DISUSUN OLEH :
1. SUWARTO
2. SUWARTI
3.
SUMARNI
4.
SUYATNO
5.
DANAR SUNARTO
( SN 142044 )
( SN 142043 )
( SN 142039 )
( SN 142046 )
( SN 142009 )
BAB I
PENDAHULUAN
gagal
jantung
akan
bertambah
setiap
tahunnya(Sugeng
dan
Sitompul,2003)
Jumlah pasien gagal jantung di RSUD Dr.Soediran MS tahun 2014
dan cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengambil askep dengan penderita
gagal jantung di RSUD Dr Soediran MS wonogiri.
TUJUAN UMUM
Perawat memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang baik dalam
memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan gagal jantung.
TUJUAN KHUSUS
1.Mampu melakukan pengkajian secara baik pada klien gagal jantung
2.Mampu menegakan diagnose yang tepat pada klien dengan gagal jantung
3.Mampu merencanakan tindakan dan menentukan criteria hasil
4.Mampu memberikan implementasi sesuai dengan kebutuhan klien
5.Mampu mengevaluasi hasil dari tindakan yang diberikan
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP PENYAKIT
1. Definis
Dekompensasio kordis
trikuspidal
d. Peningkatan kebutuhan metabolik peningkatan kebutuhan yang
berlebihan
Misal : anemia, demam
e. Gangguan pengisian (hambatan input)
Misal : stenosis mitral, stenosis trikuspidal
3. Menifestasi klinis
Menurut Tucker (1998) tanda dan gejala gagal jantung secara umum
meliputi : kelemahan, takipnea, pypsnea, nokturia, takikardia,
intoleransi aktifitas, anemia, mual muntah irama gallop, sianosis perifer,
gelisah, cracles, ronchi, sianosis.
Tanda dan gejala gagal jantung kanan :
a. Asites
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Sesak nafas
Gelisah. Dypsnea pada saat aktifita atau istirahat
Orthopnea
Takipnea
Batuk kering tidak produktif
Haemoptisis
Peningkatan tekanan darah
Takikardi
Hipokalemia
Ronchi
Sianosis
4. Komplikasi
Menurut Tucker (1998), komplikasi dari gagal jantung menurut adalah :
a. Edema paru
b. Infark paru
c. Syok kardiogenik
5. Patofisiologi dan Pathway
Menurut Soeparman (1993) adalah bila jantung dihadapkan pada
beban yang berlebihan maka jantung dengan mekanisme kompensasi
yang ada secara intrinsik akan berusaha untuk meningkatkan
kemampuan kerjanya dalam mengatasi beban tersebut, sedemikian rupa
sehingga curah jantung dapat dipertahankan cukup besar untruk
memenuhi kebutuhan sirkulasi darah dalam tubuh. Mekanisme
kompensasi ini pada dasarnya adalah pendayagunaan cardiac reserve
atau daya kerja cadangan.
untuk
sembuh
hal
terbaik
yang
dilakukan
adalah
mengistirahatkan pasien.
b. Diuritik
Pembatasan garam dan air serta diuritik baik oral atau parental
akan menurunkan preload dan kerja jantung.
c. Morfin
Morfin adalah obat paling berguna menangani edema pulmonal
akut. Morfin dapat mencapai manfaat fisiologis yang bermanfaat
melalui efek vasodilatasi perifer, membentuk penampungan darah
perifer yang menurunkan aliran balik vena dan kerja jantung.
d. Meningkatkan oksigenasi dengan pemberian O2 dan menurunkan
konsumsi karbondioksida (CO2) melalui aktifitas yang dibatasi
oleh istirahat.
e. Memperbaiki kontraktilitas otot jantung
1) Mengatasi keadaan irreversible, termasuk tiroksikosis,
edema dan aritmia.
2) Digitalisasi
o Posisi digitalis
Digunakan alat untuk digitalis cepat 0,5 2 mg dengan
dosis 4 6 dosis selama 24 jam dan dianjurkan 2x0,5
mg selama 2 4 hari.
o Digoxin 0,17 1 mg IV dalam 4 dosis selama 24 jam.
o Cedilanide 1,2 - 1,6 mg IV dalam 24 jam
disesuaikan.
Dosis cepat diberikan untuk mengatasi edema
lapang
paru,
palpasi
ketidakstabilan
dada
kebutuhan O2
Pola nafas tidak efektif b.d komplain paru
Kelebihan volume cairan b.d gangguan mekanisme regulasi
Gangguan perfusi jaringan b.d penurunan curah jantung
Kurang pengetahuan tentang penyakit gagal jantung b.d kurang
g.
h.
i.
j.
sumber informasi
Gangguan istirahat tidur b.d insomnia
Resiko kerusakan intregitas kulit b.d kelainan kardiopulmonal
Gangguan eliminasi : BAB b.d kelemahan
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan
tubuh b.d gangguan gastrointestinal
3. Perencanaan keperawatan
a. Diagnosa 1
NOC :
setelah di lakukan tindakan keperawatan :
1) Klien dapat memiliki pompa jantung yang efektif.
2) Status sirkulasi perfusi jaringan dan tanda vital yang normal.
Kriteria hasil :
menunjukkan kardiac output adekuat yang di tunjukkan
dengan TD, nadi, ritme normal, kuat melakukan aktifitas
tanpa dypsneau dan nyeri.
NIC :
Cardiac care akut :
1) Evaluasi adnya nyeridada
2) Auskultasi suara jantung
3) Evaluasi adanya cracles
menghubungkan
dengan
klien sehari-hari
Kaji kesesuaian aktifitas dan istirahat klien sehari-hari
Peningkatan aktifitas secara bertahap
Pastikan klien mengubah posisi secara bertahap
Ketika membantu pasien berdiri observasi gejala intoleransi
aseperti mual, pucat, pusing, gangguan kesadaran dan
tanda-tanda vital
6) Lakukan ROM jika klien tidak dapat menoleransi aktifitas
Rasional :
1) Menentukan penyebab dapat membantu menentukan
intoleransi
2) Terlalu lama bed rest dapat memberi kontribusi pada
intoleransi aktifitas
e. Diagnosa 5
NOC :
Setelah di lakukan tindakan keperawatan perfusi jaringan
menjadi efektif.
Kriteria hasil :
1)Mendemonstrasikan status sirkulasi yang di tandai dengan :
a) Tekanan systole dan diastole dalam rentang yang
diharapkan
b) Tidak ada ortostatik hipertensi
c) Tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan intra kranial
2)Mendemonstrasikan kemampuan kognitif yang ditandai
dengan :
a) Berkomunikasi
dengan
jelas
dan
sesuai
dengan
kemampuan
b) Menunjukkan perhatian, konsentrasi dan orientasi
NIC :
1) Memonitor adanya daerah tertentu yang hnaya peka
2)
3)
4)
5)
terhadap panas/dingin/tumpul
Batsi gerakan pada kepala leher dan punggung
Monitor kemampuan BAB
Kolaborasi pemberian analgetik
Monitor adanya tromboplebitis
f. Diagnosa 6
NOC :
Setelah di berikan penjelasan p mengerti proses penyakitnya dan
program perawatan serta terapi yang diberikan dengan indikator:
Pasien mampu :
1) Menjelaskan tentang penyakit
2) Mengenal kebutuhan perawat dan pengelolaannya tanpa
cemas
NIC :
Pengetahuan tentang penyakitnya.
Aktifitas :
1) Kaji pengetahuan pasien tentang penyakitnya
2) Jelaskan tentang proses penyakit (tanda dan gejala)
3) Jelaskan tentang program pengobatan dan alternayif
pengobatan
4) Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin digunakan
untuk mencegah komplikasi
5) Diskusikan tentang terapi dan pilihanya
pasien
NIC :
1) Kurangi kebisingan
2) Atur prosedur untuk memberi jumllah terkecil gangguan
selam periode tidur
3) Batasi asupan cairan waktu malam dan berkemih sebelum
tidur
4) Kaji waktu tidur rutin bersana pasien, keluarga
5) Menjelaskan pada pasiendan keluarga penybab gangguan
tidur dan kemungkina cara untuk menghindarinya
h. Diagnosa 8
NOC :
Setelah dilakukan tndakan keperawatan
pasien menunjukka
tindakan
keperawatan
asupan
nutrisi
laboratorium
Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
Beri suasana makan yang rilek
Anjurkan makan sedikit tapi sering
Ajarkan pasien untuk istirahat sebelum makan
Pertahankan kebersihan mulut yang baik
Anjurkan pasien untuk makan roti kering saat bangu tidur
Bicarakan tentang keuntungan dari kepatuhan dan
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Hari/tanggal
Jam
: 14:00 WIB
Pengkaji
: KELOMPOK 5
Ruang
A. PENGKAJIAN
1. Identitas klien
Nama
Jenis kelamin
Umur
Agama
Status perkawinan
Pekerjaan
Pendidikan terahir
Alamat
No CM
Diagnostic medis
Tanggal masuk
2. Penanggung jawab
Nama
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
Hubungan
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Tn. P
laki-laki
80 th
Islam
menikah
tani
SD
Bendungan ,Jendi,Selogiri
500246
Decompensasio Cordis
30 Mei 2015
: Tn. W
: 35 Th
:D3
: PNS
: Bendungan ,Jendi,Selogiri
: Cucu
3. Pengkajian primer
a. Airway
Jalan nafas paten, tidak ada sumbatan pada jalan nafas.
b. Breathing
Pasien mengatakan mempunyai kesulitan dalam bernapas yaitu
sesak napas , bunyi nafas ronchi. Untuk mengatasi masalah
tersebut pasien bernafas secara perlahan-lahan. Pasien terpasang
alat bantu pernafasan O2 kanul nasal dengan dosis 3-4 liter per
menit. Posisi yang nyaman bagi pasien adalah posisi setengah
duduk atau semifowler. Pasien dahulu mempunyai kebiasaan
merokok.
RR : 30 x / menit.
SPO2: 95%
c. Circulation
Warna kulit sawo matang, tidak ada perdarahan, CRT < 2detik
d. Disability
Kesadaran compos mentis, GCS E4 V5 M6. Besar pupil 3mm
e. Exposure
Akral hangat, suhu 37o C
4. Pengkajian sekunder
a. Fullset of vital sign
TD : 113/ 64 mmHg
NADI: 82 x/ menit
RR : 30 x/ menit
S
: 37o C
b. Histori and head to toe
1) Histori ( SAMPLE)
S : subyektif (keluhan utama)
Pasien mengatakan Sesak nafas dan batuk.
A : Allergies
Pasien dan keluarga mengatakan selama ini pasien tidak
pernah mengalami alergi terhadap makanan ataupun obat
obatan.
M : Medication
Pasien mengatakan tidak pernah minum obat obatan sampai
dengan masuk rumah sakit.
P : Past Medical Histori
Pasien dan keluarga mengatakan belum pernah menderita
penyakit yang separah seperti ini. Pasien apabila sakit
hanya berobat jalan ke dokter praktek swasta. Pasien dan
keluarga mengatakan tidak punya riwayat penyakit menular
maupun penyakit keturunan misalnya: DM, Hipertensi,
TBC paru maupun yang lainnya.
L : Last Oral Intake
Waktu dilakukan pengkajian di ruang ICCU, pasien
mengatakan makan terakir pada siang hari dalam bentuk
sajian bubur
bersih,
pasien
mengalami
penurunan
dalam
pendengaran.
Lubang hidung bersih, tidak ada sekret, tidak ada nyeri,
simetris, pasien terpasang kanul nasal dengan dosis 3 4
liter per jam.
Mulut, pasien dapat berbicara dengan baik, bibir normal,
selaput mukosa bibir lembab, keadaan gigi baik, namun
sudah tidak lengkap. Warna lidah merah muda, tidak ada
dahak ketika batuk.
b) Leher
Leher tidak ada pembesaran tyroid, tidak ada nyeri tekan
pada daerah leher, dan tidak ada nyeri saat menelan.
c) Dada
Paru
Inspeksi
tekan
Perkusi
: sonor
20
c. Nutrisi
Sebelum sakit:
Setiap harinya pasien makan nasi serta pasien suka makan sayur
terong, pasien makan 3X sehari. Pasien alergi jika makan ayam dan
telur. Pasien tidak mempunyai gangguan dalam mengunyah dan
menelan. Kondisi gigi pasien bagus, tapi jumlah gigi sudah
berkurang karena sudah bertambahnya
hari. Pasien merasa tidak puas hanya dengan sibin dan ganti baju
diatas tempat tidur karena pasien tidak bisa melakukannya sendiri.
f. Sex
Pasien mengatakan tidak melakukan hubungan seksual lagi dengan
istrinya, karena pasien merasa dirinya sudah tua. Pasien
mempunyai 3 orang anak yaitu 2 anak laki-laki dan 1 anak
perempuan
g. Psikososial dan spiritual
Status Emosi:
Pasien dapat mengekspresikan perasaannya yaitu merasa sedih,
suasana hati pasien tidak menentu. Pasien ingin berkumpul dengan
keluarganya. Perasaan pasien saat ini sedih dengan kondisinya
sekarang yang sedang sakit. Apabila sedih pasien berusaha agar
cepat sembuh agar keluarganya senang dan dirinya pun juga ikut
senang.
Konsep Diri:
Pasien menganggap dirinya sangat berharga dalam keluarga karena
sangat disayangi oleh keluarganya. Pasien dapat membahagiakan
diri dan keluarga meskipun sedang sakit.
Hubungan Sosial:
Pasien mempunyai teman dekat yang ada di desanya. Pasien sangat
percaya dengan adiknya. Pasien mudah bergaul dengan sesama di
masyarakat. Pasien mengikuti organisasi didalam masyarakat atau
kegiatan di masyarakat misalnya pengajian, arisan, yasinan, gotong
royong dll.
Spiritual:
Pasien menganut agama islam. Pasien adalah individu yang taat
beribadah, seperti shalat 5 waktu, puasa dll. Menurut pasien Allah
SWT adalah segala-galanya bagi pasien. Karena Allah yang
menciptakan pasien dan alam semesta beserta isinya. Pasien
mengatakan ada hambatan dalam beribadah selama pasien sakit.
Pasien berpesan pada anak-anaknya untuk senantiasa beribadah
dan berdoa kepada Allah agar pasien cepat disembuhkan dari
sakitnya.
6. Pemeriksaan penunjang
Radiologi
Pemeriksaan belum dilakukan
Laboratorium
Tanggal 30 Mei 2015
Pemeriksaan
hasil
rujukan
satuan
10,2
3.36
152
29.8
mg/dL
k/uL
u/ml
%
106/uL
5,43
12,0-18,0
4,20-6,20
140-440
40,0-52,0
0-10
4,40-5,90
Neutrofil
Limfosit
Basofil/monosit
Nilai-nilai MC
MCV
MCH
MCHC
82,6
8,1
9,3
36,0-66,0
25,0-40,0
-
%
%
%
88,6
26,8
30,2
8,0-100,0
26,0-34,0
32,0-36,0
U3
Pg
g/dl
Ureum
Creatinin
Fungsi Hati
SGOT
SGPT
111
1,51
1,50-50,0
0,6-1,3
Mg/dl
Mg/dl
57
71
0-50
0-50
uL
uL
hematologi
Haemoglobin
Leukosit
Trombosit
Hematokrit
LED
Eritrosit
hasil
rujukan
172
274
14
103,2
8,10
3
<200
60-150
>35
<160
3,4-7,0
3,5-5,0
satuan
Mg/dl
Mg/dl
Mg/dl
Mg/dl
Mg/dl
g/dl
Natrium
Kalium
Klorida
141,0
4,46
10,6
135-155
3,5-5-5
96-108
Mmol/L
Mmol/L
Mmol/L
7. Terapi
Tanggal 2 Juni 2015
O 2 Kanul 3 lite/menit
Infus RL 20 tetes/menit mikro
Broaced 1 gram / 24 jam
Antalgin 500 mg /12 jam
Ranitidin 50 mg /12 jam
Flumuxil 300 mg /12 jam
Furosemid 10 mg /8 jam
Nebulaiser Ventolin : Flixotide 2,5 mg : 2,5 mg (kalau perlu)
Oral Interhistin 3 x 40 mg
Oxopect 3 x 1 tablet
KSR 1 x 1 tablet
Sohobion 1x 1 tablet
B. ANALISA DATA
N
O
1
DATA FOKUS
DS :
PROBLEM
ETIOLOGI
paru
PARAF
- pasien mengatakan
dada
ampeg
dan
batuk batuk.
- pasien mengatakan
terasa lelah.
DO :
- pasien tampak lelah.
- TD: 113/64 mmHg.
- RR: 30 x/ menit.
- S : 37 oC.
- SPO2: 95%
- MAP: 85
- pasien tidur dengan
posisi
setengah
duduk.
- pasien terpasang 02
kanul 3l/ menit.
- suara nafas ronchi
dilapang
dada
sebelah kiri.
-
bunyi
jantung
lemah
-
perkusi
terdapat
suara sonor.
- ictus kordis tampak.
2
terdapat
retraksi
otot dada.
DS :
- pasien mengatakan
untuk
beraktifitas
Itoleransi aktifitas
Ketidak seimbangan
antara suplay
O2
kebutuhan.
dengan
- DO :
-Pasien tampak lemas
- RR : 30x/menit
setelah aktifitas
Bed rest total
DS :
-Pasien
Gangguan
mengatakan pemenuhan
Gangguan
gastroentestinal
kebutuhan nutrisi
mengatakan
hanya
3sendok, minum 1
gelas setiap makan
Antopometri : IMT
Biochemical:
Hb:
TUJUAN DAN
INTERVENSI
PARAF
DX
1
KRITERIA HASIL
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 3 x 24 jam -Pantau
diharapkan
sesak
pola
nafas,
berkurang
nafas
posisi
tidur
semi fowler
O2.
berkurang
16-24
melakukan
relaksasi
Setelah dilakukan tindakan Pantau Itoleransi aktifitas.
keperawatan 3 x 24 jam -Beri posisi yang nyaman
diharapkan suplay darah -Kaji penyebab kelelahan
terpenuhi .
HR:
60-80
aktifitas
meningkat.
-Warna kulit normal
3
-Akral hangat
Setelah dilakukan tindakan Timbang berat badan setiap
keperawatan 3 x 24 jam, hari.
asupan nutrisi seimbang - Jelaskan pentingnya nutrisi
yang adekuat.
-Mengidentifikasi asupan
pasang sonde.
nutrisi harian.
IMPLEMENTASI
RESPON
DAN JAM
2 Juni 2015
DX
1,2,
jam 14.00
umum pasien.
lemas
Memonitor TTV
napas,dada
PARAF
sesak
ampek
:116/72
mmHg
MAP : 87
HR
: 65 x /menit
RR
: 30 x /menit
SPO2 : 95 %
S
16.00
Membantu
2
16.30
3
: 36,5o C
O : Pasien kooperatif
17.00
1,2,
Memonitor TTV
S : Pasien bersedia di
Memberikan Injeksi
injeksi
oral
-Interhistin 40 mg/8 advis,
jam
masuk
sesuai
tidak
terjadi
alergi.
TD
:108/55
mmHg
MAP : 83
HR
: 68 x /menit
RR
: 28 x /menit
SPO2 : 95 %
S
18.00
Memonitor TTV
Mengukur
1,2,
: 36,5o C
S : Pasien bersedia
balance O :
cairan
TD
:132/80
mmHg
MAP : 80
HR
: 68 x /menit
RR
: 28 x /menit
SPO2 : 95 %
S
: 36,5o C
Input : 685
Output : 515
IWL : 325
BB : 65 kg
19.00
Memberikan injeksi
S : Pasien bersedia
O : Injeksi masuk
Flumusil
advis,
tidak
1,2,
jam
terjadi alergi.
3
21.00
sesak
nafas
berkurang,batuk
malam
1,2,
hari,
bila
badan
masih lemas.
O:
TD
:132/76
mmHg
MAP : 80
HR
: 80 x /menit
RR
: 30 x /menit
SPO2 : 95 %
S
24.00
Memberikan injeksi
: 36,5o C
S:
sesuai
advis,
tidak
terjadi alergi.
Memonitor TTV
S:
Memberikan Injeksi
O : Injeksi masuk
1,2,
3
3 Juni 2015
01.00
1,2,
3
TD
mmHg
:112/76
MAP : 80
HR
: 80 x /menit
RR
: 30 x /menit
SPO2 : 96 %
S
02.00
Memonitor TTV
1,2,
: 36,5o C
S:
O : Injeksi masuk
sesuai advis.
TD
:100/57
mmHg
MAP : 80
HR
: 86 x /menit
RR
: 30 x /menit
SPO2 : 96 %
S
03.00
Memonitor TTV
: 36,8o C
S:
O : Injeksi masuk
1,2,
sesuai advis.
TD
:103/60
mmHg
MAP : 76
HR
: 84 x /menit
RR
: 30 x /menit
SPO2 : 96 %
S
05.00
06.00
: 36,5o C
personal higine.
O : Pasien kooperatif
Memonitor TTV
S : Pasien bersedia
Mengukur
balance O :
cairan
TD
1,2,
:98/67 mmHg
MAP : 87
HR
: 80 x /menit
RR
: 30 x /menit
SPO2 : 96 %
S
: 36,5o C
Input : 554
Output : 704
IWL
: 406
BB
: 65 kg
07.00
Memberikan
sesuai diit.
O : Makan habis 3
Memberikan Injeksi:
sendok,minum
-Flumusil
1,2,
3
jam
advis
Memonitor TTV
S:
O : Pasien kooperatif
S : Pasien bersedia
O:
1,2,
3
TD
mmHg
MAP : 85
:116/64
HR
: 84 x /menit
RR
: 28 x /menit
SPO2 : 98 %
S
09.00
: 36,5o C
Memberikan Injeksi
S:Pasien bersedia
Furosemid 10 mg /8 jam
O : Injeksi masuk
sesuai advis
10.00
O : Pasien Kooperatif
S:Pasien bersedia
1,2,
11.00
Memonitor TTV
S :Pasien Kooperatif
Memberikan Injeksi:
jam
TD
:100/60
-Ranitidin 50 mg / 12 mmHg
jam
1,2,
3
MAP : 76
-Oral : Interhistin 3 x 1 HR
: 80 x /menit
tablet
RR
: 28 x /menit
Oxopect 3 x 1 tablet
SPO2 : 98 %
S
14.00
Memonitor
: 36,5o C
umum
sesak
nafas
Memonitor TTV
berkurang
,tidak
nyaman
dengan
pemasangan NGT
O : Keadaan umum
membaik
Kesedaran
1,2,
komposmetis
TD
:112/64
mmHg
MAP : 78
HR
: 80 x /menit
RR
: 24 x /menit
SPO2 : 94 %
S
15.00
: 36,8o C
Memonitor TTV
S:
O:
TD
:114/60
mmHg
MAP : 78
HR
: 80 x /menit
RR
: 24 x /menit
SPO2 : 95 %
1,2,
16.00
: 36,5o C
Membantu menyiapkan
personal higine
S : Pasien bersedia
O :Pasien Kooperatif
17.00
S: Pasien bersedia
Furosemid 10 mg /8jam
O : Makanan masuk 1
Interistin 3 x 1 tablet
porsi
Oxopect 3 x 1 tablet
18.00
Memonitor TTV
2
Mengukur
balance S :
cairan
O:
TD
1,2,
:102/62
mmHg
MAP : 76
HR
: 78 x /menit
RR
: 26 x /menit
SPO2 : 96 %
S
: 36,5o C
Input : 685
1,2,
Output : 515
3
19.00
IWL
: 325
BB
: 65 kg
Memberikan injeksi:
Bocsed 1 gram /24 jam
S ;Pasien bersedia
20.00
Memonitor TTV
S:
O:
TD
:105/62
mmHg
MAP : 75
1,2,
: 78 x /menit
RR
: 26 x /menit
SPO2 : 97 %
3
21.00
HR
: 36,5o C
Mengobservasi keadaan
1,2,
3
umum pasien
S : Pasien mengatakan
Memonitor TTV
sesak
napas
berkurang,batuk,batuk
berkurang
O:
TD
:112/60
mmHg
MAP : 76
HR
: 78 x /menit
RR
: 26 x /menit
SPO2 : 96 %
S
22.00
: 36,5o C
Memonitor TTV
1,2,
S:
O : TD
:110/60
mmHg
MAP : 76
HR
: 78 x /menit
RR
: 26 x /menit
SPO2 : 96 %
S
24.00
: 36,5o C
Memberikan injeksi:
Antalgin 500 mg /12 S :
1,2,
3
jam
O : Injeksi masuk
sesuai advis
1,2,
3
4 Juni 2015
01.00
1,2,
3
Memberikan Injeksi
S:
Furosemid 10 mg /8 jam
O : Injeksi masuk
sesuai advis
02.00
Memonitor TTV
S:
1,2,
O : TD
mmHg
:113/65
MAP : 81
HR
: 76 x /menit
RR
: 24 x /menit
SPO2 : 95 %
S
03.00
Memonitor TTV
: 36,5o C
S:
O : TD
1,2,
:113/65
mmHg
MAP : 81
HR
: 76 x /menit
RR
: 24 x /menit
SPO2 : 95 %
S
04.00
Memonitor TTV
: 36,5o C
S:
O : TD
:112/60
mmHg
1,2,
3
MAP : 80
HR
: 78 x /menit
RR
: 24 x /menit
SPO2 : 95 %
S
05.00
: 36,5o C
06.00
Menghitung
1,2,
O : Pasien kooperatif
balance S :
cairan
O:
Input : 554
Output : 706
1,2,
3
07.00
IWL
: 406
BB
: 65 kg
mengatakan
umum pasien
Memonitor TTV
Istirahat cukup
Memberikan injeksi
sesuai advis.
1,2,
Oral
tablet
:Oxopect
x1 TD
:114/60
mmHg
KSR 1 x 1 tablet
MAP : 78
HR
: 80 x /menit
RR
: 26 x /menit
SPO2 : 98 %
S
: 36,5o
F. EVALUASI KEPERAWATAN
NO.
HARI/ TANGGAL
EVALUASI
DX
1
:114/60 mmHg
MAP : 78
HR
: 80 x /menit
RR
: 26 x /menit
SPO2 : 98 %
S
: 36,5o
Akral hangat
A : masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
-Jaga jalan nafas tetap efektif
-Atur posisi tidur semi fowlor
-Berikan oksigen sesuai advis
dokter.
-lanjutkan terapi dokter untuk
pemberian obat.
2
PARAF
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan beberapa permasalahan yang ada, dimana akan
dibahas tentang teori dan pelaksanaan asuhan keperawatan serta menilai adanya
kesenjangan antara teori dan pelaksanaan asuhan keperawatan serta menilai
adanya kesenjangan antara teori dan praktek, yang dijumpai selama asuhan
keperawatan kepada klien Tuan P di ICCU RSU dr Soediran Mangun Soemarso
mulai tanggal 2-4 Juni 2015. Untuk dapat memudahkan pembahasan, maka
penulis akan membahas berdasarkan tahap-tahap dalam proses keperawatan.
4.1 Pengkajian keperawatan
Pada tahap ini penulis melakukan pengunpulan data dengan menggunakan
metode proses keperawatan terutama pengkajian pada sistem peredaran darah.
Data yang di dapat dari hasil pengkajian diperoleh dari klien sendiri dan keluarga,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratoriun, yang selanjutnya data-data tersebut
dianalisa dan ditegakkan sebagai diagnosa keperawatan.
Berdasarkan tinjauan teoritis dan tinjauan kasus, didapatkan kesenjangan,
dimana tidak semua data dalam teori ditemukan dalam kasus, dan data dalam
kasus ditemukan dalam teori. Data yang tidak ada dalam teori dan ditemukan
dalam kasus adalah klien mengeluh perut sebah dan anorexia . Perbedaan antara
teori dan praktek ini karena semua data yang ada dalam teori bersfiat umum
sedangkan kasus ini dipusatkan pada satu individu saja, dimana setiap individu
memiliki respon yang berbeda-beda.
4.2 Diagnosa keperawatan
Secara teoritis diagnosa keperawatan yang muncul pada klien dengan
gagal jantung kongestif ada 10 yaitu : Penurunan kardiac output b.d penurunan
kontraktilitas otot jantung.Intoleransi aktifitas b.d ketidak seimbangan suplai dan
kebutuhan. Pola nafas tidak efektif b.d komplain paru.Kelebihan volume cairan
b.d gangguan mekanisme regulasi.Gangguan perfusi jaringan b.d penurunan curah
BAB V
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L, J .1999. Rencana Asuhan Keperawatan dan Dokumentasi
Keperawatan (Alih Bahasa : Ester Monica S. Kp. Et all). Edisi 2. EGC :
Jakarta
Nanda. 2005 2006. Panduan Diagnosa Keperawatan. Prima Medika
Bruner and Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol 2.
Edisi 8 EGC : Jakarta
Mansjoer. Arief. Dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I. Edisi 3. Media
Ausculapius. FKUI : Jakarta
Nanda. 2007 - 2008. Diagnose Nanda ( NIC& NOC)
Soemantri, Irma. 2008. Asuhan Keperawatan pada pasien dengan gangguan
sistem pernafasan. Salemba Medika : Jakarta
Murwani, Arita, 2008. Perawatan pasien penyakit dalam. Mitra Cendikia :
Yogyakarta