Anda di halaman 1dari 7

Larutan penyangga

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Larutan penyangga, larutan dapar, atau buffer adalah larutan yang digunakan untuk
mempertahankan nilai pH tertentu agar tidak banyak berubah selama reaksi kimia berlangsung.
Sifat yang khas dari larutan penyangga ini adalah pH-nya hanya berubah sedikit dengan
pemberian sedikit asam kuat atau basa kuat. Sehingga pH akhirnya tidak jauh berbeda dengan
pH awal.
Larutan penyangga tersusun dari asam lemah dengan basa konjugatnya atau oleh basa lemah
dengan asam konjugatnya. Reaksi di antara kedua komponen penyusun ini disebut sebagai reaksi
asam-basa konjugasi.

Daftar isi

1 Komponen Larutan Penyangga

2 Cara kerja larutan penyangga


o 2.1 Larutan penyangga asam
o 2.2 Larutan penyangga basa

3 Perhitungan pH Larutan Penyangga


o 3.1 Larutan penyangga asam
o 3.2 Larutan penyangga basa

4 Fungsi Larutan Penyangga

5 Pranala luar

Komponen Larutan Penyangga


Secara umum, larutan penyangga digambarkan sebagai campuran yang terdiri dari:

Asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (ion A-), campuran ini menghasilkan larutan
bersifat asam.

Basa lemah (B) dan asam konjugasinya (BH+), campuran ini menghasilkan larutan
bersifat basa.

Komponen larutan penyangga terbagi menjadi:

Larutan penyangga yang bersifat asam

Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Untuk mendapatkan larutan ini
dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya yang merupakan basa konjugasi dari asamnya.
Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana
asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan menghasilkan garam yang
mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan. Pada umumnya basa kuat yang
digunakan seperti natriumNa), kalium, barium, kalsium, dan lain-lain.

Larutan penyangga yang bersifat basa

Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Untuk mendapatkan larutan ini
dapat dibuat dari basa lemah dan garam, yang garamnya berasal dari asam kuat. Adapun cara
lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa
lemahnya dicampurkan berlebih.

Cara kerja larutan penyangga


Larutan penyangga mengandung komponen asam dan basa dengan asam dan basa konjugasinya,
sehingga dapat mengikat baik ion H+ maupun ion OH-. Sehingga penambahan sedikit asam kuat
atau basa kuat tidak mengubah pH-nya secara signifikan. Berikut ini cara kerja larutan
penyangga:

Larutan penyangga asam


Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung CH3COOH dan
CH3COO- yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:

Pada penambahan asam

Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Dimana ion H+ yang
ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH3COO- membentuk molekul CH3COOH.
CH3COO-(aq) + H+(aq) CH3COOH(aq)

Pada penambahan basa

Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH- dari basa itu akan bereaksi dengan ion
H+ membentuk air. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga
konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan. Jadi, penambahan basa menyebabkan berkurangnya
komponen asam (CH3COOH), bukan ion H+. Basa yang ditambahkan tersebut bereaksi dengan
asam CH3COOH membentuk ion CH3COO- dan air.
CH3COOH(aq) + OH-(aq) CH3COO-(aq) + H2O(l)

Larutan penyangga basa


Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung NH3 dan NH4+
yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:

Pada penambahan asam

Jika ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam akan mengikat ion OH-. Hal tersebut
menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion OH- dapat
dipertahankan. Disamping itu penambahan ini menyebabkan berkurangnya komponen basa
(NH3), bukannya ion OH-. Asam yang ditambahkan bereaksi dengan basa NH3 membentuk ion
NH4+.
NH3 (aq) + H+(aq) NH4+ (aq)

Pada penambahan basa

Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri, sehingga
konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu bereaksi dengan komponen
asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan air.
NH4+ (aq) + OH-(aq) NH3 (aq) + H2O(l)

Perhitungan pH Larutan Penyangga


Larutan penyangga asam
Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan
dengan rumus berikut:
[H+] = Ka x a/valxg
atau
pH = p Ka - log a/g
dengan, Ka = tetapan ionisasi asam lemah
a = jumlah mol asam lemah

g = jumlah mol basa konjugasi

Larutan penyangga basa


Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan
dengan rumus berikut:
[OH-] = Kb x b/valxg
atau
pOH = p Kb - log b/g
pH = 14 - pOH
dengan, Kb = tetapan ionisasi basa lemah
b = konsentrasi basa lemah
g = konsentrasi asam konjugasi

Fungsi Larutan Penyangga


Adanya larutan penyangga ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obatobatan, fotografi, industri kulit dan zat warna. Selain aplikasi tersebut, terdapat fungsi penerapan
konsep larutan penyangga ini dalam tubuh manusia seperti pada cairan tubuh. Cairan tubuh ini
bisa dalam cairan intrasel maupun cairan ekstrasel. Dimana sistem penyangga utama dalam
cairan intraselnya seperti H2PO4- dan HPO42- yang dapat bereaksi dengan suatu asam dan basa.
Adapun sistem penyangga tersebut, dapat menjaga pH darah yang hampir konstan yaitu sekitar
7,4. Selain itu penerapan larutan penyangga ini dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari
seperti pada obat tetes mata. Pada obat tetes mata mempunyai pH yang sama dengan cairan
tubuh kita, agar tidak menimbulkan efek samping.
Prinsip Kerja Larutan Penyangga

Larutan penyangga mempertahankan pH berdasarkan prinsip kesetimbangan. Anda masih ingat


apa yang mempengaruhi nilai pH?
Yaabenar! Konsentrasi H+ untuk larutan yang bersifat asam dan konsentrasi OH untuk larutan
yang bersifat basa!!
Bagaimana nilai pH jika konsentrasi H+ dan OH dalam larutan adalah tetap? Yaa..anda benar
lagi! Nilai pH juga akan tetap!!
Nah..sekarang anda akan mempelajari bagaimana prinsp kerja larutan penyangga dalam
mempertahankan pH! Konsentrasi!!
1.

Prinsip Kerja Larutan Penyangga Asam

(Misal: HNO2/NO2 yang dibuat dari campuran HNO2 dengan NaNO2)


Perhatikanlah gambar berikut!
a.

Apabila ditambahkan sedikit asam kuat (Misal: HCl)

Berdasarkan Gambar 6a, Larutan penyangga HNO2/NO2 dapat dibuat dari campuran HNO2 dan
NaNO2. Berarti dalam larutan ini terkandung molekul HNO2, ion H+, Na+ dan NO2. Penambahan
sedikit asam kuat akan menambah konsentrasi H+ dalam larutan (6b), namun kelebihan ini
dinetralisasi oleh NO2, membentuk HNO2 sehingga kesetimbangan bergeser ke arah HNO2. Hal
ini membuat jumlah H+ dalam larutan menjadi tetap. Akibatnya (6c) nilai pH tetap
b. Apabila ditambahkan sedikit basa kuat (Misal: NaOH)

Berdasarkan Gambar 7b, penambahan sedikit basa kuat akan memunculkan ion baru dalam
larutan penyangga HNO2/NO2 yaitu OH, namun ion tersebut dinetralisasi oleh HNO2,
membentuk NO2 sehingga kesetimbangan bergeser ke arah NO2. Hal ini membuat OH tidak
mengganggu H+ dalam larutan. Akibatnya (7c) nilai pH tetap.
c. Apabila dilakukan pengenceran dengan H2O

Berdasarkan Gambar 8, jika dilakukan pengenceran dengan H2O maka derajat ionisasi () asam
lemah akan naik (Hukum Pengenceran Ostwald) yang berarti menambah jumlah ion H+ dan NO2
dari ionisasi asam lemah (8b). Akan tetapi karena volume larutan juga bertambah maka
penambahan konsentrasi H+ menjadi tidak berarti. Akibatnya (8c) nilai pH tetap.
Berdasarkan keterangan di atas, dapat disimpulkan prinsip kerja larutan penyangga asam
dalam mempertahankan pH adalah sebagai berikut:
1. Setiap penambahan H+ akan dinetralisasi oleh basa konjugasi.
2.

Setiap penambahan OH akan dinetralisasi oleh asam lemah.

3.

+
Setiap pengenceran dengan H2O berarti memperbesar jumlah ion H dan basa konjugasi dari ionisasi asam lemah namun
+
penambahan konsentrasi H menjadi tidak berarti karena volume larutan juga bertambah.

2. Prinsip Kerja Larutan Penyangga Basa


(Misal: NH3/NH4+ yang dibuat dari campuran NH4OH dengan NH4Cl)
a.

Apabila ditambahkan sedikit asam kuat (Misal: HCl)

Berdasarkan Gambar 9a, Larutan penyangga NH3/NH4+ dapat dibuat dari campuran
NH4OH(bentuk NH3 dalam air) dan NH4Cl. Berarti dalam larutan ini terkandung molekul
NH4OH, ion NH4+, ion OH dan Cl. Penambahan sedikit asam kuat akan memunculkan ion baru
dalam larutan (9b) yaitu H+, namun ion tersebut dinetralisasi oleh NH4OH, membentuk
NH4+ sehingga kesetimbangan bergeser ke arah NH4+. Hal ini membuat H+ tidak mengganggu
OH dalam larutan. Akibatnya (9c) nilai pH tetap.
b. Apabila ditambahkan sedikit basa kuat (Misal: NaOH)
Berdasarkan Gambar 10, Penambahan sedikit basa kuat akan menambah konsentrasi
OH dalam larutan, namun kelebihan ini dinetralisasi oleh NH4+, membentuk NH4OH sehingga
kesetimbangan bergeser ke arah NH4OH. Hal ini membuat jumlah OH dalam larutan menjadi
tetap. Akibatnya (10c) nilai pH tetap.
c. Apabila dilakukan pengenceran dengan H2O

Berdasarkan Gambar 11, jika dilakukan pengenceran dengan H2O maka derajat ionisasi () basa
lemah akan naik/turun*(29) (Hukum Pengenceran Ostwald) yang berarti menambah jumlah ion
OH dan NH4+ dari ionisasi basa lemah (11b). Akan tetapi karena volume larutan juga bertambah
maka penambahan konsentrasi OH menjadi tidak berarti. Hal ini (11c) membuat nilai pH tetap.
Berdasarkan keterangan di atas, dapat disimpulkan prinsip kerja larutan penyangga basa
dalam mempertahankan pH adalah sebagai berikut:
1. Setiap penambahan H+akan dinetralisasi oleh basa lemah.
2.

Setiap penambahan OH akan dinetralisasi oleh asam konjugasi.

3.

Setiap pengenceran dengan H2O berarti memperbesar jumlah ion OH dan asam konjugasi dari ionisasi basa lemah, namun

penambahan konsentrasi OH menjadi tidak berarti karena volume larutan juga bertambah.

Anda mungkin juga menyukai