air.
Aduk sampai rata
dan kemudian
disaring
Semprotkan ke
seluruh bagian
tanaman yang
terserang OPT
pada
pagi atau sore hari
Alternaria,
antraknos,
Fusarium,
busuk daun
Ekstrak bawang
merah
85 g bawang
merah
50 ml minyak
sayur
10 ml
deterjen/sabun
950 ml air
Alat penyaring
Botol
74
tepi rata, ujung runcing, beralur, panjang 60 cm, lebar 1,5 cm, menebal dan
berdaging serta mengandung persediaan makanan yang terdiri atas subang yang
dilapisi daun sehingga menjadi umbi lapis, berwarna hijau. Bunga memiliki 3
daun kelopak, dan 3 daun mahkota serta 6 benang sari.
75
Metode pembuatan :
Bahan dan Alat
Cara Pembuatan
Cara Penggunaan
Ekstrak bawang
putih
85 gram bawang
putih
50 ml minyak sayur
10 ml
deterjen/sabun
950 ml air
Alat penyaring
Botol
Campurkan
bawang putih yang
telah dihaluskan
dengan minyak
sayur. Biarkan
selama 24 jam.
Tambahkan air
dan sabun. Aduk
hingga rata.
Simpan dalam
botol paling lama 3
hari.
Hancurkan bawang
putih, rendam
dalam air selama
24 jam.
Tambahkan air dan
sabun. Saring.
Masukkan dalam
botol
Campurkan larutan
dengan air dengan
perbandingan 1 : 19
atau 50 ml larutan
dengan 950 ml air.
Kocok sebelum
digunakan.
Semprotkan ke
seluruh bagian
tanaman yang
terserang OPT pada
pagi hari
Tambahkan larutan
dengan air dengan
perbandingan 1 : 9
air. Kocok sebelum
digunakan.
Semprotkan ke
seluruh bagian
tanaman yang
terserang pada pagi
hari
Hancurkan bawang
putih. Rendam
dalam minyak
sayur selama 24
jam. Tambahkan
liter air dan
deterjen. Aduk
hingga rata.
Saring
Tambahkan sabun
ke dalam minyak
bawang putih.
Aduk hingga rata.
Tambahkan air.
Aduk
Tambahkan 10 liter
air kedalam larutan.
Aduk hingga merata.
Semprotkan ke
seluruh bagian
tanaman yang
terserang OPT pada
pagi hari
Hama kubis,
belalang dan
kutudaun
Semprotkan ke
seluruh bagian
tanaman yang
terserang pada pagi
atau sore hari
Ulat buah
tomat
Ulat
penggerek
umbi
kentang
Wereng padi
Nematoda
Ekstrak bawang
putih
2 siung bawang
putih
10 ml
Deterjen/sabun
4 cangkir air
Alat
penumbuk/blender
Alat penyaring
Botol
Ekstrak minyak
bawang putih
100 gram
bawang putih
2 sendok makan
minyak sayur
10.5 liter air
10 ml
deterjen/sabun
Minyak bawang
putih
50 ml minyak
bawang putih
950 ml air
1 ml deterjen/sabun
76
OPT
Sasaran
Ulat, hama
pengisap,
nematoda,
bakteri,
antraknos,
embun
tepung
Cendawan
2.
PENDAHULUAN
Usaha budidaya ikan air tawar merupakan usaha yang menjadi pilihan
banyak petani ikan. Permintaan akan konsumsi ikan air tawar selalu meningkat
setiap tahun. Ikan air tawar yang permintaannya diantaranya ikan lele, mas dan
nila. Hal ini menjadi daya tarik untuk mengembangkan budidaya ikan air tawar.
Pilihan dari budidaya air tawar diantaranya pada usaha perbibitan dan
pembesaran ikan dengan ukuran sesuai dengan permintaan konsumen. Usaha
budidaya ikan air tawar telah mampu menjadi tumpuan hidup banyak
masyarakat karena memberikan keuntungan yang tinggi sehingga bukan lagi
menjadi usaha sampingan tetapi menjadi usaha pokok.
Pakan merupakan unsur penting dalam menunjang pertumbuhan dan
kelangsungan hidup ikan. Usaha pengembangan budidaya perikanan khususnya
pada ikan nila, mas dan lele sangat dipengaruhi oleh ketersediaan pakan yang
cukup dalam jumlah dan kualitasnya untuk mendukung produksi yang lebih
maksimal.
terbesar, sekitar 60 70% biaya untuk budidaya pembesaran ikan berasal dari
pakan sehingga perlu pengelolaan yang efektif dan efesiesn salah satu upaya
untuk meningkatkan produksi adalah dengan penyediaan pakan berkualitas baik
dan murah dari segi ekonomi maupun kualitasnya.
Beberapa upaya untuk memenuhi kebutuhan pakan ikan dimasa yang
akan datang dan meningkatnya harga pakan serta bahan baku pembuat pakan
akibat pesatnya perkebangan budidaya ikan di masyarakat maka petani ikan
perlu ada upaya untuk membuat pakan sendiri dengan memanfaatkan potensi
yang ada di sekitar lokasi usaha sehingga pakan yang diberikan ikan menjadi
murah dan biaya produksi menurun. Pakan buatan bagi ikan dapat diartikan
sebagai pakan yang dibuat dalam skala industry dengan komposisi nutrisi dan
gizi sesuai dengan kebutuhan ikan dan diberikan untuk menyuplai makanan pada
kolam dengan tingkat ketersediaan pakan alaminya yang telah menipis atau
habis sama sekali. Perlu dilirik beberapa alternatif yang dapat dijadikan bahan
baku pakan ikan seperti beberapa bahan limbah yang masih memiliki sumber
77
protein hewani yang tinggi sehingga tidak menutup kemungkinan bagi petani
ikan untuk memproduksi pakan buatan sendiri yang mememiliki nilai ekonomis
dan tingkat kualitas yang baik sehingga dapat menekan biaya produksi dan
keuntungan pun dapat di tingkatkan.
Nutrien pakan ikan
Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya
adalah kualitas dan kuantitas pakan yang diberikan. Untuk dapat tumbuh dengan
baik, ikan pada umumnya membutuhkan nutrien/gizi yang lengkap. Aspek
kebutuhan gizi pada ikan adalah sama dengan makhluk hidup lain, yaitu :
protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral agar dapat melakukan proses
fisiologi dan biokimia selama hidupnya. Pakan untuk benih ikan harus
mengandung gizi yang lebih tinggi sekitar 50% sedangkan nutrisi pakan yang
baik untuk pembesaran ikan lele pada umumnya berkisar antara 25-35% protein.
4-18% lemak dan 10-20% karbohidrat
Sumber Karbohidrat :
Fungsi utama dari karbohidrat adalah sebagai sumber energi. Selain
berfungsi sebagai nutrisi, karbohidrat juga dapat menjadi bahan perekat.
Contoh sumber karbohidrat antara lain dedak halus; dapat diperoleh dari
mesin penggilingan padi atau dibeli di poultry shop. Tepung jagung, dapat juga
digunakan jagung giling yang tidak terlalu halus selain sebagai sumber
karbohidrat tepung jagung ini juga mengandung protein nabati. Harga tepung
jagung memang cukup mahal jadi bias juga dicari alternative lain seperti tepung
sagu.
Sumber Protein :
Nutrien yang paling penting untuk menunjang pertumbuhan ikan adalah
kandungan protein. Sumber protein pakan antara lain tepung ikan, tepung
kedelai, tepung cacing dan lain-lain.
78
Sumber Mineral :
Mineral memainkan peran penting dalam membangun struktur tulang
ikan dan dalam fungsi metabolisme. Mineral terdiri dari makromineral dan
mikromineral. Makromineral ada dalam konsentrasi tinggi dalam tubuh ikand
iantaranya kalsium (Ca), magnesium (Mg), natrium (Na), kalium (K), fosfor (K),
klorida (CI), Dan sulfur (S). Sedangkan Mikormineral antara lain adalah besi (Fe),
seng (Zn), mangan (Mn), tembaga (Cu), iodium (I), kobalt (Co), nikel (Ni), fluor
(F), krom (Cr), silikon (Si), selenium (Se). Contohnya mineral yang bisa diperoleh
di poultry shop
Sumber Vitamin :
Vitamin merupakan zat organik yang di butuhkan ikan dalam jumlahkecil,
namun perannya sangat vital, Peranya untuk mempertahankan kondisi dan daya
tahan tubuh. Vitamin pada umumnya tidak dapat disintesis oleh tubuh ikan. Jadi
haruslah dipenuhi dari luar atau pakan kebutuhan vitamin akan menurun seiring
dengan pertumbuhan besar ikan. Contohnya minyak ikan yang bisa diperoleh di
poultry shop. Vitamin A dibutuhkan untuk pertumbuhan dan Vitamin C untuk
menambah nafsu makan.
Cara membuat :
1. Timbang bahan baku yang digunakan.
2. Campurkan bahan baku di lantai menggunakan skop, supaya tercampur
rata beri air secukupnya.
79
pelet-pelet
tersebut
dengan
menggunakan
karung
plastik
berukuran 30 kg.
Kandungan nitrien :
KANDUNGAN FORMULA
LEMAK
LEMAK
PK (%)
(%)
KOMPOSISI (%)
PK (%)
(%)
52
10
38
19,76
3,8
45
10
4,5
0,3
JAGUNG
8,6
3,6
25
2,15
0,9
DEDAK HALUS
11
16
15
1,65
2,4
2,6
2,6
10
0,26
0,26
MINYAK IKAN
MINERAL
100
28,32
7,66
TEPUNG IKAN
TEPUNG
KEDELAI
TEPUNG
TEPUNG
TAPIOKA
Jenis pellet :
1. Pellet terapung
Pellet terapung merupakan pellet yang dibuat untuk bisa terapung diatas
air kolam. Untuk bisa terapung di atas air kolam, maka pellet dibuat
ringan dengan membuat kadar air rendah (10-15%). Kelebihan pellet ini
dapat disimpan lama karena sangat kering.
2. Pellet tenggelam
Pellet tenggelam merupakan pellet yang dibuat untuk tenggelam di
bawah air kolam. Untuk bisa tenggelamdi bawah air kolam, maka pellet
dibuat berat dengan membuat kadar air tinggi (20%). kekurangan pellet
ini tidak dapat disimpan lama karena mengandung air yang tinggi.
80
81
82
83
AZZOLA
Salah satu pakan alami ikan yang saat ini mulai banyak dilirik oleh para
pembudidaya ikan adalah Azolla Microphylla. Merupakan tumbuhan paku air
sejenis kiyambang, tapi azolla memiliki keistimewaan dibanding dengan jenis
tumbuhan paku yang lain. Azolla memiliki pertumbuhan yang termasuk cepat
sehingga sangat baik untuk dibudidayakan sebagai pakan ikan. Yang sangat
penting dari azolla adalah kandungan protein nya cukup besar yakni sekitar 25 35% berat kering.
Azolla sudah banyak digunakan sebagai pakan alami ikan nila dan lele.
Ikan nila sangat suka memakan azolla dalam keadaan segar yang terapung di
kolam. Selain pakan ikan, azolla juga digunakan sebagai pupuk hidup di
persawahan. Hal ini karena azolla dapat membantu penyerapan Nitrogen dari
udara dan melepaskannya ke tanah, sehingga tanah persawahan yang ditutupi
azolla kaya dengan kandungan Nitrogen.Azolla digunakan sebagai pupuk hidup
dan organik pada persawahan sudah berabad abad diterapkan di negara China
dan Vietnam.
84
85
Lampiran 3. Dokumentasi
86
Pendampingan
di
Desa
Kabupaten Bengkulu Tengah
87
Pelatihan
pengolahan
Kabupaten Lebong
hasil
di Demplot
Tengah
88
di
Kabupaten
Bengkulu
Kaning Inovasi
teknologi
Hydroponik)
89
NFT
(Rumah
90
91
92
Lampiran 4. Kuesioner
KUISIONER
PENGEMBANGAN MODEL MEDIA KOMUNIKASI UNTUK PERCEPATAN ADOPSI
INOVASI AYAM KUB DI PROPINSI BENGKULU
I.
Identitas Responden :
1. N a m a
...............................................................................................
Dusun
: , RT/RW : ./
Desa
...............................................................................................
Kecamatan
...............................................................................................
Kabupaten
...............................................................................................
4. U m u r/tgl lahir
5. Jenis kelamin
a. Laki-laki, b. Perempuan.
6. Pekerjaan
7. Pendidikan
Nama
Jenis
kelamin
Umur
(umur)
Status
Pekerjaan
1.
2.
3.
4.
II.
1.
a.
b.
c.
2.
III.
Penguasaan lahan
No
1.
2.
3.
Macam lahan
Pekarangan
Tegalan
Sawah
: ........................ ekor
: ........................ ekor
: ........................ ekor
: ........................ ekor
: ........................ tahun
:
Luas (m2 /ha)
A. VARIABEL PENGETAHUAN
93
Pilihlah jawaban yang dianggap paling tepat dengan cara melingkari atau
memberi tanda pada huruf di depan jawaban tsb
No.
Pertanyaan
1.
3.
4.
5.
6.
Tidak tahu
Tahu, yaitu umur dewasa
Tahu, yaitu umur 3 bulan
Tahu, yaitu umur 6 bulan ke atas
Tahu, yaitu umur 4-5 bulan
7.
Tidak tahu
Tahu, yaitu tipe penghasil daging/ayam potong
Tahu, yaitu tipe penghasil telur konsumsi
Tahu, yaitu tipe pembibitan/penghasil anak ayam
Tahu, yaitu tipe penghasil daging, penghasil telur, dan pembibitan ayam
Tidak tahu
Dibeli di pasar hewan
Dibeli di peternakan tetangga/kenalan
Dari pembibitan milik sendiri
Dibeli di Pusat pembibitan ayam KUB (PT AKI)
Bahan pakan apakah yang dapat diberikan pada ternak ayam KUB?
94
Skor
a.
b.
c.
d.
e.
8.
9.
Tidak tahu
Satu kali, tidak teratur
Satu kali, teratur
Dua kali, tidak teratur
Dua kali, teratur
10
Tidak tahu
Diberikan sedikit
Diberikan seadanya
Diberikan sebanyak-banyaknya
Diberikan sesuai dengan kebutuhan
11
Tidak tahu.
Perlu, yaitu pada umur 4 bulan
Perlu, yaitu pada umur 4 minggu
Perlu, yaitu pada umur 4 hari
Perlu, yaitu pada umur 4 hari, 4 minggu dan 4 bulan
12
a.
b.
c.
d.
e.
Tidak tahu
Ayam dipelihara secara diliarkan
Ayam diumbar dalam pagar
Ayam dipelihara di dalam kandang tanpa umbaran.
Ayam dipelihara di dalam kandang yang ada umbarannya.
Apa saja hasil yang dapat dijual dari usaha beternak ayam KUB?
a.
b.
c.
d.
e.
13
Tidak tahu
Bekatul
Bekatul dan jagung
Bekatul atau jagung dan Konsentrat
Jagung, bekatul dan konsentrat
Tidak tahu.
Dapat dijual daging (ayam potong)
Dapat dijual telurnya
Dapat dijual anak ayamnya hasil penetasan
Dapat dijual ayam potong, telur dan anak ayam
14
Tidak tahu
Bulu ayam KUB memiliki warna seragam
Bulu ayam KUB memiliki warna teratur
Bulu ayam KUB ada yang memiliki warna seragam, ada yang tidak
Bulu ayam KUB berwarna warni atau tidak seragam
a.
Tidak tahu
95
b.
c.
d.
e.
15
16
a.
b.
c.
d.
e.
Tidak tahu
Induk betina ayam KUB suka mengerami telurnya
Induk betina ayam KUB mempunyai sifat mengeram yang tinggi
Induk betina ayam KUB tidak suka mengerami telurnya
Induk betina ayam KUB mempunyai sifat mengeram yang rendah
17
Tidak tahu
Produksi telur ayam KUB lebih rendah dari produksi ayam kampung
umumnya
Produksi telur ayam KUB sama dengan produksi telur ayam kampung
umumnya
Produksi telur ayam KUB sedikit lebih tinggi dari produksi telur ayam
kampung umumnya
Produksi telur ayam KUB 2 (dua) kali produksi telur ayam kampung
umumnya
18
Tidak tahu
Ayam KUB tidak ada di Propinsi Bengkulu
Ayam KUB belum dikembangkan di Propinsi Bengkulu
Ayam KUB baru akan dikembangkan di Propinsi Bengkulu
Ayam KUB sudah dikembangkan di Propinsi Bengkulu
a.
b.
c.
d.
e.
19
Tidak tahu
Pertumbuhan ayam KUB lambat
Pertumbuhan ayam KUB hampir sama dengan pertumbuhan ayam
kampung umumnya
Pertumbuhan ayam KUB kadang kadang lebih cepat, kadang kadang
sama dengan pertumbuhan ayam kampung umumnya
Pertumbuhan ayam KUB lebih cepat dari pertumbuhan ayam kampung
pada umumnya
a.
b.
Tidak tahu
Ayam KUB tidak bisa dikembangbiakkan
96
c.
d.
e.
20
Tidak tahu
Ayam KUB merupakan ayam broiler atau ayam ras
Ayam KUB merupakan hasil persilangan ayam ras
Ayam KUB merupakan hasil persilangan ayam ras dengan ayam
kampong
Ayam KUB bukan ayam broiler atau ras namun merupakan persilangan
ayam-ayam kampung unggul
B. VARIABEL SIKAP
Bagi yang sudah memelihara ayam KUB.
Pilihan jawaban SS = Sangat setuju, S = setuju, RR= ragu-ragu, TS = Tidak
setuju, STS = sangat tidak setuju dengan cara memberi tanda pada kolom
yang tersedia.
No
.
Pernyataan
ST
S
5.
6.
7.
10
11
12
13
14.
97
Sikap
R
TS
S
R
SS
15.
16.
17.
18.
19.
20.
KUB
Saya akan menyebarluaskan informasi tentang ayam KUB
Saya akan belajar memelihara ayam KUB
Saya akan mendatangi pusat pengembangan ayam KUB di
Berbah
Saya akan memelihara ayam KUB
Saya akan memelihara ayam KUB dicampur dengan ayam
kampung saya yang sudah ada
Saya tidak akan mencari modal untuk memelihara ayam KUB
C. VARIABEL MOTIVASI
Bagi yang sudah memelihara ayam KUB.
Pilihan jawaban SI = Sangat ingin, I = ingin , RR= ragu-ragu, TI = Tidak ingin,
STI = sangat tidak ingin dengan cara memberi tanda pada kolom yang
tersedia.
No
.
Motivasi
Pertanyaan
ST
I
10
11
98
TI
R
R
SI
12
13
14
15
16
17
18
19
20
================terima kasih================
99
Umur
Pendidikan
Jenis Kelamin
Alamat
Pekerjaan
:
Petani/penyuluh/swasta/lainnya
2.
b. Gelas
c. Ayakan
b. Oven
c. Kipas
6.
c. Vitamin A
5.
b. Magnesium
4.
c. Biofarmaka
3.
b. Umbi-umbian
b. 50OC
c. 60OC
b. Terbuka
c. basah
Telur yang digunakan pada pembuatan stick putri salju adalah bagian.
a. Kuningnya saja
8.
b. Putihnya saja
9.
b. 170OC
c. 180OC
a. 15 menit
b. 30 menit
c. 45 menit
11. Waktu yang tepat untuk mencelupkan kue ke dalam coklat leleh adalah saat
kue.
a. Panas
b. Hangat
c. Dingin
b. Gula halus
c. Gula yang
b. Telur
c. Gula aren
b. Tapioka
c. Singkong
b. Putihnya saja
B. VARIABEL MOTIVASI
Pilihan jawaban SI = Sangat ingin, I = ingin , RR= ragu-ragu, TI = Tidak ingin,
STI = sangat tidak ingin dengan cara memberi tanda pada kolom yang
tersedia.
101
No
.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Pertanyaan
SI
Motivasi
R
I
TI
R
KUISIONER
PENDAMPINGAN KRPL DI PROVINSI BENGKULU
102
STI
...............................................................................................
10.Nama Kelompok Tani :
..
11.A l amat
Dusun
: , RT/RW : ./
Desa
:
...............................................................................................
Kecamatan
...............................................................................................
Kabupaten
...............................................................................................
12.U m u r
13.Jenis kelamin
14.Pekerjaan
.................... tahun
a. Laki-laki, b. Perempuan.
pokok : .........................., sambilan :
......................
15.Pendidikan
Nama
Jenis
kelamin
Umur
(umur)
Status
1.
2.
3.
4.
V.
Usaha Pekarangan :
3. Luas lahan pekarangan saat ini
: ........................ ha
d. Berapa jenis tanaman yang ibu tanam di pekarangan saat ini
: ........................ jenis
4. Dari mana bapak/ibu mendapatkan bibit untuk ditanam di pekarangan ?
a. KBD
b. luar KBD
103
Pekerjaan
A. VARIABEL PENGETAHUAN
Pilihlah jawaban yang dianggap paling tepat dengan cara melingkari atau
memberi tanda pada huruf di depan jawaban tsb
No.
1.
3.
4.
5.
Pertanyaan
Apakah singkatan dari KRPL
a. Tidak tahu
b. KRPL singkatan dari Kelompok Rumah Pangan Lingkungan
c. KRPL singkatan dari Kawasan Rumah Pangan Lestari
d. KRPL singkatan dari Kelompok Rumah Pangan Lestari
e. KRPL singkatan dari Kawasan Rumah Pangan Lestari
Apakah singkatan dari KBD
a. Tidak tahu
b. KBD singkatan dari Kelompok Bibit Desa
c. KBD singkatan dari Kebun Bersama Desa
d. KBD singkatan dari Kelopok Bersama Desa Unggul Bersama
e. KUB singkatan dari Kebun Bibit Desa
Apakah pengertian KBD?
a. Tidak tahu
b. Tahu, yaitu kebun tempat produksi dan membagi benih untuk warga
c. Tahu, yaitu kebun tempat produksi dan membagi benih milik kelompok
dan untuk kelompok
d. Tahu yaitu kebun tempat produksi dan menjual benih untuk kelompok
e. Tahu yaitu kebun tempat produksi dan menjual benih untuk warga
Apakah fungsi KBD?
a. Tidak tahu
b. Tahu, ada 6 fungsi yaitu fungsi produksi dan distribusi, fungsi
keberagaman, fungsi estestika, fungsi lingkungan, fungsi pelayanan,
fungsi keberlanjutan
c. Tahu, yaitu berfungsi untuk memproduksi dan membagi benih benih
untuk kelompok
d. Tahu, yaitu tempat pembibitan sayuran dan buah-buahan
e. Tahu, yaitu kebun bibit yang dikelola secara professional untuk
mendapatkan modal
Apakah mengetahui persyaratan sarana di KBD?
a. Tidak tahu
b. Tahu, yaitu lokasi harus terbuka/tidak terlindung, ada rumah bibit,
c. Tahu, yaitu lokasi harus terbuka/tidak terlindung, ada rumah bibit
menghadap arah timur-barat, ada kotak bibit
d. Tahu, lokasi harus terbuka/tidak terlindung, ada rumah bibit menghadap
arah timur-barat, ada kotak bibit, tersedia pupuk kandang dan media
tanam
e. Tahu, yaitu lokasi harus terbuka/tidak terlindung, ada rumah bibit
menghadap arah timur-barat, ada kotak bibit, tersedia pupuk kandang
dan media tanam, cangkul dan peralatan tanam, dekat dengan sumber
104
Skor
air
6.
7.
8.
9.
Tidak tahu
bergabung dengan kelembagaan pengelola m-KRPL dan tidak
dirangkap oleh pengelola m-KRPL
terpisah dengan kelembagaan pengelola m-KRPL dan tidak dirangkap
oleh pengelola m-KRPL
Dikelola oleh dua orang anggota kelompok, bergabung dengan
kelembagaan pengelola m-KRPL dan dirangkap oleh pengelola m-KRPL
Dikelola oleh seorang anggota kelompok, bergabung dengan
kelembagaan pengelola m-KRPL dan dirangkap oleh pengelola m-KRPL
10
Tidak tahu
Penyemaian/pembibitan dari buah yang dibeli di pasar
Benih unggul varietas local
Benih unggul beli di kios saprodi
Varietas unggul hasil Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Tidak tahu
Dengan menerapkan teknologi budidaya seadanya
Dengan komunikasi yang baik dengan masyarakat tanpa menyusun
kalender semai
Dengan komunikasi yang baik dengan masyarakat, penyusunan
kalender semai, dan teknologi budidaya seadanya
Dengan komunikasi yang baik dengan masyarakat, penyusunan
kalender semai, dan teknologi budidaya sesuai anjuran
105
11
.
Jenis benih dan bibit apa saja yang dapat dihasilkan dan didistribusikan
KBD?
a.
b.
c.
d.
e.
12
Tidak tahu
Tanaman sayuran saja
Tanaman sayuran dan buah-buahan
Tanaman sayuran, buahan, dan biofarmaka (obat, bumbu)
Tanaman sayuran, buahan, biofarmaka (obat, bumbu), dan ternak
Tidak tahu.
Bahan tanaman hasil perbanyakan tanaman yang sudah memiliki
batang dan daun
Bahan tanaman hasil perbanyakan tanaman yang sudah berkecambah
Bahan tanaman hasil perbanyakan tanaman yang masih berupa biji
Bahan tanaman hasil perbanyakan tanaman yang telah siap tanam
B. VARIABEL MOTIVASI
Pilihan jawaban SI = Sangat ingin, I = ingin , RR= ragu-ragu, TI = Tidak ingin,
STI = sangat tidak ingin dengan cara memberi tanda pada kolom yang
tersedia.
No
.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Pertanyaan
ST
I
106
Motivasi
R
TI
I
R
SI
15
16
17
18
19
20
================terima kasih================
107
KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
pH
No
:
:
:
:
:
54/P/11/2014
MKRPL
13 November 2014
13-24 November 2014
4 Sampel
Kadar Air
N-Total
P205
K20
Kode
H2O
01.
6.96
49.80
5.44
2.87
0.48
02.
Solid
7.95
23.60
2.26
1.82
0.41
03.
Biogas
5.89
45.20
3.99
1.51
0.21
04.
Kotoran puyuh
6.72
2.40
2.15
0.02
0.29
108
109
BERITA ACARA
KEMATIAN AYAM KAMPUNG UNGGUL BADAN LITBANG (KUB)
DI KEBUN BIBIT INTI (KBI)
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) BENGKULU
Nomor:
/KU.210/I.12.4/11/2014
Pada hari Senin tanggal Satu bulan Desember tahun Dua Ribu Empat Belas
dilaporkan kematian Ayam KUB di Kebun Bibit Inti (KBI) Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu dengan kronologis kematian sebagai
berikut:
1) Ayam KUB umur 7 bulan
Hari/Tanggal
Sabtu/15 November 2014
Minggu/16 November 2014
Senin/17 November 2014
Rabu/19 November 2014
Jumlah
11
11
15
8
Sisa (ekor)
Jantan
Betina
49
6
41
3
27
2
-
2) Hasil pemeriksaan secara rapid oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Kota Bengkulu dinyatakan bahwa Ayam KUB positifterserang Flu Burung
sehingga ayam parent stock di kandang bagian dalam dimusnahkan (Berita
Acara terlampir).
Hari/Tanggal
Jumlah (ekor)
10
10
50
10
15
Demikian surat Berita Acara ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
110
Mengetahui.
Kepala BPTP Bengkulu
111