PENDAHULUAN
digunakan, dan
aplikasinya
diperkenalkan oleh Groove pada tahun 1852 (Changzheng, 2009). Dalam teknik
material, telah ada beberapa bahan logam oksida yang sering digunakan pada
teknologi lapisan tipis ini, baik yang murni maupun yang telah didoping dengan
bahan lain.
Studi tentang sintesis dan karakterisasi lapisan tipis (thin film) sangat
menarik perhatian para peneliti karena penerapannya yang sangat luas. Lapisan
tipis ini banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam bidang
dekorasi, bidang konstruksi, maupun bidang elektronika. Pada bidang
elektronika, lapisan tipis digunakan untuk membuat semikonduktor. Penerapan
lapisan tipis untuk semikonduktor dikembangkan dalam bentuk oksida konduktif
transparan atau transparent conductive oxide (TCO), kapasitor, dioda, transistor
dan sensor. Aplikasi TCO berkembang secara cepat dan telah diaplikasikan pada
piranti elektronik seperti TV LCD, TV Plasma, organic electroluminescence
(EL) misalnya touch screen monitor pada authomatic tellermachine (ATM),
ticket vending machines yang dipasang di stasiun kereta api, sistem navigasi
mobil, handheld game consoles, mobile phones, dan elektroda pada solar sel
(Sinaga, 2009). Material lapisan tipis yang sering digunakan adalah In2O3, WO3,
TiO2, ZnO, dan SnO2. Bila ditinjau dari kelimpahan unsurnya, TiO 2 dan ZnO
paling banyak tersedia di alam, yaitu sekitar 0.66% dan 0.0078%. Akan tetapi,
dibanding tungsten dan indium, timah lebih banyak tersedia di alam. Sebagai
material dasar lapisan tipis, timah memiliki sifat-sifat yang lebih unggul
dibanding logam lain.
Material oksida yang sering digunakan dalam pembuatan lapisan tipis dari
bahan timah adalah Tin Oxide (SnO2). Hal tersebut berhubungan dengan
keunggulannya dalam sifat transparansi terhadap cahaya (dengan energy gap
3.6 eV) (Carvalho et al, 2012), hambatan listriknya yang rendah,
serta memiliki stabilitas kimia yang tinggi. Dengan keunggulan tersebut, lapisan
tipis SnO2 banyak diterapkan pada industri manufaktur elektroda konduktif
transparan (TCO), solar cell, peralatan listrik optik dan sensor gas. SnO2 menarik
juga bersifat homogen karena larutan yang diteteskan di atas substrat diputar
dengan kecepatan tertentu dan adanya pengaruh gaya sentrifugal yang arahnya
menjauhi pusat putaran. Biasanya teknik ini digunakan untuk membuat lapisan
tipis yang dideposisikan pada permukaan material yang berbentuk datar. Namun
demikian, teknik ini tidak dapat diterapkan untuk membuat lapisan metal yang
bahan dasarnya sulit dibuat dalam fase cair.
Parameter yang terlibat dalam pembuatan lapisan tipis dengan teknik solgel spin coating antara lain konsentrasi sol/konsentrasi doping, perlakuan panas,
kecepatan putar, waktu putar, dan aging. Menurut beberapa penelitian
sebelumnya, beberapa parameter tersebut terbukti berpengaruh pada sifat fisis,
listrik dan optik lapisan SnO2. Selain itu, material dan orientasi material substrat
memiliki sebuah pengaruh karakteristik pada pengintian dan pertumbuhan yang
mendominasi sifat-sifat mikrostruktural serta fisis lapisan tipis (Mousa et al,
2015).
Dari uraian di atas, maka penulis akan mensintesis lapisan tipis SnO2
murni dan membandingkannya dengan SnO2 yang didoping Flourine (F)
menggunakan teknik sol-gel spin coating yang diaplikasikan pada substrat kaca
dan quartz kemudian mengidentifikasi sifat optis dan strukturnya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pemahaman kajian di atas, maka rumusan masalah yang diajukan
dalam penelitian ini adalah :
1.2.1
1.2.2
Bagaimana karakteristik lapisan tipis (thin film) SnO2 murni dan SnO2
yang di doping Flourine (SnO2:F) ditinjau dari struktur kristal lapisan,
struktur morfologi permukaan zat padat, serta karakteristik optisnya?
1.4.2
1.4.3
lapisan tipis (thin film). Untuk itu, penulis lebih memfokuskan ruang lingkup
penelitian dengan batasan sebagai berikut :
1.5.1
Lapisan Tipis SnO2 murni dan SnO2 yang didoping material F dengan
konsentrasi sol dan konsentrasi dopant tetap.
1.5.2
Pendeposisian sol di atas substrat kaca dan quartz dengan teknik spin
coating, kecepatan putaran 2000 rpm dan diberi waktu aging 24 jam.
1.5.3
Masing-masing lapisan akan diberi perlakuan panas pada suhu berturutturut 150C, 300C (pre-heating) dan 500C (post-heating).
1.6.2
1.6.3
Lapisan tipis (thin film) adalah suatu lapisan yang sangat tipis dari bahan
organik, anorganik, metal, maupun campuran metal-organik yang dapat
memiliki sifat-sifat konduktor, semikonduktor, superkonduktor, maupun
isolator.
1.6.4
1.6.5
Sol-gel adalah proses basah yang umumnya melibatkan transisi sistem dari
cair sol menjadi padatan gel.
1.6.6
1.6.7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
daerah pita konduksi. Dengan demikian, material ini memiliki sifat yang
sangat konduktif dan dikenal sebagai bahan konduktor. Gambar 2.2 di
bawah ini mengilustrasikan pita energi dan Energy Gap pada material
konduktor.
Gambar 2.2. Pita energi dan Energy Gap pada Material Logam
Sementara itu, material non-logam memiliki Energy Gap yang
lebar, sehingga atom-atom sulit untuk bergerak ke daerah pita konduksi.
Material ini memiliki sifat yang sulit mengalami konduksi dan biasanya
dikenal dengan istilah isolator. Ilustrasi pita energi dan Energy Gap pada
material isolator ditampilkan pada Gambar 2.3 di bawah ini.
10
Gambar 2.3. Pita energi dan Energy Gap pada Material Non logam
11
I(z) = I0
||()z
e
(2.1)
(2.2)
~
k ( ) , bagian
~
k
biasanya
abs()
12
( E g ) 2
(2.3)
Hubungan antara energi foton tak langsung (h) dan koefisien absorbsi ()
diberikan dengan persamaan berikut :
1
( h ) n = A(E - Eg)
(2.4)
2012). Dan lebih transparan pada daerah spektrum tampak yang disebabkan
oleh lebar pita yang lebar serta memiliki konduktivitas listrik yang tinggi.
Hal ini yang disebabkan karena adanya elektron-elektron bebas pada
oxygen vacancy holes. SnO2 memiliki struktur tetragonal dengan tipe
kristal rutile dengan parameter sel satuan a = b = 4.737 dan c = 3.186
(Sumanta dan Bhabani, 2013).
13
Gambar 2.5 Model sel satuan dari kristal rutile SnO2 (Chen et al, 2012)
Pada gambar 2.5, masing-masing atom Sn terikat pada 6 atom O yang
saling berdekatan, dan masing-masing atom O dikelilingi 3 atom Sn. Untuk
mendapatkan sensor gas dengan lapisan tipis SnO2 dengan karakter yang
diinginkan, terdapat beberapa parameter yang harus diatur. Parameter
tersebut antara lain ukuran partikel, koneksi antar partikel, serta
karakteristik komposisi. Untuk ukuran partikel, semakin kecil partikel
maka performa dari sensor SnO2 akan lebih baik. Selain dari ukuran
partikel, koneksi antar partikel juga mempengaruhi karakteristik dari sensor
SnO2. Sifat dari koneksi antar partikel didefinisikan dengan perbandingan
antara lebar koneksi antar partikel dengan panjang Debye. Panjang Debye
adalah skala dimana terjadi peredaman medan listrik oleh material
pembawa muatan. Untuk detail dari hubungan antara koneksi antar partikel
dengan karakteristik sensor SnO2 dijelaskan pada gambar 2.2 berikut.
14
beberapa
aspek
dari
karakteristik
sensor
SnO2
seperti
15
In2O3
ZnO
SnO2
Zincite
Cassiterite
0.1
132
40
Cubic,
bixbyite
Hexagonal,
wurtzite
Tetragonal,
rutile
1213
P63mc
P42mnm
a = 1.012
a = 0.325
a = 0.474
b = 0.5207
b = 0.319
5.67
6.99
6.5
c : 2.92
c : 3.7
Mineral name
Abundance of the metal
in the earths crust (ppm)
Crystal structure
Space group
Lattice constants (nm)
Density (gr cm-3)
Mohs hardness
Thermal expansion coefficient
(300 K)
[10-6 K-1
7.12
5
6.7
2190
2240
420
>1900
10
232
157
10
5 x 10-9
-6
9.7
3.75
3.6
3.4
6.0
c : 8.75
3.6
c: 7.8
c : 9.6
c: 13.5
c : 0.23
0.3
c : 0.58,
0.59
c: 0.3
c : 0.20
c : 0.6, 0.59
0.34
16
c: 0.26
Sb, F, Cl
17
Symb
ol
2500 kg/m3
6 unit (Mohs scale)
18
Glass Properties
Characteristics
Symb
ol
Youngs modulus of
elasticity
70 GPa
0.2
9 x 104 /C
Thermal conductivity
1 W/mC
Refractive index
1.5
Poisson ratio
Specific heat capacity
Coefficient of linear
expansion (20 300C)
Approximately 730C
Softening point
523C
Strain point
480-560C
Annealing range
Approximately 55C
differential
Thermal indurance
248 MPa
Tensile strength-annealed
175 MPa
Tensile strengthtoughened
2.5 at 21C
Specific gravity
0.2
VLT
VLR
U
R
U value-6mm
5.82 W/m2C
0.17m2C
R value-6mm
19
Features of Quartz
Test Item
Density
Hardness, Mohs Scale, Points
Compressive Strength, psi
Flexural Strength, psi (MPa)
Indicator
2.2 0.05g/cm3
6
800 - 1000
60 -70
5.4 x 107/K
Thermal Conductivity
1.4 w/m.K
Test Item
Temperature Limits, C (F)
Indicator
1100C-1200C
can work under 1200C
continuously
1300C
Chemical:
Purity
SiO2
99.9%
Dielectric Constant
Dielectric Strength, kV/mm
Optical:
Optical Transmission (>80%)
wavelength, nm
Refractive Index
Sumber : supplier quartz (alibaba.com)
= 3.7
500C, 11
200-3600 nm > 90%
NB (nanobeam) = 1.45845
20
fase cair. Fase sol ini akan mengalami kondensasi menjadi fase baru yaitu
gel. Gel tersusun dari padatan makromolekul yang masih terlarut dalam fase
cair (pelarut).
Umumnya, teknik sol gel terdiri dari reaksi hidrolisis dan reaksi
kondensasi. Hidrolisis merupakan reaksi kimia antara prekursor dengan
air yang membentuk senyawa lain, sedangkan reaksi kondensasi adalah
reaksi kimia yang molekul-molekulnya bergabung membentuk molekul
yang lebih besar dengan melepaskan molekul kecil (misalnya H2O).
Menurut Edgar (2006) secara sistematis reaksi sol-gel dapat
dituliskan sebagai berikut :
(hidrolisis)
(2.5)
(2.6)
Ditinjau dari segi struktur, metal oksida terdiri dari sambungan MO-R, dimana M adalah metal, O adalah oksigen dan R adalah kelompok
alkali. Muatan yang berlawanan dari M dan O akan mendorong
terbentuknya polarisasi dalam ikatan M-O yang akan membuat alkoxide
menerima bahan reaksi seperti air. Dengan adanya air, alkoxide
mengalami reaksi penambahan-subtitusi, dimana kelompok alkoxide (OR)
terlepas dari kelompok hydroxyl (OH) yang dihasilkan oleh air. Proses ini
dikenal dengan hidrolisis. Setelah proses hidrolisis, kelompok metal
bersambung dengan mekanisme yang berbeda, membangkitkan jaringan
21
22
23
2.1.7
24
(2.7)
25
Gam
bar 2.10. X-Ray Diffraction (XRD) (Troitzsch, 2007)
2.1.8
26
2.1.9
27
memungkinkan untuk
28
pengukuran
serapan
sinar
monokromatis
oleh
suatu
lajur
spektrofotometri.
Spektrofotometri
dapat
dianggap
sebagai
perluasan suatu pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari
absorbsi energi.
Absorbsi terjadi karena adanya senyawa yang mengalami transisi
elektronik saat terkena sinar dari sumber. Sumber radiasi ultraviolet yang
kebanyakan digunakan adalah lampu hidrogen dan lampu deuterium.
Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang
gelombang dan dialirkan oleh suatu perekam untuk menghasilkan spektrum
tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda. Teknik spektroskopi pada
daerah ultraviolet dan sinar tampak disebut spektroskopi UV-Vis.
29
UV-Vis
merupakan
alat
dengan
teknik
30
NAMA PENGARANG,
1.
Peneliti : S. Kar, S.
Kundoo
Tahun 2013
Judul :
Synthesis and
Characterization
of
Pure and Fluorine
Doped
Tin-Oxide
Nano-Particles by SolGel Methods
31
32
Peneliti :
Mario Alberto
Snchez-Garca,
Arturo Maldonado,
Luis Castaeda, Rutilo
Silva-Gonzlez, Mara
de la Luz Olvera.
Tahun 2012
Characteristics of
SnO2:F Thin Films
Deposited by
Ultrasonic Spray
Pyrolysis: Effect of
Water Content in
Solution and Substrate
Temperature
33
Deskripsi :
Fluor doped tin oxide, SnO2: F, film tipis diendapkan oleh
semprotan kimia ultrasonik mulai dari timah klorida dan asam
fluorida. Karakteristik fisik dari film sebagai fungsi dari kedua
kadar air dalam memulai solusi dan substrat suhu dipelajari.
Struktur Film itu polikristalin dalam semua kasus,
menunjukkan bahwa intensitas (200) puncak meningkat
dengan kadar air dalam larutan awal. Resistivitas listrik
menurun dengan kadar air, mencapai nilai minimum, di urutan
34
Peneliti : Salam
Amir Yousif, Jenan
Mohamed Abass
Hasil :
Tahun 2013
Judul :
Structural,
Morphological and
Optical
Characterization of
SnO2:F thin films
prepared by
Chemical spray
Pyrolysis
35
Peneliti : Sutichai
Chaisitsak
36
Tahun 2011
Hasil
Judul
Nanocrystalline
SnO2:F Thin Films for
Liquid Petroleum Gas
Sensors
37
38
39
Perkembangan n
SnO2 dan F:SnO2 dideposisikan pada substrat kaca dan quartz dengan konsentrasi sol 0.1 mol/L, kadar F 25%
40
BAB III
METODE PENELITIAN
3.2 Sampel
Sampel penelitian adalah lapisan tipis jenis SnO2 murni dan SnO2
dengan dopant logam F yang melalui proses sintesis pada
substrat kaca dan quartz.
41
42
: Multiflex 2kw
Power
: 200VAC 1 30A 50 Hz
Tmax
: 1500C
Made in
: Japan
43
dalam
penelitian
ini
akan
(3.1)
0.45 (gram)
( 225.63(gram/mol
))
0.02 L
44
( )
(3.2)
1
( gram )
F
133.34
=
H
1
( 0.45 gram ) x
( gram )
225.63
( )
( 0. 067 gram ) x
( HF ) =0.25=25
3. Langkah berikutnya adalah membagi larutan sol menjadi
empat bagian dan diberi label A, B, C dan D yaitu SnO 2 murni
dan SnO2:F pada substrat kaca (A dan B), dan SnO2 murni dan
SnO2:F pada substrat quartz (C dan D),
4. Kemudian masing-masing sampel didiamkan (di-aging) selama
24 jam. Masing-masing larutan yang diberi label A, B, C, dan
D akan digunakan sebagai bahan coating pada substrat kaca
dan quartz.
5. Sebelum melakukan proses coating, secara keseluruhan
substrat kaca dan quartz harus dikondisikan bersih terlebih
dahulu dengan alkohol untuk menghilangkan partikel organik
pada permukaannya.
3.4.1.3 Pembuatan lapisan tipis
Proses pembuatan lapisan tipis dengan alat spin coating dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
45
46
47
48
49
k
cos
(3.3)
50
tipis SnO2 murni dan SnO2:F pada dua substrat yang berbeda yaitu kaca dan
quartz.
51
DAFTAR PUSTAKA
52
Hammad, T.M and Hejazy, N.K. 2011. Structural, Electrical and Optical Properties
of ATO Thin Films Fabricated by Dip Coating Method, Int. Nano Lett., 1(2) :
123 128.
Ji, et al. 2006. Transparent p-type Conducting Indium doped SnO2 Thin Films
Deposited by Spray Pyrolysis.Material Letters, 60(11) : 1387 1389.
Lawrence, C.J. 1991. Spincoating of Non-Newtonian Fluids, Elsevier Journal of
Non-Newtonian Fluid Mechanics, 39 : 137-187.
Mousa, et al. 2015. Substrate effects on Structural and Optical Properties of ZnO
Thin Films Deposited by Chemical Spray Pyrolysis, International Letters of
Chemistry, Physics and Astronomy, SciPress Ltd., Switzerland, 51 : 69-77.
NN. 2016. Skema Spectrophotometer UV-Vis. Diunduh dari https://en.wikipedia.org.
Tanggal 8 Januari 2016.
Nuruddin, A and Abelson, J.R. 2001. Improved Transparent Conductive Oxide/p+/i
Junction in Amorphous Silicon Solar Cells by Hydrogen Flux During
Gramowth. Thin Solid Fims, 394 : 49-63.
Pankove. 1971. Optical Properties in Semiconductors. New York : Dove Publication
Inc.
Prasada, T. 2010. Physical Properties of ZnO Thin Films Deposited at Various
Substrate Temperatures Using Spray Pyrolysis, Elsevier Physica B, 405 :
22262231.
Rath, K. 2005. Novel Materials from Sol Gel Chemistry. California : Lawrence
Livermore National Laboratory.
Razeghizadeh, A.R, et. al. 2015. Gramowth and Optical Properties Investigation of
UN-Doped and Al-doped SnO2 Nanostructures by Sol-Gel Method.
Department of Physics, Faculty of science Payamenoor University, IRAN.
Sinaga, P. 2009. Pengaruh Temperatur Annealing terhadap Struktur Mikro, Sifat
Listrik dan Sifat Optik dari Film Tipis Oksida Konduktif Transparan ZnO:Al
yang Dibuat dengan Teknik Screen Printing, Jurnal Pengajaran MIPA,
14(2):51 59.
Sriram, S and Thayumanavan, A.2013. Effect od Al Concentration on the Optical and
Electrical Properties of SnO2 Thin Films Prepared by Low Cost Spray
Pyrolysis Technique. International Journal of ChemTech Research, 5(5) :
2204 2209.
Suharni dan Sayono. 2009. Pengaruh Doping Indium Terhadap Sensitivitas Sensor
Gas Dari Lapisan Tipis SnO2, Buku I Prosiding PPI PDIPTN. Yogyakarta :
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN.
53
Suwonbon, S. 2008. The Properties Of Nanostuctured Zno Thin Films via Sol-Gel
Coating. Songklanakarin J. Sci. Technol, 30 : 65-69.
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 2, hal 354-355. Bandung : ITB.
Taylor. 1961. X-ray Metallography, pp 678-686. New York : John Wiley.
Thiel,.B and Helbig, R.1976. Growth of SnO2 Single Crystals by a Vapour Phase
Reaction Method, Journal Crystal Growth, 32 : 259.
Tripathy, S.K. and Hota, B.P. 2013. Influence of the Substrates Nature on Optical and
Structural Characteristics of SnO2 Thin Film Prepared by Sol-Gel Technique,
JOURNAL OF NANO AND ELECTRONIC PHYSICS, 5 (3) : 1 - 5. India :
Sumy State University.
Troitzsch, U. 2007. X-Ray Diffraction (XRD). Australia: Department of Earth and
Marine Sciences Australian National University.
Widodo, S. 2010. Teknologi Sol Gel Pada Pembuatan Nano Kristalin Metal Oksida
Untuk Aplikasi Sensor Gas. SEMINAR REKAYASA KIMIA DAN PROSES.
Bandung : PPET-LIPI.
54
LAMPIRAN 1
ALAT DAN BAHAN
Termometer, pipet
tetes, pinset
Furnace
Shaker merk
Spin Coater
UV Vis
Spectrophotomete
r
Tissue, alkohol
70%, detergent,
air aquades
55
Substrat
Kaca/Quartz
SnCl2.2H2O
C2H5OH
AlCl3
(Ethanol)
(Aluminium
chloride)
56
Dispin dengan
kecepatan putar 2000
rpm kemudian
dimasukkan furnace
dengan suhu T =
Dikarakterisasi
transmitansi dan
absorbsinya
terhadap cahaya
dengan UV-Vis
spectrophotometer
57
Spin Coater
58