Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI AIR IL-2203


MODUL 1
TEKNIK DASAR LABORATORIUM UNTUK ISOLASI, PEMURNIAN, DAN
KARAKTERISTIK BENTUK KOLONI
Nama praktikan

: Nasrullah Ahmad (15715001)


Saffanah Gumilangsari
(15715003)
Mariah Bening (15715020)

Kelompok

:6

Tanggal Praktikum

: 19,21,23 September

Tanggal Pengumpulan

: 30 September 2016

2016

Pj Modul
Asisten yang bertugas

:
: Saniar

PROGRAM STUDI REKAYASA INFRASTRUKTUR LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2016
I. JUDUL
Teknik dasar laboratorium
karakteristik bentuk koloni

untuk

isolasi,

pemurnian,

dan

II. TUJUAN
1. Menentukan jenis peralatan dan media kultur untuk membuat
kultur murni
2. Menentukan faktor keberhasilan dalam pembuatan biakan murni
3. Menentukan karakteristik koloni pada kultur murni
4. Menentukan jumlah dan variasi koloni bakteri dari isolasi udara,
handphone, kulit tangan dan kulit kaki
III. PRINSIP DASAR
Teknik transfer subkultur mwrupakan prosedur standar dalam
laboratorium mikrobiologi, diperlukan transfer aseptik untuk mendapatkan
hasil penelitian yang akurat dikarenakan mikroba tersebar dimana-mana.
Transfer secara aseptik ada yang berupa transfer antar medium cair,
transfer anter medium agar miring, dan transfer dari cawan petri ke
medium agar miring. Isolasi bentuk koloni ditujukan untuk membuat kultur
murni. Isolasi dilakukan dari kultur campuran yang mengandung berbagai
jenis bakteri dengan media tertentu. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
keadaan aseptik atau steril sehingga saat pemindahan bakteri tidak
terkontaminasi oleh lingkungan. Kemudian dengan menggunakan metode
streak plate, spread plate, dan pour plate didapatkan kultur yang hanya
mengandung satu jenis bakteri. Metode metode tersebut akan membuat
koloni yang terdiri dariberbagai jenis bakteri menjadi lebih sedikit serta
memisahkan koloni koloni agar lebih mudah diteliti.
IV. TEORI DASAR
Teori sterilisasi
Teori metode isolasi kultur murni
Teori media kultur
V. ALAT DAN BAHAN
A. Percobaan 1
B. Perobaan 2
C. Percobaan 3

VI. CARA KERJA


A. Percobaan 1
B. Perobaan 2
C. Percobaan 3

VII. DATA
A. Percobaan 1
DATA PERCOBAAN

keterangan
Bagian
cair)

Bagian
miring
miring)

Tanggal Pengamatan
(cair

B
ke

ke Rabu, 21 September
2016

(agar Rabu, 21 September


agar 2016

Bagian C (agar plate Rabu, 21 September


ke agar miring)
2016

B. Perobaan 2
Bagian A
Data Percobaan
Metode streak
Metode spread

Metode pour I

Rabu, 21 September
2016

Metode pour II

Rabu, 21 September
2016

Metode pour III

Rabu, 21 September
2016

keterangan

Tanggal pengamatan

Bagian B
Data Percobaan

agar plate ke agar Jumat, 23 September


miring
2016

Bagian C
Data Percobaan

Keterangan
Tanggal Pengamatan
metode 1 garis (agar
miring)
metode goyang jarum
(kaldu nutrisi)
metode stab (gelatin
nutrisi)
metode stab (agar Jumat, 23 September
tegak)
2016

C. Percobaan 3
Data Percobaan

Keterangan
Tanggal pengamatan
Isolasi
dari
udara
kantin (3 menit)
Isolasi
dari
udara
kantin (5 menit)

Isolasi
dari
udara Jumat, 23 September
kantin (7 menit)
2016

Isolasi
kantin
Isolasi
Isolasi
Isolasi

dari
udara
(10 menit)
tangan
handphone
kaki

VIII. ANALISIS
1. Analisis Cara Kerja
1.1 Percobaan 1
Pada percobaan 1 dilakukan percobaan untuk beberapa media, yaitu
dari cair ke cair, agar miring ke agar miring, dan dari agar plate ke agar
miring. Dari hasil pengamatan selama satu hari terlihat pertumbuhan
bakteri pada masing masing media.
1.2 Percobaan 2
Bagian A
Pada pecobaan 2 bagian A dilakukan isolasi untuk pembuatan kultur
murni melalui beberapa metode yaitu streak plate, spread plate, dan pour
plate. Pada metode streak yang harus diperhatikan adalah
1.3. Percobaan 3
2. Analisis Data Hasil
2.1 Percobaan 1
Pada agar miring dari agar plate terlihat koloni koloni bakteri
berwarna kuning yang dari bawah ke atas semakin lama semakin tipis. Hal
tersebut disebabkan pada goresan awal koloni bakteri masih banyak dan
menumpuk sedangkan pada goresan akhir bakteri dari jarum oose tinggal
sedikit sehingga sapuannya tipis.

2.2 Percobaan 2
Bagian A
Isolasi kultur murni dengan menggunakan metode pour :
Pada pengamatan setelah +48 jam terlihat pertumbuhan bakteri pada
plate 1 dan plate 2. Pada plate 3 tidak terlihat adanya pertumbuhan
bakteri. Pada plate satu terdapat banyak koloni bakteri yang tersebar dan
seluruhnya didominasi oleh bakteri berwarna merah. Sedangkan pada
plate 2 terdapat hanya beberapa koloni dan terlihat ada dua jenis koloni
yang tumbuh, yaitu koloni berwarna merah dan satu koloni bewarna
kuning. Tidak ada pertumbuhan di plate 3 mengindikasikan bahwa tidak
ada bakteri yang terambil saat pemindahan bakteri dari tabung 2 ke
tabung 3. Indikasi lainnya yaitu media agar dalam tabung 3 terlalu panas
sehingga bakteri yang dipindahkan dari tabung 2 ke tabung 3 tidak dapat
tumbuh.
Bagian B
Bakteri yang dipindahkan dari metode yang dilakukan pada bagian
A (pourplate) ke media agar miring tidak dapat teramati. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa tidak ada bakteri yang tumbuh. Penyebab dari
tidak tumbuhnya bakteri tersebut dapat disebabkan karena pada saat
penanaman bakteri dari agar plate ke agar miring jarum oose yang
digunakan masih terlalu panas sehingga menyebabkan bakteri yang ingin
ditanam mati sebelum pindah ke media baru. Identifikasi kedua tidak
tumbuhnya bakteri disebabkan karena saat penggoresan bakteri tidak
tertanam di agar miring.
Bagian C
Metoda Stab
Pada inokulasi bakteri dari percobaan 2 bagian A ke dalam agar
tegak dengan metode stab teramati adanya bakteri yang tumbuh. Bakteri
yang tumbuh berwarna kuning dan hanya berada di bagian atas lubang
agar tegak. Hal tersebut menandakan bahwa bakteri yang tumbuh
merupakan bakteri aerob, yaitu bakteri yang hidup dengan membutuhkan
oksigen. Sehingga mereka tumbuh di permukaan mendekati udara.
Tumbuhnya bakteri menandakan bahwa media agar tegak yang
dipakai sesuai dengan kebutuhan bakteri tersebut. Pada percobaan ini
bakteri yang tumbuh berwarna kuning yang diidentifikasikan sebagai
bakteri Sarcina sp. yang membutuhkan unsur nutrisi berupa lalalala, yang

membuktikan bahwa unsur unsur tersebut terdapat di dalam media agar


tegak yang dipakai.
Untuk pengamatan bentuk koloni bakteri, tidak dapat dilakukan. Hal
tersebut disebabkan karena media yang digunakan adalah agar tegak
sehingga sulit diamati, serta pengelihatan yang tidak menggunakan alat
bantu juga menyebabkan kesulitan dalam pengamatan.
2.3 Percobaan 3
isolasi bakteri dari udara kantin selama 7 menit teramati beberapa
jenis koloni, diantaranya koloni tersebut berwarna kuning, krem, dan
berwarna hitam. Jumlah koloni yang tumbuh saat diamati setelah 5 hari
yaitu 14 koloni.
Hasil dari solasi bakteri pada udara kantin dengan beberapa variasi
waktu menunjukkan adanya pengaruh pertumbuhan bakteri dengan
waktu interasksi antara media dengan lingkungan. Pada isolasi udara
kantin selama 1 menit didapatkan xx koloni, selama 3 menit xx koloni,
selama 7 menit 14 koloni, dan selama 10 menit xx koloni setelah 5 hari
pengamatan.
IX. KESIMPULAN
1. Jenis peralatan yang dibutuhkan untuk membuat kultur murni
diantaranya cawan petri, jarum oose, pembakar bunsen, tabung
reaksi, media agar, disinfektan, dan label
2. Menentukan faktor keberhasilan dalam pembuatan biakan murni
Faktor yang menentukan keberhasilan dalam pembuatan biakan
murni yaitu teknik aseptik yang benar, kehati hatian,
kesabaran, dan
3. Karakteristik bakteri pada kultur murni yang didapat yaitu sifat
bakteri Sarcina sp. yang berwarna kuning, aerob, dan tumbuh di
media yang mengandung unsur blablabla.
4. Jumlah dan variasi bakteri yang teramati dari isolasi udara kantin
kampus ITB jatinangor dalam waktu 1 menit adalah xx dengan xx
jenis bakteri, dalam waktu 3 menit xx dengan xx jenis bakteri,
dalam waktu 7 menit xx koloni dengan xx jenis bakteri, dan
dalam waktu 10 menit xx koloni dengan xx jenis koloni. Untuk
hasil dari isolasi handphone XXXXXX. Hasil dari isolasi kulit kaki
XXXX. Isolasi dari kaki teramati XXXXX.

X. DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai