Akhul islam,senantiasa puji dan syukur kepada Alloh subhanallohu
wa taala yang telah melimpahkan berbagai macam karunia dan nikmatnya.Diantara nikmatnya adalah nikmat islam,nikmat iman,nikmat tauhid,nikmat sunnah Rasulullah sholallohu alaihi wasalam.Dia merupakan kenikmatan yang melebihi kenikmatan segala-galanya di dunia.Kenikmatan yang apabila Alloh berikan kepada seseorang hamba,maka hakikatnya hamba tersebut telah mendapatkan kebaikan yang banyak sekali. Akhul islam aazaniallohu waiyyakum,ketika seorang hamba diberikan oleh Alloh subhanAllohu wa taala kebaikan,maka hakikatnya kebaikan itu tiada lain adalah merupakan kenginan Alloh agar si hamba itu di selamatkan dari berbagai macam keburukan.Walaupun kebaikan itu berupa kesusahan,walaupun kebaikan itu berupa sesuatu yang tidak di sukai oleh si hamba.Terkadang Alloh menginginkan kebaikan kepada seseorang hamba dengan cara di uji melalui berbagai macam kesusahan,kesulitan,penyakit,kesedihan dan yang lainnya.Ternyata Alloh menginginkan di balik itu semua kebaikan yang lebih luas lagi.Terkadang Allah berikan seorang hamba kebaikan berupa kesenangan,kekayaan karena Alloh maha tahu si hamba ini orang yang akan bersyukur kepada diri-NYA.Karena Alloh lah yang maha tahu tentang siapa yang berhak untuk mendapatkan kesenangan atau kekayaan.Alloh pun maha tahu siapa yang apabila diberi kesenangan atau kekayaan dunia maka dia akan kufur kepada Alloh.Oleh karena itulah seorang hamba tidak boleh Suuzon kepada Alloh.Tidak sepantasnya seorang hamba berkataYa Alloh, kenapa engkau timpahkan musibah ini kepadaku sementara yang lain tidak engkau timpahkan,kenapa engkau berikan kenikmatan kepada orang lain sementara engkau tidak memberikannya kepadaku.Akan tetapi seorang mukmin harus yakin bahwasannya Alloh memberikan semua dengan keadilannya,dengan hikmahnya yang agung,karena Alloh memiliki hikmah-hikmah yang sangat kokoh,yang terkadang kita tidak mengetahui ternyata dibalik semua perbuatan Alloh itu terdapat hikmah yang agung.Hal yang terpenting bagi kita ya akhul islam,sebagai seorang hamba hendaklah kita melihat apakah kita salah seorang yang diinginkan kebaikan oleh Alloh atau tidak.Disebutkan dalam hadits nabi Sholallohu alaihi wasalam.Bahwa Rasulullah saw bersabdaidza arodallahu bi abdihil khoiroapabila Allah menginginkan seorang hamba kebaikan, ajjala lahul uquubata fiiddunyaa, Allah akan percepat siksanya di dunia.Wa idza bi abdihis syarro,sebaliknya,apabila Alloh menginginkan seorang hamba keburukan,amsaka anhu bi zan bihi,Alloh biarkan dia berbuat dosa,Alloh tahan dosanya,dibiarkan ia terus menerus bergelimangan dalam dosa dan dosa,hattaa yuwaa fii
bihi yaumal qiyamahsehingga Alloh pun memberikan balasannya
kelak pada hari kiamat. Akhul islam,subhanallah ternyata Rasulullah SAW telah mengabarkan kepada kita bahwa apabila Alloh menginginkan kebaikan kepada seorang hamba,Alloh percepat siksanya di dunia.ketika seorang hamba berbuat maksiat,lalu ia diberikan sakit oleh Alloh maka,pujilah Alloh karena itu hakekatnya sangsi yang Alloh percepat untuknya di dunia,sehingga ketika ia bertemu dengan Alloh,ia pun sudah tidak mendapatkan dosa lagi.Sering kita mendengar orang bertanya bahkan di dalam hati kita juga pernah terbersit pertanyaan yang sama,manakala melihat kenyataan yang adakenapa ketika seorang hamba berbuat dosa tapi malah kenikmatan itu datang bertubi-tubi kepadanya,maka ketahuilah bahwa itu hakikatnya adalah keburukan yang Alloh inginkan kepadanya:
Maka dari itu ya akhul islam,janganlah kita menganggap karunia
yang diberikan Alloh kepada kita hanya sebatas kesenangan,harta dan yang lainnya.Itu adalah merupakan ukuran orang-orang yang cinta dunia.Allah Taala berfirman dalam Q.S Al-fajr:15-16 Faammal insaan idzaa mabtalaahu robbuhu faakromahu wanaamahu fayaquulu robbiiii akroman, wa ammaaa idzaa mabtalahu faqod roalaihi rizqohuu fayaquulu robbiii ahaanan,Kallaa kata Alloh. (Adapun manusia apabila Allah uji dia,diberikan ia berbagai macam kenikmatan,kesenangan, ia berkata Robbku memuliakanku,tapi ketika Allah uji dia,Alloh sempitkan rezekinya,Ia berkata Robbku menghinaku.Lalu Alloh berfirman Kallaa,tidak sekali-kali tidak). Bukan itu tanda seseorang yang diberikan kemuliaan oleh Alloh, bukan itu tanda orang yang di berikan kebaikan oleh Alloh.Akan tetapi orang yang diberikan kebaikan oleh Alloh,Alloh akan jadikan ia cinta kepada ketaatan,Alloh jadikan ia sabar menghadapi berbagai macam kesulitan dan senantiasa menjauhi kemaksiatan.Rasul kita yang mulia sholallahu alaihi wasalam bersabda wa maa utii ahadun athooan khoiron wa au minas shobri (tidaklah seorang hamba diberikan oleh Alloh subhanallahu wa taala yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran).Ketika seseorang diberikan oleh Allah kesabaran,saat musibah itu menerpa kehidupannya,ia pun diberikan keridhoan,ia pun berusaha
untuk menghadapi semua itu dengan penuh ketabahan.Itu merupakan
kasih sayang yang Alloh berikan kepadanya ,kemuliaan yang Alloh berikan kepadanya. Di saat seorang hamba di berikan oleh Alloh subhanallahu wa taala cobaan berupa penyakit atau yang lainnya tapi,ia tetap memuji Alloh,Ia berucap Alhamdulillahi bi ala kulli hal. Sebagaimana dahulu Rasulullah Sholallahu alaihi wasalam,apabila mendaptkan kesenangan beliau mengucapkan Alhamdulillahi ladzi bi nimatihi tatimus sholihat dan apabila beliau ditimpa kesusahan,beliau mengucapkan Alhamdulillahi bi ala kulli hal. Maka sungguh Alloh cinta kepada hamba tersebut.Sungguh hamba ini termasuk orang yang diinginkan kebaikan oleh Alloh subhanallahu wa taala. Maka ya Akhul islam Aazaniallaha waiyyakum.Kewajiban kita sebagai seorang hamba adalah untuk senantiasa melihat hak Alloh Subhanallahu wa taala bukan kepada hak diri kita.Karena orang yang sebatas memikirkan hak dirinya dan tidak pernah memikirkan hak Alloh,maka kata ibnul Qoyyim, hubungan dia dengan Alloh akan terputus,pasti dia akan senantiasa menentang Alloh,Kenapa ,,yang di pikirkan hak dirinya.Ketika sedikit kekurangan harta,Allah berikan kepadanya,Langsung ia berpikir kenapa Alloh berikan hal ini kepada saya,tetapi tidak diberikan kepada yang lain? Allah tidak adil,Alloh seakan-akan melakukan itu dengan tanpa hikmah..Astagfirullah. Sehingga pada waktu itu ia pun akan semakin jauh dengan Alloh,Bahkan barangkali musibah yang paling besar ketika seseorang malah diseret kepada kekufuran akibat dosa-dosanya tersebut. Akhul islam,disana ada orang yang oleh Alloh diberikan ujian kesusahan,kesakitan dan yang lainnya.Namun disana ada juga orangorang yang Alloh uji dengan kesenangannya.Apakah ia akan bersyukur kepada Alloh ataukah tidak.Sungguh kita berharap seperti nabi Sulaiman alaihi salam yang senantiasa mensyukuri nikmatnya.Padahal adakah di dunia orang yang kerajaannya seperti kerajaan nabi Sulaiman,adakah di dunia yang kekayaannya seperti kekaayaan nabi Sulaiman.tentu tidak..! Ketika nabi Sulaiman berjalan dengan pasukannya,kemudian pasukan semut berkata kepada kawan-kawannya. jangan sampai nabi Sulaiman dan pasukannya menghancurkan kalian dalam keadaan mereka tidak menyadarinya.Maka nabi Sulaiman pun memahami perkataan semut ini,beliau pun tersenyum dan tertawa,lalu beliau mengatakan ya ini semua merupakan karunia rabbku agar Alloh menguji aku dengannya.Apakah aku akan bersyukur,apakah aku akan kufur.
Subhanallah ya akhul islam,terkadang seseorang, Alloh uji dengan
ketaatan sehingga ia pun mampu mentaati Alloh,dia pun diberikan kemudahan dalam ketaatan untuk Alloh melihat apakah,ketaatan itu semakin menambah ketawadhuan atau malah semakin menambah ketakaburan.Lihat saja Iblis,diberikan oleh Alloh subhanallahu wa taala berbagai macam kelebihan sebelum Alloh menciptakan nabi Adam alaihi salam,dan iblis tadinya makhluk yang paling beribadah kepada Allah Subhanallahu wa taala.Tapi Alloh tahu apa yang ada di dalam hatinya berupa kesombongan,kecongkakan dan keangkuhan.Ia merasa bangga dengan kelebihan-kelebihan yang dimiliki.Ketika Alloh ciptakan nabi Adam alaihi salam. Apa yang terjadi ?.Terlihatlah kecongkakan ibli,terlihatlah kesombongan iblis.Ternyata ketaatan iblis selama ini tidak menghasilkan ketawadhuan.Ternyata ketaatan iblis selama ini hanya menimbulkan keangkuhan di dalam hatinya. falaa ila ha ilalloh. Barangkali diantara kita Masya Allohyang dibukakan kepadanya pintu ketaatan.Di sana ada orang yang senantiasa tahajjud,disana ada orang yang senantiasa berinfak,disana ada orang yang oleh Alloh senantiasa di berikan kebaikan demi kebaikan,tapi ketika melihat orang lain yang mungkin kurang darinya atau tidak sependapat dengannya dalam suatu permasalahan yang ia lihat,bahwasannya itu adalah sebuah kebaikan,langsung ia menganggap remeh,langsung ia mengaggap leceh,keangkuahnnya pun muncul,kesombongannya pun muncul,ia mengaggap dirinya lebih baik daripada orang tersebut,dia tidak pernah sholat tahajjud, saya sholat tahjjud selalu ! dia tidak pernah puasa sunnah ,saya selalu puasa sunnah! Dia tidak pernah shodaqoh atau shodaqohnya sedikit,saya shodaqohnya banyak!...Akhirnya banyaknya ketakwaan bukannya dia tawadhubukannya semakin khusyu kepada Alloh tapi semakin sombong.Padahal ulama salaf terdahulu berkata Maksiat yang menimbulkan taubat & ketawadhuan lebih baik daripada taat yang menimbulkan kesombongan. Ya akhul islam,karena sesungguhnya dahulu para sahabat,mereka diberikan oleh Allah keutamaan dan keistimewaan bukan dari sisi amal sholeh saja, tapi karena kebeningan hati-hati mereka. Al-Hasanal Basri berkata Tidaklah para sahabat dahulu di berikan keutamaan oleh Alloh dengan banyaknya amalan,tetapi kepada apa yang ada dalam hati mereka berupa keimanan,kebeningan dan kesucian hati.Sebuah kisah menunjukkan kepada jhal itu,Ketika Rasulullah Sholallahu alahi wasalam duduk bersama para sahabatnya,lalu beliau bersabdaakan muncul sebentar lagi seorang penduduk surga,muncullah sahabat tersebut,besoknya Rasulullah berkata demikian,ternyata sahabat yang sama,besoknya lagi Rasulullah berkata demikian,ternyata sahabat yang sama.Kemudian Abdullah bin Amr berkataaku ingin melihat,apa
keistimewaan ibadah dia,selama 3 malam ia tinggal di tempat sahabat
itu,untuk melihat bagaimana ibadahnya.Namun Abdullah bin amr kecewa,tidak ada kelebihan apa-apa dari ibadahnya.Lalu ia tanyakan kepada sahabata itu.Kata sahabat ituAmalanku sperti yang engkau lihat namun hatiku tak pernah ada rasa dengki kepada siapapun juga.SUBHANALLAH.Inilah yang sulit akhi..membersihkan hati untuk senantiasa tidak dengki,membersihkan hati dari keujuban,keangkuhan,kesombongan dan segala macam penyakitpenyakit hati. Alloh berfirman(Q.S As-syuara : 88-89):yauma laa yanfau maaluw wa laa banuun illaa man attallloha bi qolbinsaliim(Pda hari tidak bermanfaat harta dan anak-anak kecuali mereka yang datang membawa hati yang selamat