Makalah Endokarditis
Makalah Endokarditis
Oleh :
TIM SGD MATA KULIAH KARDIOVASKULER
SEMSTER V
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Endokarditis merupakan penyakit oleh mikroorganisme pada endokard
atau katup jantung nama lain endokarditis infektif adalah endokarditis
bakterialis. Lesi yang khas pada endokarditis infektif adalah vegetasi pada
katub tetapi lesi juga ditemukan pada endokard dan pembuluh darah besar
endokarditis infektif biasanya terjadi pada jantung yang mengalami kerusakan.
Endokarditis tidak hanya terdapat pada katub yang mengalami kerusakan
akan tetapi pada katub yang sehat misalnya: endokarditis yang terjadi pada
penyalahgunaan narkotik intravena. Perjalanan penyakit bisa hiperakut, akut,
sub akut, atau kronik bergantung pada virulensi mikroorganisme dan imunitas
pasien.
Endokarditis infektif sub akut hampir selalu fatal dalam beberapa bulan
sampai dua tahun, sedangkan endokarditis hiperakut dan akut hampir tak
dikenal, karena pasien telah meninggal dunia lebih dahulu disebabkan oleh
sepsis, sebelum gejala klinis yang terkena infeksi timbul, walapun pada
autopsis jelas terlihat vegetasi infeksi pada endokard dan katub jantung.
Endokarditis infektif kronik hampir tak dapat dibuat diagnosisnya sewaktu
pasien masih hidup karena gejala khas tidak ditemukan hanya gejala-gejala
infeksi aja.
Banyaknya penyakit yang terjadi di masyarakat saat ini, terutama pada
system kardiovaskuler membuat penyusun merasa perlu mengetahui dan
menyusun makalah ini. Dan sebagai mahasiswa program S-1 Keperawatan
dirasa perlu mempelajari asuhan keperawatan terhadap pasien dengan
penyakit system kardiovaskuler khususnya endokarditis.
1.2. Rumusan masalah
Bagaimana landasan teori dan asuhan keperawatan dari endokarditis?
1.3. Tujuan
BAB II
KONSEP MEDIS
2.1 DEFINISI
Endokarditis adalah suatu infeksi pada lapisan endokard jantung ( lapisan
yang paling dalam dari otot jantung ) akibat infeksi kuman/ mikroorganisme
yang masuk. Biasanya secara normal selalu ada kuman yang komensal di
permukaan luarnya. Pada lapisan ini didapatkan adanya lesi spesifik, berupa
vegetasi, yang merupakan masa dengan ukuran yang bervariasi, yang
terbentuk platelet, fibrin, mikroba, dan sel-sel inflamasi saling berkaitan satu
sama lain. Di dalam jantung, tempat yang paling sering terkena proses
endokerditis infeksi adalah katup jantung namun proses endokarditis dapat
pula mengenai sisi septal defect (misalnya pada atrial defect, ventricular septal
defect), arteriovenois shunt, arterioterial (patent dustus arterious) atau
koartasio aorta, endokarditis dibagi menjadi dua, yaitu endokarditis infektif
dan endokarditis bakterialis.
Endokarditis infektif adalah infeksi pada endokardium (selaput jantung)
dan katub jantung. Endokarditis infektif dapat terjadi secara tiba-tiba dan
dalam beberapa hari bisa berakibat fatal (endokarditis infektif akut) atau bisa
terjadi secara bertahap dan tersamar dalam beberapa minggu sampai beberapa
bulan (endokarditis infektif subakut).
Ada 2 macam endokarditis bacterialis (EB) yaitu: pertama adalah EB akut,
apabila masa inkubasinya berlangsung kurang dari empat minggu. Kedua
adalah Endokarditis baktrialis subakut/ kronis, berlangsungnya lebih dari 4
minggu, biasa disebut Endokarditis Bakterilis lanta atau special lenta.
2.2 ETIOLOGI
Mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit ini paling banyak
adalah streptococcus viridans untuk endokarditis subakut, dan staphylococcus
aureus untuk endokarditis infektif akut.
Etiologi
lain
adalah
streptococcus
faecealis,
streptococcus
dan
staphylococcus lain, bakteri gram negative aerob dan anaerob, jamur, virus
dan candida.
Factor predisposisi adalah :
1. Kelainan katub jantung, terutama penyakit jantung reumatik, katub aorta
bikuspidalis, prolabs katub mitral dengan regurgitasi, katub buatan, katub
2.
3.
4.
5.
6.
2.3 PATOFISIOLOGI
Terjadinya endokarditis reumatik disebabkan langsung oleh demam
reumatik suatu penyakit sistemik yang disebabklan oleh infeksi streptococcus
group A. Demam reumatik mempengaruhi persendian menyebabkan poli
artritis. Kerusakan jantung dan lesi sendi bukan akibat infeksi atau secara
langsung dirusak oleh organisme tersebut.
Kerusakan jantung dan lesi sendi bukan akibat infeksi, artinya jaringan
tersebut tidak mengalami infeksi atau secara langsung dirusak oleh organisme
tersebut, namun hal ini merupakan fenomena sensivitas atau reaksi, yang
terjadi sebagai respons terhadap streptokokus hemolitikus. Lekosit darah akan
tertimbun pada jaringan yang terkena dan memben nodul, yang kemudian
akan diganti dengan jaringan parut. Miokardium tentu saja terlibat dalam
proses inflamasi ini; artinya, berkembanglah miokarditis rematik yang
sementara melemahkan tenaga kontraksi jantung. Demikian pula pericardium
juga terlibat; artinya, juga terjadi perikarditis rematik selama perjalanan akut
penyakit. komplikasi miokardial dan pericardial tersebut biasanya tanpa
meninggalkan gejala sisa yang serius. Namun sebaliknya endokarditis rematik
mengakibatkan efek samping kecatatan permanen.
Endokarditis rematik secara anatomis dimanifestasikan dengan adanya
tumbuhan kecil yang transparan, yang menyerupai manik dengan ukuran
sebesar kepala jarum pentul, tersusun dalam deretan sepanjang tepi bilah
katup. Manik-manik kecil tadi tidak tampak berbahaya dan dapat menghilang
tanpa merusak bilah katup, namun yang lebih sering mereka dapat
menimbulkan efek serius. Mereka menjadi awal terjadinya suatu proses yang
secara bertahap menebalkan bilah-bilah katup, menyebabkanya menjadi
memendek dan menebal dibanding yang normal, sehingga tak dapat menutup
dengan sempurna. Terjadilah kebocoran, suatu keadaan yang disebut regurtasi
katup. Tempat yang paling sering mengalami regurtasi katup adalah katup
mitral.
Pada pasien lain, tepi bilah katup yang meradang menjadi lengket satu
sama lain, mengakibatkan stenosis katup, yaitu penyempitan lumen katup.
Sebagian kecil pasien dengan demam reumatik menjadi sakit berat dengan
gagal jantung yang berat, disritmia serius, dan pneumonia rematik. Pasien ini
harus dirawat diruang perawatan intensif.
Kebanyakan pasien sembuh dengan segera dan biasanya sempurna.
Namun, meskipun pasien telah bebas dari gejala, masih ada beberapa efek
residual permanen yang tetap tinggal yang sering menimbulkan deformitas
katup progresif. Beratnya kerusakan jantung, atau bahkan keberadaannya,
mungkin tidak tampak pada pemerikasaan fisik selama fase akut selama ini.
Namun, kemudian bising jantung yang khas untuk stenosis katup, regurgitasi
atau keduanya dapat terdengar pada auskultasi dan pada beberapa pasien,
bahkan dapat terdeteksi adanya thriil pada saat palpasi. Miokardium biasanya
dapat mengkompensasi defek katup tersebut dengan baik sampai beb erapa
waktu tertentu. Selama miokardium masih bias mengkompensasi, pasien
masih dalam keadaan sehat. Namun cepat atau lambat, miokardium gagal
jantung akan muncul, apabila terjadi dekompensasi.
1. Efek destruktif local, akibat infeksi intrakardiak
2. Embolisasi yang berasal dari organ lain
3. Baterimia
4. Reaksi antibody pada orbanisme penyebab infeksi
Port dentre (tempat masuk/ tinggalnya kuman) antara lain di tonsil, gigi,
farinks, intestium, traktus urogenetalia. Melalui peredaran darah maka bakteri
melekat pada katub jantung yang rusak maupun endokardium, kemudian
Pada
pemeriksaan
fisik
jantung
sering
kaki,
tanda-tanda
pada
mata
berupa
ptekie
Echocardiografi
Diperlukan untuk:
melihat vegetasi pada katub aorta terutama vegetasi yang besar ( >
5 mm)
melihat dilatasi atau hipertrofi atrium atau ventrikel yang progresif
mencari penyakit yang menjadi predisposisi endokarditis ( prolap
penggantian katub.
Pemeriksaan (EKG) menunjukkan adanya iskemia, hipertropi, blok
konduksi, disritmia (elevasi ST), PR depresi.
2.6 PENATALAKSANAAN
1. Medis
1) Tirah baring
2) Farmakoterapi:
antibiotic
(penicillin,
streptomycin
vancomycyn,
gentamicyn)
3) Penderita dirawat di rumah sakit dan mendapatkan antibiotic intravena
dosis tinggi selama minimal 2 minggu. Pemberian antibiotik saja tidak
cukup pada infeksi katub buatan. Mungkin perlu dilakukan pembedahan
jantung untuk memperbaiki atau mengganti katub yang rusak dan
membuang vegetasi. Sebagai tindakan pencegahan, kepada penderita
kelainan katub jantung, setiap akan menjalani tindakan gigi maupun
pembedahan sebaiknya diberikan antibiotik.
Pengobatan akan berhasil baik bila dimulai sedini mungkin, obat
tepat (terutama sesuai dengan uji resistensi) valid, dan waktu yang
cukup. Pengobatan empiris untuk endokarditis akut adalah dengan
nafisilin 2g/ 4 jam, ampisilin 2g/ 4 jam dan gntamisin 1,5 mg/kg BB 8/
jam. Sedangkan untuk endokarditis sub akut cukup dengan ampisilin
dan gematisin. Pada orang dewasa atau anak-anak dengan endokarditis
disertai kelainan jantung reumatik dan bawaan dapat diberi pinisilin G
2,4-6 juta unit/hari diteruskan selama 4 minggu. Penisilin diberi secara
parenteral selama 2 minggu dan selanjutya diberi parenteral atau oral
antibiotik
terjadinya
diperlukan
bakterimia,
pada
misalnya
tindakan
operasi
yang
atau
Keperawatan
Tindakan keperawatan diberikan berdasarkan kewenangan dan
tanggung jawab perawat secara profesional sebagaimana terdapat
dalam standar praktek keperawatan yaitu : Independent, Dependent,
Interdependent.
2.7 KOMPLIKASI
10
a. Komplikasi Endokarditis:
Diantara berbagai manifestasi klinik dari endokarditis komplikasi
neurologi merupakan hal yang penting karena sering terjadi, merupakan
komplikasi neurologik. Dapat melalui 3 cara:
1. penyumbatan dari pembuluh darah oleh emboli yang berasal dari
vegetasi endokardial
2. infeksi meningen, jaringan otak, dinding pembuluh darah karena
septik emboli atau bakterimia
3. reaksi immunologis
Melalui mekanisme tersebut dapat menyebabkan:
1. infark atau infark berdarah
2. pendarahan intra serebral, SAB, perdarahan subdural
3. prose desak ruang, seperti abses atau mycotic aneurysma
4. perubahan fungsi otak karena berbagai factor
Bila terjadi emboli akan akan mengakibatkan:
a. Gejala neurologik fokal bila mengenal hanya satu pembuluh darah
b. lebih dari satu pembluh darah tergantung dari istemianya apakah
dapat membaik sebelum terjadi kerusakan yang permanen maka
gejalanya mirip TIA, atau bila berlanjut menyebabkan kerisakan
jaringan otak dan terjadi proses supurasi.
Hal tersebut mengakibatkan:
1. septik atau septic meningitis
2. absces, mikro absces otak
3. meningoencephalitis
Bila dinding arteri atau vasa vaserum terkena maka akan terjadi
aneurisma, yang akan mengakibatkan pecahnya pembuluh darah yang
bersangkutan. Berbagai factor yang dapat menimbulkan kelainan
neurologis yaitu: Hipoksia, ganguan metabolisme, pengaruh obat-obatan,
pengaruh toksis dari infeksi systemic, reaksi imunitas terhadap pembuluh
darah, proliferatif endarteritis
.
b. Komplikasi dapat terjadi disemua organ bila terjadi emboli infektif
11
1. Gagal jantung
Komplikasi yang paling sering ditemukan adalah gagal jantung
sedang sampai berat dan kemtian terjadi 85% dari 95 kasus
2. Emboli
Emboli terjadi pada 13-35% endokarditis infektif subakut dan 5060% pada penderita endokarditis akut. Emboli arteri sering terjadi
pada otak, paru, arteri koronaria, limpa, ginjal ekstrimitas, usus,
mata dll.
3. Aneurisma nekrotik
Terjadi pada 3-5% endokarditis infektif dan akan mengalami
perdarahan
4. Gangguan neurologik
Ditemukan pada 40-50% endokarditis infektif. Ganguan bisa
berupa, gangguan kesadaran, gangguan jiwa (psikotik) meningo
ensepalitis steril. Kelainan pada pembuluh darah otak 80%
disebabkan infark dan 20% karena perdarahan otak
BAB III
12
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 PENGKAJIAN
13
14
3.3 INTERVENSI
1. Nyeri akut b/d inflamasi endokardium
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x24jam, klien menyatakan
nyeri berkurang
Kriteria hasil :
1) Skala nyeri berkurang
2) Grimes (-)
3) TTV normal : TD = 110/80, RR = 16-24x/menit, T = 36,5-37 C, N =
60-100x/menit
INTERVENSI/ TINDAKAN
Mandiri :
RASIONAL
Nyeri perikarditis secara khas terletak
Selidiki keluhan nyeri dada, perhatikan subternal dan dapat menyebar keleher dan
awitan
dan
penurun.
nonverbal
factor
pemberat
Perhatikan
dari
ketidak
atau punggung.
Namun
ini
berbeda
dari
Misalnya: berbaring dengan diam atau dalam, gerakan, atau berbaring dan hilang
gelisah, tegang otot, menangis.
dengan
duduk
tegak/
membungkuk.
Berikan lingkungan yang tenang dan Catatan: nyeri dada dapat atau mungkin
tindakan
kenyamanan.
Misalnya: tidak
menyertai
endokarditis
dan
15
Mengarahkan
Kolaboratif :
memberikan
kembali
distraksi
perhatian,
dalam
tingkat
Untuk
steroid
meningkatkan kenyamanan.
Berikan
oksigen
suplemen
indikasi
menurunkan
demam
dan
ketersediaan
ambilan
ketidaknyamanan
untuk
oksigen
menurunkan
berkenaan
dengan
iskemia.
2. Curah jantung, penurunan, b/d kontraksi jantung menurun
Tujuan : setelah dilakuakn asuhan keperawatan 2x24jam, curah jantung
adekuat
Kriteria hasil :
Akumulasi cairan dalam kantung pericardia (perikarditis)
berkurang
Tidak ada Stenosis/ insufisiensi katup
kontriksi fungsi ventrikel adekuat
Degenerasi otot jantung
INTERVENSI/ TINDAKAN
Mandiri:
RASIONAL
Takikardia dan disritmia dapat terjadi saat
berespons
pada
demam,
jarak/ muffled tonus jantung, murmur, hipoksia, dan asidosis karena iskemia.
gallop S3 dan S4.
GJK,
tamponade
jantung.
missal:
punggung
dan
kerja
jantung,
kembali perhatian.
missal:
bimbingan
imajinasi, mengontrol
latihan pernafasan.
Selidiki
nadi
yang
relaksasi,
cepat,
bermanfaat
ansietas,
menurunkan
untuk
meningkatkan
beban
kerja
hipotensi, jantung.
Kolaborasi:
jantung.
Berikan obat-obatan sesuai indikasi, Manivestasi klinis dari GJK yang dapat
missal: digitalis, diuretic.
jantung
pada
adanya
GJK
(miokarditis)
Diberikan untuk mengatasi pathogen yang
teridentifikasi (endokarditi/ perikarditis,
miokarditis), yang mencegah keterlibatan/
kerusakan jantung lebih lanjut.
Prosedur dapat dilakukan ditempat tidur
untuk
menurunkan
tekanan
cairan
memperbaiki
(perikarditis).
17
curah
jantung
curah
jantung
karena
akumulasi
cairan
INTERVENSI/ TONDAKAN
Mandiri :
Observasi
ekstrimitas
RASIONAL
Indicator yang menunjukkan embolisasi
terhadap sistemik pada otak.
pembekakan, eritmia.
Ketidakaktifan/
tirah
baring
lama
diperlukan
untuk
pasien
dengan
membawa
Kolaborasi:
Berikan/
lepaskan
risikonya
sendiri
tentang
meningkatkan
sirkulasi
menurunkan
risiko
18
vena
dan
pembentukan
dapat
digunakan
secara
pada
perikarditis
dan
jangka
panjang,
atau
adanya
thrombus perifer.
Mengetahui kadar gas darah klien
BAB IV
PENUTUP
4.1 kesimpulan
Endokarditis merupakan infeksi pada lapisan endokard jantung ( lapisan
yang paling dalam dari otot jantung ) akibat infeksi kuman/ mikroorganisme
yang masuk. Pada lapisan ini didapat adanya lesi spesifik, berupa vegetasi,
yang merupakan masa dengan ukuran yang bervariasi, yang terbentuk platelet,
fibrin, mikroba, dan sel-sel inflamasi saling berkaitan satu sama lain. Di dalam
jantung, tempat yang paling sering terkena proses endokerditis infeksi adalah
katup jantung namun proses endokarditis dapat pula mengenai sisi septal
defect (misalnya pada atrial defect, ventricular septal defect), arteriovenois
shunt, arterioterial (patent dustus arterious) atau koartasio aorta, endokarditis
dibagi menjadi dua, yaitu endokarditis infektif dan endokarditis bakterialis.
4.2 saran
19
DAFTAR PUSTAKA
Corwin,Elizabeth J. 2001. Buku Saku Patofisiologi. EGC. Jakarta.
Doenges, Marilynn E.Moorhouse, Mary Frances. 2002. Rencana Asuhan
Keperawatan. EGC.
Muttaqin, Arif. 2009. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan
Gangguan Sistem Kardiovasculer. Jakarta: Salemba Medika
Smeltzer C suzanne, Bare Brenda G. 2002. Keperawatan Medikal Bedah.
EGC. Jakarta.
20