Anda di halaman 1dari 3

SYARAH ALHIKAM (1)

JANGAN MEMBANGGAKAN AMALAN


Diantara tanda bergantung pada pekerjaan yang sholih adalah kurangnya
keinginan untuk melakukan kemaksiatan
Ketergantungan kita terhadap sesuatu menyebabkan kita tidak bisa lepas
dari sesuatu tersebut. Apapun sesuatu tersebut, biak berupa pekerjaan
baik ataupun pekerjaan buruk yang selalu kita gantungkan hidup
kepadanya, dalam kata lain, kebiasaan yang selalu kita lakukan.
Kebiasaan-kebiasaan inilah yang kemungkinan besar berakibat pada akhir
kehidupan kita, dalam artian keadaaan mati kita. Jadi, kematian kita
mau seperti apa? Maka berbuat dan bangunlah kebiasaan seperti yang
kita inginkan. Keinginan kita diakhir kehidupan nanti husnul khotimah,
maka bangunlah kebiasaan-kebiasaan yang baik, insyaAllah akan husnul
Khotimah. Namun sebaliknya jika menginginkan akhir yang buruk suul
khotimah dipersilahkan melanjutkan perbuatan-perbuatan yang buruk.
Manusia bisa memungkinkan namun Allah menentukan. Oleh sebab itu,
jangan suka membanggakan amalan jika kita merasa banyak beramal
kepada Allah SWT.
Sebuah riwayat menceritakan, suatu ketika ahli ibadah dihadapkan
dengan mizan (timbangan amal), maka ditanya oleh Allah SWT. Apakah
kamu ingin masuk surga karena amalan-amalanmu atau karena RahmatKu? Karena ahli ibadah ini merasa amalnya sudah banyak bahkan
buaanyaak, kemudian dia berkata, dengan amalan-amalanku. Kemudian

ditimbanglah amalan-amalannya, ternyata dan ternyata amalannya tidak


bisa memasukkannya kedalam surga Allah, akhirnya dia diseret ke dalam
api neraka. Naudzubillah
Disamping itu, sebuah riwayat tentang seseorang yang membunuh
sampai 99 orang, kemudian ia menginginkan untuk bertaubat kepada
Allah SWT. Dicarilah seseorang yang kira-kira bisa memberikan solusi dari
permasalahanya, ditemuilah seorang ahli ibadah dan ditanya, perihal
permasalahannya, namun tidak disangka ahli ibadah tersebut menjawab,
taubatmu tidak akan diterima oleh Allah SWT karena engkau telah
membunuh buaanyaak orang sampai 99 orang, dengan kesal dan tidak
mendapatkan solusi, pemuda itu membunuh ahli ibadah tersebut hingga
genaplah 100 orang. Pencarian solusi terus dilakukan hingga akhirnya
bertemu dengan ahli ilmu, maka mendapatlah ia solusi, kalau Allah SWT
pasti menerima taubat seorang hamba yang mau bertaubat dengan-Nya
meskipun dosanya sepenuh langit dan bumi, kemudian pemuda itu
ditunjukkan sebuah perkampungan penduduk untuk berhijrah kesana.
Belum sampai tujuan pemuda itu meninggal dunia, singkatnya Allah
memasukkannya ke dalam surga. Bukan karena amalnya, akan tetapi
karena Rahmat Allah SWT.
Seorang pelacur pun dimasukkan surga-Nya Allah SWT karena hanya
menolong seeokor anjing kehausan. Diperjalan pelacur ini mendapati
seekor anjing yang kehausan, kemudian di sana terdapat sumur, akhirnya
pelacur ini turun ke sumur untuk mengambil air dengan sepatunya dan

diminumkan ke anjing tersebut. Ternyata Allah masukkan ke surga bukan


karena amal-amalannya yang banyak akan tetapi karena rahmatNYA.
Kesimpulan:
Surga diperuntukkan kepada orang mukmin yang gemar ber-Amal sholeh,
akan tetapi seberapa banyak pun amal sholeh yang dilakukan seorang
mukmin tidak akan bisa memasukkannya kedalam surga Allah SWT tanpa
Rahmat dari-Nya.
*Wallahu alam

Anda mungkin juga menyukai