Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN MYOCARDITIS


Dibuat Untuk :
Memenuhi Tugas SGD Mata Kuliah Sistem Kardiovaskuler
Fasilitator :
Ns. Rahmawaty Mauilidya., S. Kep

Oleh :
TIM SGD MATA KULIAH KARDIOVASKULER
SEMSTER V

Progam Study S1 Keperawatan


STIKES HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG
Pajarakan - Probolinggo

2012

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Endokarditis merupakan penyakit oleh mikroorganisme pada endokard
atau katup jantung nama lain endokarditis infektif adalah endokarditis
bakterialis. Lesi yang khas pada endokarditis infektif adalah vegetasi pada
katub tetapi lesi juga ditemukan pada endokard dan pembuluh darah besar
endokarditis infektif biasanya terjadi pada jantung yang mengalami kerusakan.
Endokarditis tidak hanya terdapat pada katub yang mengalami kerusakan
akan tetapi pada katub yang sehat misalnya: endokarditis yang terjadi pada
penyalahgunaan narkotik intravena. Perjalanan penyakit bisa hiperakut, akut,
sub akut, atau kronik bergantung pada virulensi mikroorganisme dan imunitas
pasien.
Endokarditis infektif sub akut hampir selalu fatal dalam beberapa bulan
sampai dua tahun, sedangkan endokarditis hiperakut dan akut hampir tak
dikenal, karena pasien telah meninggal dunia lebih dahulu disebabkan oleh
sepsis, sebelum gejala klinis yang terkena infeksi timbul, walapun pada
autopsis jelas terlihat vegetasi infeksi pada endokard dan katub jantung.
Endokarditis infektif kronik hampir tak dapat dibuat diagnosisnya sewaktu
pasien masih hidup karena gejala khas tidak ditemukan hanya gejala-gejala
infeksi aja.
Banyaknya penyakit yang terjadi di masyarakat saat ini, terutama pada
system kardiovaskuler membuat penyusun merasa perlu mengetahui dan
menyusun makalah ini. Dan sebagai mahasiswa program S-1 Keperawatan
dirasa perlu mempelajari asuhan keperawatan terhadap pasien dengan
penyakit system kardiovaskuler khususnya endokarditis.
1.2. Rumusan masalah
Bagaimana landasan teori dan asuhan keperawatan dari endokarditis?
1.3. Tujuan

Mengetahui penyakit-penyakit pada system cardiovaskuler khususnya


penyakitendokarditis
Mengetahui asuhan keperawatan yang dilakukan terhadap pasien dengan
endokarditis
Memenuhi tugas mata kuliah keperawatan Medikal Bedah
1.4. Manfaat
1. BagiMahasiswa
Sebagai bahan materi pembelajaran mahasiswa khususnya dalam format
asuhan keperawatan kardiovaskuler tentang materi endokarditis.
2. BagiInstitusiPendidikan
Pembuatan kasus pembelajaran mahasiswa dapat memacu inovasi dan daya piker
kritis mahasiswa dalam memecahkan masalah keperawatan kardiovaskuler.

BAB II
KONSEP MEDIS
2.1 DEFINISI
Endokarditis adalah suatu infeksi pada lapisan endokard jantung ( lapisan
yang paling dalam dari otot jantung ) akibat infeksi kuman/ mikroorganisme
yang masuk. Biasanya secara normal selalu ada kuman yang komensal di
permukaan luarnya. Pada lapisan ini didapatkan adanya lesi spesifik, berupa
vegetasi, yang merupakan masa dengan ukuran yang bervariasi, yang
terbentuk platelet, fibrin, mikroba, dan sel-sel inflamasi saling berkaitan satu
sama lain. Di dalam jantung, tempat yang paling sering terkena proses
endokerditis infeksi adalah katup jantung namun proses endokarditis dapat
pula mengenai sisi septal defect (misalnya pada atrial defect, ventricular septal
defect), arteriovenois shunt, arterioterial (patent dustus arterious) atau
koartasio aorta, endokarditis dibagi menjadi dua, yaitu endokarditis infektif
dan endokarditis bakterialis.
Endokarditis infektif adalah infeksi pada endokardium (selaput jantung)
dan katub jantung. Endokarditis infektif dapat terjadi secara tiba-tiba dan
dalam beberapa hari bisa berakibat fatal (endokarditis infektif akut) atau bisa
terjadi secara bertahap dan tersamar dalam beberapa minggu sampai beberapa
bulan (endokarditis infektif subakut).
Ada 2 macam endokarditis bacterialis (EB) yaitu: pertama adalah EB akut,
apabila masa inkubasinya berlangsung kurang dari empat minggu. Kedua
adalah Endokarditis baktrialis subakut/ kronis, berlangsungnya lebih dari 4
minggu, biasa disebut Endokarditis Bakterilis lanta atau special lenta.
2.2 ETIOLOGI
Mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit ini paling banyak
adalah streptococcus viridans untuk endokarditis subakut, dan staphylococcus
aureus untuk endokarditis infektif akut.

Etiologi

lain

adalah

streptococcus

faecealis,

streptococcus

dan

staphylococcus lain, bakteri gram negative aerob dan anaerob, jamur, virus
dan candida.
Factor predisposisi adalah :
1. Kelainan katub jantung, terutama penyakit jantung reumatik, katub aorta
bikuspidalis, prolabs katub mitral dengan regurgitasi, katub buatan, katub
2.
3.
4.
5.
6.

yang floppy pada sindrom marfan


Tindakan bedah gigi orofaring yang baru
Tindakan atau pembedahan pada saluran urogenital atau saluran napas
Pecandu narkotika intravena sentral
Pemberian nutrisi penetral yang lama.
Penyebab lainnya misalnya: riketsia burette, brucella abortus.

2.3 PATOFISIOLOGI
Terjadinya endokarditis reumatik disebabkan langsung oleh demam
reumatik suatu penyakit sistemik yang disebabklan oleh infeksi streptococcus
group A. Demam reumatik mempengaruhi persendian menyebabkan poli
artritis. Kerusakan jantung dan lesi sendi bukan akibat infeksi atau secara
langsung dirusak oleh organisme tersebut.
Kerusakan jantung dan lesi sendi bukan akibat infeksi, artinya jaringan
tersebut tidak mengalami infeksi atau secara langsung dirusak oleh organisme
tersebut, namun hal ini merupakan fenomena sensivitas atau reaksi, yang
terjadi sebagai respons terhadap streptokokus hemolitikus. Lekosit darah akan
tertimbun pada jaringan yang terkena dan memben nodul, yang kemudian
akan diganti dengan jaringan parut. Miokardium tentu saja terlibat dalam
proses inflamasi ini; artinya, berkembanglah miokarditis rematik yang
sementara melemahkan tenaga kontraksi jantung. Demikian pula pericardium
juga terlibat; artinya, juga terjadi perikarditis rematik selama perjalanan akut
penyakit. komplikasi miokardial dan pericardial tersebut biasanya tanpa
meninggalkan gejala sisa yang serius. Namun sebaliknya endokarditis rematik
mengakibatkan efek samping kecatatan permanen.
Endokarditis rematik secara anatomis dimanifestasikan dengan adanya
tumbuhan kecil yang transparan, yang menyerupai manik dengan ukuran
sebesar kepala jarum pentul, tersusun dalam deretan sepanjang tepi bilah

katup. Manik-manik kecil tadi tidak tampak berbahaya dan dapat menghilang
tanpa merusak bilah katup, namun yang lebih sering mereka dapat
menimbulkan efek serius. Mereka menjadi awal terjadinya suatu proses yang
secara bertahap menebalkan bilah-bilah katup, menyebabkanya menjadi
memendek dan menebal dibanding yang normal, sehingga tak dapat menutup
dengan sempurna. Terjadilah kebocoran, suatu keadaan yang disebut regurtasi
katup. Tempat yang paling sering mengalami regurtasi katup adalah katup
mitral.
Pada pasien lain, tepi bilah katup yang meradang menjadi lengket satu
sama lain, mengakibatkan stenosis katup, yaitu penyempitan lumen katup.
Sebagian kecil pasien dengan demam reumatik menjadi sakit berat dengan
gagal jantung yang berat, disritmia serius, dan pneumonia rematik. Pasien ini
harus dirawat diruang perawatan intensif.
Kebanyakan pasien sembuh dengan segera dan biasanya sempurna.
Namun, meskipun pasien telah bebas dari gejala, masih ada beberapa efek
residual permanen yang tetap tinggal yang sering menimbulkan deformitas
katup progresif. Beratnya kerusakan jantung, atau bahkan keberadaannya,
mungkin tidak tampak pada pemerikasaan fisik selama fase akut selama ini.
Namun, kemudian bising jantung yang khas untuk stenosis katup, regurgitasi
atau keduanya dapat terdengar pada auskultasi dan pada beberapa pasien,
bahkan dapat terdeteksi adanya thriil pada saat palpasi. Miokardium biasanya
dapat mengkompensasi defek katup tersebut dengan baik sampai beb erapa
waktu tertentu. Selama miokardium masih bias mengkompensasi, pasien
masih dalam keadaan sehat. Namun cepat atau lambat, miokardium gagal
jantung akan muncul, apabila terjadi dekompensasi.
1. Efek destruktif local, akibat infeksi intrakardiak
2. Embolisasi yang berasal dari organ lain
3. Baterimia
4. Reaksi antibody pada orbanisme penyebab infeksi
Port dentre (tempat masuk/ tinggalnya kuman) antara lain di tonsil, gigi,
farinks, intestium, traktus urogenetalia. Melalui peredaran darah maka bakteri
melekat pada katub jantung yang rusak maupun endokardium, kemudian

terbentuk sllatu thrombus + fibrin dan didalamnya bakteri-bakteri tersebut


berkumpul dan berkembang biak. Begitu pula dalam tindakan-tindakan bedah
urologis (sistokopi), partus/ abortus, cabut gigi dapat menyebabkan
endokarditis.
2.4 TANDA DAN GEJALA
Sering pasien tidak mengetahui dengan jelas sejak kaluhan penyakitnya
timbul. Pada beberapa pasien, manifestasi penyakit menjadi jelas sesudah
cabut gigi, infeksi saluran nafas atau tindakan lain. Keluhan umum yang
sering diderita adalah demam, lemah, letih, lesu, keringat malam banyak,
anoreksia, berat badan menurun dan sakit sendi. Bila terjadi emboli akan
timbul keluhan seperti paralisis, sakit dada, sakit perut, hematuria, buta
mendadak, sakit pada jari tangan, dan kaki dan sakit pada kulit.
2.4.1 Gejala klinis
Endokarditis bervariasi dari yang ringan sampai yang berat
Endokarditis sub akut
Gejala timbul kurang lebih dua minggu sesudah inkubasi.
Keluhan penderita seperti keluhan infeksi yang umum antara
lain panas yang terlalu tinggi, sakit kepala, nafsu makan
kurang, lemas, berat badan turun. Timbulnya gejala karena
komplikasi seperti gagal jantung, gagal emboli pada organ
tubuh yang terkena misalnya gejala neorologi, sakit dada,
sakit diperut kiri atas, hematuria, tanda iskemia diekstremitas.
Endokarditis akut
Gejala timbul lebih berat dalam waktu yang lebih singkat
Tanda-tanda yang dapat dilihat pada endokarditis bermacammacam. Pasien merupakan gejala yang paling umum pada
endokarditis.

Pada

pemeriksaan

fisik

jantung

sering

ditemukan adanya bising tidak menghilangkan kemungkinan


adanya endokarditis.
Tanda-tanda karena kelainan vaskuler seperti :

1. ptechiae, bercak pada kulit atau mukosa yang kelihatan


pucat.
2. splinter hemoraghes bercak kemerahan dibawah kulit.
3. osler node, nodus berwarna gelap yang menonjol dan sakit,
terdapat pada kulit, tangan atau kaki, terutama pada ujung
jari kaki.
4. janeway lesion, bercak kemerahan pada telapak tangan
atau

kaki,

tanda-tanda

pada

mata

berupa

ptekie

konjungtiva, perdaarahan, kebutaan, tanda endoflamitis.


Semua tanda-tanda yang disebutkan diatas tidak selalu
ada pada penderita endokarditis.
Elektrokardiogram tergantung dari kelaian dasar pada
penyakit jantung. Adanya gangguan konduksi menunjukkan
kemungkinan terjadi abses atau endokarditis. Gambaran foto
roentgen tergantung dari kelainan dasar pada jantung. Bila
ada gagal jantung akan ditemukan pembesaran jantung. Dan
tanda terdengar diparu.
2.5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Leukosit dengan jenis netrofil, anemia normokrom normositer, LED
meningkat, immunoglobulin serum meningkat, uji fiksasi anti gama
globulin positf, total hemolitik komplemen dan komplemen C3 dalam
serum menurun, kadar bilirubin sedikit meningkat.
Pemeriksaan umum urine ditemukan maka proteinuria dan hematuria
secara mikroskopik. Yang penting adalah biakan mikro organisme dari
darah . Biakan harus diperhatikan darah diambil tiap hari berturut-turut
dua / lima hari diambil sebanyak 10 ml dibiakkan dalam waktu agak lama
(1 -3 minggu) untuk mencari mikroorganisme yang mungkin berkembang
agak lambat. biakkan bakteri harus dalam media yang sesuai. NB: darah
diambil sebelum diberi antibiotik . Biakan yang positif uji resistansi
terhadap antibiotic.

Echocardiografi
Diperlukan untuk:
melihat vegetasi pada katub aorta terutama vegetasi yang besar ( >

5 mm)
melihat dilatasi atau hipertrofi atrium atau ventrikel yang progresif
mencari penyakit yang menjadi predisposisi endokarditis ( prolap

mitral, fibrosis, dan calcifikasi katub mitral )


penutupan katub mitral yang lebih dini menunjukkan adanya
destrruktif katub aorta dan merupakan indikasi untuk melakukan

penggantian katub.
Pemeriksaan (EKG) menunjukkan adanya iskemia, hipertropi, blok
konduksi, disritmia (elevasi ST), PR depresi.
2.6 PENATALAKSANAAN
1. Medis
1) Tirah baring
2) Farmakoterapi:

antibiotic

(penicillin,

streptomycin

vancomycyn,

gentamicyn)
3) Penderita dirawat di rumah sakit dan mendapatkan antibiotic intravena
dosis tinggi selama minimal 2 minggu. Pemberian antibiotik saja tidak
cukup pada infeksi katub buatan. Mungkin perlu dilakukan pembedahan
jantung untuk memperbaiki atau mengganti katub yang rusak dan
membuang vegetasi. Sebagai tindakan pencegahan, kepada penderita
kelainan katub jantung, setiap akan menjalani tindakan gigi maupun
pembedahan sebaiknya diberikan antibiotik.
Pengobatan akan berhasil baik bila dimulai sedini mungkin, obat
tepat (terutama sesuai dengan uji resistensi) valid, dan waktu yang
cukup. Pengobatan empiris untuk endokarditis akut adalah dengan
nafisilin 2g/ 4 jam, ampisilin 2g/ 4 jam dan gntamisin 1,5 mg/kg BB 8/
jam. Sedangkan untuk endokarditis sub akut cukup dengan ampisilin
dan gematisin. Pada orang dewasa atau anak-anak dengan endokarditis
disertai kelainan jantung reumatik dan bawaan dapat diberi pinisilin G
2,4-6 juta unit/hari diteruskan selama 4 minggu. Penisilin diberi secara
parenteral selama 2 minggu dan selanjutya diberi parenteral atau oral

(penisislin V). dap[at ditambahkan streptomicyn 0,5 mg tiap 12 jam


selama 2 minggu. Pada orang tua atau wanita setelah tindakan stentri
dan ginekologis dapat diberi penisilin G 1,2-2,4 juta unit/ hari
parenteral ditambah gentamicyn 3-5 mg/ kg BB yang dibagi dalam 2 -3
dosis. Ampisilin dapat dipakai dengan dosis 6-12 g sehari. Lama
pengobatan minimal 4-6 minggu. Bila kuman resisten terhadap
penisilin, dapat dipakai sefalotin 1,5 g tiap 3 jam iv atau nafsin 1,5 g
tiap 4 jam, oksasilin 12g/ hari atau vankomisin tiap 6 jam atau
eritromisin 0,5 g tiap 8 jam. Endokarditis yang disebabkan oleh jamur
biasanya fatal, doberikan amfotetisin B 0,5-1,2 mg/ hari iv dan
flurositosin 150 mg/ kg BB per oral.
Resiko mortalitas dan morbiditas tinggi pada tindakan bedah
yang terlalu awal, Tapi apabila pembedahan terlambat dilakukan, pasien
dapat meninggal karena hemidinamik yang buruk atau komplikasi
berat. Indikasi bedah adalah gagal jantung yang tidak dapat diatasi
dengan obat-obatan, septikimia yang tidak berespon dengan pengobatan
antibiotik, perluasan infeksi intrakardiak, endokarditis pada lesi jantung
bawaan, dan endokarditis karena jamur.
Profilaksis
memungkinkan

antibiotik
terjadinya

diperlukan
bakterimia,

pada
misalnya

tindakan
operasi

yang
atau

pencabutan gigi, American heart association merekomendasikan


pemberian amoksisilin 3g secara oral pada 1 ajm sebelum prosedur,
diikuti 1,5g pada 6 jam setelah dosis inisial. Bila pasien alergi terhadap
penisilin, dapat diberiakan 800mg klindamisin oral 1 ajm sebelum
prosedur, diikuti pemberian berikutnya 6 jam setelah dosis inisial.
2.

Keperawatan
Tindakan keperawatan diberikan berdasarkan kewenangan dan
tanggung jawab perawat secara profesional sebagaimana terdapat
dalam standar praktek keperawatan yaitu : Independent, Dependent,
Interdependent.

2.7 KOMPLIKASI

10

a. Komplikasi Endokarditis:
Diantara berbagai manifestasi klinik dari endokarditis komplikasi
neurologi merupakan hal yang penting karena sering terjadi, merupakan
komplikasi neurologik. Dapat melalui 3 cara:
1. penyumbatan dari pembuluh darah oleh emboli yang berasal dari
vegetasi endokardial
2. infeksi meningen, jaringan otak, dinding pembuluh darah karena
septik emboli atau bakterimia
3. reaksi immunologis
Melalui mekanisme tersebut dapat menyebabkan:
1. infark atau infark berdarah
2. pendarahan intra serebral, SAB, perdarahan subdural
3. prose desak ruang, seperti abses atau mycotic aneurysma
4. perubahan fungsi otak karena berbagai factor
Bila terjadi emboli akan akan mengakibatkan:
a. Gejala neurologik fokal bila mengenal hanya satu pembuluh darah
b. lebih dari satu pembluh darah tergantung dari istemianya apakah
dapat membaik sebelum terjadi kerusakan yang permanen maka
gejalanya mirip TIA, atau bila berlanjut menyebabkan kerisakan
jaringan otak dan terjadi proses supurasi.
Hal tersebut mengakibatkan:
1. septik atau septic meningitis
2. absces, mikro absces otak
3. meningoencephalitis
Bila dinding arteri atau vasa vaserum terkena maka akan terjadi
aneurisma, yang akan mengakibatkan pecahnya pembuluh darah yang
bersangkutan. Berbagai factor yang dapat menimbulkan kelainan
neurologis yaitu: Hipoksia, ganguan metabolisme, pengaruh obat-obatan,
pengaruh toksis dari infeksi systemic, reaksi imunitas terhadap pembuluh
darah, proliferatif endarteritis
.
b. Komplikasi dapat terjadi disemua organ bila terjadi emboli infektif

11

1. Gagal jantung
Komplikasi yang paling sering ditemukan adalah gagal jantung
sedang sampai berat dan kemtian terjadi 85% dari 95 kasus
2. Emboli
Emboli terjadi pada 13-35% endokarditis infektif subakut dan 5060% pada penderita endokarditis akut. Emboli arteri sering terjadi
pada otak, paru, arteri koronaria, limpa, ginjal ekstrimitas, usus,
mata dll.
3. Aneurisma nekrotik
Terjadi pada 3-5% endokarditis infektif dan akan mengalami
perdarahan
4. Gangguan neurologik
Ditemukan pada 40-50% endokarditis infektif. Ganguan bisa
berupa, gangguan kesadaran, gangguan jiwa (psikotik) meningo
ensepalitis steril. Kelainan pada pembuluh darah otak 80%
disebabkan infark dan 20% karena perdarahan otak

BAB III

12

ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 PENGKAJIAN

Data Demografi/ identitas


Umur (usia> tua)
Murmur jantung
Aritmia
Tekanan darah mneingkat
Nadi perifer cenderung lemah
Intoleransi aktivitas
Suku bangsa
Pekerjaan
Pekerja berat
Stress tinggi
Lingkungan/ tempat tinggal
Mempengaruhi pola hidup dan konsumsi makanan

Pengkajian data dasar


1) Riwayat atau adnya factor-factor resiko:
Penyakit jantung bawaan
Riwayat bedah jantung
Pemakaian obat-obatan intravena yang sembarangan
Prosedue diagnosa kardiovaskuler sebelumnya yang bersifat invasif
2) Pemerisaan fisisk berdasarkan pengkajian status kardiovaskuler dan
survei umum kemungkinan menunjukkan:
Tiga kelompok besar anemia, demam intermitten dan murmur
systole (dengan stenosis aorta infusiensi tricuspid atau infusiensi
mitral) atau murmur diastolic (dengan isufiensi aorta stenosis
tricuspid atau stenosis mitral)
Atralgia
Anoreksia dan kehilangan berat badan
Lelah
Spelenomegali
Lesi vaskuler

13

o Nodus osler (nyeri, adanya nodul merah dikulit)


o Lesi janeways (datar, tidak ada nyeri, bintik-bintik merah
yang ditemukan ditelapak kaki dan ditelapak tangan yang
menjadi pusat karena tekanan)
Ptekia
Gejala gagal jantung
3) Pemeriksaan diagnostik
Kultur darah positif untuk infeksi organisme
JDL menunjukkan leukositosis, Hb, hematokrit, dan SDM dibawah
batas normal
Laju sedimen eritrosit (ESR) meningkat, menggambarkan adanya
peradangan
Urinelasis AU menunjukkan hematuria dan proteunaria positif
Sinar X dada mendeteksi gagal jantung kongestif dan hipertropi
jantung
EKG untuk mengkaji gagal jantung dan aritmia
Ekokardiogram untuk menentukan luasnya kerusakan katup
Enzim jantung: CPK mungkin tinggi, tetapi isoenzim MB tidak ada
Angiografi: dapat menunjukkan stenosis katup dan regurtasi/
penurunan gerak dinding
Sinar X dada: dapat menunjukan pembesaran jantung, infiltrsi
pulmonal
JDL : dapat menunjukkan infeksi akut/ kronis anemia
Kultur darah: dilakukan untuk mengisolasi bakteri, virus, dan jamur
penyebab
LED: umumnya meningkat
Titer ASO: peninggian pada demam reumatik (kemungkinan
pencetus)
Titer ANA: positif pada penyakit antonium missal: SLE
(kemungkinan pencetus)

14

Perikardiosintesis: cairan pericardial dapat diperiksa untuik etiologi,


infeksi, seperti bakteri, tuberkolosis, infeksi virus, atau jamur, SLE,
penyakit rheumatoid, keganasan
4) Kajian perasaan pasien dan masalah-masalah tentang kondisi sesudah
distress cardiopulmonal
3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN
1)
2)
3)
4)
5)
6)

Nyeri (akut) dapat dihubungkan dengan inflamasi endokardium


Curah Jantung menurun b/d kontraksi otot jantung menurun
Gangguan pemenuhan nutrisi b/d malaise
Hipertermi b/d reaksi inflamasi
Intoleransi aktivitas dapat berhubungan dengan iskemia
Kurang pengetahuan b/d defisit informasi

3.3 INTERVENSI
1. Nyeri akut b/d inflamasi endokardium
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x24jam, klien menyatakan
nyeri berkurang
Kriteria hasil :
1) Skala nyeri berkurang
2) Grimes (-)
3) TTV normal : TD = 110/80, RR = 16-24x/menit, T = 36,5-37 C, N =
60-100x/menit
INTERVENSI/ TINDAKAN
Mandiri :

RASIONAL
Nyeri perikarditis secara khas terletak

Selidiki keluhan nyeri dada, perhatikan subternal dan dapat menyebar keleher dan
awitan

dan

penurun.
nonverbal

factor

pemberat

Perhatikan
dari

ketidak

atau punggung.

Namun

ini

berbeda

dari

penunjuk iskemia miokard/ nyeri infrak, pada nyeri


nyamanan. ini menjadi memburuk pada inspirasi

Misalnya: berbaring dengan diam atau dalam, gerakan, atau berbaring dan hilang
gelisah, tegang otot, menangis.

dengan

duduk

tegak/

membungkuk.

Berikan lingkungan yang tenang dan Catatan: nyeri dada dapat atau mungkin
tindakan

kenyamanan.

Misalnya: tidak

menyertai

endokarditis

dan

perubahan posisi, gosokan punggung, miokarditis, tergantung adanya iskemia.


penggunaan kompres panas/ dingin, Tindakan ini dapat menurunkan emosional

15

dukungan emosional, berikan aktivitas pasien.


hiburan yang yang tepat

Mengarahkan

Kolaboratif :

memberikan

kembali
distraksi

perhatian,

dalam

tingkat

Berikan obat-obat sesuai indikasi: agen aktivitas individu.


nonsteroid mis, indometasin (indocin); Dapat menghilangkan nyeri, menurunkan
ASA (aspirin), antipiretik mis; ASA/ respon inflamasi
asetaminofen (Tylenol)

Untuk

steroid

meningkatkan kenyamanan.

Berikan

oksigen

suplemen

indikasi

menurunkan

demam

dan

sesuai Dapat diberikan untuk gejala yang lebih


berat
Memaksimalkan
untuk

ketersediaan

ambilan

ketidaknyamanan

untuk

oksigen

menurunkan

berkenaan

dengan

iskemia.
2. Curah jantung, penurunan, b/d kontraksi jantung menurun
Tujuan : setelah dilakuakn asuhan keperawatan 2x24jam, curah jantung
adekuat
Kriteria hasil :
Akumulasi cairan dalam kantung pericardia (perikarditis)
berkurang
Tidak ada Stenosis/ insufisiensi katup
kontriksi fungsi ventrikel adekuat
Degenerasi otot jantung
INTERVENSI/ TINDAKAN
Mandiri:

RASIONAL
Takikardia dan disritmia dapat terjadi saat

Pantau frekuensi/ irama jantung

jantung berupaya untuk meningkatkan

Auskultasi bunyi jantung. Perhatikan curahnya

berespons

pada

demam,

jarak/ muffled tonus jantung, murmur, hipoksia, dan asidosis karena iskemia.
gallop S3 dan S4.

Memberikan deteksi dini dari terjadinya

Dorong tirah baring dalam posisi semi komplikasi,


fowler.

GJK,

tamponade

jantung.

Berikan tindakan kenyamanan, missal: Menurunkan


gosokan

missal:

punggung

dan

kerja

perubahan mrmaksimalkan curah jantung


16

jantung,

posisi, dan aktivitas hiburan dalam Meningkatkan relaksasi dan mengarahkan


toleransi jantung.

kembali perhatian.

Dorong penggunaan teknik menejemen Perilaku


stres,

missal:

bimbingan

imajinasi, mengontrol

latihan pernafasan.
Selidiki

nadi

yang

relaksasi,
cepat,

bermanfaat

ansietas,
menurunkan

untuk

meningkatkan
beban

kerja

hipotensi, jantung.

penyempitan tekanan nadi, peningkatan Manifestasi klinis dari tamponade jantung


CVP/ DVJ, perubahan tonus jantung, yang dapat terjadi pada perikarditis bila
penurunan tingkat kesadaran.

akumulasi cairan/ eksudat dalam kantung

Kolaborasi:

pericardia membatasi pengisian dan curah

Berikan oksigen suplemen.

jantung.

Berikan obat-obatan sesuai indikasi, Manivestasi klinis dari GJK yang dapat
missal: digitalis, diuretic.

menyertai endokarditis (infeksi/ disfungsi

Antibiotic/ antimicrobial intravena

katup) atau miokarditis (disfungsi otot

Bantu dalam perikardiosentesis darurat. miokard akut).


Siapkan pasien untuk pembedahan, bila Meningkatkan ketersediaan oksigen untuk
diindikasikan.

fungsi miokard dan untuk menurunkan


efek metabulisme anaerob, yang terjadi
sebagai akibat dari hipoksia dan asidosis.
Dapat diberikan untuk meningkatkan
kontraktilitas miokard dan menurunkan
kerja

jantung

pada

adanya

GJK

(miokarditis)
Diberikan untuk mengatasi pathogen yang
teridentifikasi (endokarditi/ perikarditis,
miokarditis), yang mencegah keterlibatan/
kerusakan jantung lebih lanjut.
Prosedur dapat dilakukan ditempat tidur
untuk

menurunkan

tekanan

cairan

disekitar jantung, yang dapat dengan


cepat

memperbaiki

(perikarditis).

17

curah

jantung

Penggantian katub mungkin perlu untuk


memperbaiki

curah

jantung

(endokarditis). Perikardektomi mungkin


diperlukan

karena

akumulasi

cairan

pericardial berulang atau jaringan parut


3.

dan kontriksi fungsi jantung (perikarditis).


Gangguan perfusi jaringan b/d malaise, tubuh kekurangan oksigen
Tujuan : setelah dilakuakn asuhan keperawatan 3x24jam, perfusi jaringan
adekuat
Kriteria hasil :
1) Oksigen dalam keadaan normal
2) Tidak ada tanda-tanda sianosis
3) Tidak ada embolisasi sistemik

INTERVENSI/ TONDAKAN
Mandiri :
Observasi

ekstrimitas

RASIONAL
Indicator yang menunjukkan embolisasi
terhadap sistemik pada otak.

pembekakan, eritmia.

Ketidakaktifan/

tirah

baring

lama

Perhatikan nyeri tekan/ nyeri, tanda mencetuskan stasis vena., meningkatkan


hormone positif.

risiko pembentukan trombosis vena.

Observasi hematuria, disertai dengan Menandakan emboli ginjal.


nyeri punggung/ pinggang, oliguria.

Dapat menandakan emboli splenik.

Perhatikan keluhan nyeri pada abdomen Dapat membantu mencegah pembentukan


kiri atas yang menyebar ke bahu kiri, atau migrasi emboli pada pasien dengan
nyeri tekan local, kekakuan abdominal. endokarsitis. Tirah baring lama (sering
Tingkatkan tirah baring dengan tepat.

diperlukan

untuk

pasien

dengan

Dorong latihan aktif/ Bantu dengan endokarditis dan miokarditis), namun,


rentang gerak sesuai toleransi.

membawa

Kolaborasi:

terjadinya fenomena tromboembolik.

Berikan/

lepaskan

antiembolisme sesuai indikasi.

risikonya

sendiri

tentang

stoking Meningkatkan sirkulasi perifer dan aliran


balik vena, karenanya menurunkan resiko

Berikan antikoagulan, contoh: heparin, pembentukan trombus.


warfarin (coumadin).

Penggunaannya controversial, tetapi dapat

Tes gas darah

meningkatkan

sirkulasi

menurunkan

risiko

18

vena

dan

pembentukan

thrombus vena supervisial/ dalam.


Heparilamin

dapat

digunakan

secara

profilaksis bila pasien memerlukan tirah


baring lama, mengalami sepsis atau GJK
dan atau sebelum atau sesudah bedah
penggantian katup. Catatan : Heparin
kontraindikasi

pada

perikarditis

dan

tamponade jantung caumaden adalah obat


pilihan untuk tera[pi setelah pengganti
katup

jangka

panjang,

atau

adanya

thrombus perifer.
Mengetahui kadar gas darah klien

BAB IV
PENUTUP
4.1 kesimpulan
Endokarditis merupakan infeksi pada lapisan endokard jantung ( lapisan
yang paling dalam dari otot jantung ) akibat infeksi kuman/ mikroorganisme
yang masuk. Pada lapisan ini didapat adanya lesi spesifik, berupa vegetasi,
yang merupakan masa dengan ukuran yang bervariasi, yang terbentuk platelet,
fibrin, mikroba, dan sel-sel inflamasi saling berkaitan satu sama lain. Di dalam
jantung, tempat yang paling sering terkena proses endokerditis infeksi adalah
katup jantung namun proses endokarditis dapat pula mengenai sisi septal
defect (misalnya pada atrial defect, ventricular septal defect), arteriovenois
shunt, arterioterial (patent dustus arterious) atau koartasio aorta, endokarditis
dibagi menjadi dua, yaitu endokarditis infektif dan endokarditis bakterialis.
4.2 saran

19

Endocarditis merupakan infeksi dari mikroorganisme. kapan terjangkit


miokarditis itu tidak bisa ditebak. tapi yang pasti ada baiknya kalau kita selalu
memeriksakan kesehatan jantung kita secara berkalah agar kita bisa
mengetahui jika ada gangguan pada jantung.

DAFTAR PUSTAKA
Corwin,Elizabeth J. 2001. Buku Saku Patofisiologi. EGC. Jakarta.
Doenges, Marilynn E.Moorhouse, Mary Frances. 2002. Rencana Asuhan
Keperawatan. EGC.
Muttaqin, Arif. 2009. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan
Gangguan Sistem Kardiovasculer. Jakarta: Salemba Medika
Smeltzer C suzanne, Bare Brenda G. 2002. Keperawatan Medikal Bedah.
EGC. Jakarta.

20

Anda mungkin juga menyukai